ISTRI YANG BAIK SEASON 2 PART 22

 

"pak yono dari tadi nakal banget iiihh.. udah di bilangin jangan jugaaa..." rengek Lisa


lagi karena ujung kepala penis pak yono beberapa kali terselip masuk di lubang


vaginanya,


Tentunya Lisa menyadari jika pak Yono sudah benar-benar ingin menyetubuhinya,


meskipun sebenarnya dia juga sudah sangat terangsang namun Lisa masih mampu


menguasai dirinya, karena pak Yono yang terus-terusan menekan selangkangannya


dan mencoba memasukkan penisnya, akhirnya Lisa menjulurkan tangannya ke


bawah dan meraih batang penis pak tua itu lalu menggenggamnya sambil dia gesek-


gesekan di celah bibir vaginanya yang basah,


"ssshhh... aaahhh... enak gak pak kalo kayak giniii.." goda Lisa sambil meremas-


remas batang penis pak yono sembari meng gesek-gesekan ujungnya di celah bibir


vaginanya hingga menyentuh klitorisnya,


"iyaaahhh.. non enaaakk... uuhhhh..." desah pak yono sambil memaju mundurkan


penisnya, remasan tangan halus wanita cantik itu pada batangnya serta kepala


penisnya yang terus digesek-gesekkan di celah lubang vagina Lisa yang terasa


begitu hangat dan basah, sensasinya sungguh sangat nikmat luar biasa, di dalam


khayalan dan fantasinya pak yono merasa seperti memang benar-benar sedang


menyetubuhi ibu muda itu, hingga tak berselang lama, akhirnya..


"aaaaggghhhhhh..... crottt... crotttt.. crootttt..." tiba-tiba semburan hangat sperma pak


yono keluar begitu deras di celah lubang vagina Lisa, namun Lisa buru-buru


mengeluarkan kepala penis itu agar tidak ada sperma yang menyemprot jauh ke


dalam mengisi lubang vaginanya, Lisa terus menggenggam dan meremas penis pak


Yono membiarkan pak tua itu menikmati ejakulasinya yang sehingga beberapa


semprotan membasahi telapak tangan dan juga bagian atas vaginanya,


"enak kan pak,?" goda Lisa tersenyum manis sambil terus menggenggam penis pak


yono yang masih berdenyut-denyut, membiarkan pak tua itu mengeluarkan tetesan-


tetesan terakhir cairan kentalnya, sembari menikmati sisa-sisa orgasmenya,


"uuhhh.. iyyah.. non.. enak banget.. huhhh..." jawab pak yono ngos-ngosan dan


masih menindih tubuh Lisa, setelah beberapa saat mengistirahatkan badannya,


akhirnya pak yono berguling dan ambruk di samping tubuh Lisa,


"udah kan pak,? yuk kita bersih-bersih, kasihan pak juki nungguin di luar," ajak Lisa


yang kemudian bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di dalam


kamar itu,


"iya non," jawab pak yono yang mengikutinya dari belakang, walaupun sebenarnya


masih merasa lemas namun pak yono tetap menurut ikut ke kamar mandi dan


membersihkan badannya,


Setelah pergumulan panas barusan, Lisa yang sudah selesai membersihkan diri


keluar dari kamar dengan handuk kecil menutupi tubuhnya kemudian di ikuti pak


yono dari belakang, namun saat mereka keluar, mereka tidak menemukan pak juki


dan Oliver berada di ruang tengah,


"paak.. pak juki.." Lisa memanggil-manggil untuk mengetahui dimana keberadaan


pak juki dan Oliver,


"iya non, kenapa,?" jawab pak juki berjalan dari arah teras belakang sambil


menggendong Oliver, terlihat dia sudah memakai celananya walaupun masih


bertelanjang dada,


"saya kirain pak juki kemana, soalnya di dalem rumah gak ada orang" ujar Lisa,


"dari pada bosen, saya ajak den Oliver keliling aja di sekitaran rumah, emangnya


ada apa ya non,?" tanya pak juki,


"enggak apa-apa kok pak, oh iya.. emangnya pak juki gak mau gantian, kan pak


Yono udah selesai,?" tanya Lisa,


"yaa jelas mau lah non, tapi kan sekarang udah sore banget, kalo kata saya sih


mendingan sekarang non Lisa mandiin den Oliver aja dulu, biar rapih, takutnya nanti


malah keburu malem,"


