“gilaaaa, gilaaa gilaaaaa!!” gumam dona tak percaya, saat dera menceritakan singkat apa yang terjadi,
“lo nekat masuk kesana bareng si andre, parah!!, orang-orang aja gak ada yang berani masuk situ,”
“iaa, stop dongg ah ceramahin gue, gue juga nyesel ikutin tuh anak. Gue pikir kalau dia masuk sendirian gue pasti kena getahnya juga!”
“tapi adik lo tau soal ini?” dera menggelengkan kepalanya,
“cuman lo doang, plish gue harus gimana.” Wajah dera-dera benar-benar pasrah, walau sedikit lega karena bebannya sedikit berkurang.
“gue aja bingung, oh ya kakeknya si doni pernah kesana dulu. Tanya dia aja” dera ingat kakek si doni mempunyai indra keenam dan paham akan masalah ini.
“lo tanyain dong, kan lo mantan doni”
“yah mantan sih mantan, tapi gue males liat muka dia ahh dera mah!!” dera sendiri tak tahu kenapa ia menjadi musuhan dengan doni semenjak mereka putus. Padahal dera rasa mereka saling cocok.
“tapi enak donk, punya burung beneran daripada pake dildong? Hahah” ledeknya menjulurkan lidahnya.
“enak apanya, nyusahin nih burung kalau liat body sexy dikit langsung bangun”
“masa??” anggukan dera
“gue liat donk, gue lom liat burung cowok dari dekat”
“ogah ah, lagi gak mod gue donaaaaa” dera memilih menenggak minumannya daripada meladeni ucapan dona. Dera tau di balik kutu bukunya dona nafsunya mirip dengan nesya. Karena konon tanda tahi lalat di alat kelamin menandakan nafsunya yang besar.
Benar atau tidak, tapi dona memang ia. “kalau gini cenat, cenut gak?” dera melirik dona, memelepaskan celana dalamnya dari dalam roknya. Dan sekilat dera bisa melihatnya.belahan vagina dona yang berbulur lebat.
“plis dah dona, mulai deh” geruut dera.
“ihh, gue kan mau liat tau, lagian bosen liat dildong dari lo kasih ke gue” ucapnya manyun.
“tapi takut ada yang liat, apa lagi gue dalam posisi jadi si andre, bisa di grebek kita”
“gpp, nanti gue kawin sama si andre hahaha, “ tawanya tak merasakan rasa risih sedikit pun, apa mungkin daya tarik dari andre begitu kuat sampai nesya dan dona sampai seperti itu.
“gak mau? Ya udah, gpp” jawabnya sambil memanyunkan bibirnya lagi.
“iah iah, liat sampe lo puas dah sinii” dona langsung melangkah mendekati dera, tiba-tiba dera menarik tubuh dona dan langsung melumat bibirnya.
“uhm dera,, uhmm” di tepuknya punggungnya.
“haha, muka lo merah gitu, kesemsem ya sama si andre?” tanyanya membuat muka dona merah merona.
“au ah, tapi kapan lagi gue di cium cowok ganteng, gpp deh, haha” dera kembali mencium bibir dona dengan mesra, bibir mereka saling memanggut. Dona merangkul lehernya dera sambil melepaskan kacamatanya.
Dera yang kembali di kendalikan hawa nafsunya, membuka kancing baju sekolah dona satu persatu sampai tersisa tangtop dan bra putih.
Tangannya meremas pelan kedua buah dada dona tanpa melepaskan ciumannya, ukuran buah dada dona di bilang lebih besar sedikit dari pada punya dera. Dan tentunya lebih kecil dari punya nesya.
“jangan lepas ih dera, gue mau liat ih bukan bercumbu tauu” dona langsung mengehentikan ciumannya,
“iah kebawa suasana gue juga, entah kenapa kadang-kadang gitu” dona perlahan membuka resleting celana dan juga menarik celana sekaligus celanda dalamnya setengah paha.
“wowww,” gumamnya melihat ukuran penisnya hampir sama seperti dildo kebanyakan.
“serius ini punya andre, pasti puas banget di enjot ginian” gumamnya memegang ragu-ragu batangnya.
