CEMBURU PART 2

 

Kejadian sore kemarin membuat Albert cukup Viral dilingkungan Sekolah, meskipun tak dirayakan secara berlebihan namun beberapa Wali Murid sangat senang dengan Bangga dengan Aksi Heroik Albert.




Beberapa orang tua murid mulai kepo dengan jati diri Albert, setelah mengetahui keadaan Orang Tua Albert mereka semua yang mulai menyelidik melalui Putra Putrinya yang Sekolah diSana, mulai turut Prihatin.




Hingga mereka berpikir Pendidikan di sekolah tempat Putra Putri tidak selalu berhubungan dengan Prestasi dan Status Sosial, namun mendidik keberanian Anak didiknya mengambil tindakan. Adalah bagian dari pendidikan di sekolah Putra putri mereka.




Paham akan keadaan Albert yang Prihatin, beberapa Orang tua dan Wali murid yang sudah sangat amat berkecukupan diam diam berpatungan atau perorangan memberikan Hadiah kepada Albert melalui putra putri mereka yang bersekolah disana.




Tidak hanya Asep dan Pram yang sudah dekat lama selama beberapa bulan ini dengan Albert. kejadian "heroik yang Viral" Tersebut sampai kewali Murid Reina serta Angela.




Hingga pihak Osis Sekolah serta murid populer, berkumpul dan sepakat memberikan Hadiah hasil Patungan dari Wali murid untuk Albert. Yaitu berupa Ponsel dan Laptop untuk menunjang pendidikan Albert.




Semua itu adalah ide Damar saat Rapat Rahasia antar murid populer dan Osis, Damar pikir takut akan ditolak oleh Albert karna Damar sedikit banyak mengerti sikap Cuek dan jutek Albert yang disebabkan Minder dengan status sosialnya disekolah ini. Terlebih lagi Albert belajar di sekolah berkat kemurahan hati Pemilik Yayasan, serta Ibu dan keluarganya tinggal di beberapa Aset ruangan milik sekolah.




Asep maupun Pram setuju, karna kedua orang ini terlihat paling dekat dengan Albert semua yang hadir rapat itu juga tau. Oleh karna itu baik Asep dan Pram, diberi Tugas seolah olah hadiah hasil dari Patungan ini adalah Hadiah dari mereka berdua.




Albert terlihat sangat senang dan girang, selain alasan untuk hadiah keberanian Albert tempo hari. Asep berdalih bahwa Laptop itu ia miliki 2 di rumah, tak ada salahnya satu ia pinjamkan ke Albert.




Jadi Asep mewanti wanti agar tidak menjual Laptop itu andai butuh uang, asep hanya perkenankan digunakan Albert untuk tugas Sekolah serta mencontek jawaban Tugas Pekerjaan rumah yang diberikan Sekolah.




Sedangkan Pram beralasan, mamahnya membelikan ponsel yang lebih bagus dari ponsel yang ia Gunakan sekarang. Jadi ia minta tidak apa apa Albert pakai selama masih belajar dan Sekolah bersama mereka, andai diGambarkan Ponsel dan Laptop Canggih itu adalah Lambang Persahabatan mereka.




Asep dan Pram sangat bahagia melihat reaksi sahabatnya itu melihat hadiah itu, bahkan beberapa murid lain seperti Damar maupun Reina salah satu Siswi Tercantik disekolah memperhatikan moment itu diKantin Sekolah. Namun secara diam diam, bahkan terlihat cuek.




Termasuk Anjani mamah Albert, sama seperti Albert yang tak curiga kalau beberapa temannya diKantin siang itu memberi Dua sekaligus hadiah mewah kepada Albert. Sedangkan Albert yang polos dan lugu tentang Gadget mahal masih meraba raba memainkan mainan barunya itu dengan rasa kagum dan sangat senang.




Hal itu membuat Damar yang tumbuh besar tanpa kasih sayang ibu semakin Prihatin kepada Albert, hal serupa juga membuat Reina Simpati kepada adik kelas yang polos dan sedikit bodoh namun gagah dimatanya dengan badan gelap yaitu Albert.








POV Albert








"Keren tuh!!! Boleh liat bro!!! " Sapa Damar siang itu dikantin Sekolah setelah Asep dan Pram memberikan Ponsel dan Laptop yang tak terpakai kepada ku.


"Boleh kak silahkan...." Ku geser laptop itu ketempat duduk Damar disamping ku.


"Duuh nak Asep, nak Pram, ibu terimakasih banget lho dengan barang barangnya.Abis Ibu khawatir, Anak ibu ga bisa makenya." Kata Mamah yang terlihat resah sambil berdiri dimeja kami berkumpul.


