ANDERA PART 9

 

Nesya keluar kamar mandi mengendap dengan pakaian yang basah, dengan berlari kecil ia langsung ke kamarnya,




Dera pun ikut keluar dengan pakaian yang sama, “andre kamu basah gitu kenapa?” tanya papa nya yang baru sajah pulang.




“eh om anu… tadi abis benerin keran kamar mandi,” jawabnya spontan,




“terus gimana?”




“masih sama, ehehe gak bisa “ jawabnya menyeringai.




“ouhh, ya udah nanti om aja, oh ya dera kemana?”




“dera?? Hmmm tadi keluar om gak tau kemana”




“kalau gitu andre ke atas om” dera langsung bergegas ke kamarnya, dan mengingat kalau andre barus beurusan dengan hasley dkk, dera tau tipe hasley tiper orang balas dendam dan tak akan membiarkan begitu saja.




***​




“cukup deh buat 2 minggu, harus ngirit ngiritt” andre langsung berjalan pulang setelah membeli pulsa.




“mampus tuh temen-temen si hasley” dera langsung berbalik arah setelah berpapasan,




“hasley tuh si dera” teriak temannya sadar yang berbalik arah adalah dirinya. Andre pun langsung berlari secepat mungkin karena bisa aja urusan lebih runyam dari sebelumnya.




“gila kuat amat mereka lari, “ andre sudah terengah dan tak tahu sekarang ebrada di mana, yang jelas seperti taman yang kemarin ia nyasar.




“buntuuu pfft” geramnya tak ada jalan lain dan terpaksa mengumpat di semak-semak.




“si dera ngapain kesini,?” andre mengintip yang datang ternyata dera, dan seperti mencari sesuatu,




“ssssstttt sssttt” desis andre berusaha memanggil dera.




“woiii dera “ teriak andre karena dera tak peka semenjak jadi cowok.




“sini” di tariknya menuju semak-semak.




“lo ngapain disini?” tanyanya




“gue di kejar si hasley, kayak dendam kejadian tadi,” dera menoleh ke belakang, dan belum ada tanda-tanda hasley dan kawan-kawannya datang.




“pea lo ah,” gerutu kesal dera,




“sini ikut gue,” ajak dera mengendap menuju tembok ujung taman.




“manjat?” tanya andre tak yakin




“ia bawel cepetan!!” dera langsung berusaha lompat, tetapi tak bisa karena berat badannya,




“cepetan bantuin gue, punya badan berat banget” omelnya yang setengah mengantung.




“terus gue gimana?”




“bisa sendiri, gue sering lompat gitu, cepetaannn!!” andre pun mendorong pantatnya sampai dera berhasil melewati tembok.




“cepetan lompat” teriaknya dari seberang. Andre pun mengambil ancang melompat sekuat tenaga, dan tenryata berhasil tubuhnya sangat enteng saat melompat.




“bukkk”andre tak menyangka dera masih berada di dekat tembok, ia langsung menimpa tubuh dera.




“awhh” gumam dera tertimpa dan tak sengaja saling pandang karena wajahnya ahanya bebera cm.




“sorry” andre langsung bangun dan salah tingkah saat saling memandang seperti itu. Begitupun dera.




“sini cepetan” dera langsung menarik tangannya agar mengikutinya




“ini kan rumah orang” andre sadar ia melompat masuk ke belakang rumah orang,




“bawel, cepetan!!” dengan mengendap pelan tanpa melepaskan tangannnya, dan andre tak berusaha melepaskan genggamannya.




“buseettt” gumamnya saat dera tiba-tiba memepetkan tubuhnya ke tembok, andre merasa tubuhnya sangat berat.




“ada apaan sih”




“ada anjingg!!” bisiknya pelan,




“ya udah lompat lagi aja”




“oke, kayak tadi” anggukan andre kembali mendorong pantatnya,




“cepetann berattt ini” ucap andre tak bisa menahan berat badan dera, dan sesekali menpuk-nepuk pantatnya,




“ahhh”




“awas jangan di situ gue mau lompat” ucapnya dari seberang tembok, andre kembali mengambil ancang-ancang dan melompat kembali.




Andre hanya terus mengikuti kemana dera pergi karena keluar masuk gang rumah, dan akhirnya sampai di jalan menuju rumah.




