ADIK IPARKU PART 4

 


pijat.”




“Danilla, kenapa kamu selalu saja seperti memasang tembok besar denganku? Apakah pria sepertiku, tidak layak untuk mendapatkan gadis istimewa sepertimu?” Galih


selalu mengatakan hal ini setiap kali datang ke sini. Namun aku berusaha untuk tidak meladeninya.




“Apa yang aku lakukan, ini hanyalah sebatas pekerjaanku. Sekarang sudah waktunya jam istirahatku, selamat beristirahat.” Aku menggunakan pakaianku dan keluar dari ruang praktekku. Aku selalu merasa terganggu dengan pria seperti dia.


Aku masuk ke dalam kamar mandi, dan menangis sejadi- jadinya di sana. Aku selalu




merasa tertekan, setiap kedatangan Galih. Serta mempertanyakan kehidupanku, yang tidak juga kunjung berubah. Aku merupakan anak dari keluarga broken home.


Ayahku berselingkuh dan menikah lagi dengan wanita lain. Di mana saat itu dia meninggalkan 3 orang anak beserta istrinya. Aku, kakakku,




dan adikku, yang semuanya adalah perempuan. Ibuku bekerja hanya sebagai pembantu saja sehari-harinya.


Aku mengharapkan dan menginginkan kehidupan yang lebih baik. Entah kenapa hari itu aku begitu terbawa perasaan, dan malam harinya aku baru mengetahuinya, bahwa aku sedang menjelang menstruasi. Itu sebabnya aku




begitu emosional sepanjang hari.


Setelah hari itu, aku terus melanjutkan pekerjaanku. Andra pun tidak pernah


menghubungiku berminggu-minggu.


bahkan sudah melupakan Andra, karena dia juga tidak datang lagi ke tempat ini.


selama Aku mulai




Ibaratkan hanya pelanggan yang datang sekali saja, meskipun sebenarnya di dalam hatiku, aku masih mengharapkan dia menghubungiku. Hingga akhirnya 1,5 bulan berlalu, saat malam hari tepatnya jam 9 malam.


Aku baru saja sampai di rumah, karena saat itu aku masuk kerja shift pagi. Aku




mendapatkan telfon dari orang yang tidak dikenal, aku terbiasa tidak mengangkat telfon dari nomor yang tidak aku kenali. Jadi aku memutuskan untuk mencueki telfon itu.


Saat itu aku sedang bersantai, sambil membalas chat dari beberapa pria yang sudah mengejarku selama beberapa bulan ini. Namun entah




kenapa, aku tidak menyukai satu pun dari mereka. Meskipun mereka perhatian dan selalu ada, tapi aku tetap merasa tidak nyaman.


Aku paham bahwa tujuan mereka bukanlah aku, namun mereka ingin menikmati tubuhku secara gratis. Mereka sebenarnya tidak mencintai aku, mereka hanya bernafsu denganku. Hal ini dibuktikan




dari mereka yang minta foto seksiku.


Iyaa, aku memang wanita rendahan. Sampai semua pria yang mendekatiku, bersikap seperti ini. Telfon yang masuk hanya berdering 1 kali, setelahnya tidak berdering lagi. Entah kenapa aku merasa penasaran dengan nomor telfon ini.




Aku memutuskan untuk menyimpan nomornya, dan aku berikan nama dengan tanda tanya. Untuk melihat fotonya di whatsapp milikku, dan untung saja aku melakukan hal ini. Aku membuka kontak, dan membuka profil orang yang menelfonku barusan.


Aku melihat foto profil Andra, di nomor whatsapp itu. Aku




dengan cepat langsung menelfon balik Andra, aku merasa ini sebuah kesempatan besar untukku. Telfon pertama dia tidak mengangkatnya, dan aku kembali menelfonnya. Di telfon kedua, dia mengangkat telfonku.


“Haloo? I-Ini Andra, yaa? Iyaa bukan sih ini Andra? Fotonya mirip banget sama Andra




soalnya,” ucapku yang mengajaknya berbincang.


“Ma—Maaf, Danilla. Aku khilaf menelfonmu, iyaa aku baru saja melalui hari yang buruk. Ji—Jika tidak berkenan, kamu bisa menutup telfon ini.” Aku mendengar suaranya seperti sedang sedih. Dia terdengar baru selesai menangis. Pria bisa menangis juga toh?




Entah apa yang terjadi dengannya, tapi dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. “Aku tidak masalah kok, aku memang baru pulang kerja. Tapi, kalo kamu mau aku temenin. Aku masih bisa nemenin kamu, besok soalnya aku masuk shift siang.”


Andra terdiam sesaat, selama hampir 1 menit tidak ada




suara darinya. Namun telfon masih tetap tersambung, aku dengan sabar menunggu jawabannya saat itu. Entah kenapa, malah jadi terkesan aku yang begitu menginginkannya.


“Share location kamu, aku ke sana sekarang,” ujarnya yang kemudian mematikan telfonnya. Dengan cepat aku mengirimkan share location




kepada Andra. Aku yang saat itu sudah menggunakan lingerie untuk pakaian tidur.


Langsung bangun, cuci muka, dandan, pakai baju yang bagus. Wahh pokoknya rempong banget aku waktu itu. Pikirku, aku akan bertemu cowo ganteng yang aku sukain banget. Wajahnya ramah, manis, imut, dan juga keliatan lucu bangeet.




Aku bingung apakah harus tampil seksi di pertemuan pertama, atau aku harus tampil sebagai gadis biasa. Tidak, tidak! Andra adalah pria baik-baik, aku harus tampil dengan setelan pakaian yang biasa saja. Aku benar-benar lupa, dia pria yang berbeda.


Aku mengambil blouse warna hitam, jaket parka warna pink,




celana jeans, dan juga tas kecil hitam yang biasa aku bawa. Baru selesai aku berdandan dan berpakaian cantik, aku melihat dari jendela kamar, ada mobil berhenti tepat di depan rumahku.


Dia turun dari mobil berjenis SUV miliknya, dengan merk Ford Everest. Dengan pakaian masih menggunakan kemeja




warna putih, serta celana bahan warna hitam. Dia berdiri di depan pagar kontrakanku sambil terlihat menelfon. Dan tidak lama, handphoneku berdering.


I-Itu benar-benar Andra, dia benar-benar datang malam ini. Mi—Mimpi apa aku semalam? Dia ternyata cowo yang cukup berada dan sepertinya sudah mulai




mapan. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini!


 Aku memutuskan untuk segera keluar dari kamar, ibuku yang melihat aku keluar dalam kondisi sudah cantik dan rapi. Dia sampai bertanya-tanya, “Anak




perempuan, jam segini mau keluar kemana lagi? Hah? Udah jam 9 lebih ini! Kamu mau pergi kemana, Danilla?”


“I-Ini Bu, ada temen cowo aku udah datang. Dia udah nunggu di depan pagar kontrakan rumah kita. Tuh lihat, orangnya sudah di depan,” jawabku sambil menunjuk ke arah Andra yang menungguku keluar

Posting Komentar

0 Komentar