“lo kepengen dera kalau kayak gini masuk ke memek lo?” tanya dona membuatnya tersipu sendiri,
“ya entalah, haha” dera sendiri malu-malu mengatakan kalau ia juga suka dengan bentuk penis si andre yang seperti ini.
“uhmm, gue emut yah” dona langsung menyibak rambutnya, sesekali lidahnya menjilat ujung penisnya, seperti makan es cream lidahnya ragu-ragu menjilatnya.
“slrruuuppssss” dona langsung memaju mundurkan kepalanya, ia melakukan seperti sama hala nya dengan dildo. Dera menahan nafasnya saat giliran sahabatnya mengulum penis asli.
“makin gatel yah memek lo dona?” goda dera saat jari-jarinya mengelus vaginanya sendiri.
“ihh” jawabnya terus mengulum.
“mau cobain gak?” godanya
“hayoo, ke kamar gue aja,” dona langsung bangun dan mengambil baju seragamnya, dera pun membuka celana sekaligus celana dalamnya,
“aw” jeritnya kaget saat tangan dona memegang penisnya dan menuntun ke kamarnya.
“oh dera, pesanan dildo kembar lo udah dateng tuh, sama kondomnya” dona langsung membongkar lemarinya dan menunjukan dildo kembar yang masih terbungkus rapih dan juga kondomnya.
“lo simpen aja ah, gue gak mau si andre main sama si nesya, walau sama-sama cewek. Tetap aja gue gak sudi kalau si andre sama si nesya” gumamnya.
“ya udah, lagian gue pake juga satu lobang lagi dimana?, di bool lo?” tawanya meledek.
“sini kondomnya, “ dona langsung memberikan dua pak kondom, dan kembali berlutut mengulum penisnya.
“lo mau pake yang mana? Yang bergeri apa tipis?” tanyanya menikmati kulumannya.
“yang tipis aja, biar gak kerasa pakai kondom haha” jawabnya sambil menepak-nepakan penis di wajahnya.
“anggap aja gue lagi pakai penis-penisan ya” anggukan dona langsung memasangkan kondomnya dan terlihat penisnya tak terututp kondom, hanya seperempat sisanya.
“langsung aja dera, gak usah di elusin” dona langsung menungging dan berpegangan ujung tempat tidurnya.
“siapa juga yang mau elusin, hutan rimbun kayak gitu”
“ih biarin, alami,” dera langsung memegang pinggul dona, dan menggesekan penisnya ke belahan vaginanya.
“eggghhh ahhhh”erang dona merasakan vaginanya mulai terisi dikit demi sedikit dan juga belum terlalu basah.
“ohh dera, gilaa dalem bangett” gumamnya menggenggam erat ujung tempat tidur.
“pelan ahhh” pintanya, dera dan dona satu kesukaan yaitu gerakan yang santai tetapi menghentak, rasanya lebih terasa di banding cepat-cepat.
Dengan begini terasa romantic, itulah impian dona dan dera saat mempunyai suami suatu saat nanti.
“ouhhh, plopppp” dera mencabut penisnya, dan duduk di bangku tak jauh dari tempat tidur.
“rese lo dera, lagi enak juga” racaunya.
“sini donk, udah lama gue gak liat goyangan lo” ledeknya memainkan penis, dona pun langsung berdiri di pangkuannya dan perlahan ia kembali memasukan perlahan.
Dera dan dona kembali bercumbu, tak lupa remasan di buah dada dona dari luar tangtopnya, kini dona menggerakan pinggulnya perlahan tetapi menghentak membuat ciuman mereka semakin menjadi.
“ouhh, “ dona kembali menghentikan posisi, ia memutar posisinya membelakangi dera dan kembali menggerakan pinggulnya, dera langsung menyingkap tangtop dan bra nya ke atas.
“doyan banget posisi kayak gini” celetuk dera sedikit menggerang karena gerakannya pelan tetapi sangat menjepit. Dona tak banyak bicara matanya sayu menikmat hantaman demi hantaman dari bawah.