"emm... iya juga sih pak, tapi pak juki beneran enggak apa-apa,?" tanya Lisa


tersenyum, di dalam hatinya dia sungguh terenyuh dengan sikap dan perhatian pak


tua yang satu ini,


"enggak apa-apa kok non, tenang aja, lagian juga kan waktu masih panjang,


hehehe.." jawab pak juki meyakinkan Lisa,


"emmm.. iya deh pak, yaudah kalo gitu aku ke atas dulu ya pak," ujar Lisa


mengambil Oliver dari gendongan pak juki dan membawanya naik ke lantai atas


menuju kamarnya,


"iya non, santai aja.." jawab pak juki kemudian menuju ruang tengah bersama pak


yono yang sudah rapi berpakaian, mereka berbincang-bincang, sembari menikmati


suasana sore hari yang tenang di rumah itu,


“gimana tadi pak,? berhasil gak,?” tanya pak Juki sambil menyandarkan diri di sofa.


“hadeehhh... masih belum boleh pak, susah banget,” jawab pak Yono,


"kira-kira umur kita nyampe gak ya pak sampe bisa ngerasain itunya non Lisa,?“


tanya pak juki sembari memandang ke langit-langit,


"husss.. ngomong apaan sih pak juki, yang penting kita bersyukur aja sama apa


yang udah kita dapet dari non Lisa, orang lain belum tentu seberuntung kita kayak


sekarang ini," ucap pak yono,


"iya sih pak, tapi yaaah namanya juga lagi mengharap, siapa tau aja suatu saat kita


di kasih kesempatan ngerasain itunya non Lisa, hahaha...”


"hahaha... iya bener itu, tapi kayaknya emang susah pak kita buat bisa ngerasain


itunya non Lisa, soalnya dia tuh tau banget caranya bikin kita cepet ngecrot,


hahaha..." tawa pak yono,


Pak Juki ikut tertawa dan mengangguk setuju. “iya bener banget itu pak, jangankan


pake lubangnya, pake tangannya aja kita bisa dibikin cepet ngecrotnya, hahaha..."


Di lantai atas rumah itu,


Lisa dengan lembut membersihkan tubuh mungil putra kecilnya, memastikan dia


merasa nyaman dan segar, si kecil itu terlihat menikmati momen mandinya dengan


tawa riang, setelah selesai, Lisa membungkus Oliver dengan handuk lembut,


kemudian menggendongnya kembali ke tempat tidur untuk mengganti pakaiannya,


setelah semuanya rapi, Lisa menimang-nimang anaknya mencoba membuatnya


agar kembali tertidur, namun Oliver belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk


ataupun ingin tidur lagi, setelah beberapa saat akhirnya Lisa membawanya keluar


dari kamar, menggendongnya menuju ke lantai bawah untuk menemui kedua pria


tua yang sedang menunggunya di ruang tengah,


Setelah cukup lama menunggu, sambil terus mengobrol dengan pak juki pandangan


pak Yono beberapa kali melihat ke arah jam dinding, dan dari jendela bisa terlihat di


luar rumah jika hari sudah mulai gelap, tentu saja pak Juki memperhatikan gerak-


gerik temannya itu,


"non Lisa kok lama banget ya pak,? apa jangan-jangan selesai mandiin den Oliver,


dia ketiduran di dalem kamarnya," tanya pak Yono,


“ya mana saya tau pak, yaa tapi bisa jadi.. emangnya kenapa ya pak, kok kayaknya


gelisah gitu,?” tanya pak Juki,


“hari ini kan jadwal saya giliran jaga malem pak, jam delapan udah harus absen,


jadinya saya mesti pulang dulu ini, soalnya belum mandi belum apa, baju seragam


saya juga masih ada di rumah,” terang pak yono,


“yaa.. mau gimana lagi pak, kalo kata saya sih mendingan tunggu aja dulu, palingan


