Sore ini tuan Leon masih berada di mansion nya,
Boss besar pimpinan perusahaan itu sedang menerima panggilan telepon dari pak
jarwo yang sebelumnya telah dia berikan perintah untuk menjalankan rencananya
yang akan menyerang Imam karlo, salah seorang pesaing bisnisnya yang dia curigai
telah menggagalkan penyelundupan senjata ilegalnya dan juga yang harus
bertanggung jawab atas kerugian besar yang di alaminya, dari informasi yang dia
dapatkan, saat ini rivalnya itu sedang berada di lokasi yang jauh dari daerah
kekuasaannya,
"ada kabar apa,?" tanya tuan Leon dengan suara tegas,
"Imam karlo dan anaknya Omar sudah tiba di lokasi," jawab pak jarwo dari seberang
telepon yang sedang melakukan pengintaian di sebuah gudang penyimpanan milik
karloid corp,
"pastikan kau bereskan mereka," perintah tuan Leon dengan tegas dan arogan,
"baik tuan," jawab pak jarwo yang langsung bergerak setelah sambungan telepon
ditutup oleh tuan Leon,
Sebelum bergerak pak jarwo memberikan gambaran dan menjelaskan rencananya
kepada para anggotanya yang selalu siap jika tuan Leon sudah memberikan
perintah dan membuka suara, tanpa menunggu lama mereka pun langsung
bergerak untuk melakukan penyergapan dan penyerangan,
"brakkk.." dorr dorr dorr dorr dorr dorr dorr...
Suara pintu yang di dobrak dan diikuti dengan bisingnya suara tembakan yang terus
menerus menembaki semua orang yang ada di dalam ruangan itu tanpa henti,
beberapa orang yang belum siap langsung jatuh terkapar terkena tembakan, ada
beberapa yang langsung melompat mencari tempat berlindung dan memberikan
tembakan balasan, beberapa anggota pak jarwo pun ada yang tumbang terkena
tembakan, Imam dan Omar karlo berlari mencari jalan keluar untuk bisa kabur dari
ruangan dengan perlindungan beberapa anak buahnya yang terus memberikan
tembakan balasan,
"Habisi anak buahnya,!" perintah pak jarwo dengan suara lantang kepada para
anggota nya,
Sungguh sore ini Imam dan Omar karlo sangat lengah dalam keamanan, mereka
tidak menyangka akan mendapatkan serangan secara tiba-tiba, dia pun sungguh
tidak mengerti apa maksud dari penyerangan ini, sebelum akhirnya berhasil keluar
dari ruangan itu, pak jarwo sempat melepaskan tembakan tepat ke arah Omar karlo
yang sedang berlari mencoba untuk kabur menyelamatkan diri, namun tembakan itu
meleset dan malah mengenai lengannya,
“Sial...!!!” umpat pak jarwo saat bidikannya meleset dan targetnya berhasil kabur
keluar dari bangunan itu,
Baku tembak terjadi cukup sengit di antara dua kelompok mafia itu, namun pak
jarwo dan anggotanya berhasil menghabisi seluruh anak buah Imam karlo yang ada
di dalam bangunan itu,
Sambil terus mengeluarkan tembakannya secara membabi buta, Pak jarwo dan
anggotanya pun segera berlari keluar mengejar Imam dan Omar karlo beserta dua
orang anak buahnya yang terus berlari berusaha kabur menuju parkiran dan
akhirnya mereka pun berhasil masuk ke dalam sebuah mobil sedan berwarna biru
dan langsung melaju sangat kencang untuk mencoba menyelamatkan diri dari
kejaran pak jarwo,
"Sial!" umpat pak jarwo saat mobil sedan itu melaju sangat kencang berusaha untuk
kabur,
Tanpa menunggu lama, pak jarwo dan anggotanya pun langsung melakukan
pengejaran dengan mobil mereka, mobil sedan biru itu terus melaju dengan sangat
kencang masuk ke arah jalan perbukitan yang sepi mencari kesempatan untuk bisa
lolos dari pengejaran mobil-mobil pak jarwo, namun sayangnya pak jarwo bisa
mengejar mobil sedan biru itu dan berhasil menembak ban belakangnya sehingga
sedan biru itu oleng dan terguling-guling dipinggir jalan sebelum akhirnya jatuh ke
jurang berbatu dan kemudian "bummm..." sedan biru itu pun meledak,
Pak jarwo pun langsung kembali menghubungi tuan Leon lewat sambungan telepon
untuk melaporkan tugasnya yang baru saja dia selesaikan,
......