Keringat sudah membasahi dahi masing-masing, ketahanan tubuhnya hampir dengan dera agak lama susah keluar dan menikmati sesi yang panjang sebelum klimaks.
“sini dera, selesai gue dah gak tahan” helaan nafas dona merangkak ke tubuh dera yang terlentang, ia kembali posisi cow girl.
“ahhh” desahnya menggerakan pinggulnya agak keras dan pelan, tak lama dona menekan pinggulnya erat-erat dan menaruh tangan dera agar meremas buah dadanya erat.
“ouhhhhh” erangnnya sambil mendongkat keatas.dera pun merasakan yang sama. Terasa kepala penisnya sudah berkedut kencang, ia menghentakan penisnya ke atas agar kembali tergesek.
“ouhhh” erang dera merasakan sesuatu yang kuat keluar dari kepala penisnya,. Dera kembali berciuman pelan.
***
Andre dan doni duduk termenung, “tapi enak juga, bisa body si dera tiap hari, apa lagi tidur bareng adiknya beuhh” gerutu doni.
“awas lo nafsu sama gue, najis, gue gini-gini masih suka cewek”
“wkwkw ia, gue juga jijik kali, gue liat lo jadi kayak ladyboy wkwkw,"
" si dera kan tingginya kayak lo, di tambah tuh toketnya gak terlalu gede” tawanya puas
“tai ah, oh ia, gue boleh tanya gak?”
“apaan?”
“si dera dulu pemain bola voly juga kan?” anggukan doni.
“lo tau darimana?”
“nebak aja, “
“ia dulu dia pemain voly, dulu dera orangnya ceria kok. Tetapi berubah setelah kekalahan team putri satu tahun lalu.”
“kalah ?”
“iah, team nya dera kalah di skor terakhir. Mungkin rasanya malu kalah, tetapi gue gak tau secara detail.”
“ouh.. kasian aja gue sama si dera, kagak ada yang ajak ngobrol, paling temannya siapa? Si dona ya?”
“iah, dona,”
“tapi kenapa lo putus sama dia?”
“sst lo diem ya, gue putus gara-gara gue gak sengaja bongkar lemari yang isi titit-tititan,”
“dildo?” anggukan doni pelan
“ Ya jadinya gitu, kita putus gara-gara itu” doni terlihat bersalah dengan kejadian itu dan terlihat dari raut wajahnya yang ingin mengulang kembali waktu.
“berati belum pernah begituan donk?”
“belum lah, gue masih perjaka gini. Haha”
“gue tanya lebih donk soal dera boleh?”
“kalau gue tau mah tanya aja, gue kurang deket sama si dera cuman si dona aja” jawabnya langsung merebahkan dirinya.
"rempong ya"
"emberrrrr"
Tak terasa sudah jam 3, belum ada ide dari doni maupun dari dirinya. Andre memilih untuk pulang.
Dari kejauhan andre melihat dera baru saja keluar dari rumah dona mengendap-endap. “ dera” panggil andre, dera tak memperdulikannya.
“lo baru balik dari rumah si dona?” tanyanya setelah mengejar dari belakang.
“ia kok lo tau?”
“gue abis dari rumah si doni”
“haa??? Lo certain masalah ini ke dia?” anggukan pelan.
“lo ngapain ke rumah dona?”
“ituuuu…”
“sama kayak lo, “ jawabnya pelan.
“terus?”
“entahlah, yang jelas dona tau gue adalah dera, dan doni tau lo itu andre”
“jadi, cuman kita berempat yang tau ok” ucapnya dengan serius. Andre hanya menangguk pelan dan berjalan pulang.
***
Dera kembali tertelap karena rasanya sangat lelah berhadapan dona, ia melakukannya karena setengah tak sadar. Dera merasakan nafsunya dua kali lipat dari biasanya, seolah ia begitu sangat semangat.
Hal itu juga di rasakan saat bermain dengan nesya, dirinya tak bisa mengendalikan dirinya.
“disini lagi” gumamnya berada tempat yang selalu sama saat bermimpi, tapi kali ini dia hanya sendiri tak terlihat andre.
Asap putih muncul kembali dari bawah batu besar itu, dan muncul kakek-kakek seperti biasanya. Dera pun berjalan mencoba dengan dekat sambil menenangkan pikirannya ingin berbicara baik-baik.
“tindakan mu berasal dari pikiranmu, kejadian hari kemarin dan sekarang hasil dari pikiranmu sendiri. Yang bisa mengendalikannya hanya dirimu sendiri.” Ucap kakek-kakek itu saat dera coba mendekat.
Ia bisa tahu apa yang ingin dera tanyakan, yaitu saat nafsunya melihat lawan jenis padahal di dalam dirinya ada perempuan.
“bearti “ gumamnya
“iah, kamu mulai nyaman dengan dirimu yang sekarang"
"Dan bila masing-masing diri kalian nyaman dengan diri kalian yang sekarang kalian akan terperangkap selamanya“ ucap lagi sebelum dera melanjutkan bicaranya.
“gakk mungkin” teriaknya langsung tersadar, wajahnya terlihat sedikit pucat karena ucapan kakek-kakek itu ada benarnya, ia merasakan sangat senang menggunakan tubuh andre untuk bermain dengan dona dan juga nesya tanpa ia sadari.
Hari-hari berikutnya dera kembali bermimpi yang sama dengan jawaban yang sama, dan juga tak melihat andre di dalam mimpinya kali ini. Hal ini membuat dera demam dan terpaksa tak sekolah seperti biasa.
“krekkk” suaranya pintu terbuka dan ternyata andre membawa piring berisi buah apel yang sudah terpotong.
“gimana demam nya?” tanya andre melihat wajah dera sedikit pucat.
“lumayan, tutup pintunya gue mau ngomong” pinta dera pelan.
“akhir-akhir ini gue mimpi yang sama , gue mimpi kakek-kakek itu lagi” ucapnya menundukan kepalanya.
“certain aja” senyum andre, dera pun menceritakan apa yang terjadi semua yang kakek-kakek ia katakan dengan jelas.
“lo jadi kayak cowok normal gitu?” anggukannya pelan.
“ia gue juga bayangin tubuh si dona sama si nesya, “ lanjutnya tak menceritakan kalau ia sudah berhubungan badan dengan mereka berdua.
“kok gue ngak ya??”
“jangan sampai!!!” ucapnya
“terus kalau gue horny harus ngapain?”
“itu, colokin aja sendiri, sama nesya juga boleh sana” jawabnya pelan sambil membuang muka.
"oke" jawabnya tersenyum.
"lagian gue kagak nafsu liat cowok, berasa jadi banci gue suka cowok" lanjutnya, dera hanya menghela nafasnya.
“ya udah, makan nih buahnya, udah gue kupasin” andre langsung mendekatkan piringnya ke hadapan dera.
“ini tangan lo kenapa?” tanya menarik jari andre yang kena perban.
“kena piso, cuman luka kecil aja, udah ah, lama-lama disini pada curiga” andre langsung berjalan keluar,
“dan lo jangan ke geeran, gue lakuin ini buat diri gue sendiri, gue gak mau lihat tubuh gue sakit-sakitan gara-gara lo” lanjutnya langsung menutup pintu.
"satu lagu, cepet sembuh ya" lanjutnya dari luar kamar.
3 hari terbaring di tempat tidur, kondisi dera sudah pulih. Dona yang membuat dirinya lebih tenang dan bukan andre yang memberikan apel sampai ia pulih.
Dera pun bersikap seperti biasanya walau masih teringat terus ucapan kakek-kakek itu, dan benar diri sendiri yang mengatur pikiran dan tindakannya.
“kondisi lo gimana dera?” tanya dona saat di sampingnya berjalan kearah rumahnya.
“udah kayak biasa kok” senyumnya kecil.
“kayaknya di evelyn nyebar rumor deh, kalau gue godain lo biar bisa jalan bareng” tatapan mata dona sepertinya serius kali ini.
“biarin ah, gue males bahas si evelyn. Lo tau sendiri dia paling jago adu domba kan?, jangan tanggapin nanti lo kayak gue dulu” senyum dera.
“heheh, iah sip.”
“rumah gue sepi dera, sampai jam 5 sore, daripada pening mendingan kita senang-senang berdua” dona menjulurkan lidahnya.
“ya udah duluan, kalau berduan nanti curiga” senyum dera. Ia kembali berjalan perlahan.
“aw sakit don” gerutu dera saat dona mencubit centil pinggangnya.
Dera kembali melihat hasley sedang bermain voly. Rasanya aneh kakinya tak terasa gemetar melihat pukulan kencang hasley, dan juga keringat yang keluar dari wajah.
Rasa kagum terhadap hasley terasa berkurang terus menerus saat ia berada di dalam tubuh andre. Apa mungkin dera sudah merasa nyaman menjadi pria normal pada umumnya. rasa kwahtirnya kembali muncul sesekali saat kembali teringat ucapan sang kakek.
***
“aw awa aw, shit nih peruttt mules banget” gumam andre setengah berlari menuju wc belakang sekolah. perutnya terasa sangat melilit setelah makan. dengan cepat ia membuka rok nya.
“brrooottttttttttttttt” bunyi kentut becampur isinya langsung keluar.
“hhaaa mantabbbb” helaan nafasnya lega.
“uweekkkk, bau banget kayak bau bangke” ucap seseorang yang andre tau itu suara evelyn,
“iah siapa sih, gila makan bangke sama telur busuk nih orang” ucap temannya mengedor-ngedor pintu yang tertutup dan mereka berhenti di depan pintu wc andre.
“nih kayak nih orangnya evelyn”
“brrottttttttttttt” andre kembali mengeluarkan gas beracun. tanpa memperdulikan gedoran di pintunya.
“braak braakk, keluar lo “ salah satu temannya mengedor kembali dengan cukup keras.
“iahh” jawab andre langsung membersihkan selangkangannya, andre pun keluar. Dan di depannya sudah ada evelyn dengan kedua temannya.
“cih, lo” jawabnya sinis, andre baru pertama kali melihat wajah polos evelyn berubah menjadi sinis seperti itu.
“mau ke wc juga?” tanya andre yang bingung saat mereka semua menatap ke arahnya.
“kebetulan ada lo, sini bentar” senyum evelyn, andre pun mendekatinya
“plakkkkkkk” tamparan keras langsung kena pipi kirinya,
“udah gue bilang, lo ngapain ngintilin hasley ha? Sampai ke ruang osis kemarin?” ucapnya membentak keras. Andre hanya tertegun melihat tingkah evelyn yang sangat berbeda dari wajah polosnya.
“gue salah jalan kok,” senyumnya pelan.
“awhhhh” jeritt andre saat rambutnya di jambak. Dan evelyn bersiap menamparnya lagi. Tetapi andre menahan tangannya keras.
“berani lo?” bentaknya sambil melepaskan genggaman tangannya. Dan kembali berusaha menampar andre. Andre langsung menghindarinya sampai evelyn kehilangan keseimbangannya dan terjatuh tengkurap.
“evelyn” jerit kedua temannya langsung membantu evelyn bangun. Wajahnya terlihat sangat kesal sambil terus memegang dahinya yang terbentur lantai. Evelyn langsung menghantamkan tubuhnya sampai andre ikut terjadi ke bawah lantai.
Tangannya langsung memukul-mukul kepala andre, andre hanya menutupi kepalanya dengan tangan seadaanya.
“aahhhh” jeritnya saat di pisahkan kedua temannya. Terasa aman andre membuka tangannya, tetapi dengan cepat pukulan cukup kuat memukul bibirnya andre.
“udah evelyn, cukup ah” lerainya langsung membawa evelyn keluar dari wc. Andre merasakan nyeri di bibirnya.
“sial banget, gak nyangka gila si evelyn galak gitu. “ andre menggelengkan kepalanya sambil melihat bibirnya yang sedikit berdarah karena terkena giginya.
"dera dera, ada apa sih dengan lo, bikin susah aja nih anak" gumamnya terus merasakan nyeri di bibirnya.
***
Dona dan dera terkapar lepas di lantai kamar, “gue gak bisa gini terus dona, gue takut gak bisa balik lagi ke tubuh gue “ gumamnya berpelukan sambil mengelus rambutnya.
“ih tapi kan enak, lo bisa main sama gue hahaha” ledeknya memeluk manja seperti seorang kekaksih.
“tapi si doni udah tau kita tertukar dona, si andre kasih tau ke dia”
“seriusan?” anggukan dera.
“uhhm,”
“lo masih suka kan sama si doni?” tannya menoleh ke sampingnya,
“gak tau ah, gue masih kesel di bongkar-bongka isi lemari” jawabnya memanyunkan bibirnya.
“terus kenapa kalau tau? “
“yah malu aja dera, ihhh gue kan lakuin ini sama lo diem-diem.” Jawabnya manyun,
“tapi walau gue dera, tuh vegi udah di masukin burung si andre, bukan burung doni”
“uhhmm”
“gue saran mendingan CLBK dona, sekalian bantuin gue balik, karena kita butuh bantuin si doni juga” rayu dera.
“malu ih.. masa cewek yang ajak balikan, kalau si doni masih cinta sama gue, dia dong yang ajak” jawabnya dengan wajah sedikit malu.
“tuh kan ketauan, lo masuk suka sama si doni., haha”
“auh ah, dah ih. Balik sana, nanti si andre curiga lohh” . anggukan dera langsung merapihkan pakaiannya, ia tak ingin terlalu lama dengan dona,karena hawa nafsu bisa naik seketika.
Dera berjalan menuju rumah, dan secara bersamaan ia melihat andre duduk di ruang tamu bersama papa dan mamanya.
“deraaa, deraaaa. Kamu semakin kesini makin aneh ya, kamu udah mulai berantem” omel om deni.
“sebenarnya ada apa kamu di sekolah? Sampai bisa berantem seperti itu?” lanjutnya dengan raut wajah yang marah tetapi kwahtir. Dera baru pertama melihat wajah papanya kwahtir seperti itu.
“iah dera, mama sama papa tuh jadi bingung apa yang sebenarnya terjadi di sekolah?”
“kan udah dera bilang, dera gak lakuin apa-apa. Dia sendiri yang jatuh terus mukul gitu”
“tapi papa dapet telpon kalau kamu yang mulai duluan” helaan nafas papanya duduk di sampingnya. Andre sendiri tak tau harus jawab apa lagi, karena ia benar-benar tak tau masalah yang di hadapi dera seperti apa.
“kamu mandi sana, papa sama mama cuman kwahtir deraaa, "
"bukan memarahi kamu ya” ucap mama membuat dera yang menguping terasa tersentuh karena sudah lama tak melihat raut wajah mama seperti itu.
Dera terdiam sejenak di luar rumah, menunggu 10 menit dan baru masuk ke dalam rumah, dan langsung menuju ke kamarnya.
***
“haaaaaaa” helaan nafas andre memegang luka di bibirnya,
“kena cincin nih bibir” gumamnya melihat luka goresan di ujung bibirnya.
“dera-dera, banyak masalah juga lo ternyata”, terdengar suara ketukan dari luar kamarnya, dan ternyata dera. Ia memberi kode agar andre keluar, dan menuju balkon lantai atas.
“serius lo berantem?” tanya dera tanpa ekpresi.
“ngak kok, dia yang jatuh sendiri”
“siapa?, evelyn?” anggukan pelan andre. Dengan singkat andre menceritakan apa yang terjadi. Raut wajah dera sedikit geram saat kejorokan di wc.
“lo tau kan wujud asli si evelyn?” anggukan pelan andre
“gue tau lo masih ada sesuatu sama evelyn, tapi pasti lo gak bakal cerita, karena semua tentang hasley kan?” dera hanya terdiam.
“thanks ya” lanjutnyaa tersenyum
“buat?” dera menggelengkan kepalanya.
“buat luka lo” tanganya langsung memberikan salep, dan langsung pergi menuju kamarnya.
“dera-dera, bener-bener misterius nih anak, tapi di liat muka gue pas senyum ganteng juga ya”
“anjirr, jangan sampe gue jatuh cinta sama diri gue sendiri dahh,” dan bersamaan nesya pun baru masuk ke dalam kamarnya.
“kak dera” ucap nesya mencolek-colek bahunya.
“kenapa nesy?”
“pasti sakit ya?” di tunjuknya luka, nesya sepertinya tau apa yang terjadi. Andre hanya menggelengkan kepalanya. Nesya langsung memeluknya erat.
“gak kok, kalau pegang ginian gak sakit haha” tawa andre yang kini bebas meremas buah dada nesya yang besar.
“hu kak dera mah, uhmm” nesya kembali memeluk erat sambil mencium bibirnya pelan, rasa sakit bisa hilang setelah meremas buah dada nesya.
“basahin yuk kak dera, sebelum mandi” ajaknya langsung bangun dan mengunci pintu kamar,
“sinii”
“oh ia kak, pesanannya udah datang loh” nesya langsung melangkah ke bawah lemari mengambil sesuatu yang terbungkus box lampu.
“taaaaraaaaaaaaa” nesya menunjukan dildo kembar atas bawah.
“mamam, anjir gimana rasanya tuh di masukin gituan?” gumam andre,
“mau coba gak?” nesya langsung melucuti pakaiannya satu persatu, dan menyalahkan AC. Andre tersenyum pelan antara mau dan tidak. Andre perlahan melucuti pakaiannya juga dan ikut berbaring di samping nesya.
Terasa masih sangat aneh tetapi hawa nafsu mengalahkan segalanya, nesya dan andre kembali berciuman mesra sambil memilin putingnya perlahan. Dan sama-sama memainkan vaginanya.
Terasa cukup basah nesya menghentikan remasannya dan mengambil dildo kembar.” Kak pasangin satu lagi” pintanya agar memasang kepala dildo satunya dengan kondom.
Andre baru kali ini memegang dildo yang terasa agak kenyal,” kok bengong kak dera?” tanyanya selesai memasangkan kondom.
“ah ngak kok, yang ini lebih bagus dari yang kita punya” jawab andre sekenannya.
“ya donk, yuk ah, siapa dulu?” tanyanya langsung duduk berhadapan.
“kamu aja” andre langsung memasukan perlahan ke vagina nesya, wajahnya terlihat menahan sesuatu karena batang dildo sedikit kasar.
“kak dera sekarang” pintanya, andre dengan ragu memasuka kepala dildo ke vaginanya, dan di tekan semakin lama semakin dalam.
“ahh” desahnya merasakan sesuatu menyeruak masuk ke dalam tubuhnya dan akhirnya terasa mentok. Nesya menggerakan pinggulnya membuat kepala penis di dalam vagina andre juga ikut bergerak.
Andre menangkat sedikit kaki nesya agar berada di pahanya dan saling berciuman kembali, demi sedikit andre menggerakan juga pinggulnya, aliran aneh langsung menjalar ke tubuhnya membuat dirinya menambah kecepatannya,
“ouhhhh kakk” lenguh nesya mendongakkan kepalanya. Tak lama nesya langsung berbaring, andre tak merasakan dirinya akan klimaks, ia terus menggerakan pinggulnya sambil meremas buah dadanya sendiri.
“aah.. sshh dkit lagi” gumamnya sesekali memainkan klitorisnya dan langsung rebahan.
“ngghhhhhhh” desahnya tertahan menahan getaran tubuhnya. Andre pun klimaks dan membiarkan dildo masih di dalam vaginanya.
Nesya pun bangun melepaskan dildo dari vagina andre dan kembali berbaring di sampingnya.” Kak dera, aku pernah mimpi loh” ucapnya memeluk dari samping,
“mimpi apa?”
“aku di hajar kak andre hihihi, sampai lemes di tepi pantai gitu”
“wahh kamu suka sama kak andre?” nesya menggelengkan kepalanya.
“aku cuman suka penisnya aja, “
“eh maksudnya bayangin gitu kak, di ah ah hehehe” jawabnya menutupi kalau nesya pernah melakukannya dengan tubuh andre.
“dasar, ya udah mandi duluan sana, kakak masih lemes” nesya langsung memakai pakaiannya lagi.
0 Komentar