"Ibu tenang aja, putra ibu ini sebetulnya Pintar bu.... " Kata Asep sambil menikmati santap siangnya.


"Bener tu bu.... Lagian juga sayang ga ada yang pake dirumah. kalau ada apa apa juga tenang aja bu, om saya punya toko elektronik buat perbaikinnya." Tambah Pram, sedangkan aku sibuk memainkan Fitur kamera di ponsel itu.


"Maa... Coba deh mama pose dikit sama Kak Reina.... " Kata ku kali ini sambil mengarahkan kamera ponsel ku kepada mereka. Saat itu Kak Reina mengenakan head set,Sambil makan.


"Eeiit ga sopan!!! " Bentak Reina yang sadar akan ku Foto bersama Mama ku. Wajah galaknya terlihat makin Cantik.


"Tp gpp sii.... Foto sama bu Anjani, abis masakan ibu siang ini Enak BANGET!!! " Sambil tersenyum manis, aku terkejut dengan kalimat Reina yang ku kira akan marah.


"Sini bu, kita Foto diPonsel Albert." Setelah ku arahkan kamera dan 3 kali menShoot moment itu, aku pun semakin kagum dengan mereka berdua.


"Kenapa naak... Jelek yaa...??? " Tanya mamah yang ga Pede saat itu. Karna aku cukup lama memandangi layar ponsel.


"Justru aku bingung ma... " Sambil menatap hasil foto kamera ponsel itu. Mama pun mengerutkan keningnya.


"Kameranya yang bagus, apa memang Reina dan Mama yang cantik ya.... " Ku serahkan ponsel baru ku kepada mama, memperlihatkan hasil foto tadi.






Wajah mama memerah, walaupun kami tak mengucapkan kata kata aku yang meminum teh dingin merasa kagum dengan kecanggihan teknologi dan kecantikan mereka berdua.






"Coba bu Reina liat???" Kata Reina yang kembali duduk menikmati makanannya yang dibuat mamah.


"Keren asli keren ni fotonya, gue bajak ya... Sekalian promosiin 'Meal Of The Day' masakan ibu Anjani." Kata Reina sambil memainkan ponsel ku.


"Duuh nak Reina, gpp itu?? " Tanya mamah yang terlihat khawatir.


"Ibu tenang aja, nanti liat ya reaksinya gmana... Emang enak kok aku suka masakan ibu. Supaya banyak yang makan siang disini." Reina meyakinkan mama siang itu. Sedangkan aku, secara tidak langsung diberi arahan cara menggunakan laptop Asep secara maksimal.


"Buu... Saya juga mau pesan dong, tapi ga pedes, soalnya tadi ga sarapan. Boleh bu?? " Tanya Damar kakak Kelas ku.


"Boleh tentu saja bisa nak Damar, sebentar ya ibu buatin." Mama pun berlalu keDapur kantin sekolah.






Damar memuji masakan mama siang itu, meskipun sambil berdiri dan sibuk mama sangat senang dengan Pujian Damar siang itu. Bahkan Damar meminta dan memesan Mennu untuk besok jam Istirahat Sekolah serta jam makan siang. Mamah terlihat senang masakannya diFavorite oleh Damar.




Seperti biasa, dengan pakaian lusuh tertutup mamah dengan cekatan memasak dan menghidangkan masakan bagi Hampir seluruh murid dan Dewan Guru siang itu.




Hingga semakin lama tak terasa para siswa semakin ramai siang itu ramai dan memenuhi Kantin, ada yang sekedar nongkrong maupun makan siang disana.




Aku pun ke kamar rumah ku, yang berlokasi hanya beberapa meter dari kantin lingkungan sekolah. Terlebih, Damar membantu mamah sedangkan Asep dan Pram pamit pulang membawa salin pakaian untuk latihan nanti sore.






"Nak!!! Kalau sudah simpan itu diKamar mu, tolong bantu ibu ya. Teman teman mu ramai yang jajan disini." Pintanya.


"Ia bu" Kata ku singkat.






Lalu berjalan keRumah, beberapa puluh menit kembali menikmati dan mempelajari Gadget pemberian Asep.






*******








Sepeninggal Albert, tanpa ia sadari mulai ada chemistry antara Damar dan Anjani. Satu sisi bagi Anjani sangat senang dibantu Albert, kakak kelas yang Tampan dan Gagah. Di sisi lain Anjani minder dengan penampilan nya saat ini, belum lagi ia kesal dengan Albert anaknya yang lagi lagi cuek kepadanya.