Tak jauh dari lokasi gudang tempat terjadinya baku tembak antara dua kelompok
mafia barusan, seorang laki-laki bersembunyi dibalik tembok sebuah bangunan dan
sedang meringis menahan rasa sakit sambil memegangi lengannya yang terus
mengeluarkan darah akibat terkena tembakan,
"hhh... bangsattt...!!! akan aku balas kalian semua.. eehhh..." ucap pria itu geram,
penuh dendam dan amarah,
......
Di tempat lain,
Seorang pemuda berkaca mata terlihat sangat senang sekali setelah mendapatkan
informasi tentang dua kelompok mafia saling menyerang dan saling membunuh,
dirinya merasa sangat puas akhirnya bisa berhasil membuat para pengusaha
sekaligus para mafia di kota itu saling bermusuhan dan saling menyerang satu sama
lain,
"hahaha... rasakan itu tikus-tikus bodoh... hahaha... akan aku pastikan satu persatu
dari kalian akan habis.. hahaha... hahaha...”
.
*****
.
Di dalam kamar Lisa,
Seorang wanita cantik dengan tubuhnya yang sudah bertelanjang sedang
menungging sembari memegangi penis seorang pria tua yang sedang tiduran
terlentang di atas tempat tidur, dan di belakangnya ada pria tua lain yang sedang
memegangi pinggulnya, tampak pria tua yang sedang berdiri di belakangnya itu
sedang menekan selangkanganya ke arah bokong semok milik wanita cantik itu,
"emmphhhh.... " Lisa menahan desahannya sambil menggigit bibir bawahnya, dia
bisa merasakan ujung kepala penis pak Yono yang perlahan-lahan mulai menyeruak
masuk membelah bibir vaginanya,
"papah.. maafin mama pah," batin Lisa,
"emmppphhhhh...... "
“Hwaaaa…. Hwaaaaaa…. Hwaaaa...” tiba-tiba suara tangis Oliver mengagetkan
mereka bertiga, seketika Lisa membuka matanya namun masih berposisi
menungging,
Beberapa detik pak juki yang setengah tiduran saling pandang dengan pak Yono
yang masih memegangi pinggang Lisa karena tinggal sedikit lagi penisnya akan bisa
masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina ibu muda itu, namun sayangnya Lisa
tiba-tiba saja langsung berbalik dan mendorong tubuh pak Yono,
"ehhh..... " pak yono langsung melongo seakan tak percaya saat lubang vagina Lisa
menjauh dari batang penisnya, dan kesempatan emasnya tiba-tiba langsung hilang
begitu saja,
"pak yono sama pak juki sebenernya sayang sama aku enggak sih,? Oliver lagi
nangis gitu kok malah pada diem aja,.!!" ujar Lisa yang saat ini sudah duduk di
pinggiran tempat tidur sambil menyilangkan kedua lengannya di dada menutupi
kedua payudaranya, dengan memasang tampang juteknya dan nada bicara yang
terdengar sedang kesal,
"ehh.. ii.. iiyaa non.." jawab kedua kakek itu yang kemudian buru-buru menghampiri
Oliver yang sedang menangis, mereka tidak ingin membuat sang pujaan hati mereka
menjadi kesal apalagi membuatnya marah,
“Cupp… cuppp… anak ganteng sudah bangun ya…” ucap pak juki menegur-negur
Oliver yang sedang menangis di tempat tidur bayi,
"nang.. ning.. nang.. ning.. ning.. ciluuk.. baaaa..." tegur pak yono berusaha agar
Oliver berhenti menangis,
Lisa tersenyum geli melihat tingkah kedua kakek itu yang sedang mencoba
menghibur anaknya yang sedang menangis, pak yono dan pak juki masih dalam
keadaan telanjang bulat dengan penis yang masih tegang kelihatan sangat lucu
menurut Lisa,
"cup.. cup.. cuuup... anak ganteeeng.. cup.. cupp.." Ujar pak juki sembari
