CEMBURU PART 3

 

Setelah cukup lama di depan, aku pikir kok lama mama di dapur?? Apalagi siDamar? Apa dia tidur dikamar gue ya?? Dah mau sejam ini.






Ah ga mungkin, paling lagi ngobrol sama mamah diDapur sambil cek belanjaan. Ga mau pikiran jorok dan prasangka jelek ada lagi, mendingan aku beresin gelas dan botol minuman soda dimeja kantin sekalian bersihin meja kantin.




Aku pun sungguh kaget, karna saat tak sengaja menangkap keganjilan disana. Saat aku berjalan hendak menyimpan piring kotor ditempat pencucian, mama dan Damar seperti kaget dan merapihkan pakaian mereka.




Walaupun posisi Damar sedang memotong Daging Ayam, dan mama ada dibelakangnya terlihat wajah mereka merah padam. Terlebih lagi, baju kaos Damar yang ia kenakan milik ku kekecilan memperlihatkan Pahatan Otot badannya dengan sempurna.






"Sebesar ini cukup kan bu....? " Tanya Damar. Menghilangkan kegugupan.


"Naah ia... Ini cukup." Kata mama, lalu menjelaskan sesuatu kepada Damar. Aku pun kembali kedepan, mungkin aja tadi itu perasaan aku aja.






Lagian cowok sekeren Damar mana mungkin tertarik sama mamah, apalagi penampilan mamah seperti Asisten Rumah tangga yang menutupi kecantikannya.






"Heii.... Belum mulai latihan??" Tanya ibu Indah yang baru selsai dari Kantor Tata Usaha Sekolah.


"Belum bu, sebentar lagi..... " Kata ku menyambut wanita Cantik Idaman ku.


"Eummppptt..... Mamah kamu dimana Al?" Tanya Bu Indah.


"Ada di dapur lagi siapin mennu, saya panggilin sebentar." Kali ini aku berjalan sedikit mengendap ngendap.






Benar saja, terlihat Damar sedang belajar serius memasak dengan mamah. Namun kali ini mamah meminta Damar agar biar mamah yang memotong Ayam di tangannya.






"Maah.... Ada Bu Indah nanyain mamah....!!! " Kata ku.


"O iaa.... Hihihi.... Yuk nanti lanjut lagi nak Damar, biar ibu yang selsaiin. Lagian juga Albert bentar lagi keLapangan. Ia kan naak??" Kata mama sambil mengedipkan satu matanya kepada ku.


"Ia kak, gpp nanti aja... Siapa tau ada Izin kak Damar nanti gabung kita latihan Futsal." Ajak ku padanya.


"Kita liat nanti, aku juga ga yakin boleh. Soalnya masih massa hukuman sekolah." Katanya dengan wajah lesu.






Tak ada yang aneh maupun janggal dimata ku setelah keberadaan Ibu Indah di kantin menjelang sore. Hingga selsai berlatih seperti biasa sore hari, seperti biasa kujalani hari dengan semangat baru.






*******








Perasaan Damar dan Anjani saat itu terhubung satu sama lain, ada getaran getaran yang sulit mereka ungkapkan saat bersama.




Walaupun hanya beberapa Jam bersama Damar, Anjani merasa terbang keAwang Awan. Begitu pula dengan Damar, setelah 5 tahun ditinggalkan Ibunya ia merasa keberadaan Anjani mengisi Relung Hati dirinya yang kosong.




Mereka berjuang mati matian terlihat biasa diDepan Albert maupun ibu Indah. Hingga akhirnya Damar berpamitan pulang kepada Bu Indah Dan Bu Anjani.




Biasanya ia merasa sedih atau menonton rekan rekan timnya latihan walau dari jarak cukup jauh. Namun saat itu ia pulang dengan rasa bahagia, selain lebih mengenal dekat sosok Albert ia juga berharap banyak dengan sosok Anjani Ibu dari Albert.