Sedangkan bagi Damar, ia merasa nyaman dan exciting membantu beberapa mnnu masakan Ibu Anjani. Disisi lain sebenarnya ia ingin sekali ngobrol dan menggoda Ibu Anjani yang anggun, cantik, lembut dan keibuan, hanya saja semua itu tertutup oleh penampilan Anjani yang terkesan Ndeso dan pemalu. Damar membayangkan andai mendiang ibunya masih ada pasti secantik dan pintar masak seperti Ibu Anjani.




DiKedua insan berbeda umur itu, saat ini memendam rasa kagum satu sama lain. Walaupun kedekatan mereka terhitung Singkat.




Setelah 50 menit berlalu dengan kesibukan Ibu Anjani di dapur kantin, barulah Albert datang membantu.






POV Albert






"Ok sekarang bagian ku bersih bersih." Kata ku dengan penuh rasa semangat setelah meletakkan Ponsel dan Laptop baru ku ditempat yang aman.


"Kamu dari mana aja lo... Liat tuh seragam kakak kelas mu sampe kotor bantuin Ibu... " Kata mamah memperlihatkan seragam kak Damar sambil tetap menghidangkan Soto lamongan dan Sayur Sop siang itu.


"Gpp kok bu, seru juga kayak gini, apalagi rame yang pesan Hehehe..... " Kata Damar


"Tenang aja kak sekarang bagianku membersihkan Piring Kotor dan meja Kotor lalu cuci Piring kotor. Maaf aku dan mamah jadi Repotin Kak Damar." Kata ku lalu bergerak maju kemeja meja kantin yang mulai kosong karna ditinggal teman teman ku yang sebagian mulai pulang.






Sangat senang saat ini hati ku, selain para teman teman menaruh Respect akibat keberanian ku kemarin. Tanpa terasa lelah aku membersihkan dan merapihkan tugas ku siang itu, terlebih lagi ada Kak Damar sosok yang ku kagumi membantu mamah.




Jadi tugas mamah sekarang jadi sedikit lebih Ringan, selain menghidangkan makan siang kepada para siswa. Mamah kebagian tugas menghitung jumlah harga makanan yang dibeli siswa, serta mengantar makanan pesanan beberapa Dewan Guru melalui OB Sekolah.






"Siap, semua beres ma... Tinggal beberapa temen ku yang masih nongkrong dan makan siang." Kata ku kepada Mamah dan kak Damar yang terlihat serius mamah menghitung uang dan Damar bermain ponselnya.


"Gmana ya nak.... " Raut wajah mama terlihat bingung kearah ku.


"Ada apa bu...?? " Tanya Damar yang lebih sigap dari ku, karna aku sedang merapihkan Piring yang tadi ku Cuci.


"Nanti sore kan tim bola latihan, tapi beberapa bahan makanan udah Habis. Mana Ibu ga enak lagi kalau beberapa teman kalian udah pesan." Tanya mamah khawatir. Sebenarnya gue males banget sih panas terik gini belanja. Apalagi gue juga kan ikut latihan ntar sore.


"Kalau gitu pake aja motor gue bro...!!! " Tawar Damar kepada ku.


"Pake motor gue beli bahan masakan yang kurang, jadi cepet." Tawar Damar pada ku sambil menyerahkan Kunci motor.


"Duh.... Gmana yaa.... " Kata ku sambil garuk garuk kepala.


"Hemmhhh dasar males!!! " Kata mamah sambil memukul ku dengan Kain Serbet yang ku gunakan mengelap piring basah.


"Gpp nak, biar Ibu aja.... Lagian juga beberapa bakan makanan kalian pasti belum tau... " Kata mamah bersiap siap meninggalkan kami.


"Kalau gitu biar saya antar bu, sebagai gantinya nanti sore saya nikmatin mennu lain yang ibu masak Gratis!!! " Kata Damar.






Aku pun kaget dengan expresi wajah mamah saat itu, selain wajahnya merah semu mamah sangat senang dengan tawaran Damar. Duh kenapa ya suasana jadi Aneh gini.






"Ya udah kalau itu syaratnya, ibu setuju... " Kata mama,berpandangan berdua dengan sorot mata penuh Arti. Namun segera mereka hentikan karna sadar aku ada di dekat mereka


"Naaak, tungguin sebentar ya.... Mamah ga akan lama kq..... Hihihihi...... " Lalu mamah dan Damar meninggalkan ku. Setelah mereka berdua meninggalkan ku, kq lagi lagi aku jadi deg degan gini yak???






Aku pun tiba tiba berlari menyelinap keArea Pakiran motor yang tak jauh dari kantin. Jantung ku berdebar hebat melihat keAkraban mereka berdua, apalagi setelah mama mengenakan Helm yang diberikan Damar kepada mamah ku.