menggendong Oliver yang akhirnya berhenti menangis,
"ciluuukkk.. baaa... ciluuukkk.. baaa... hehehe..." pak yono menegur-negur Oliver
yang sedang dalam gendongan pak juki dengan memasang tampang jeleknya agar
Oliver terhibur,
Hampir saja Lisa tidak tahan untuk tertawa karena melihat tingkah kedua kakek itu,
dan yang lebih lucu lagi adalah ketika melihat tingkah pak yono menegur Oliver
dengan memasang wajah yang dibuat sangat jelek, padahal tanpa dibuat-buat
seperti itu sekalipun tampang aslinya juga memang sudah jelek, "hahaha... " Lisa
hanya tertawa dalam hati karena masih merasa sedikit kesal,
Sebenarnya kekesalan Lisa bukan karena pak yono dan pak juki yang keliatan
bingung ketika anaknya terbangun dan menangis, namun penyebab kekesalan Lisa
adalah karena ketika birahinya sedang meninggi dan tinggal sedikit lagi dia bisa
meraih gelombang sensasi kenikmatan seksualnya tapi sayangnya gagal untuk dia
raih, sehingga dirinya merasa kesal dan menjadi sedikit kecewa terhadap pak Yono,
namun jauh di lubuk hatinya ada secuil perasaan lega karena dia tidak jadi
mengkhianati suaminya dan untuk sementara ini lubang vaginanya masih aman dan
selamat dari sodokan penis pria lain, "untuk saat ini,?? Sementara,?? bukankah
seharusnya untuk seterusnya,?? ahhh.. entah lah..." ujar Lisa membatin,
Namun ketika pak juki dan pak yono sedang bersama-sama menghibur Oliver, lagi-
lagi Lisa kembali iseng ingin menggoda mereka,
"oohhh... jadi bapak-bapak sayangnya cuma sama anak aku,?? cuma mau main
sama dia,?? akunya di cuekin,?? gak ada yang mau main sama aku,??" ujar Lisa
dengan sangat jutek,
Pak juki dan pak yono saling pandang, mereka bingung harus berbuat apa, "gimana
nih pak yon,?" .. "yaa gimana, entar kita malah salah lagi," kedua kakek itu saling
berbisik,
"yaudah kalo gitu, berarti pak juki sama pak yono emang udah enggak sayang lagi
sama aku.." ucap Lisa pura-pura ngambek, lalu berdiri dan kembali memakai celana
ketatnya yang masih menyangkut di pahanya, kemudian dia pun langsung keluar
kamar dan menuju ke arah dapur sambil pura-pura sedang marah, tapi saat berjalan
dia sengaja melenggak-lenggokkan pantatnya untuk menggoda kedua kakek itu,
"gimana nih pak yon,? kayaknya non Lisa beneran ngambek deh itu," ujar pak juki,
"yaa abis gimana, tadi kan kita sama-sama kaget pak," jawab pak yono,
"yaa trus gimana donk nih,?"
"yaudah kita keluar aja dulu yuk, kita minta maap gitu," usul pak yono
"yaudah deh, dari pada nanti malah ngambek terus," ujar pak juki kemudian keluar
kamar ingin menyusul Lisa sembari menggendong Oliver, dan pak yono
mengikutinya dari belakang,
Saat keluar dari kamar, pak juki dan pak yono bisa melihat Lisa yang telah selesai
dari dapur sedang berjalan ke arah mereka masih bertelanjang dada hanya
mengenakan celana pendek ketatnya sambil membawa makanan dan minuman
untuk anaknya,
“eehhh… anak mama abis nangis yaa... caayaaang.. lapeerr yaaaa… kaciiiaann...”
canda Lisa kepada Oliver yang sedang digendong pak juki,
"emm.. kita berdua minta maap ya non," ucap pak yono yang berada di samping pak
juki, namun mata keduanya terus tertuju ke arah buah dada Lisa,
"minta maap kenapa pak,? Emangnya bapak-bapak berdua ngerasa punya salah,?”