*******






POV Albert








Seperti biasa skenario ritual mandi sore, aku menguping pembicaraan Bu Indah dan Mamah sambil mandi. Namun kali ini berbeda, terdengar suara Lingga, Anji, Vinay, Sugeng, serta Ibu Indah tentunya.






"Kemana ya bu, bu Anjani.... Aku udah laper banget nih... Dari Siang tadi belum makan." Kata Vinay yang berperawakan India Sunda.


"Ia bu, kalau bu Anjani lama bantu ma bu Indah dong siapin." Tambah Anji. Terdengar jelas suaranya.


"Nunggu sebentar lagi kenapa sii.... Kalian tau sendiri bu Anjani tadi sibuk banget, sekarang mandi dulu." Terdengar suara bu Indah berkata.


"Naaah itu dia, bu Anjani.... Hihihihi...... " Suara hening seketika. Aku pun lalu menyelesaikan ritual mandi Sore ku saat itu.






Segera aku mengambil langkah cepat dan senyap mengintip seperti apa mamah mengenakan busana yang diberikan Ibu Indah. Sehingga suasana diKantin sana terdengar Hening.




Tidak hanya Empat orang kakak kelas ku yang terpukau dengan Kecantikan mamah ku sore itu, aku juga merasa bangga rupanya mamah bisa secantik dan sexy itu apabila dandan serta mengenakan pakaian yang Branded.




Bu Indah tersenyum bangga, sedangkan keEmpat teman ku terlihat salah tingkah saat itu awalnya.






"Kalau tau bu Anjani secantik ini lebih baik ibu jadi Guru pelajaran Kimia bu.... " Puji Vinay.


"Setuju banget, Kimia, Fisika, Biologi.... Yang ngajar bu Indah dan Bu Anjani yang ngajar dijamin ga ada acara bolos kita..... Hahahaha....!!! " Tambah Sugeng.


"Kalian bisa aja, kebetulan ibu tadi gerah banget jadi mandi dulu." Kata mamah saat itu lalu menyiapkan makanan pesanan mereka berEmpat.


"Wah kalau tau gitu, saya juga mau dimandiin Bu Anjani...... " Kata Anji mulai berani menggoda mamah. Wajah mama merona merah.


"Wush!!! Sembarangan, Albert yang anaknya aja udah jarang diMandiin...!!!! Hihihihihi..... " Timpal Bu Indah semakin berani menggoda mereka.


"Itukan beda lagi Bu....!!! Kalau sama kita sih dijamin mandi enak.... Hahahahaha!!! " Timpal sugeng yang semakin berani menggoda mamah dan Bu Indah.


"Euummmpppptttt yakiin?? Coba bilang sama yang itu tu kalau bener berani??? " Tantang Bu Indah.






Rupanya saat itu datang suami Bu Indah yaitu Pak Anthony. Namun anehnya seketika candaan candaan yang tadi hilang saat ada Pak Anthony.




Mamah terlihat membungkus makanan untuk Bu Indah dan Pak Anthony, sepeninggal mereka berdua aku mengintip mereka ingin tau apa yang akan terjadi andai aku tak ada disana.






"Sumpah Bu ini enak banget, 3 mennu berbeda tapi tiga tiganya Nendang Rasanya bu." Kata Anji.


"Gue setuju, saya minta bungkus ya bu buat di rumah. Sekalian besok saya pesan buat besok." Tambah Lingga.


"Hmm, ia nak jangan khawatir ibu pasti siapkan hihihi.... " Kata mama sambil berada diMeja Display atau etalase Hidangan.


"Bu Foto dulu deh ni mennunya, ini ga kalah dengan mennu diCaffe." Kata Vinay mendekat ke meja mama lalu memotret mama dengan memegangi mangkok berisi mennu makanan yang mama hidangkan untuk Vinay.






