ANDERA PART 8

 

Hari minggu pun tiba, dona menyetujui untuk berdamai dengan doni sementara waktu demi dera kembali normal.




Mereka berempat sudah janjian berkumpul di rumah doni, dan segera menuju ke rumah kakeknya yang cukup jauh.




Perjalanan di tempuh 30 menit berjalan kaki, karena tak ada jalan lain. Dera melihat ke arah dona yang terus terdiam saat berjalan bersampingan. Dan sampailah di rumah yang sangat sederhana karena terbuat dari kayu.




“kakek, ini doni kek” doni langsung masuk karena pintu tak terkunci.




“ohhh kamu don” suara yang tak asing bagi dera, dan sosok lelaki tua pun muncul. Langsung membuat dera dan andre berdiri terdiam




Sosok kakek doni, ternyata mirip dengan mimpi mereka berdua, bulu kuduk dera dan andre langsung berdiri hebat saat kakek doni menatapnya.




“dera lo kenapa?” tanya dona tetapi dera tak mengubrisnya ia terus menatap kearah kakek doni, begitu pun andre.




“ini kek, teman doni ada masalah serius, dan minta bantuan ke kakek” tak ada jawaban, tangan kakek doni menyuruh mereka pergi,




“mungkin lagi gak mau di ganggu don, kita salah waktu” ucap dona berbisik.




“kalian berdua tetap disini” tunjuknya ke arah andre dan dera, suasan semakin tegang di tambah ruangan tak terlalu terang. Kakek itu menyuruh duduk.




Dera dan andre yakin kakeknya doni mirip dengan di mimpinya dan bedanya hanya tak memakai topi.




“ada apa?” tanyanya pelan.




“aanu kek, saya” ucap andre yang terbata-bata.




“kami kesini untuk membantu masalah kami kek,” lanjut dera perlahan.




“kami” dengan sedikit gugup dera menceritakan apa yang terjadi, suasana kembali hening setelah dera menceritakannya walau pun selalu menyalahkan andre, tetapi memang benar.




“apa kaliang tahu, pulau itu sangat skaral?” anggukan dera dan andre.




"maafin kami kek, soal itu" andre tak bisa berkata apa-apa karena terlalu gugup.




“dahulu kala pulau itu di termukan oleh sepasang kekasih, sang pria memberitahukan kalau di pulau itu ada sesuatu yang berharga. Tetapi mereka tak menemukan apa-apa, hanya seongok batu besar.”




“sang wanita pun marah, karena merasa di bohongi, pertengkaran tak bisa di hindarkan dan keluar dari pulau itu, sampai awan menjadi gelap, debur ombak yang meninggi.”




“mereka pun terjebak selama 6 bulan lamanya, sang pria dan wanita selama itu juga saling bertengkar karena tak bisa kembali ke daratan.”




“masing-masing pun menyumpahi, kalau ada dua sepasang lelaki dan wanita berada di pulau itu mereka akan terjebak seperti mereka berdua.”




“dan akhirnya mereka pun meninggal di dalam pulau, karena tak ada bahan makanan yang cukup” andre dan dera pun kembali merinding bukan karena mendengar ceritanya, tetapi kutukan dari sepasang kekasih yang berada di pulau itu.




“tapi saya yakin kakek yang ada di dalam mimpi itu” ucap dera memberanikan diri.




“dan yang membuat itu terlarang adalah saya sendiri, karena untuk menghindari kutukan di pulau itu, tetapi kalian berdua dengan angkuhnya berjalan santai tanpa meminta izin”




“biarlah hukuman terus berlanjut sampai sadar apa yang kalian lakukan,”




“sisa 3 bulan lagi, jalan ke pulau itu akan terbuka lagi. Kalian berdua kesanalah walau diri kalian belum kembali ke raga masing-masing” andre terdiam seribu bahasa karena ia memikirkan apa yang terjadi bila ia tak bisa kembali ke tubuhnya.




Dera dan andre berjalan pelan keluar dari rumah sang kakek, ia melihat dona terdiam saat duduk bersama dengan doni.