“lain kali, jangan sendirian” ucapnya tanpa melirik kearahnya.




“iah, thanks”




“jangan geer, gue gak mau tubuh gue di apa-apain sama hasley, gak lebih” ucapnya langsung masuk kerumah.




“iahh bawel” jawabnya tak mau kalah.




***​




Hujan kembali deras setelah beberapa hari hanya mendung, di tambah om deni dan tante rani tak ada di rumah karena sedang ke desa sebelah.




Tak lama ponsel nesya berbunyi, andre dan dera sedang asik di ruang tengah menonton tv. “ jangan di geser lagi seru” bisiknya.




“apaan sih, itu film kesukaan gue ah” balas dera berdesis sambil melotot.




“kak deraaaaaaa aaa” ucap nesya dengan nada manja dan langsung rebahan di pahanya.




“kenapa?” andre mengelus pipi nesya membuat dera sedikit geram.




“papa dan mama kejebak banjir, gak bisa pulang, di suruh kunci pintu, lagian udah malam gini, dan kemungkinan mereka nginap”




“ouuh ya udah, “




“ctarrrrrrrrrrr” bunyi petir sangat kencang terdengar. Membuat mereka bertiga teriak keras mungkin, apa lagi dera teriak dengan suara lelaki membuatnya terdengar seperti banci.




“blummpp” listrik langsung mati seketika.




“aahhhh” jerit dera membuat andre terkejut lagi.




“takut kak deraaaaa” suasana sangat-sangat gelap, andre tak terlalu takut karena nesya mendekapnya erat.




“bentar ya” andre langsung menyalahkan senter dari ponselnya, dan melihat dera ketakutan memeluk dengkulnya sendiri.




“ssstt” andre menoel-noelnya dengan kaki, karena tak bisa begerak. Setelah menoleh andre member tahu agar mencari lilin,




“gue takut, lo aja gih, ada di bawah dapur sebelah kiri” balasan chat dari dera, dengan terpaksa andre pun mencari dengan ponsel dera, karena ponselnya untuk pencahayaan mereka berdua.




“nih lilinya,”




:”ke kamar aja nesya, nanti juga hidup lagi listriknya”




“ih kak dera gak takut? Tidur sini aja ah, aku takut ke kamarnya”




“tuh liat kak andre aja ketakutan juga” tunjuknya melihat dera meringkuk memegang bantal sofa,




“iah tidur sini aja, lagian bertiga kok” jawabnya dengan wajah yang benar-benar ketakutan.




“haaa oke, “ andre melangkah ke lantai atas, ia mencari bantal dan selimut milik dera dan nesya, dan langsung membuat lahan di tengah-tengah.




“ini batasnya oke, “ ucap andre member batas dengan bantal guling dua biji, sambil menyalahkan lilin,




“kak aku di tengah, takut ih” gumam nesya langsung masuk selimut dan memeluk erat tubuhnya.




Hampir 5 lilin mengitari mereka bertiga, dan hujan semakin besar membuat nesya tak bisa memejamkan matanya, berbeda dengan andre ia sudah tertidur pulas.




Nesya memiringkan posisinya sambil mengangkat sedikit bantal guling mengintip, dan langsung menutupnya kembali saat dera memperhatikannya,




“belum tidur nes?” tanya dera berbisik.




“belum kak andre, gak bisa tidur kalau dengar petir” jawabnya berbisik dari balik bantal guling,




“kakkk ih” pekik pelan nesya saat tangan dera keluar dari bawah bantal guling.




“jail banget ih, aku takut tau” bisiknya lagi pelan sesekali melihat andre yang tertidur pulas.




“sini kalau mau jailin aku lagi” ledeknya menarik tangan meremas buah dadanya yang terbalu baju tidur.




“astaga,, kenapa jadi on begini” gerutu dera tak bisa mengendalikan nafasunya lagi, tubuh nesya pun semakin dekat hanya bantal guling yang membatasinya,




“kak uhhmm” gumamnya saat tangan dera masuk ke dalam baju tidurnya dan juga bra nya, dera menangkat tubuhnya sambil melirik kearah andre yang masih tertidur pulas,




Dera menangkat bantal guling dan meminta nesya menaruh di samping kananannya,




“uhhmm” dera langsung kembali mencium bibirnya sambil terus meremas pelan, dengan perlahan dera membuka satu persatu kancing tidur nesya, dan mengangkat branya.




