selesai bermain dengan nesya, bukan ngantuk yang datang. Tetapi kembali terpikir ucapan sang kakek. karena tersisa satu bulan dan satu minggu jalan pulau ke sana terbuka kembali.
Bunyi tempat tidur seperti seseorang bangun, dera langsung berpura-pura tertidur dan sesekali mengintip.
“andre? Dia bangun? Apa jangan-jangan di sadar tadi gue main sama nesya?” tanyanya di dalam hati. Dera mendengar langkah kaki andre menuruni tangga. Dan ia pun menguntitnya diam-diam.
Dera dengan jelas melihat andre duduk meja makan sambil memegangi kepalanya, dera pun berpura-pura terbangun.
“tumben lo belum tidur?” tanya dera, andre hanya menghela nafas.
“dera gue mau ngomong ke lo bentar penting!!!” tatapan andre benar-benar serius kali ini. Dera pun duduk berhadapan dengannya. Dan dera merasa andre benar-benar tau kejadian tadi.
“gue terima tantangan hasley” ucapnya tertahan.
“tantanganan apa?”
“gue terima tantangan harus tahan pukulan bola sebanyak 10 kali”
“haa?? Gila lo ah” gerutunya terkejut.
“lo tau gak?? Pukulan bola hasley itu sangat keras dan kencang!, kalau kena muka, hidung aja bisa pesek !” jelasnya tak percaya andre melakukan ini diam-diam.
“udah pesek kali ini idung” celetuknya datar sambil memegang hidungnya.
“gue seriusan andre, pukulan dia paling keras, lo gak bakalan bisa tepis! Dengan tubuh gue”
“lagian udah gue terima, makanya doain gue bisa tahan, dan si hasley bakal bantuin pulihin nama baik lo di sekolah kalau menang hehe” tawa kecil andre.
“itu kalau menang!!, kalau kalah?”
“yahh tubuh lo di pake sama dia” jawab andre tanpa beban dan juga tanpa ekpresi.
“ihh bego banget ih,, gak sudi gue ahhhh!!!” pekiknya sangat kesal mendengar ucapannya. Karena taruhannya juga termasuk harga dirinya, kalau kalah harga diri dera semakin hancur di sekolah.
Dan menjadi kesempatan juga membalas dendam karena telah menghancurkan nama baikknya dengan ucapan evelyn.
“oke kalau gitu, gue ajarin main volley” ucapnya berdiri
“asik, “
“ini yang gue tunggu, dera. Gue mau lo bangkit main volley lagi, dan gue pura-pura bego ahh gak bisa main” gumamnya andre dalam hati.
“jangan seneng, ini masalah besar ihhh!!!” gumam dera dengan raut wajah yang sangat berbeda, Dera langsung bergegas kembali ke kamarnya. Andre hanya tersenyum kecil melihat dera.
***
Andre membawa bola voly yang berada di gudang menuju pinggir pantai, karena mulai hari ini sampai seterusnya dera melatihnya bermain volly
Andre memilih tempat dimana om deni bekerja karena terdapat halaman kosong karena sepi cocok untu latihan, dan dera kesana diam-diam tanpa sepengatahuan om deni dan tante rani/
“tanganya lo kayak gue ikutin!!” pinta dera mempraktekan posisi tangannya.
“dan sekarang lo coba tahan ya” dera langsung berancang-ancang memukul bola.
“pakkkkk” pukulan lumayan keras, andre pun berteriak kecil dan menghindari bolanya.
“ihhhhhh kenapa lo yang hindarin? Tangkis aja ginii!” ucapnya kesal mempraktekan tangannya saat menangkis.
“oke oke, sorry, ayo lagi” dera kembali bersiap-siap, dan hasil pun sama,
Diam-diam andre kagum dengan dera karena secara tak langsung ia kembali bermain voly.
Dera tanpa banyak bicara langsung menyudahinya, karena kesal mengajarkan andre tak kunjung bisa juga sekali pun.
“lalalala, asiknya ngerjain si dera” senyum andre dalam hati.
Tak mau membuat jengkel terus menerus andre pun sedikit menunjukan kemampuannya menahan bola, dera terlihat senang akan hal itu.
Tetapi di pikir-pikir andre merasa sedikit gugup karena ia beberapa kali melihat pukulan hasley yang penuh tenaga.
Latihan pun berlanjut, “ yang penuh tenanga gue mau coba” pinta andre
“yakin?”