sebentar lagi juga turun orangnya, kan enggak enak kalo enggak pamitan,


emangnya pak yono mau kalo nanti di bilang udah di kasih enak maen pulang aja,


hahaha.." canda pak juki,


"hahaha.. yaa justru itu makanya ini saya tungguin, hahaha.."


"naaah.. itu orangnya turun," ujar pak juki melihat Lisa yang masih mengenakan


handuk seperti tadi sedang menuruni tangga dengan Oliver di pelukannya,


“duuhh... maaf ya pak juki, lama ya nunggunya,? maaf banget ya pak soalnya Oliver


belum mau tidur lagi niih..” kata Lisa sambil tersenyum manja merasa tidak enak


kepada pak juki yang belum mendapatkan gilirannya.


"iyaa.. kalo saya sih enggak apa-apa non, justru pak yono tuh yang dari tadi


kelihatannya gelisah banget," jawab pak juki,


"lohhh... kok malah pak yono, kan udah aku kasih jatah tadi, gelisah kenapa lagi sih


pak,?" ledek Lisa,


"emm.. anu non.. kan hari ini saya giliran jaga malem, seragam saya juga masih di


rumah, jadinya saya mau pamit pulang duluan, hehehe.."


Lisa menoleh ke arah jam dinding, "waah iyaa.. udah jam berapa itu, kalo telat nanti


aku laporin ke pengurus looh biar gajinya pak yono di potong, hihihi..." canda Lisa,


"yaa makanya.. ini saya mau pamitan sama non Lisa, biar nanti absennya enggak


telat,"


"hihihi.. iya pak enggak apa-apa, kalo urusan kerja harus di utamain, kan nanti


uangnya buat nafkahin aku," balas Lisa dengan tersenyum.


“hehehe.. iya non, kalo gitu saya pamit ya,” kata pak Yono lalu mengecup kening


Lisa,


“iya pak.. hati-hati di jalan,” balas Lisa,


"pak juki saya duluan yaa, oh iyaa pak, nanti pulangnya mampir aja ke pos ya, saya


giliran jaga di pos depan soalnya, ngopi-ngopi dulu kita," ujar pak yono kepada pak


juki,


"iya siipp.. entar saya mampir," jawab pak juki,


Setelah pak Yono pergi, Lisa kembali menatap pak Juki, “maaf ya pak nunggunya


lama, emm... pak juki mau sekarang,?" tanya Lisa menatap pak juki,


Pak Juki pun tersenyum menatap Lisa, "enggak apa-apa kok non, lagian juga kan


kita masih ada waktu sampe pak Alex pulang,"


"kita ngobrolnya di kamar aja yuk pak," ajak Lisa kepada pak Juki,


Mereka berdua masuk ke dalam kamar, pak juki duduk di pinggiran tempat tidur


sedangkan Lisa menuju tempat tidur bayi untuk meletakkan anaknya di sana dan


memberikan botol susunya berharap si kecil bisa anteng di sana atau mungkin akan


mengantuk dan kembali tertidur,


"non Lisa tadi enggak mandi sekalian,?" tanya pak juki karena melihat Lisa masih


memakai handuknya seperti tadi, dan kondisi rambutnya yang juga tidak basah,


"enggak pak.. kan mau di kotorin lagi sama pak juki, hihihi... males banget kan kalo


nanti harus bolak-balik mandi lagi, pak juki juga belum mandi kan,?"