ujar Lisa masih dengan nada juteknya yang membuat kedua kakek itu jadi tambah
bingung, mereka berdua hanya bisa saling pandang karena bingung harus berkata
apa,
“sini pak, aku mau nyuapin Oliver dulu," ujar Lisa lagi setelah duduk di sofa ruang
tengah,
"iya non," ujar pak juki yang kemudian menyusul Lisa dan ikut duduk di sampingnya
masih sambil menggendong Oliver, sedangkan pak yono duduk di lantai di depan
mereka,
“duuhh.. anak mama laperrr yaaa… belum makan kannn…, yuuk makan yukkkkk…”
tegur Lisa pada anaknya sembari menyuapinya,
Pemandangan yang sangat aneh memang, di ruang tengah rumah itu ada seorang
ibu muda yang sedang telaten menyuapi anaknya sambil mempertontonkan buah
dadanya duduk di samping pria tua yang masih bertelanjang bulat yang sedang
menggendong anaknya, dan di depan mereka masih ada satu lagi pria tua yang juga
dalam kondisi bertelanjang bulat, tidak ada rasa canggung ataupun malu di antara
mereka, untung saja pintu dan jendela rumah itu dalam keadaan tertutup rapat, jadi
tidak ada orang lain yang menyaksikan pemandangan aneh tersebut,
"waahh.. lahap banget... laper yaaa... pantesan bangun tidur langsung nangis..."
canda pak juki pada Oliver, berharap Lisa tak lagi marah,
“hihihi.. iyaaaaaa… bappaaakkk… belum makan akuuhh…” jawab Lisa seolah-olah
anaknya yang sedang berbicara,
"kemudaan dia non, kalo di panggil 'bapak', hahaha..." pak yono ikut melemparkan
candaannya sambil tertawa, mencoba untuk mencairkan suasana,
"iyaa.. laper akuhh kakekkk.. hihihi..." canda Lisa lagi pada anaknya sambil
menyuapinya,
"huss.. pak yono ganggu aja, siapa tau aja saya bisa jadi bapaknya beneran,
hahaha..." ujar pak juki ikut tertawa,
"iyaa aja deh aku mah.. hihihi.." ujar Lisa yang sudah kembali tersenyum, tidak lagi
jutek seperti tadi sambil melanjutkan menyuapi anaknya hingga makanannya habis,
Setelah itu Lisa beranjak ke dapur untuk membersihkan peralatan makan anaknya,
beberapa saat kemudian dia kembali ke ruang tengah dan mendapati pak yono
sudah duduk di sofa bersama pak juki, mereka berdua terlihat sedang asyik
menegur-negur Oliver, dan si kecil juga terlihat tertawa kegirangan saat kedua kakek
itu mengajaknya bercanda,
"itu celana bukannya pada di pake malah masih pada telanjang gitu, badan pada
kurus-kurus begitu juga, nanti kalo pada masuk angin baru tau rasa," omel Lisa
kemudian duduk di sofa di seberang mereka,
"laahh.. gimana mau pake celana, kan saya lagi gendong den Oliver, hehehe.." pak
juki membela diri,
"dasarr alesan aja, itu pak yono juga kenapa pakaiannya gak di pake,? kan udah aku
siapin dari tadi,"
"hehehe.. enakan gini non, adem, nanggung juga soalnya, hehehe.." jawab pak yono
sambil cengengesan,
"diihh.. nanggung mau ngapain lagi emangnya pak,?"
"nanggung mau nerusin yang tadi, soalnya kan belum beres, hehehe.. itu non Lisa
sendiri kenapa belum pake baju,? masih pengen juga ya non,? hehehe..." melihat
Lisa yang tak lagi marah, pak Yono langsung saja melancarkan candaan mesumnya
kepada ibu muda itu,
"diihhh enak aja... gak mau ahh.. tadi pak yono nakal banget soalnya, jadi takut
akuuu, hihihi.. lagian juga kan Oliver nya lagi anteng main gitu pak, takutnya nanti
dia nangis lagi kayak tadi," ujar Lisa yang sebenarnya memang masih ingin
melanjutkan kegiatan mereka yang tadi sempat tertunda,
"yaaahh.. terus gimana donk non, mana tadi belom sempet ngecrot saya, hehehe.."