“slruupss” dengan perlahan dan samar-samar dera menjilati putingnya nesya yang mendesah pelan sambil terpejam.




“kak eeghhh” desisnya nesya langsung meremas penis dera dari luar celananya.




“jangan berisik, nanti kak dera bangun loh” bisiknya saat jari-jarinya mengelus belahan vaginanya.




“sshhh” bibir mereka kembali saling berciuman, saling mengocok satu sama lain.




“kak andre, yuk udah basah” ucap manja nesya, dengan cepat dera langsung memposisi nesya menungging dengan pinggul teranggkat, celana langsung di singkap ke bawah termasuk celana dalamnya,




“blessshhhhh” dera langsung memasukan perlahan, karena takut si andre bangun. Dan sesani sangat berbeda dari biasanya.




Nesya terus mengerang tertahan karena menutup dengan bantal, saat hentakan dera begitu sangat nikmat.




“ouhh nesss” dera mengangkat tubuhnya agar setengah membungkuk, tanganya kembali meremas buah dada nesya yang bergantungan.




“aeghh” pekiknya saat dera menggerakan pinggulnya agak cepat.




“kakkkkk aghh” nesya berusaha menahan erangannya,




“kak andree”




“kenapa?” dera terus menghentakannya pelan,




“pakai pengaman dulu ih, ahh ahh ahh, “




“kamu masih ada?” anggukannya pelan terus menahan hentakan pelan dari dera.




“ya udah, ploppppp,, “ dera mencabut penisnya yang sudah sangat basah oleh cairan dera.




“ke kamar aku yah, temenin” ajaknya mengambil satu lilin dan melangkah pelan menuju lantai atas. Dera pun sedikit merinding dan hal itu membuat libidonya turun lagi menemani nesya ke kamarnya.




Nesya menaruh lilin di meja lampu samping tempat tidurnya.




“ketemu” ucapnya dengan susah payah mencari di dalam gelap,




“lanjut?”




“iah, disini ajah, “ajaknya melucuti satu persatu baju tidurnya, dan samar-samar cahaya lilin nesya sudah telanjang bulan.




“aku pakein yah” dengan agak susah nesya berhasil memasang kondomnya, dan seketika penis dera kembali menegang hebar saat nesya mengulumnya dengan kondom yang masih terpasang.




Dera langsung berbaring mengajak nesya duduk di atasnya sambil memasukan penis ke vaginanya, dengan susah payah nesya berhasil memasukannya dalam gemerlap,




“ahhh “ nesya menggerakan pinggulnya sambil kedua buah dadanya di remas, dan sesekali nesya membalasnya dengan menggerakannya cepat.




“kak” pekiknya saat lilin di meja mati, membuat suasana menjadi gelap gulita,




“aku takut” nesya menghentikan gerakannya.




“ssstt, kakak aja yah” dera langsung memeluknya dan menindih nesya, bibirnya meraba-raba wajah nesya dan kembali berciuman.




“egghhh” rasa takut nesya sirna oleh hentakan demi hentakan dera, begitu pun dera semakin bersemangat menggerakan pinggulnya dalam gelap.




Kini dera berposisi menyamping, ia kembali menggerakan pinggulnya sambil mengangkat satu kaki nesya.




Tak kunjung puas dera kembali memposisikan nesya menungging tanpa melepaskan penisnya. “kak andree”pekik nesya menahan klimaksnya/




“aaaahhhhh” jeritnya di ikuti suara petir, dera merasakan nesya klimaks. Dera pun merasakan yang sama dan mempercepat hentakannya.




“ahhhhggmm” gumam klimaksnya dera meremas bongkahan pantat nesya dari suasan yang remang-remang., terasa sperma terus keluar cukup banyak sampai akhirnya ambruk sambil memeluk nesya dari belakang.






Hujan deras tadi malam mebuat pagi ini serasa sangat dingin, membuat dera yang tidur tanpa sehelai benang pun meringkuk.




“eghh” matanya mulai terbuka dikit demi sedikit, dan terkejut ia tidur memeluk nesya yang sama sepertinya tanpa sehelai benang.