"hehehe.. iya non, kita mandi bareng aja yuk," ajak pak juki,


“hmm… boleh aja siihh... tapi cuma mandi aja yaa.. janji gak bakal nyuri-nyuri


kesempatan buat macem-macemin aku,?” ucap Lisa menebak isi pikiran pak juki,


“hehehe.. iya non… janji… enggak bakal macem-macem kok," jawab pak juki


dengan cengiran mesumnya,


“yakiiin...?? pak juki emangnya bisa nahan buat enggak macem-macemin akuu..??


soalnya nanti di dalem kamar mandi kita berdua bakalan sama-sama telanjang loh


pak,” ucap Lisa mengeluarkan godaan mautnya, dengan tatapannya yang nakal dan


suara manjanya yang terdengar sungguh merdu di telinga pak juki,


"iii.. iiyaa non.. bisa.."


“terruuusss... kita juga bakal basah-basahan... emangnya pak juki kuaaatt..?" goda


Lisa lagi, membuat pak juki seketika menelan ludahnya, kejantanannya pun


langsung bergejolak begitu tegangnya terbayang fantasi-fantasi seksual yang


memenuhi pikirannya,


"iiyaa.. non.. kuatt.." jawab pak juki gugup,


"yauudaaah... yuk pak, hihihi..." Lisa kemudian melangkah menuju kamar mandi


yang ada di dalam kamar itu dengan sengaja melenggokkan pantatnya untuk


menggoda pak juki,


Pak juki langsung menyusul masuk ke dalam kamar mandi yang di dalamnya sudah


ada wanita cantik yang sedang tersenyum menunggunya, segera dilepaskannya


celana yang dia pakai hingga kembali bugil lagi di depan Lisa, dadanya berdebar


kencang, penisnya juga berdiri dengan sangat tegang, Lisa hanya senyum-senyum


saja melihat tingkah pak tua itu.


“emm.. pintunya aku tutup dulu ya, pak…” ucap Lisa lalu menutup pintu kamar


mandi tanpa menguncinya, kemudian sambil tersenyum nakal dia menoleh ke


belakang menatap pak juki,


“hihihi.. kenapa sih pak, kok kayaknya grogi gitu..?”


“eng.. enggak apa-apa kok non,”


“enggak apa-apa kok itunya pak juki kenapa berdiri gitu sih,? hihihi..” tanya Lisa


sambil melirik penis pak juki yang mengacung-ngacung ke arahnya,


"hehehe... anu non.. ituu... anu.." pak juki hanya cengengesan saja karena bingung


harus menjawab apa,


“tadi katanya bisa tahan kan,? sekarang aku mau buka handuk lho ini.." ujar Lisa


terus menggoda,


"ii.. iiyaa.. non.." pak juki hanya bisa manggut-manggut saja karena sudah tidak


sabar ingin kembali melihat tubuh telanjang Lisa,


Pertama-tama Lisa memulai dari membuka ikat rambutnya terlebih dahulu sehingga


rambutnya yang panjang tergerai indah melewati bahunya, lalu dia mulai membuka


lipatan handuk yang ada di dadanya, tatapan mata pak juki terus mengikuti gerakan


Lisa tanpa berkedip, Lisa sengaja melakukan gerakannya dengan sangat perlahan


sambil memberikan tatapan dan senyuman nakalnya agar pak tua itu semakin


merasa tergoda dan semakin naik birahinya,


Akhirnya handuk yang dipakai Lisa terbuka, dia sengaja membentangkannya lebar-


lebar agar pak juki bisa melihat tubuh telanjangnya, tampak buah dada Lisa yang


sekal menggantung begitu indah pada kulit dadanya yang putih bersih, dihiasi puting


merah muda yang berdiri mancung, di bawahnya ada perut yang juga putih dan rata,


dan di bawahnya lagi nampak kemaluannya yang putih terawat dengan bulu-bulu


halus yang tercukur rapi menghiasi bagian atasnya,


"yaahhhh... non.. kok..??" pak juki terkaget karena tiba-tiba Lisa kembali menutupi


tubuhnya lagi dengan handuk,


"hihihi.. ngeliatin nya kok kayak gitu banget sih pak,? jadi takut aku telanjang lagi di