“eh gimana?” doni langsung menghampiri, andre menggelengkan kepala dan dera pun sama.




“terus gimana?” dera dan andre bersamaan menggelengkan kepalanya. mereka berempat pulang dengan tenang tanpa berkata sepatah katapun.




***​




Dengan langkah lemas mereka pun kembali ke rumah, “kak andre, kak dera” teriak nesya dari belakang dengan nafas yang terengah.




“kamu habis darimana nes?”




“abis cari orang yang bisa bawa mobil, mobil papa sama mama mogok di jalanan.”




“ha mogok?” anggukannya pelan.




“deket mana?”




“katanya sih di desa sebelah, disana kan jarang mobil lewat” lanjutnya dengan raut wajah yang kwahtir.




“terus dapat orangnya?” nesya menggelengkan kepalanya.




“kak andre bisa tuh” celetuk andre membuat dera menoleh kearahnya.




“serius?” dera kembali melirik tajam,




“oke aku ambil kuncinya di dalam,” nesya langsung berlari ke dalam rumah mengambil kunci mobil pick up yang terparkir di luar rumah.




“gue mana bisa bawa???!!! “ gerutunya kesal berpura-pura ia bisa menyetir.




“cepetan nyalahin aja dulu, pencet koplingnya yang itu” dera mau tak mau mengikuti kemauannya karena tak mau nesya curiga. dan mengikuti arahan dari andre.




Dengan keringat dingin dera bisa menjalankan mobilnya sejauh 1 meter, “ gantian sini, si nesya gak liat.” Andre langsung mengambil alih posisinya.




“mana mati terus??” gerutu dera karena sama seperti dirinya mati hidup terus saat di jalankan.




“sabar, gue dah lama gak bawa, wajar lah” setelah mulai terbiasa dera tersenyum pelan karena andre tak bohong ia bisa menyetir.




“kasih tau jalannya, gue tau jalan sini”




“iah,”




Tak di sangka jalan menuju tempat om deni dan tante rani masih berbatu, membuat andre tarasa pusing dan hampir muntah, andre terus menahannya sampai ia melihat mereka berdua mondar mandir di pinggir jalan.




“lo yang bawa cepetan” pinta andre,




“ha gue??”




“iaaa gue bantuin pencet koplingnya” ucapnya menahan mual, tangan dera gemetar memegang kemudi. Dengan perlahan akhirnya mobil maju perlahan.




“andre dera?” ucap om deni langsung menghampiri. Andre langsung belari untuk muntahh.




“uweeeeeeekkkk” rasa mual sudah tak tertahankan andre memuntahkan semua yang ia makan di selokan.




Sebuah tangan terasa memijit leher belakanganya dan sesekali mengurutnya agak kasar, andre mlirik sedikit kearahnya dan ternyata dera.




“uweee” dera terus mengurut tengkuknya dengan minyak angin sampai rasa mual andre mulai sedikit hilang.




“ ya udah langsung pulang aja yuk,” ajak om deni saat selesai memindahkan barangnya.




“oh ya andre biar om aja yang bawa mobilnya, ya” andre dengan langkah perlahan menuju mobil, dan membiarkan mobil yang mogok di pinggir jalan. Karena tak ada akan hilang walau satu minggu di biarkan seperti itu.




“dera ke belakang aja ma” andre langsung menaiki bak belakang mobilnya dan bersandar di pinggiran. Dera pun duduk tak jauh darinya.




“gue lupa bilang, kalau gue gak kuat lama-lama di mobil, gampang mual” dera sesekali melihat andre menutup matanya.




“telat kasih taunya” jawabnya pelan.




“namanya juga lupa, “




“gak ada bakat lo jadi orang kaya, naik mobil aja mual gitu” lanjut andre terus memejamkan matanya




“bodo,"masa orang kaya ada bakatnya"


"nih olesin sendiri, “ gumamnya kesal, andre tak mau banyak bicara karena kepala kembali pusing saat melewati jalan berbatu.