“iahh, cepetan” andre langsung bersiap, begitu pun dera. Ia langsung memukulnya dengan sekuat tenaga.
“bukkkk” andre telat menghindarinya dan tepat menghantam dadanya, andre merasakan dadanya sangat sesak dan jatuh terduduk.
“ah gila, cepet banget, gue mukul gak sekeras ini,”
“tuh kan, belagu sih, itu belum full ya. Pukulan hasley bisa keras dari itu” ucapnya, kembali menyudahinya membiarkan andre merasakan sesak terkana bola.
***
Andre pun datang ke bibir pantai, dimana tempat hasley latihan. Ia mengintip cara hasley memukul.
“beneran bisa pesek nih idung si dera kalau kena bola” andre terus memperhatikan hasley yang seperti menunjukan kemampuannya saat tau andre memperhatikannya diam-diam.
“anjrittt bengkok tuh besi” gumam andre melihat bangku besi tak jauh dari lapangan langsung sedikit bengkok setelah terkena pukulan bola hasley.
“wah, gilaa.. beneran ini, lagian nih tangan tulang doank kurus, tapi gue yakin bisa “ andre pun sedikit serius untuk hal ini,
Tak terasa satu minggu lagi, dera terlihat tak begitu semangat mengajarinya lagi, karena melihat tak ada kemajuan dari andre. Ia memilih beristirahat sambil menenggak minumannya.
“kemarin-kemarin gue udah lihat pukulan bola si hasley, bangku besi aja bisa bengkok kena pukulannya” andre menarik nafas sambil melirik dera yang ikut menghela nafas.
“gue bakal tanggung jawab kok, kalau kalah, sorry banget ya gue saat itu jadi emosi” ucapnya pelan. Dera hanya kembali terdiam.
“gue merasa mereka terlalu ngerendahin diri lo, walau bukan diri gue snediri. Tetap aja gue kesel liat kelakuan mereka.”
“jadi gue pasti usahakan yang terbaik. Oke” dera kembali hanya terdiam dan memilih melangkah pulang. Ande pun mengikutiny dari belakang, dera berjalan seolah tak tenaga.
Sesampainya nesya tiba-tiba menarik tangannya ke lantai atas.” Kak dera main voly lagi?” tanyanya dengan raut wajah yang serius.
“iah, kenapa?”
“kakak gak shok lagi?” tanyanya lagi.
“gak kok, lagian kenapa?”
“tapi kan, kabar burung soal kak dera mau tantang kak hasley udah tersebar kak, kalau kakak kalah lagi, nama kakak makin jelek” ucap nesya dengan mata memerah,
“gak da yang tau sebelum coba, jangan bilang ke mama papa ya” di usapnya rambut nesya sambil tersenyum lebar.
***
Bel pulang sekolah tak membuat para siswa langsung pulang, karena hari ini ia akan menyaksikan pertandingan satu lawan satu antara dirinya dengan hasley.
Dari kejauhan dera sudah berdiri di lapangan dengan raut wajah yang pasrah, begitu pun dona dan doni. Pinggir lapangan sudah di penuhi para siswa yang ingin menonton.
Dengan langkah pelan andre pun menuju lapangan dengan memakai seragam bola volley teamnya dan memakai sabuk tangan bertulisan ANDREA, andre berjalan pasti sambil mengikat rambutnya kuncir kuda,
Semua pun memperhatikan langkahnya, terutama dera. Ia tak menyangka andre memakainya seragam yang ia sudah simpan tahun lalu. Para siswa bergemim seolah terkejut melihat dera kembali bermain voly.
“gue kangen liat lo pakai baju ituu dera” bisik dona menarik-narik lengan baju dera. Dera hanya terdiam terpaku melihat andre berdiri di tengah lapangan.
“gue takut” gumam dera.
“tenang aja dera, si andre dulu pemain volley juga tuh” celetuk doni, dona dan dera pun langsung menoleh ke dirinya.
“serius?”
“iaa, serius, sebelum kalian berdua ketuker dia pernah bilang, dan gue yakin dia bisa tahan tuh pukulan bola hasley” lanjut doni mengangguk-angguk.
“tapi kenapa dia gak bilang ke gue?, gue ajarin dia setiap hari, dan ternyata dia bisa main??” gumamnya kesal, doni hanya mengangkat bahunya dan kembali tertuju kepada andre.
“udah mulai tuh” ucap doni memperhatikan dengan serius.
“prittttttttt” hasley bersiap-siap mengambil ancang-ancang saat bola pertama di lempar.