Seloroh pak Yono,
"iya nih non saya juga, hehehe.." timpal pak juki,
"yaaa... mau gimana lagi pak,? duuuh.. kasiiaann... hahaha..." Lisa meledek kedua
kakek itu sambil tertawa,
"gimana nih pak yon,?" bisik pak juki,
"yaa mau gimana pak,?" jawab pak yono,
"liat tuhh.. susunya non Lisa goyang-goyang gitu, jadi pengen lagi saya.." bisik pak
juki lagi melihat kedua bukit kembar Lisa yang bergoyang-goyang akibat gerakan
tubuhnya ketika tertawa,
"iya tuh pak.. jadi ngiler saya pengen nyusu lagi,” jawab pak yono,
Meskipun saling berbisik namun Lisa bisa mendengar percakapan kedua kakek
mesum yang ada di depannya itu, mereka berdua sedang mengomentari dirinya
dengan kata-kata yang sebenarnya sangat cabul dan kurang ajar, tapi entah kenapa
Lisa justru malah senang mendengarnya, kata-kata cabul itu seperti pujian baginya,
nalurinya juga tidak dapat dibohongi kalau dia juga sebenarnya masih ingin bermain-
main dengan penis hitam berkeriput milik kedua kakek itu,
“emm.. gini deh pak, aku punya ide..” kata Lisa,
"iya non, gimana.. gimana.." kedua kakek itu langsung fokus mendengarkan,
“hihihi.. biasa aja kali pak tampangnya, hihihi.. emm.. gimana kalau.. ngggg…
ituuu...” kata Lisa yang sebenarnya malu juga untuk mengutarakan idenya,
"apaan sih non,? bikin penasaran aja," gemas pak juki,
"ho'oh.. " sahut pak yono singkat,
"hihihi.. iyaa.. iyaa.. dasar bapak-bapak ihh.. emm.. gimana kalo gantian aja.. yaa itu
sih kalo bapak-bapak setuju, tapi kalo enggak mau juga gak apa-apa sih, hihihi.."
ucap Lisa sambil tertawa kecil untuk menutupi rasa malunya, sebenarnya masih ada
rasa gengsi juga karena kali ini justru malah dirinyalah yang meminta untuk di
nikmati secara bergiliran, parahnya lagi yang akan menggilirnya bukanlah pria
tampan dan kaya, melainkan dua orang kakek-kakek tua yang hitam, keriput dan
jelek,
"setuju non.. setuju.." jawab pak juki dengan cepat,
"iya non saya juga setuju, tapi non Lisa maunya sama siapa duluan nih,?" tanya pak
yono,
"hihihi.. pada semangat amat sih pak,? yaa aku sih terserah bapak-bapak aja kira-
kira siapa nih mau duluan,? hihihi.."
"gimana nih pak yon,?" tanya pak juki kembali saling berbisik dengan pak yono,
"iyaa.. takutnya entar non Lisa ngambek lagi kayak tadi.." jawab pak yono, mereka
berdua khawatir Lisa akan marah seperti tadi jika mereka saling berebut untuk
mendapatkan giliran pertama, yang nantinya malah terkesan tidak ada yang mau
menjaga Oliver,
"yaudahh.. dari pada bingung, mending suit aja kalo gitu pak, nanti yang menang
dapet giliran lebih dulu, gimana,?" usul Lisa memberi pengertian kepada dua kakek
itu,
"emm.. Oke dehh.. yuk pak kita suit,." ajak pak yono,
"suuuuiittt..." ujar mereka kompak, namun percobaan pertama masih seri,
"ssuuuuiittt"
“yuhuuu.. saya yang menang pak.. hehe” sorak pak yono penuh kemenangan
dengan di iringi cengiran mesum.