“lupa lepas nih kondom” dengan perlahan dera membuka kondomnya yang berisi cairan putih kental. Dan langsung merapihkan pakaiannya.




“nesyaaa, bangun, udah pagi” bisiknya menepuk sambil memberikan pakaiannya yang tercecer di lantai.




Dengan malas nesya menggeliatkan badanya, “haaa” jeritnya langsung bergegas memakaia pakaiaannya, dera langsung ke lantai bawah untuk memastikan andre sudah bangun apa belum.




“fiuhhh belum” nafas leganya melihat andre masih meringkuk di dalam selimut.




“bodo amatlah, hari minggu ini” gumamnya langsung ke dapur untuk membuat susu hangat, tak lama nesya menyusul sambil membawa handuk,




“pagi kak andre, hihi. Makasih yah buat tadi malam” senyumnya sambil menjulurkan lidahnya. Dera merasa bersalah membuat adiknya sendiri seperti ini, tetapi nafsunya yang tiba-tiba mengebu membuatnya tak berdaya.




Ia segera menyiapkan sarapan seadanya, dan hanya bisa membuat roti bakar saja. Itu cukup buat pagi hari ini.




“oii bangunnn” dera membangungkan andre yang masih tertidur pulas dengan menendangnya pelan. Sambil menggeliat andre membuka matanya perlahan,




“kayak kebo ih tidurnya, “ gerutu dera.




“suasananya nge dukung buat molor, udah pada balik??” tanyanya dengan setengah sadar.




“belom, “




“kak deraaaaaa,, liat ke depan dehh!” teriak nesya, dera dan andre pun terdiam sejenak melihat suasana depan rumah yang porak poranda.




“tadi malam badai??” dera mengacuhkan pertanyaan andre dan langsung melihat rumahnya, yang ternyata atap rumahnya sebagian hilang termasuk genteng.




Begitu pun rumah sekitarnya mengalami yang sama, dari kejauhan mobil om deni dan tante rani pun terlihat, tante rani langsung berlari memeluk nesya dan dirinya.




“kamu gpp? Gak ada yang luka?” tanyanya dengan penuh kekwahtiran.




“untung kamu gpp, “ ucap om deni terasa tenang melihat nesya dan dera tak terluka sedikit pun.




“emang tadi malam ada apa om?, andre ketiduran” ucap dera,




“jadi kalian gak tau malam ada badai besar?” mereka bertiga menggeleng-geleng.




“ya udah, yang penting kalian tak apa-apa,” om deni sesekali melihat ke atap yang sebagian hilang entah kemana.




Ternyata kamar yang rusak adalah kamar andre, dan untungnya pakaian dan perlengkapan lainnya tak ikut hilang. Listrik pun ternyata masih padam,




Seharian, andre dan dera membantu merapihkan lantai atas, dan tinggal hanya menutup bagian atapnya.




***​




Dera bersyukur rumahnya tak terlalu parah seperti yang lainnya, dan kabar buruk datang dari sekolah, lantai atas porak poranda tadi malam.




Andre dan dera segera menuju sekolah untuk mengecek keadaan sekolahnya, dan benar saja atap di lantai dua sudah tak tersisa,




Entah kenapa andre langsung merinding melihat suasana seperti ini, karena tadi malam ia terlalu nyenyak.




“bantuin yuk?” ajak andr




“boleh” andre dan dera langsung membantu mengumpulkan puing-puing yang berserakan di halaman sekolah.




Dikit demi sedikit para siswa yang lainnya ikut membantu membersihkan sekolah, termasuk hasley dan kawan-kawan.




Andre langsung menuju kebelakang untuk mengambil air untuk memberishkan lantai yang kotor bekas sisa puing.




“holaaa” di rangkulnya pundaknya oleh seseorang yang andre sudah hafal yaitu hasley, membuat andre tak bisa berkutik.




“ketemu juga, ya kamu” di cubitnya dengan gemas dagunya.




“ada apa?” tanya andre dengan wajah tak berdosa.




“dera-dera, lupa ingatan lo ya?” hasley dengan kasar mendorong andre memepet ke tembok, sampai air yang di ember ikut tertumpah.




“cih, beraninya lo sama cewek, banci tau gak??” ucap andre dengan santai sambil menatap mata hasley tajam.