Matanya mulai terpejam saat melewati jalan beraspal menuju rumah, kepalanya bersandar di bahu dera.




***​




“huaaa disini lagi, pasti ke tiduran” gumam andre bermimpi kembali di pulau itu, tak ada suara apapun di sini dan udara tak terasa dingin walau ia telanjang bulat.




Andre memberanikan mendekati batu itu, dan ia melihat ukiran-ukiran yang terpahat di belakang batu. Tak jelas dan tak mengerti apa yang di maksud, udara pun tiba-tiba hangat di belakang batu dan pasir terasa sangat lembut.




“ahh gila, kenapa ini ??“ gumamnya merasakan sesuatu yang menjalar dari ujung kaki sampai selangkangannya, aliran lembut nan merangsang tiba-tiba muncul dan sekarang menjalar ke dada sampai lehernya.




“sshit, apaan ini” andre merasakan ingin mendesah merasakan rangsangan tanpa wujud seperti ini.




“haaaa” andre langsung terbangun saat sesuatu sangat terasa di vaginannya.




“kak dera udah bangun” ucap nesya yang ternyata sedang membersihkan tubuhnya dengan handuk hangat.




“kamu ngapain?”




“mandiin kak dera, abisnya tadi kata mama kak dera demam, jadinya di suruh lap tubuh kak dera aja” jelasnya yang ternyata sudah selesai.




“istirahat aja, nanti aku bawain bubur ya” nesya langsung memberikan pakaian ganti, andre juga merasakan tubuhnya sedikit meriang dan kembali tiduran. pusing di kepalanya berangsur hilang.




Tak lama suara pintu terbuka, dera masuk membawakan bubur,”makan nih” ucapnya membuat andre langsung menoleh.




“gue kira nesya”




“dia lagi sempet bantuin mama gue.” dera langsung meletakan bubur di samping meja.




“suapin, gue kan atit” ledek andre tertawa pelan.




“Dih, males banget” dera langsung membuang muka.




“ya udah, kalau nih tubuh lo sakit-sakitan jangan salah gue ya”




“ih ngancem segala, nyebelin lo!” mau tak mau dera pun dengan sedikit geram menyuapkan bubur ke andre.




“buset, pelan dikit dong, keselek gue”




“siapa suruh makan bubur lama, tinggal telen aja” dera kembali menyuapkan ke mulut andre walaupun mulutnya masih penuh.




“thanks” andre langsung kembali rebahan. Dera tak menanggapinya langsung berjalan keluar membawa mangkok kosong yang habis dalam waktu 3 menit.




“dera dera, “ tawa andre sambil sesekali tersenyum sendiri.




“tapi kenapa gue jadi suka sama wajah gue sendiri yah?”




“wagh wah, gak boleh gak boleh, bahaya nih kalau gue suka cowok,” andre kembali tersenyum memperhatikan wajahnya.




***​




“gimana ndre kondisi dera?” tanya papa saat dera mencuci mangkok bekas andre makan.




“itu… udah baikan om, hehe”




“dia masih galak gak ke kamu?”




“galak om, galak banget!” jawab dera dengan semangat,




“galak-galak, tapi kamu suka sama dera?” tanya




“haaa???”




“gak kok om, haha” dera berusaha tertawa karena hal itu sangat tak lucu baginya.




“awalnya gitu loh” papa menyengol bahunya seolah menyinggung kejadian mobil mogok sampai ia mengendong andre ke tempat tidurnya.




“ahhh, si papa salah paham… bukan begitu. ” gumamnya dalam hati.




“kalau gitu jaga dera yah ndre, om sama tante pergi lagi buat urus mobil tadi sama temenin antar barang” di tepuknya bahunya.




“haaa…” helaan nafas dera pasrah apa yang terjadi sekarang, matanya tertuju kearah nesya yang membawa kotak dari dalam gudang.




“itu apa nes?” tanyanya penasaran.