depan pak juki, kita berdua beneran cuma mau mandi aja kan pak,? bukan mau


berbuat yang macem-macem kan,?" tanya Lisa,


"ehhh..." pak juki hanya terbengong tak mampu mencerna kata-kata yang di


ucapkan oleh Lisa barusan, karena menurutnya kalimat itu bukan seperti sebuah


pertanyaan, tapi lebih seperti sebuah undangan, bahkan pertanyaan-pertanyaan itu


terkesan seperti sebuah tantangan,


"hihihi... iya deeh.. aku telanjang lagi nih pak, tapi jangan di apa-apain yaa.." Lisa


hanya tertawa kecil melihat kebingungan pak juki, akhirnya kini dia membuka lagi


handuknya dan kembali bertelanjang polos di depan pak tua itu, kembali


memperlihatkan buah dadanya, vaginanya, lekuk tubuhnya, semuanya agar bisa


dipandangi sepuas-puasnya oleh pak juki dari jarak sedekat ini.


“hihihi... nih pak.. tolong di gantung itu handuknya.. bengong ajaa..” ujar Lisa


melemparkan handuknya ke wajah pak juki yang sedang asyik memperhatikan


tubuhnya.


“hehehe.. iya non.." pak juki kemudian meletakkan handuk itu di gantungan,


“yuk pak kita mandi.. ngapain juga kita lama-lama telanjang di dalem sini, yang ada


nanti kita berdua malah masuk angin," ujar Lisa kemudian memutar kran shower,


Kucuran air hangat mulai mengguyur dan membasahi tubuh mereka berdua, namun


pak juki tidak bisa fokus untuk benar-benar mandi sekarang ini, karena melihat


sosok indah telanjang bulat berada sangat dekat menempel di sampingnya,


birahinya sudah semakin memuncak di bawah siraman air hangat yang terus


mengucur dari atas, ingin sekali dia memeluk tubuh sintal itu,


“jongkok dulu pak, sini aku shampoin dulu rambutnya.” pinta Lisa ketika pak juki baru


saja hendak memegang pinggangnya,


Pak juki pun langsung menurut lalu jongkok di bawah Lisa, dengan posisi seperti itu


tentu saja wajah pak juki berada tepat di depan vaginanya yang mulus karena bulu-


bulunya baru di cukur, setelah mematikan kran shower, Lisa dengan telaten


menuangkan shampoo di atas rambut putih pak juki lalu di usap-usap dengan


lembut hingga kepala pak tua itu penuh dengan busa, kemudian dia menyalakan


shower lagi untuk membilasnya,


“udah, pak.. berdiri lagi sini, betah banget di sana terus, ada apaan sih emangnya,?


hihihi..” goda Lisa kepada pak tua yang sedang asyik jongkok di bawahnya,


"hehehe…” pak juki hanya terkekeh,


“sinii... sekarang badannya aku sabunin,” Lisa menuangkan sabun cair di telapak


tangannya, lalu mulai menyabuni badan pak juki yang sudah kembali berdiri, Lisa


merasa ada sensasi tersendiri saat telapak tangannya yang sangat lembut itu


menyentuh kulit hitam tubuh seorang kakek-kakek yang kulitnya sudah di penuhi


dengan keriput, Lisa betul-betul menikmati memandikan pria tua itu,


Bukan Lisa namanya kalau tidak berbuat iseng, saat telapak tangannya hampir


menuju penis pak tua itu, dia sengaja melewati untuk tidak menyabuni bagian itu,


“lohh.. non, kok itu enggak di sabunin sekalian.. hehe..” protes pak juki mesum,


“hihihi.. iya.. iyyaaa… nih aku sabunin.. hihihi..” ucap Lisa tersenyum puas bisa


menggoda pak juki, sembari tangannya membelai-belai penis hitam berkeriput yang


ukurannya tidak terlalu besar milik pak tua itu,


“eegghhh… non… oohhh….” lenguh pak juki merasakan betapa nikmatnya belaian


tangan halus ibu muda itu pada kejantanannya,


"kenapa sih paaak,? kok malah mendesah gituu.. tadi katanya minta di sabunin


ininya, hihihi..." goda Lisa sambil terus membersihkan seluruh bagian penis pak juki