Hasley pun telrihat terkejut dera yang ia kenal bisa berbicara seperti itu.” Makin galak ya setelah gue milih evelyn daripada lo, sakit hati ya?” senyumnya mengelus pipinya.




“nyesel?, gak tuh. Buat apa lepasin sampah, buat milih tong sampah, kalian memang cocok kok” senyum ande yang menjadi kesal mengingat perlakuannya.




“plakkkkk” tamparan keras hasley memukul tembok sampai berbunyi keras, membuat andre terkejut.




“lo bener-bener bikin kesel ya dera, lo udah gak punya muka lagi di sekolah ini semenjak kalah tahun lalu, dan masih bisa ngomong kayak gitu?” ucap hasley yang kali ini benar-benar kesal.




“kalau itu, kita tanding volley aja, kalau gue menang, lo harus bikin nama baik gue pulih, gimana?” tantangnnya deman penuh emosi.




“okeh, kalau lo kalah, siapin memek lo buat gue” bisiknya mengendus lehernya.




“gimana? Aturan gue yang buat” tawarnya seolah tersenyum senang,




“oke” jawbanya dengan serius.




“kalau gitu, 1 bulan lagi, kita tanding. Gampang sih.. lo harus bisa tangkis pukulan bola dari gue sebanyak 10 kali, berani dera?” mereka semua terlihat tersenyum saat hasley mengatakan tantangnnya.




“okeeh, gak takut,” andre langsung mendorong tubuh hasley, dan mengambil ember kosong sambil melangkah pergi dengan penuh emosi.




***​




“aw awa wa” tangan andre di tarik oleh dera ke tempat agak sepi.




“lo ketemu sama hasley dkk?” tanyanya dengan raut wajah serius.




“iah” ander menghela nafasnya,




“terus lo gak di apa-apain?”




“hampir, “ jawabnya terdiam dan belum siap memberitahukan dera soal tantangan andre, karena ini menyangkut harga dirinya, termasuk harga diri dera.




“yakin lo?”




“nanti gue jelasin, lagi naik darah gue,” andre langsung kembali melangkah pergi,




Sekolah sudah bersih dari puing-puing, berkat kekompakan seluruh siswa dan guru. Jam menunjukan jam 6 sore, dengan wajah lesu andre melangkah pelan di ikuti dera dari belakang,




Baru harum masakan dari dapur tercium sangat lezat, mungkin karena factor kelelahan dan juga lapar. Bergantian masing-masing membersihkan dirinya.




Menu makan malam ini menu favorit dera, termasuk udang. Dera langsung mengambil udang goreng sebanyak-banyaknya.




“kamu doyan udang sekarang ndre?” tanya om deni,




“ouhmm hehe iah om, masakan tante enak sih, sorry” senyumnya kembali duduk manis, andre sedikit menghela nafas karena hanya tersisa 4 biji.




“nanti mama buatin lagi ya dera” ucap tante rani melihat andre menghela nafas,




“gak usah ma, hehe, ada yang lain kok, “ andre langsung mengambil cah kangkung, om deni dan tante rani kembali terpaku, karena tak biasanya dera menyukai sayuran termasuk kangkung, di tambah ia memakan cukup banyak.




“ada yang aneh?” tanya andre saat mata mereka berdua meliriknya,




“engak kok, kamu gak biasanya suka sayur aja hehe” ucap tante rani tersenyum pelan, andre sadar dera memperhatikannya.




“kamu tidur di kamar dera yah? Untuk malam ini, soalnya masih belum selesai ndre” ucap om deni saat selesai makan.




“tenang, untuk sementara kok, om jamin besok udah selesai,”




“ya udah om gpp” jawab dera menghela nafas,




***​




Dera membawa perkelengkapan tidurnya sambil membawa tempat tidur lipat, mala mini ia tidur bertiga. Di tambah tak memakai AC karena terganggu bekas kejadian kemarin.




Terlihat nesya tidur memilih di pinggir dan ande di pojokan tembok, tempat favorit dirinya. Dera berusaha memejamkan matanya karena udara terasa panas walau sudah memasang kipas angin dan juga membuka jendelanya.




“hufttt” lenguhan nafasnya langsung bangun, dan melirik kea rah nesya yang memakai tangtop, dan jelas terlihat putinngya menonjol sedikit.