“buukkkkkk” pukulan keras langsung mengarah tepat kea rah dada andre
“tssshhhhhh” sedikit melompat ke belakang andre berhasil menahan bolanya dan sedikit melintir karena merasakan sakit di tangannnya. Lebih sakit dari pukulan dera.
“huftt” andre langsung meregangkan kedua tangannya yang terlihat memerah.
Dari kejauahn ia melihat dera sedikit terkejut andre benar-benar bisa menahannya. Hasley tersenyum pelan dan mengambil ancang-ancang lagi.
“bukkk” pukulan kencang kembali mengarah tepat ke arahnya lagi, dengan hal yang sama andre kembali bisa menangkisnya.
Hasley menghela nafasnya sebelum melakukan pukulan ketiga, “bukkkk” pukulan kencang melewati nya, dengan sigap andre langsung membalikan badannya dan menangkisnya kembalii..
Suara gumaman para siswa melihat aksinya, seolah menjadi kagum dengan kemampuannya menahan bola. Dan kembali bola ke empat berhasil andre tangkis, begitu pun bola ke lima, enam, dan ketujuh,
Para siswa kembali begumam, seperti melihat kejadian langka seperti ini.
“haaaa” andre terengah karena hasley tak memberi jeda untuk istirahat, pukulan kencang kini menikuk tajam ke pinggir lapangan.
“agggh” andre langsung menjatuhkan dirinya untuk menangkis bolanya, dengan satu tangan ia berhasil menepisnya. Tetapi andre tersungkur.
“ouhhh shit” gumamnya merasakan sikutnya terasa perih, dan sadar kedua sikutnya berdarah karena terjatuh.
Pukulan ke delapan kesalahan dari hasley, ia mukulu tak terlalu keras, mungkin hasley kehabisan nafas.
Pukulan ke Sembilan, hasley bersiap memukulnya, tetapi kali ini ia tak memukulnya dengan tenaga dan bola mengarah ke depannya cukup jauh.
“ihh curang tuh” gerutu dona dari pinggir lapangan.
Andre berlari dan kembali tersungkur ke depan, dan bola kembali di tangkis olehnya, tetapi kali ini lututnya yang berdarah karena bergesekan.
“aarghhh” pekik hasley kesal karena kesembilan bola berhasil ia tahan, dan memilih untuk minum terlebih dahulu.
Andre masih berdiri melihat evelyn memberikan minumannya, dan dengan romantic hasley menicum bibirnya membuat para siswa berdecak kagum.
Tetapi tak dengan dera, ia melihat hal itu membuat kakinya gemetar, karena hal itu pernah terjadi melihat satu tahun lalu saat detik-detik sebelum team nya kalah. Dera terlalu focus melihat hasley dan evelyn sangat mesra meyasikan pertandingannya.
Dona yang di sampingnya meemgang tangannya agar tenang, karena hal itu masa lalu yang sangat kelam.
“cih, asal lo tau gue bukan dera, tetapi gue andre!!!” gumamnya dalam hati, melihat tanganya dera bergetar tiba-tiba setelah melihat evelyn dan hasley.
Hasley pun tersenyum kearahnya, sambil mengambil ancang-ancang memukulnya, “pukkkkkk” pukulan hasley kali ini sangat bertenaga dari biasanya.
“tssshhhhhh” andre telat menangkisnya dengan tangannya, dan malah menahannya dengan dadanya,
“aghh” nafasnya kembali sesak, dan bola melambung tinggi kembali kearah hasley.
Raut wajah andre pun merekah karena secara tak langsung ia berhasil menahannya, dengan rasa yang masih sesak andre mengangkat tangannya meluapkan kegembiraannya, begitu pun dona dan doni bersorak dari pinggir lapangan.
“SATU LAGIIIIIIII” teriak hasley bersiap melompat untuk memukul bola yang melambung kearahnya.
“awasssssss!!! “ teriak dera sambil berlari kencang kearahnya, saat andre tak menyadarinya, karena mengangkat tangannya dan membelakanginya..
“bukkkkkkkkk” bola kencang langsung menghantam kepalanya dan langsung membuat andre terpental dan tersungkur dengan kepala terlebih dahulu.
“BRENGSEKKKKKKKKKKKK!” teriak dera langsung melompat dan memukul bola yang melambung pelan setelah mengahantam kepala andre,
“tsssshhhhh” pukulan yang sangat keras langsung mengaarah ke wajah hasley,
“aaahhhh” jerit hasley yang sedikit terpental, saat wajahnya terkena bola.