Hhhhh..... Ga penting banget, aku pun kebawah untuk mengenakan pakaian ku. Karna saat ku mengintip aku hanya memakai celana Boxer dan handuk.








*******








Tanpa Albert sadari, saat Ibunya Anjani berfoto dengan Vinay. Awalnya pose biasa namun tangan tangan nakal Vinay mulai berani hinggap di area pinggul dan bahu Anjani yang cukup menggoda dan kencang serta bahu yang cukup terbuka.




Belum lagi yang terhalang tinggi meja kantin tempat Ibu Anjani berjualan.




Anjani awalnya kaget, namun ia pikir tak ada salahnya ia memanjakan sedikit pelanggannya. Hingga pose Foto salah satu terakhir dari pemuda tanggung itu berdiri dibelakang Anjani menempelkan penisnya dibelahan Pantat Anjani, ia malah dengan berani memepetkan pantat nya kebelakang.




Vinay pun kaget kegirangan mendapat respon dari ibu Anjani, sedangkan Sugeng dan Anji hanya antara sadar dan tak menyadari apa yang terjadi dibalik meja itu. Hanya Anjani dan Vinay yang tepatnya menikmatinya.




Yang jelas bagi Anji dan Sugeng mereka melihat wajah Bu Anjani dan Vinay memerah, saat berpose Vinay berdiri dibelakang bu Anjani.




Seperti Halnya Lingga yang tak tau apa apa, meskipun ia juga cukup dekat namun posisi badannya membelakangi Ibu Anjani bersama ke Tiga temannya.








POV Albert








Aku pun mengunci pintu Uks yang di jadikan Loker sementara sore itu lalu melangkah seperti biasa keKantin, lagi lagi mama dan kakak kelas ku terlihat bersikap biasa di hadapan ku.




Jauh berbeda sikap mereka saat aku ada di sekitar mereka, aku pikir mereka malu mengakui mamah ku Cantik andai diberi Busana yang Bagus.






"Eh bro, dah pada balik ya?? " Tanya Lingga yang saat itu duduk dimeja kantin menghadap ku dan membelakangi mereka berempat.




Tangan kanannya memegang Sendok sedangkan tangan kirinya memegangi Ponsel.




"Udah, makanya aku Kunci." Jawab ku sambil duduk di bangku sebelah meja Lingga.


"Al siapa nih!!! Kenal engga.....???" Tanya Sugeng kepada ku. Sambil matanya mengarahkan ke mamah yang saat itu tampil beda.


"Biasa ah, lagian juga nyokap gue udah punya suami." Kata ku ketus, yang ku maksudkan agar mereka tidak berlebihan dengan penampilan mama saat itu.






Namun dari raut wajahnya mamah terlihat kesal dan kecewa dengan pendapat ku.






"Waaah.... Parah loe, kalau gue punya nyokap secantik ini ga bakalan gue suruh capek jualan sama masak." Goda Vinay.


"Bener tuh, Bu Anjani lebih cocok kerja Kantoran atau jadi sekertaris di kantor bokap gua bro." Tambah Anji.






Pujian Vinay dan Anji kembali membuat mama tersenyum senang. Aku saat itu kehabisan kata kata, lalu berlalu kedapur membersihkan sisa sisa piring dan alat masak yang kotor.




Tak lama terdengar mereka berpamitan pulang karna saat itu benar benar sudah sore, tak ada lagi aktifitas di sekolah yang terkenal Angker dimalam hari.










*********








Kecantikan dan KeAyuan dari Anjani Prameswari perlahan tapi pasti kembali bersinar, setelah melalui massa massa sulit dan beban pikiran cukup berat berkat kehadiran remaja tanggung rekan rekan dari putranya serta Bu Indah.




Sedangkan Albert Putra Bu Anjani lebih terpukau dengan Kecantikan Bu Indah, wanita berhijab bersuami Antony Tampan ala Artis Asia.

Posting Komentar

0 Komentar