"hadeeeh... iyaa pak yon,.." jawab pak juki,
"jadi pak yono nih yang menang yaa,? hihihi.." tanya Lisa sambil cekikikan melihat
tingkah kedua kakek itu yang seperti anak kecil,
“hehe.. jadi gak sabar nih pengen nelanjangin non Lisa lagi, hehehe..” ujar pak yono,
“huuu dasarrr.. iya.. iyaaa... tapi jangan di sini yah pak, di kamar lagi aja yuk.. biar
enggak ganggu anak aku, lagi anteng dia soalnya,”
“hehe.. oke deh..” setuju pak yono, mereka kemudian bangkit dan menuju kamar,
“pak juki tolong jagain Oliver dulu bentar yaa, nanti kalo misalnya dia nangis lagi
tolong bikinin susu formulanya aja yaa, aku mau ngurusin aki-aki ini dulu, hihihi..”
ucap Lisa dengan senyuman genitnya kepada pak juki sebelum dia dan pak yono
masuk ke dalam kamar,
"iyaa non.. tenang aja," jawab pak juki,
"Ceklek" suara pintu kamar yang di tutup,
Di dalam kamar,
Lisa langsung menghempaskan pantatnya duduk di atas tempat tidurnya yang
empuk, "pak yono mau ngapain lagi sekarang,?” tanya Lisa dengan tatapan
nakalnya sembari membuka lebar-lebar kedua pahanya, kakek itu hanya bisa diam
tertegun melihat Lisa yang sedang menggodanya dengan gaya yang sangat seksi
dan binal seperti itu,
“kok malah diem, pak,? ayo doong…. tadi katanya mau liat aku telanjang lagi.. sini
pak, copotin celana aku dongggg,” ujar Lisa terus menggoda pak yono dengan
tingkah binalnya, membuat pak tua itu menelan ludah dan semakin jadi salah
tingkah, penisnya pun terlihat sudah mengacung dengan sangat tegang maksimal,
“ii.. iya, non,” jawab pak yono dengan suara bergetar saking groginya,
Pak yono maju beberapa langkah untuk mendekat lalu berlutut di depan Lisa yang
sedang duduk mengangkang, jantungnya betul-betul berdebar, bagaimana tidak,
sensasi menurunkan celana dalam ibu muda cantik ini adalah hal yang selalu ingin
dia lakukan, pak yono menyelipkan jarinya di bagian pinggul celana Lisa lalu mulai
menariknya turun secara perlahan, pak tua itu betul-betul menikmati sensasi ini
meskipun dadanya berdebar dengan kencang,
“nikmatin aja ya pak.. enggak usah buru-buru nariknya,” ujar Lisa tersenyum nakal
pada laki-laki keriput yang sedang berusaha menanggalkan kain penutup terakhir
yang masih melekat di tubuhnya,
“ii.. iya, non..” ucap pak yono gugup, meskipun sudah sering kali dia menelanjangi
Lisa dan melihat langsung kemaluan milik ibu muda itu, namun tetap saja saat-saat
seperti ini selalu saja membuat jantungnya berdebar-debar,
Di turunkannya lagi celana ketat itu dengan perlahan hingga akhirnya lubang
surgawi indah milik Lisa pun terlihat, seketika hidung pak yono bisa menghirup
semerbak aroma wangi yang terpancar dari benda itu, aroma yang begitu menggoda
dan memancing hasrat laki-lakinya, Lisa sedikit mengangkat pantatnya untuk
membantu pak yono melepaskan celananya itu, menariknya terus ke bawah dengan
perlahan, kain itu terus bergerak turun merayap melewati paha Lisa yang putih
mulus, lututnya, betisnya hingga akhirnya benar-benar terlepas melewati ujung kaki
Lisa dengan kuku-kukunya yang indah berhiaskan kutek berwarna merah cerah,
yang menambah kesan seksi pada diri ibu muda itu,
Sekarang Lisa sudah betul-betul telanjang bulat, polos tanpa ada sehelai benang
pun yang menempel di tubuhnya, pak yono terus tertegun memandangi kemaluan
Lisa dari dekat, sampai-sampai pak tua itu tidak mampu untuk berkata-kata lagi, Lisa
hanya senyum-senyum saja melihat pak Yono yang terbengong-bengong melihat
ketelanjangannya ini,
“kok malah di liatin kayak gitu terus sih pak,? emangnya gak mau di apa-apain nih,?
apa jangan-jangan pak Yono lagi mikir gimana caranya bisa nyoba masukin kayak
tadi lagi,? jangan ngarep yaaa.. hihihi...” ledek Lisa mengagetkan pak Yono yang
sedang tertegun menatap vaginanya,
"hehehe.. tau aja sih non," pak Yono hanya cengengesan karena Lisa bisa menebak
apa yang sedang ada di dalam pikirannya,
“kan udah aku bilang, makanya cari istri donk paaak.. masa aku terus sih yang jadi
pelampiasan.. dasarr..”