dengan tangannya yang berlumuran busa sabun, termasuk bijinya yang


menggantung dan juga rambut kemaluannya, bahkan Lisa juga memberikan


kocokan dan remasan-remasan lembut pada batangnya,


“eegghhh.. eennak nonn… lebih cepat dong ngocoknya…” lenguh pak juki


keenakan,


“diihhh... malah keenakan… udah ah...” jawab Lisa yang malah melepaskan


tangannya dari batang penis pak juki, sepertinya Lisa memang sengaja ingin


menyiksa birahi pak tua itu,


Pak juki hanya bisa berdiri saja dengan penis yang sudah menegang sejadi-jadinya


melihat tubuh indah Lisa yang sedang basah-basahan di depannya, rasanya ingin


sekali dia segera menggenjot tubuh molek itu saat ini juga, namun pak juki masih


berusaha untuk terus menahan diri agar tidak berbuat macam-macam terhadap


wanita pujaan hatinya itu,


"tolong sabunin punggung aku pak," pinta Lisa lalu menuangkan sabun cair di


telapak tangan pak juki, setelah itu dia berbalik membelakangi kakek itu dan menarik


rambutnya ke samping leher agar bagian punggungnya bisa terekspos bebas di


hadapan pria tua yang sedang dilanda birahi itu,


Pak juki mulai menyentuh punggung Lisa yang kulitnya begitu putih dan mulus tanpa


cela dengan kedua telapak tangannya, dia usap-usap ke bawah ke atas pelan-pelan


dan berulang lalu memutar, sepertinya pak tua itu sangat menikmati kehalusan kulit


ibu muda itu yang terasa sangat licin terkena sabun, Lisa yang sepertinya sadar pak


juki sedang horni berat padanya malah tersenyum-senyum kecil,


"lagi ngebayangin apa sih paak,? inget loohh.. enggak boleh macem-macem," ucap


Lisa sedikit menoleh ke belakang sembari mengedipkan matanya dengan nakal, lalu


memutar kran shower sehingga air kembali mengguyur tubuh keduanya, pak juki


yang sudah tidak tahan langsung memeluknya tubuhnya dari belakang dengan


begitu erat sambil menciumi lehernya,


"emmphhh... paaakkk,?? geelliiii... tadi katanya gak mau macem-macem.."


"emmhhh... enggak macem-macem kok non, cuma peluk aja.. emhhh.." ucap pak


juki terus menciumi leher Lisa dari belakang, kedua tangannya melingkar dan


meraba-raba perut Lisa yang rata,


“kalo enggak macem-macem, kok kayaknya ada yang ngeganjel ya di bawah,"


"hehehe..." pak juki hanya bisa nyengir sambil tetap memeluk Lisa dari belakang,


penisnya yang sedari tadi sudah betul-betul sangat tegang, dia gesek-gesekkan


dengan sengaja di belahan pantat Lisa, apalagi aliran air bercampur busa sabun


menambah rasa licin dan nikmat pada penisnya,


"isshh.. kok malah di gesek-gesek, pak juki kok nakal banget sih,?? udah aku bilang


jangan macem-macem jugaa.. tapi yaudah deh gak apa-apa, hihihi..." ujar Lisa


menoleh ke arah pak juki,


Sambil tersenyum genit dia meraih telapak tangan pak juki yang sedang melingkar di


perutnya, lalu mengarahkannya ke arah buah dadanya, tentu saja pak tua itu


langsung mengerti dan menangkap kedua daging kenyal itu dengan kedua telapak


tangannya, meremas-remasnya dengan lembut sambil terus menggoyangkan lagi


pinggulnya, dari pantulan cermin pak juki bisa melihat Lisa yang tersenyum nakal


menatapnya, sungguh pemandangan yang sangat erotis seolah-olah ibu muda yang


cantik itu sedang dia setubuhi dari belakang,


“beneran nih non gak apa-apa,?” tanya pak juki penasaran, karena merasa wanita


cantik itu menikmati gesekan penisnya,


“iyaa paakk... enggak apa-apa, boleh kok, hihihi," jawab Lisa semakin menggoda,


"beneran nih non boleh,???" tanya pak juki lagi,


"iyaa boleh.. pak juki boleh kok gesek-gesekin itunya, tapi jangan sampe masuk ya


paak,."


"yaaah... kirain boleh yang itu..."


"jangan mikir yang aneh-aneh deeh paak... kalo untuk yang itu, aku belum siap,


belum berani, jangan dulu ya paak..??"


"iyaa deh non, walaupun cuma begini rasanya juga udah enak banget, hehehe.."


ucap pak juki yang terus melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan penisnya yang


tegang ke belahan pantat Lisa, akibat guyuran air dan sisa-sisa busa sabun yang


licin membuat penis pak juki semakin terselip masuk di antara pangkal paha Lisa,


dan sesekali ujung penisnya terasa bersentuhan langsung dengan permukaan


vagina milik ibu muda itu,


“awwhhh paak... jangan sampai nyelip masuk lho…" Lisa merengek sangat manja


menatap pak juki melalui cermin, dia beberapa kali terlihat kaget ketika penis pak


juki terasa hampir masuk menyelip ke dalam lubang vaginanya,


“iyaa non.. enggak kok..” jawab pak juki yang malah semakin kuat menekankan


pinggulnya ke pantat Lisa, sepertinya pak tua itu memang sedang berusaha agar


penisnya bisa benar-benar menerobos masuk ke dalam lubang vagina Lisa,


remasan kedua tangannya juga makin lama semakin kencang saja meremas buah


dada wanita cantik itu,


Lisa yang mulai terdesak menggunakan tangan kanannya bertumpu pada dinding


kamar mandi, sedangkan tangan kirinya dia gunakan untuk menahan pinggang pak


juki yang sedang mendorong dan menekan pantatnya semakin kuat, Lisa juga


merapatkan kedua pahanya menjepit penis pak juki yang sedang berusaha masuk


ke dalam vaginanya,


"emmpphh... uhhhh... jangan paakkk... eehhh..." desah Lisa sambil tangan kirinya


terus ke belakang menahan pinggang pak juki yang sedang menekan-nekan


pinggulnya semakin kuat ke pantat Lisa, dia bisa merasakan ujung kepala penis pak


juki sedikit demi sedikit mulai keluar masuk di lubang vaginanya,


"egghhh.. tanggung.. nonnn.. dikittt lagiii... eeehhh.." erang pak juki merasa


keenakan, meskipun baru ujungnya saja yang berhasil masuk di lubang vagina Lisa,


namun rasanya sangat nikmat luar biasa di rasakan oleh pak juki, kedua paha Lisa


yang menjepit erat batang penisnya juga menambah sensasi nikmat yang dia


rasakan,


"emmphhhh... nantii.. jangan keluarinnnn.. di situ yaa paakk.. emphhh... diii muluttt


akuu ajjaaa... emmphh..." desah Lisa yang menyadari jika sepertinya pak juki sudah


mulai tidak tahan sebentar lagi akan mencapai puncaknya, karena dekapan


tubuhnya, remasan tangannya, dan sodokan pinggulnya terasa semakin kuat dan


juga semakin kencang di rasakan oleh Lisa,


Meskipun hanya ujung kepalanya saja yang masuk, namun Lisa tetap merasa


khawatir jika pak juki sembarangan menyemprotkan spermanya di dalam lubang


vaginanya, karena bisa saja ada benih-benih pak tua itu yang sanggup berenang


menuju rahimnya,


“ii... iiyaa.. nonn... eghhh.. eeghhhh...."


“uuhhhh... ouuhhh... lepassinn duluu paakk.. ouuhhh..." desah Lisa sembari


menahan pinggul pak juki yang terus mendorong dan menekan pantatnya dengan


kuat..