“aahhh “ jeritnya lagi, saat sadar kedua gigi tengahnya rontok, darah pun keluar dari mulutnya.
Dera dengan sigap mengangkat andre menuju ruang UKS, di ikuti dona dan doni dari belakang, mereka sesekali melihat hasley terus berteriak kehilangan kedua gigi depannya.
Dengan sigap, dona membuka kotak P3K dan memeriksa andre yang tak sadarkan dirinya. Dera mempercayakan kemampuan dona karena selama dua tahun ia mengikut kegiatan PMR,
Dona membersihkan luka-luka di lutut, sikut, dan juga dahinya, dan langsung memberi minyak angin di sekitar hidung andre, agar cepet sadarkan diri,
“gue bawa balik aja ya” ucap dera yang terlihat panik. karena andre tak kunjung sadar.
“lo yakin?”
“iah, lagian gak terlalu berat kok badan gue” ucapnya langsung membusungkan punggungnya. Dona di bantu doni pun langsung mengangkat tubuh andre ke punggungnya.
“egh” tarikan nafasnya, mengangkat tubuhnya di punggungnya, dengan langkah cepat dera langsung keluar dari sekolah,
Matanya sesekali melihat hasley yang terduduk dan masih tak percaya kedua giginya hilang, senyumnya senang melihat kondisi hasley seperti itu.
“aaahhh” nafas dera sedikit terengah, saat jalan menanjak kearah rumahnya dan sekuat tenaganya dera terus berjalan.
Tanpa ia sadari andre membuka matanya pelan, dan kembali terpejam kembali. “kak andre aku yang buka aja” teriak nesya yang terengah berlari membuka pintu rumah,
“ke kamar aja langsung kak andre, papa mama belum pulang, aku masak air dulu” nesya bergegas ke dapur.
Dera pun langsung merebahkan di kamarnya, ia terus memperhatikan tubuhnya yang di pakai andre penuh luka,
“lo budek sih gue bilang awas!!!,” gumamnya kesal terus memperhatikan andre yang terpejam.
"baaaaaa" andre langsung membuka matanya untuk mengkagetnya dera.
“aaahhhh” jerit dera reflek mentoyor kepalanyaa.
“awwwhhh sakitt” desis andre karena tepat di luka di kepalanya.
"abisnya kagetin,!!" jawabnya tersenyum sinis.
"hahahaaa, lo kwahtir sama gue?" tanyanya tersenyums ambil menahan perih di sikut dan lututnya.
“iaah”
“eh maksudnya tubuh gue, gue kwahtir soal itu, “ jawabnya langsung membuang muka.
“ooohhh”
“thanks ya udah gendong gue” senyum andre.
“bearti lo udah sadar dari tadi?” anggukan pelan andre
“ihh, kenapa gak bilang.??”
“lemes sih di tambah kepala gue pusing duhhh” ucap andre manja.
“isshhh”
“kak andre ini air hangatnya,” andre kembali berpura-pura pingsan dan memejamkan matanya.
“basuh aja kemukanya nesya, biar bangun!” dera langsung bangun dan berjalan keluar dari kamarnya, nesya hanya terpaku melihat dirinya begitu kesal,
***
Andre berpura-pura sadarkan diri saat nesya dengan telaten membasuh wajahnya dengan air hangat,
“kak dera, udah sadar?” raut wajah nesya begitu senang. Andre hanya tersenyum pelan.
“aw “ lenguhnya terasa pusing, kali ini pusing tanpa di buat-buat.
"kualatan nih gue pura-pura malah pusing beneran" gumamnya memegang kepalanya
“kak tiduran aja dulu, aku udah telepon mama kok. Sekalian bawa dokter buat periksa kepala kak dera” nesya membantu andre kembali rebahan.
“kak dera hebat tau, aku ngeliat semangat kak dera kembali pulih seperti dulu” ucap nesya tersenyum lebar.
“oh ya?”
“hu,uh, kak dera berhasil bangkit lagi, pasti mama sama papa seneng kalau tau kalau kak dera bermain voly lagi”
“iah, terus hasilnya gimana tadi?”
“kak dera menang kok, si kak hasley curang di pukul bola yang kak dera tahan, “
“dan tau gak?? Kak andre balas dendam lohhhh”
“haa balas dendam?” tanya nya sambil meremas tangan nesya.
“iah, bola yang hantam kepala dera kan mantul, terus kak andre lompat sambil teriak BRengsekkkk”
“dan bolanya sangat kenceng menghantam wajah hasley.”
“oha ya??” andre tersenyum senang dera bisa marah karena dirinya, walaupun alasannya karena takut terjadi apa-apa dengan tubuhnya.
“dan gigi depan hasley dua duanya ompong lohhh!!!” lanjutnya dengan ampusias seolah senang melihat hasley seperti itu.
“gigi depannya?” anggukannya. Andre langsung menahan tawa membayangkan hasley tersenyum pepsodent dan ada dua terowongan di giginya.
“dera, dera, “ andre manarik nafasnya, andre meraskan sikut dan lututnya terasa sangat perih saat di tekuk. Nesya pun selesai membersihkan lukanya dengan air hangat dan keluar untuk mengambil perban.
Tak lama dera masuk membawa perban, “ sini tangan lo” pinta dera dengan wajah datar, andre menjulurkan tangannya.
“pelan-pelan sakiitttt” desis andre saat dera meneteskan betadine
“rewel ih”
“ternyata wajah gue ganteng ya saat kayak gitu” tawa andre melihat dera dengan serius mengobati lukanya.
“ihhh sok iye, dah selesai, tuh”
“bentar lagi, ada dokter kesini baut periksa kepala lo,” lanjutnya melangkah perlahan, dan langkah terhenti saat andre memegang tangannya.
“apaan?” tanyanya langsung menoleh.
“thanks” senyum andre, dera kembali membuang muka dan berjalan keluar.
Benar ucapan dera, dokter pun datang. Andre tekerjut karena ternyata dokternya bukan lelaki, melainkan wanita setengah baya. Ia langsung memerika kondisinya.
Tante rani, sedang sibuk membuat makanan, dan om deni sesekali memantau dari kejauhan karena menghentikan pekerjaannya demi memanggil dokter.
“untungnya kepala kamu gak terlalu keras, hanya luka memar dera” ucap dokter memberi salep di lukanya
“kamu hebat, bisa bangkit, hehe, jangan terlalu di ambil hati kejadian kamu yang kemarin ya, papa sama mama kamu senang lihat kamu mulai move on kata orang kota mah” tawanya mengelus rambutnya.
Andre tak mengerti maksdunya, yang jelas tahun lalu dera mengalami kejadian yang sangat memilukan di masa lalu.
“cepet sembuh dera” pamitnya keluar kamar mengusap rambutnya, andre hanya tersenyum pelan.
***
“gimana dok?” tanya dera berlari saat dokter itu turun.
“gak terlalu buruk, oh kamu siapanya dera? Kwahtir banget?” tanyanya bingung.
“calon mantu “ celetuk papanya
“ohhhhh,” anggukannya tertawa mendengar ledekan papanya.
“ihhhhh papa!!!, amit-amit isshhhh” gumam dera kesal melihat papa dan mamanya tertawa.
“lagian siapa sih, anak baru gitu. Huuu” lanjutnya memilih duduk di meja makan yang terus berpikiran andai saja ia menjadi jadian dengan andre dengan kondisi seperti ini.
Membayangkan yang sangat jauh kedepan.
“andre kamu yang suapin yah?” pinta mamanya.
“iah, kak dera gak bakalan galak kok kalau lagi sakit, ” lanjut nesya
“sana!” lanjut papanya. Mau tak mau dera pun membawa mangkok bubur dan segelas air putih.
“jangan-jangan si papa mulai ngejodohin gue sama si andre? Uhhmm” gumamnya sambil melangkah pelan membuka pintu kamarnya dikit demi sedikit,
“nih bubur, makan sendiri” ucapnya duduk di sampingnya.
“gue seneng kalau si hasley tepatin janjinya” ucap andre dengan tatapan kosong.
“sini, gue suapin,” tiba-tiba dera langsung menyuap satu sendok penuh sebelum andre melanjutkan pembicaraannya. Andre menatapnya dengan mulutnya penuh bubur, dan lagi dera kembali menyuapkan satu sendoknya lagi.
“lo kenapa sih, gue lagi ngomong malah di sendokinnnn hmphph” dera tak membiarkan mulut andre kosong dan terus menyuapkan sampai satu mangkok bersih tanpa sisa.
"biar gak berisik" jawab dera terus memasukan bubur ke dalam mulutnya
“haaa, gila kenyangg, tapi gue suka masakan bubur mama lo” andre menoleh kesamping setelah menenggak habis air putihnya.
“tunggu” andre kembali menarik tangannya.
“apa?” tanyanya saat andre mendekatkan wajahnya.
“ajarin pake softek, tadi pagi gue sadar lo lagi PMS” bisiknya.
“bearti darah di kaki lo bukan dari luka?”
“maybe hehee” senyum andre menyeringai.
“ihhhhh jorokkk”
“pakai aja tuh punya nesya, ada di pojokan, “ gerutunya menunjuk lokasi tempat penyimpanan softek.
“pakainya?”
“temple aja pake lem selesai,” jawabnya.
“buset dah, gue serius, “
“liat aja di gambar depannya, masa gak ngerti!!”
“ocey kalau begitu, gue pakai sekarang, ternyata repot banget cyiinnnnn” jawab andre meledek.
“lebay banget ih” dera langsung keluar kamar, dan andre berusaha memakai softek, dan akhirnya berhasil. dera tersenyum sendiri mengingat perkataannya tadi.
***
Kejadian gigi hasley ompong langsung merebak seantero sekolah, menjadi perbincangan hangat beberapa hari kedepan.
Ada yang tak suka kelakuan hasley terhadap dirinya karena seolah tak terima kekalahan, dan ada yang menyalahkan dera karena membuat hasley seperti itu.
Hal itu pun di dengar oleh kepala sekolah, mereka berempat pun mendapat undangan ke dalam ruangan kepala sekolah.
Andre dan dera sudah bersiap meminta maaf karena kali ini pasti mereka yang akan di bela oleh kepala sekolah.
Tiba-tiba evelyn mual-mual tetapi tak mengeluarkan apa pun, “ wahh jangan-jangan si evelyn hamil “tawa di dalam hati andre.
“saya sudah dengar apa yang terjadi antar kalian, saya memutuskan memanggil kalian berempat, karena masalah ini ada sangkut pautnya sama kalian.” Ucap kepala sekolah menghela nafas.
“hasley bilang ke saya, masalah kamu dengan team volley sekolah sebelah karena unsur hasutan dari evelyn, saya gak sempat percaya akan hal itu.”
“evelyn melakukan itu karena cemburu melihat kedekatan kamu dengan hasley saat itu, evelyn merasa tak punya kelebihan seperti kamu di bidang olahraga.
“saya benar-benar sangat tak percaya, tetapi ada kejadian yang membuat hati saya remuk, kelakuan hasley dan evelyn yang membuat saya malu.” Lanjutnya,
“gue minta maaf dera, gue minta maaf” ucap evelyn yang terisak.
“gue juga ke lo dera, dan andre, “ lanjut hasley tersenyum, andre pun menahan tawa saat benar gigi hasley ompong di bagian tengah.
Dera sendiri tak tahu kenapa hasley dan evelyn meminta maaf secara langsung, walau tau hasley seorang gentle yang menepati janjinya, tetapi seolah ada masalah besar yang terjadi selaian kehilangan gigi tengahnya.
“mungkin dengan ini kita impas, dan kita mulai dari awal, “ ucap andre sok bijak sambil tersenyum, padahal dera sendiri senang melihat hasley dan evelyn seperti itu. Tanpa di suruh mereka berempat pun saling ber maaf-maafan.
Dan sekali lagi melihat evelyn terus mual, membuat rasa curiga andre semakin jelas, kalau kondom yang ia tusuk dengam jarum di pakai oleh hasley tanpa sadar.
Masalah hari selesai tanpa ada yang harus di salahkan, andre senang masalah dera selesai dalam waktu yang singkat, dera terlihat terus menunduk sambil berjalan.
“tinggal masalah kita berdua” ucap dera tanpa menoleh.
“yoaa” jawabnya dengan semangat, karena puas yang di lakukannya terhadap evelyn.
“gue dapat kabar dari dona, tepat hari minggu jalan ke pulau itu terbuka, dan cuman sisa dua hari lagi,”
“dan kita gak ada perkembangan sama sekali, “
“ya begitulah” tarikan nafas andre pasrah,
“bearti minggu kita kesana pagi-pagi, biar minta saran dari kakeknya si doni “
Dan kini mereka pasrah menunggu hari minggu, tak ada perubahan dari dirinya, terutama dera ia merasakan seperti lelaki pada umumnya sudah menyukai lawan jenis,
Kalau andre, tak ada perubahann, tetap di dalam dirinya merasa jijik ada lelaki mendekatinya, mungkin nafsu menjadi wanita berkurang dan dera sebaliknya.
0 Komentar