"kan non Lisa udah saya anggep istri saya sendiri, hehehe.."
"iya deh iyaaa.. tapi untuk yang itu jangan dulu ya pak, akunya belum siap,"
"berarti kapan-kapan boleh donk non,?"
"enggak tau deh pak, liat gimana nanti aja, hihihi.."
Melihat Lisa yang sudah bertelanjang bulat dan terus menggodanya dengan
tingkahnya yang binal dan menggemaskan seperti itu membuat pak Yono tidak
tahan dan langsung mendorong tubuh Lisa ke atas tempat tidur,
"auwwwhhh... geliii paakk... uddahh... aaahhhh...." Lisa menjerit sambari tertawa geli
saat pak Yono mendorong dan langsung menindih tubuhnya,
Lisa juga mendesah kegelian karena bagian lehernya terus diciumi oleh pak yono,
lama kelamaan ciuman pak tua itu perlahan turun menciumi bagian atas dada Lisa
sehingga membuatnya menggeliat-geliat menahan geli,
"auuhhhhh... paaakkk... emmmpphhhhh..." Lisa semakin mendesah manakala jemari
nakal pak yono bermain-main di bibir vaginanya yang sudah basah oleh cairan
cintanya,
"happp.. nyommhhh... nyommhhh..." pak yono mencaplok dan mengenyot puting
payudara Lisa sambil jarinya terus bermain-main di kemaluan milik wanita cantik itu
yang sudah semakin basah,
"ouuhhhh... iyaahhh.. terushhh.. paakk... oouuhhh.." Lisa yang juga sudah semakin
bernafsu mulai meremas-remas rambut pak yono dan membusungkan dadanya agar
wajah pak tua itu semakin menempel di dadanya,
Setelah puas menyusu kini bibir pak tua itu langsung melumat bibir Lisa dan
menciuminya dengan ganas, Lisa yang sudah semakin terbuai membalas ciuman
pak tua itu dengan tak kalah ganasnya, sambil terus berciuman tangan kasar pak
Yono tidak tinggal diam, dia kembali meremas-remas payudara Lisa dengan kasar,
dan di bawah sana penisnya yang sudah ereksi maksimal dan siap tempur sengaja
dia gesek-gesekan di belahan bibir vagina Lisa yang sudah semakin bertambah
basah, dan pak tua itu juga beberapa kali berusaha mendorong-dorong penisnya,
"awww.. jangan begitu iihhh... di gesek-gesekin ajaaa.." rengek Lisa dengan begitu
manja ketika merasakan kepala penis pak yono beberapa kali sedikit terselip masuk
ke lubang vaginanya, Lisa tidak tau entah hal itu memang sengaja di lakukan oleh
pak yono atau hanya kebetulan saja benda itu terpeleset masuk karena kondisi
vaginanya yang sudah sangat basah dan terasa licin,
Pak Yono terus saja menciumi leher dan dada Lisa dengan penuh nafsu, dia tak
menggubris ucapan ibu muda itu dan terus saja menggesekkan penisnya pada
kemaluan Lisa untuk terus merangsangnya, dan tentu saja sambil berusaha
mendorong penisnya agar bisa masuk ke dalam lubang sempit itu,
"awwhh... pak yono dari tadi nakal banget iiihh.. udah di bilangin jangan jugaaa..."
rengek Lisa lagi karena ujung kepala penis pak yono beberapa kali masuk di lubang
vaginannya,
“emmpphhh...”
Pak Yono tidak memperdulikan rengekan Lisa yang terus melarangnya, dia langsung
melumat mulut Lisa dengan ganas untuk kembali mengajaknya berciuman, pak tua
itu sudah benar-benar ingin menyetubuhi wanita cantik itu,
Lisa yang juga sudah semakin terangsang, melingkarkan kedua tangannya di
belakang leher pak Yono sambil meremas-remas rambut putih pak tua itu,
0 Komentar