“iiyaa.. nonn...”


Saat pak juki melepaskan pelukannya, Lisa langsung bersimpuh di bawahnya dan


membuka mulutnya lebar-lebar, pak tua itu mengarahkan penisnya tepat di depan


mulut Lisa yang menganga, sungguh pemandangan yang semakin membuat nafsu


birahi pak juki semakin mendidih, wanita cantik yang selama ini dia kagumi dan


selalu dia puja-puja, sekarang sedang bersimpuh di bawahnya menunggu dan siap


sedia menampung semprotan cairan kental yang sebentar lagi akan dia keluarkan,


Lisa menengadahkan wajahnya ke atas menatap pak juki, dia mengocok dan


meremas-remas pangkal batang penis pak tua itu yang sebentar lagi akan


menyemprotkan seluruh isinya ke dalam mulutnya yang sedang menganga,


“aaahhhh… noonn.. keluaaaarrrr.. arrggghhhh..” pak juki mengerang dan akhirnya..


“Croooot… crooott... Croottt...” Sperma pak juki menyembur dengan derasnya ke


dalam mulut Lisa, semprotan demi semprotan terus keluar menghantam lidah, bibir


bahkan langit-langit bagian dalam mulutnya,


Lisa terus membuka mulutnya membiarkan pak juki yang terus menyemprotkan


cairan kentalnya hingga semprotan terakhirnya mereda, Lisa juga terus menatap ke


atas ke arah wajah pak juki dengan tatapan yang begitu nakal, sehingga membuat


pak tua itu semakin kelojotan dan rasanya tidak ingin dia berhenti untuk


menyemprotkan spermanya memenuhi rongga mulut wanita cantik itu,


“aaarrrgghhh… enaaak.." erang pak juki merasakan ejakulasi yang sangat nikmat


hingga tubuhnya menggelinjang, setelah semprotan terakhirnya berhenti, pak juki


memukul-mukul wajah Lisa menggunakan penisnya, dia tersenyum puas penuh


kemenangan saat melihat mulut Lisa yang di penuhi oleh spermanya,


Beberapa saat Lisa membiarkan mulutnya terbuka untuk menunjukkan kepada pak


juki bahwa di dalamnya kini penuh dengan cairan kental berwarna putih miliknya,


setelah beberapa saat akhirnya dia tumpahkan sperma itu ke lantai,


“hiihhhh... banyak banget sih pak.. untung aja enggak ke telen,” ucap Lisa dengan


ekspresi wajah seperti sedang merasa jijik, namun pak juki malah tertawa


cengengesan melihat tingkahnya itu yang justru terlihat menggemaskan, apalagi


saat ini Lisa terlihat semakin seksi karena area wajah dan seputar mulutnya


belepotan oleh sperma miliknya,


“hehehe.. maap deh non, hehehe..”


“iyaa.. yaudaaah.. sekarang pak juki udah puas kan,?”


“iyaa non.. puaaass banget.. hehe.."


“itunya di bersihin lagi pak, abis itu pake baju sana, pak juki kan udah selesai


mandinya, sekarang gantian aku yang mau mandi..” ujar Lisa,


“non Lisa enggak mau gantian saya mandiin,? hehe..."


“iishhh enggak.. yang ada ntar pak juki macem-macem lagi… huss.. husss.. udah


sana pake bajunya..” ujar Lisa sembari mendorong pak juki,


“hehehe.. iya, iya.. hehehe.."


Sungguh luar biasa apa yang di alami pak juki barusan, meskipun tadi hanya kepala


penisnya saja yang berhasil masuk ke dalam lubang vagina Lisa, namun rasa


nikmatnya masih terasa dan terus terbayang-bayang di dalam pikirannya, dan


sepertinya tingkah Lisa juga semakin hari semakin bertambah binal saja, entah apa


yang akan terjadi lagi di antara mereka selanjutnya..

Posting Komentar

0 Komentar