Awalnya mamah terlihat cangung dan malu malu, namun saat beberapa meter melalui gerbang Sekolah mamah merangkul mesra Damar yang mengendarai motor sport nya.




Ah siaal!!! Kq gue jadi Konak gini ya ngbayanginnya. Apalagi siDamar sekarang lagi enak punggungnya menerima Himpitan Payudara mamah. Tp masa ia si seganteng Damar bisa naksir sama emak emak??? Aku pun segera kembali keKantin setelah melihat mereka pergi berboncengan.






"Woyy!!! Nglamun aja loe bro!!! " Kata Damar yang tak lebih dari tiga puluh menit kembali dan meletakkan Helm dimeja kantin.






Padahal saat itu aku membayangkan mamah dan Damar sedang kasmaran berdua sambil belanja. Duh kenapa Otak gue jadi mesum gini sih!!!! Mikirnya yang engga engga.






"Ya elah Albert!!!!! Ayuk bantuin nyokap elu turunin belanjaan. Banyak tuh nanti dateng diParkiran." Kata Damar menepuk Punggung ku yang sedang melamun jorok.


"O ia sorry sorry, yuk bro.... " Kata ku berjalan mengikutinya dari belakang.






Bagasi dan Jok penumpang taksi Online terlihat penuh saat itu dengan belanjaan mama, rupanya perkiraan ku salah. Duh bego banget sih gue sebagai anak, bukannya bantu mamah malah mikir yang engga engga.




Setelah berbelanja ditemani Damar, rupanya mamah lebih memilih kembali kesini dengan Taksi online. Karna banyaknya belanjaan mama siang itu, tak mungkin mama membawa dengan diBonceng motor Sport milik Damar.




Kami bertiga cukup repot membawa stock belanja untuk mennu masakan esok hari dari mobil taksi siang itu. Namun aku harus kuat, aku merasa bersalah mikir hal yang tidak tidak kepada Mama dan Damar siang itu.






"Naak, pinjamkan pakaian mu buat nak Damar ya..... Liat, seragamnya sampe kayak kalin lap gini. " Kata mamah menunjukkan kerja keras Damar siang itu kepada ku.


"Ia ma, mari kak ikut saya." Walaupun dalam hati ku berfikir emang ada yang Muat???


"Silahkan kak, pilih aja.... Kalau mau cuci muka atau bersih bersih silahkan di kamar mandi bawah." Kata ku setelah mengantar ke kamar sederhana lantai 2 menyatu dengan jemuran, dan menunjukkan kamar mandi lantai satu. Untuk membersihkan sepatunya yang ditelapak kaki sepatu di penuhi lumpur pasar.


"Siap, thanks ya Bro!!!! " Lalu ia masuk kamar aku pun berjalan turun lalu menghampiri mamah diKantin.


"Naak kamu janji ya jangan bilang bilang lagi....!!! Mamah malu lho." Kata mama di sudut tempat cuci piring seperti ingin menyampaikan sesuatu pada ku. Sambil memegang kedua Tangan ku.


"Emang ada apa maah.... " Tanya ku Bingung.


"Nak Damar itu, sejak Kecil ditinggal Ibunya meninggal. Jadi kamu harus baik sama dia ya nak.... " Makin besar saat itu juga rasa bersalah ku kepada mereka berdua.


"Kamu tau ga nak, belanjaan Ibu ini dia lho yang bayarin semua. Jadi kamu harus hormat dan baik dengan Damar." Kata mamah dengan suara bergetar kepada ku.


"Mamah tenang aja, mamah ga tau kan yang awal pak Tisna liat bakat aku saat main bareng Kak Damar." Kata ku kali ini sambil memeluk mamah.


"Gitu ya nak.... Tapi.... " Mamah melepas rangkulan ku, menatap mata ku dalam, seperti bingung dengan sejuta pertanyaan.






Ku arahkan mata ku melihat sekitar, sama seperti mamah ku melihat tak ada yang mengintip kami. Lalu ku bisikkan apa yang Menimpa kepada Damar.






"Kak Damar kena Skorsing akibat berkelahi mah, tapi aku ga tau Pasti dengan siapa." Bisik ku kepada mama.






Bukan berlebihan aku sampaikan hal itu secara berbisik bisik, karna kami sangat menghormati orang yang telah sangat baik kepada keluraga ku.






"Tapi kamu janji ya.... Tetap Hormat sama dia, mamah marah lho kalau kamu macem macem." Kata mamah kepada ku dengan wajah serius tapi semakin cantik.


"Siap Komandan laksanakan." Lalu aku pun duduk diDepan kantin, sambil memainkan Ponsel ku.






Meninggalkan mamah sendiri di dapur mengeCek belanjaannya tadi sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar