adikku yang lain tinggal di kampung. Bersama kakek, nenek, dan keluarga besar di sana. Jadinya di kontrakan ini, aku hanya tinggal berdua bersama ibuku. Itu pun ibuku hanya pulang 1 minggu sekali.
Dan kadang gak tentu juga, pernah ibu satu bulan penuh gak pulang. Hanya mengirimkan uang saja ke nomor rekening ibu yang
dipegangin untuk aku. Biasanya ibu saat weekend gak pulang, jika ada acara besar di rumah majikannya.
Aku membuka kunci pintu kontrakanku, berdiri di teras yang berlantaikan keramik berwarna merah tua. Aku berusaha memutar kunci kontrakanku, untuk membuka pintu berwarna putih itu. Yang di sebelah pintu,
terdapat dua jendela besar untuk sirkulasi udara.
“Aku pulaaang...” Iyaa, tidak akan ada satu pun orang yang menjawab. Aku kembali menutup pintu dan menguncinya, terdapat sofa kecil dan tv di ruangan pertama. Di sisi sebelah kanan, berjejer dua buah kamar. Yaitu kamarku yang berada di depan.
Dan kamar ibuku yang berada di sisi belakang, di depan kamar ibuku terdapat meja makan. Sementara di belakang ruang meja makan, terdapat dapur dan kamar mandi. Keseharianku, aku selalu mengurus diriku sendiri.
Dari memasak,
pakaian,
menyapu,
membersihkan jendela, dan
mencuci menyetrika, mengepel,
sebagainya. Semuanya adalah hal yang rutin aku lakukan setiap hari. Karena aku orang yang risihan, jika ada debu atau lantai berasa kotor untuk dipijak.
Namun meskipun aku sendirian, aku benar-benar merasa bahagia di sini. Seluruh teman-temanku bisa main bebas sesuka hati mereka. Asal jangan datang
di hari sabtu dan minggu saja. Mereka mau datang saat jam 3 pagi pun, jika bisa bangunin aku saat tidur.
Aku tetap akan menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka. Bisa dibilang hidupku sangatlah bebas, tanpa pengawasan dari orang tua. Ibuku sepenuhnya percaya kepadaku, karena
memang dia tidak pernah melihat aku macam-macam.
Meskipun sebenarnya, aku bisa dikatakan anak gadis yang nakal. Aku sudah kehilangan keperawananku, sekitar 1 tahun yang lalu saat usiaku masih 16 tahun. Dan konyolnya lagi keperawananku diambil oleh cowonya Destia.
Saat Destia dan pacarnya numpang nginep di
kontrakanku,
melampiaskan hasrat dan hawa nafsu mereka. Karena mengintip mereka berdua saling memadu kasih di dalam kamar. Aku pun akhirnya terbawa suasana, saat kekasih Destia juga merayuku.
untuk
Ketika Destia sedang tidur karena kelelahan, setelah memadu cinta dengan cowonya yang bernama Arga itu. Dan di sofa kecil di ruangan depanlah, Arga merenggut keperawananku. Dengan dua ronde permainan, hal ini tidak pernah diketahui Destia.
Karena hubungan Arga dan Destia keburu putus, ketika
Destia ketauan pacaran sama cowo lain. Iyaa, Destia itu cowonya emang banyak. Sementara aku? Aku justru sekarang gak punya pacar. Aku memilih hidup melajang, karena belum menemukan cowo yang cocok.
Setelah Arga dan Destia putus, Arga sempat mendekati aku dan mencoba merayuku. Namun, aku
dengan mentah-mentah menolak niatnya untuk memacari aku. Aku punya prinsip, untuk tidak memacari cowo bekas dari sahabatku sendiri.
Khawatir nanti malah timbul masalah, jika ketauan oleh Destia. Setelah memasak dan membereskan rumah, aku pun memutuskan untuk mandi dan beristirahat. Aku
tiduran di atas kasur, sambil kedua mataku memandangi langit-langit plafon dengan tatapan kosong.
Aku seketika mengingat kejadian tadi siang, di mana Doni mendorong motorku ke bengkel. Entah kenapa sore itu, hatiku begitu berbunga- bunga rasanya. Ada seorang cowo dengan wajah cool, kuat, pentolan sekolah, tapi
ternyata dia berhati lembut dan baik.
Mirip banget sama kisah- kisah di FTV yang aku tonton sehari-hari. Cowo kaya Doni lah yang sebenarnya aku butuhkan. Aku hanya seorang diri di sini, dari hari senin sampai jumat. Kadang hari sabtu dan minggu pun, ibuku tidak pulang ke rumah.
Aku butuh sosok cowo kuat, berhati baik, lembut, dan gentle seperti Doni. Aku gak butuh cowo kaya dan bermobil kaya Fajar. Aku lebih butuh cowo yang bisa jagain aku, dan bikin aku merasa aman. Dan hal ini, aku dapatkan dari Doni.
Meskipun hal itu hanya aku rasakan selama 30 menit, saat mendorong motor dari
sekolah ke bengkel saja. Dia juga tadi sempat bilang, bahwa dia ingin memiliki pacar yang cantik. Doni itu cowo yang lumayan ganteng kok.
Aku seketika berdiri dari kasur dan menghadap ke kaca, aku memandangi diriku yang cantik dan imut ini. Wajahku memang sangat mirip dengan ayah, ayahku
sangatlah tampan. Ibuku
begitu tertarik menyukainya, meskipun ketampanan ayahku.
Pada akhirnya malah menjadi malam petaka bagi ibu dan ketiga anaknya. Tapi meskipun begitu, aku cukup
percaya diri kecantikanku.
menyatakan
kepadaku, bukan karena aku
dengan Fajar perasaannya
dan
baik dan asyik. Dia nembak aku, ya karena wajahku cantik.
Mungkin terdengar seolah bahwa aku sombong, namun sebenarnya ini sangatlah menyedihkan. Karena ternyata untuk saat ini, hanya kecantikanku yang bisa membantuku memudahkan kehidupanku. Aku tidak memiliki otak yang cerdas.
Aku juga tidak memiliki
mental
Iyaudahlah,
kecantikan
menarik
tampan dan kaya. Iyaa, aku memutuskan untuk menjalani prinsip hidup seperti mulai sekarang.
Dan juga, aku memutuskan untuk mendekati Doni dan memberikan perhatian
pekerja
keras. gunakan untuk cowo
saja perhatian
kepadanya. Doni bisa terbilang cowo banyak uang, motornya aja motor sport 250 cc. Hanya saja, memang
penampilannya sederhana.
Tapi justru berpenampilan
tapi banyak uang. Cowo seperti itulah yang aku sukai, ketimbang cowo ganteng dan banyak duit tapi norak
sangat
cowo sederhana,
banget. Aku bener- bener anti sama cowo kaya gitu. Okee, semoga rencanaku untuk menarik hati Doni berhasil.
0 Komentar