“oh ini, ada deh… tanya ke kak dera sendiri aja, aku suruh bawa kesini” jawabnya menjulurkan lidah.




“liat dong” tanyanya penasaran.




“nanti aja, abis aku antar ini, kak andre liatnya” tawa centilnya langsung berjalan menuju lantai atas.




Dera langsung duduk termenung, ia merasa mulai peduli dengan andre sejak dirinya sakit saat itu. Perhatiannya membuat luluh sikap dingin terhadap diri andre walau sedikit






Pintu kamar terbuka, nesya masuk membawa box dari gudang.” Buat apaan kak?” tanyanya langsung tiduran.




“buat di pajang di kamar lagi, barang masih bagus ngapain di buang” andre langsung membuka yang ternyata berisi album foto.




“ih aneh, kak dera yang simpen di gudang sendiri, kak dera yang ambil lagi” andre kembali melihat isi album foto yang lainnya.




Album foto itu berisi foto dera yang berada di dalam pertandingan voly.” Ini yang ambil papa ya?” tanyanya




“iah lah, siapa lagi, kak dera aneh kayak lupa ingatan” andre hanya tersenyum dan kembali membuka setiap lembar album foto.




Andre dengan jelas melihat raut wajah dera sangat berbeda dari yang sekarang, di dalam foto itu dera penuh keceriaan, dan malah terlihat sangat bersahabat. Dan sampai ke album foto terakhir yang terlihat robek.




“ini kan si hasley” gumam andre, menyatukan beberapa foto yang sobek, dan jelas foto yang di album yang tersobek adalah foto hasley yang sedang bertanding atau pun latihan.




“ternyata dera sampai sebegitu kagumnya sama si hasley, tapi kalau di jadian sama hasley. Gue gak bisa ke bayang dah” andre tak mau memikirkan macam-macam, apa lagi memikirkan sampai hasley dan dera benar-benar pacaran saat itu.




“aduh, jadi aneh gue gini” andre memilih menyudahinya,




“molor pula” andre langsung merapihkan dan menggeser nesya yang tertidur. Matanya sesekali melihat langit-langit kamarnya dan ikut terlelap.




***​




Pagi ini ada yang berbeda dari para siswa, seolah melihat aneh dirinya aneh. Tiba-tiba dona menarik tangannya menuju tempat sepi.




“lo serius kemarin berantem sama evelyn?” tanyanya setelah mendengar isu tak sedap. Andre hanya mengangguk pelan.




“parah, kenapa si dera gak bilang ke gue ya?” andre hanya mengangkat bahunya. Dari kejauhan dera datang dengan langkah agak cepat.




“lo di panggil ke ruang kepsek,” andre langsung memasang wajah terkejut, masalah kemarin berlangsung sampai ke ruang kepala sekolah.




“terus gue harus gimana?”




“gak ada yang bisa bantu, mendingan lo minta maaf deh, walau sakit hati nanti” ucap dona.




“kenapa emang?”




“lo bakal tau sendiri”




Entah kenapa andre mempunyai firasat tak enak saat masuk ke dalam ruang kepala sekolah, ia melihat evelyn.




“silahkan duduk dera” ucapnya dengan nada datar.




“saya bingung harus mulai darimana, “




“suruh minta maaf pa ke akuu” ucap evelyn dengan nada jengkel, andre terkejut ternyata orang tua evelyn adalah kepala sekolah ini.




“lah kok gue? Lo duluan yang mulai” celetuk andre tak terima dengan evelyn,




“dera, stop, “ andre terlihat jengkel karena kepala sekolah memihak kepadanya.




“saya gak salah pak”




“deraaaaa. Saya tak mau perpanjang masalah ini, lebih baik minta maaf ke evelyn dan begitu selesai oke” ucapnya menghela nafas.




Andre dengan berat hati pun meminta maaf dengan nada pelan, “ gak denger, yang keras dong” ucapnya.




“gue minta maaf”




“cium tangan gue” pintanya menjulurkan tangannya. Kepala sekolah tak memperdulikan dan memilih keluar ruangan.




“cepetan” ucap evelyn dengan nada geram. Andre pun mendekati tangannya dengan wajahnya.




“Plakkkk!” tamparan langsung ke pipinya.




“gue maafin” senyum langsung keluar dari kelas dengan senyuman kecil




“cihhhh… baru kali ini gue di permaulin sama cewek,”




“oh ia gue lupa gue lagi jadi dera, okeehh, gue bikin perhitungan lo” senyum licik andre keluar dari ruangannya. dan benar ucapan dona.




“dera tuh andre” tunjuknya saat andre menuju kantin.




“annn”




“deraaaaaa” ucapnya teriak tertahan hampir keceplosan memanggil nama andre. Andre pun mendekatinya.




“gimana “ tanya dona penasaran.




“ucapan lo bener, “




“ya lah, bokapnya punya nih sekolah, mau gak mau lo harus ngalah, dan lo tau evelyn kayak gimana?” andre tersenyum pelan. Mata dera terus memandang wajah andre yang terlihat kesal, ia tau karena dera kalau kesal memasang wajah seperti itu.




***​




Bel pulang sudah berbunyi, untuk pertama kalinya andre dan dera pulang bareng, “ gue pengen rasanya kerjain tuh evelyn” gumamnya.




“buat apa?”




“buat kasih efek jera aja”




“haa?? Lo mau ngapain?”




“entahlah belum kepikiran”




“kalau lo mah pasti gak kepikiran balas perlakuan evelyn apa lagi hasley kan?” dera langsung meliriknya tajam tanpa sepatah katapun.




“gue mah gak bakal takut dengan tatapan mata lo, yang ada wajah gue terkesan ganteng lo gituin” tawanya, dera tak memperdulikannya seperti biasanya, andre sesekali terus memperhatikan wajahnya dengan tatapan kosong.




“bentar, gue ada ketinggalan, ponsel gue” andre langsung kembali ke sekolah karena ia lupa membawa ponselnya di kolong meja. kecorobohan yang luar biasa.




“ahh” jerit seseorang yang tak asing di telingannya.




“kayak suara nesya?” andre langsung mencari suara itu berasal, dan ternyata berasal dari lorong ruang osis. Tetapi tak ada seorang pun disini. Dan kembali jeritan dari dalam ruang osis.




“mungkin si evelyn, tapi jeritannya kayak nesya, jangan-jangan” andre langsung masuk ke dalam ruang osis. Dan lagi tak ada orang, hanya ponsel yang menyala.




“shit, ke jebak gue, dan sialnya ini suara mirip si neya” gumamnya langsung berlari keluar ruangan, tetapi tiba-tiba hasley masuk dan mengunci pintu.




“ternyata gampang ya cari perhatian kamu, dengan suara teriakan adiknya langsung kesini, kakak yang sangat peka.” ucapnya mengelus pipinya.




“mau apa?, jangan ganggu nesya” andre langsung menjaga jarak.




“kangen petting sama kamu” senyum mengelus pipinya.




“jangan takut sama evelyn, asal kamu turutin aja” bisiknya langsung memojokan ke tembok. Sambil mengelus pahanya.




“apaan sih lepasin” bentak andre. Dengan cepat hasley menyumpal mulutnya dengan benda yang mirip untuk menyumpal mulut evelyn saat itu.




Hasley langsung mendorong berbaring dan mengingat kedua tangannya dengan benda yang sama yang di pakai evelyn saat itu.




“bangsaatt,!! “ gumamnya dalam hati, karena ia tak bisa melawan tenaga hasley. Tanganya langsung masuk ke dalam rok menarik celana dalammnya dan menyingkap roknya.




“ngghh” lenguhnya merasakan lidah hasley bermain di vaginanya,




“ahhh kacau ni, gilaaa, aggkhh. ” gumamnya sambil menahan desahnya, lidah hasley terasa masuk ke dalam dan sesekali ia menyedotnya kuat..




"oke andre tenang, tenang kumpulin tenaga dulu" andre tak kembali berontak/




“nah gitu dong, rengangin dan nikmatin “ ucapnya dengan bebas memainkan vaginannya, sambil menahan desah kaki andre mencari celah untuk menendang.




“aah shit gila beneran ini mah” gumamnya merasakan benda tumpul di vaginannya,




“ahh kebablasan gimana dera?” tanya sambil memasukan kepala penisnya, tanya nya sambil membuka sumpalan mulutnya.




“aaah, iaa masukin ajaa, uhhm” andre berpura-pura pasrah,hasley tersenyum senang, menaikan kakinya ke lehernya. Dan menempelakan kembali penisnya.




“kenapa gak dari dulu gini? Kita bisa pacaran sampai sekarang” ucapnya memasukan kembali kepala penisnya.




“tapi bukan sekarang, brengsekkk!!!” andre langsung memutarkan kakinya dan badannya langsung membanting hasley dengan keras.




“bruukkk” kasur pun langsung ambruk, dan begitu juga besi menahan ikatan di tangannya ikut terlepas.




“untuk gue masih ada bakat belar diri, walau sering bolos” gumamnya melepaskan ikatan di tagannya dan mulutnya,




Andre melihat hasley terkapar tak sadarkan diri, karena kepalanya terbendur lumayan keras sampai tempat tidurnya runtuh.




“kondomnya,” andre langsung mendekatinya, ia tersenyum saat melihat jarum pentol yang berserakan, andre langsung membuka 1 pack kondom yang masuk utuh dari kantong hasley. Dan langsung menusuk-nusuknya dari luat kemasan.




“hahaha” tawa senang, mengacak-ngacak rambutnya sebelum keluar dari ruangan.




“krekkk”




“ahhh, “ andre memasang wajah sayu, seolah ia habis ML dengan hasley.




“dera dera, kasian dirimu” ucap temannya, melihat andre berjalan sempoyongan.




“di hajar habis samasi halsey pasti, kalau evelyn tau bisa perang dunia kedua, nekat si hasley.” tawanya, membiarkan andre pergi begitu saja.




***​




Dera ikut kembali ke sekolah, dari kwahtir andre berurusan kembali dengan evelyn, dari kejauhan dera melihat andre berlari sempoyongan.




“abis ngapain lo?” tanya dera terkejut melihat seragamnya acak-acakan.




“nanti gue certain, cepetan balik” andre langsung memegang tangannya setengah berlari keluar dari sekolah.




“lo kenapa sih ?” tanya agak kesal,




“gue hampir di perkosa sama di hasley,”




“haaa??




“iah, tadi gue denger suara orang kayak si nesya, ternyata itu rekaman doang.” Jelasnya singkat membuat dera terdiam seribu bahasa.




“lo kwahtir sama gue dera?” tanyanya




“siapa bilang, gue kwahtir tubuh gue di pake sama si hasley,” gumamnya langsung membuang muka, dan berjalan masuk ke dalam rumah.




“makin gila tuh anak, memek si evelyn gak cukup apa?, makin maniak “ raut wajahnya berubah drasstis begitu sangat takut apa bila tubuhnya benar-benar di setubuhi oleh hasley. andre sedikit yakin kalau dera tak sampai ML dengan hasley




“kak andreee” tegur nesya sedikit panik saat sampai di rumah.




“ ada pa nesya?”




“keran kamar mandi, kayak bocor deh” ucapnya, andre hanya tersenyum senang karena urusan memperbaiki urusan dera. andre langsung melangkah ke kamar.




“terus?”




“ihh, kak andre bisa kencengin gak? Tunggu papa kelamaan” ucapnya.




“gue mana bisa nesyaaaaaaa,” gumam dera terpaksa ikut ke kamar mandi, dan air merembes dari sela-sela keran cukup banyak.




“duh harus gimana??” dera bersikap sok cool mengecek keadaan kerannya.




“ambil tang donk” pintaya dengan yakin. Nesya pun langsung bergesas.




“duh muternya kemana?” mata dera sesekali melirik saat nesya terus memperhatikannya, reflek dera memutar kearah kiri dan air semakin keluar.




“burrrrrr” dengan kencang air keluar dari keran yang terlepas. Membasuh tubuh dera dan nesya, dera reflek pun menutup lubangnya dengan dua tangannya,




“ambilin keran nesya” pintanya mengambil keran yang terlepas di lantai. Air kembali membasuh tubuhnya, saat dera mencoba memutar keran kea rah kanan,




Sedikit demi sedikit, dera berhasil menyumpalnya dan kembali posisi semula. Air masih merembas di sekitar keran.




“tunggu papa kamu deh nesya, kak andre gak bisa, lagian seragam kamu ikutan basah” tunjuknya seragam nesya yang basah, dan tercetak jelas tangtop putihnya.




“hihi, ya udah”




“kak, uhhmm” ucapnya menutup kamar mandi.




“aku kangen ih di sodok kak andre uhmm” wajahnya kembali tersipu malu.




“sst kamu ya, ada kak dera di rumah” dera sedikit gemes melihat tingkah adiknya seperti ini, di tambah entah kenapa penisnya ikut menegang melihat nesya.




“disini ajahh, “ ucapnya mengambil sabun cair sambil menggosokan ke dadanya. Nafsu dera kembali tak bisa ia kendalikan, dan langsung mendorong tubuh nesya ke tembok dengan tangan meremas buah dadanya dari seragam yang basah.




Dera berlutut sambil menurunkan celana dalamnya, dan mengangkat kaki kanan nesya, “ slrruuuppsss “ ia menjilatinya. Dua jadinya menyodok-sodok pelan.




“ouhhh kak” desahnya.




“Nesyaaaa, liat kak andre gak?” teriaknya andre dari luar, membuat dera menghentikan aksinya.




“haa?? Gak liat kak, tadi beli katanya beli keran”




“emang ada yang bocor?” tanynya membuat semakin mendekat.




“iaaa aahhhhh” jawab nesya menahan geli di vaginanya.




“ouh, ya udah, ”




“iaaahhhhhhhh” jawabnya menahan desah saat lidah dera menyedot kuat vaginannyaa.. nesya langsung berlutut membantu mengeluarkan isi celana dera,




“ih udah bangun” nesya langsung memberi sabun cair dan mengocoknya dengan cepat, dan langsung di siram air.




“slrruuuppss” kini gentian dirinya menyeruput penisnya, nesya mengeluarkan masukan penisnya degan cepat dan sesekali kepala penisnya di hisap kuat.




“ready?” tanya dera membangunkan nesya dan memposisikan berpegangan di pinggir bak mandi.




“iah” jawabnya sedikit menungging. Dera mengosokan tangannya yang bersabun ke vagina nesya dari arah belakang sambil meremas buah dadanya.




“ouhhh” desahnya yang tersumpal bibir dera, penisnya dengan lancar masuk kedalam vaginanya, karena ada efek sabun cair. Dengan hentakan ringan dera memaju mundurkan perlahan.




Erangan kecil mengisi kamar mandi, membuat nesya semakin menjadi-jadi mendesahnya. Dera segera mempercepat.




“kak andreee” geram nesya sambil menahan desahnya, saat andre dengan agak kasar memompanya dengan cukup cepat. Dera mengangkat satu kaki nesya,




Dan tak lama tubuhnya mengeliat. “ploppppp” dera mencabut penisnya, nesya langsung duduk lemas dengan nafas terengah.




“engghh” pekik nesya saat dera memasukan penis ke dalam mulutnya, dan kembali memaju mundurkan.




“brootttt” dera klimaks di dalam mulutnya,, dan terpaksa nesya menelan beberapa tenggukan spermanya sampai terbatuk-batuk.




Wajah nesya tak terlihat kesal dan malah terlihat senang sambil menatap wajahnya. dan lidahnya sesekali menjilati di sekitar bibirnya.

Posting Komentar

0 Komentar