“nih anak, gak biasanya tidur pake ginian, bikin nih burung bangun” gumam dera kembali menghela nafas. Dan sesekali melihat kea rah andre yang tertidur menghadap tembok.




Dera tersenyum pelan, sambil mendekati wajahnya ke belahan buah dada nesya.” Pasti nih anak sengaja, “ gumam dera mendekatkan wajahnya mengecup pelan putingnya.




Sentuhan membuat nesya menggeliat dan membalik tubuhnya menyamping kearahnya, sedotan pelan mengitari putingnya.




“sshghh” desah nesya yang dikit demi sedikitt membuka matanya.




“kak” dera langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya, nesya mengangguk pelan setelah dera member kode agar tak berisik dan perlah dera mengangkat telapak tangannya.




“kak andre belom tidur?” tanyanya tak sadar kedua putingnya di mainin oleh dera.




“gak bisa tidur, hehe” jawabnya langsung kembali rebahan. Dan tak sadar penisnya menegang.




“sini aku bantuin bobo, yam au?” tawarnya melirik kea rah andre yang masih terlelap.




“sini” dera langsung menarik tangan nesya sampai rebahan di bawah, dan langsung mencumbu nesya, sesekali nesya kembali menoleh ke atas ranjang.




Nesya tanpa di komando langsung berlutut membuka celananya sampai penisnya terlihat berdiri tegak, dan langsung di kocoknya pelan sambil sesekali di kulumnya perlahan.




“enggghhh” dera mengerang sambil memegang kepalanya. Beberapa menit menikmati kuluman nesya, dera menarik tangan nesya sampai bertumpu pinggiran ranjang sambil menaikan pingulnya sedikit.




Dengan perlahan dera menyingkap celananya ke bawah, dan langsung lidahnya menjelajah di belahan vagina nesya. Desah pelan nesya saat lidahnya bermain keluar masuk.




“aahhh kak” jeritnya tertahan oleh dekapan tangan dera saat penisnya sudah terasa masuk perlahan. Nesya pun menundukan kepalanya sambil terus memegang pinngiran tempat tidur.




“ngghh” desahnya tertahaan sesekali melihat andre yang masih tertidur. Semakin lama cepat, dera memegang pinggang nesya sambil mencium tengkukknya.




“ehh eehh” nesya menutup mulutnya sendiri saat hentakan pelan kesukaannya.




“kak tungguuu” bisiknya mendorong tubuhnya.




“aku mau gini sampai pipis” bisikanya membalikan tubuhnya, dera pun menurutinya. Ia langsung duduk dan nesya di pangkuannya dengan penis yang menancap.




“uhhmm aku aja” ucapnya memainkan pinggulnya sesuka hatinya. Dera pun tak tinggal diam membungkam bibir nesya dengan bibirnya. Tak lupa kedua tangannya meremas sekaligus memilin putingnya sampai nesya semakin semangat menggerakan pinggulnya.




Cukup lama posisi seperti itu nesya memeluknya erat sambil menyengkram punggungnya. Ia mendongakkan kepalanya. Dan sesekali mengigit bibirnya sendiri.




Dera sadar nesya sudah klimaks, terasa dinding vaginanya terasa mengurut-urut penisnya. Dera sesekali menggerakan pinggulnya semakin cepat karena ia juga ingin klimaks, takut andre banging dan memergokinya.




“ouhh ahh” dera langsung mencabut penisnya yang hampir klimkas, dan di kocoknya pelan.




“crotttttttttttttttt” semburan kencang langsung membasahi buah dada nesya.




“srluuuppsss” nesya tanpa jijik membersihkan spermanya di sekitar kepala penis. Selesainya nesya langsung mengambil tissue basah untuk mengelap vaginanya sekaligus cairan putihnya.




Dengan sigap dera kembali memakai celananya, begitu pun nesya merapihkan celananya yang tersingkap.




“makasih kak” bisiknya menjulurkan lidahnya dan langsung berbaring kembali di samping andre dengan posisi membelakanginnya.




“deraaa. Kenapa lo semakin doyan gini sihh? Astagaaaaa” gumamnya kesal merasa menyesal melakukannya lagi. Tetapi rasanya ingin mengulanginya kembali.

Posting Komentar

0 Komentar