Setelah melihat dampak dari Affairnya dengan Pak Tisna yang mirisnya tercium oleh anak semata wayangnya sendiri, Anjani merasakan perubahan sikap Albert yang tak sehangat minggu kemarin.
Malah Anjani cenderung lebih nyaman dengan sikap dan perhatian, Reina, Angela serta beberapa murid siswi sekolah Termasuk Tina.
Sebanyak apapun Harta dan Perhiasan yang ia Berhasil kumpulkan, Secantik dan Seseksi apapun dirinya kini. Anjani sadar, sungguh tak ada artinya setelah merasakan perubahan Sikap Putra kesayangannya yang selalu SABAR dan Bijaksana.
Hampir Empat hari ini ia habiskan Menangis setiap malam saat menunggu Albert Tidur, lalu berberbaring disampingnya, kalau beruntung Albert akan memeluknya.
Andai Albert terbangun atau sadar Anjani memeluknya ia pasti berbalik membelakangi Anjani.
Di moment Albert tidur membelakangi nya, saat itu ia hanya bisa menangis hingga tertidur meratapi Dosa kepada anaknya.
Anjani pun bingung, bagaimana anaknya yang cerdas ini bisa tau Ia merengkuh kenikmatan Birahi bersama pak Tisna. Padahal ia pikir seharusnya saat itu Albert tidur istirahat, atau harapan Anjani Putranya mendapatkan Hati Angela walaupun telah menjadi kekasih gelap Antony.
Walaupun akhirnya Anjani jadi pusing sendiri dengan bagaimana agar sikap Albert tak Sedingin sekarang padanya, setidaknya ia Tenang dengan pengertian dan dukungan Aa Tisna (sebutan Anjani untuk kekasihnya) agar Albert menjadi bersikap Hangat seperti semula.
Kalau diingat ingat, sejak Minggu kemarin Anjani lah yang merengek ingin Bercinta dengan Pak Tisna.
Namun ia yang kini berbalik menyesal, Semua rencana yang ia pikir akan berjalan mulus saat memanfaatkan kesibukan Albert Berenang. Tetap saja bisa tau dan Hafal, bahkan sikap anaknya yang Pagi pagi mencabuli ia, seolah Isyarat kepada Anjani namun tidak ia hiraukan.
Ketakutan maupun rasa Antusias Anjani nakal diaplikasi aplaksi ponselnya pun Hilang. Ia takut bahkan ga rela andai Albert tau penghasilan tambahan yang ia miliki salah satunya dari Aplikasi Video Call Sex.
Anjani sadar, lebih dari ini Amarah Permata Hatinya bahkan sampai membencinya. Saat itulah Anjani merasakan Bahwa Dunia ini akan jauh lebih buruk dari Neraka.
Di Hati Albert, sesungguhnya ia sudah mati rasa. Andai ada sesuatu hal yang bisa ia lakukan agar membayar Budi Baik Ibu kandung nya melahirkan ia ke dunia ini pasti ia sudah lakukan.
Di usia 17 tahun, Albert sadar.....
Meskipun selalu gagal menjaga mamahnya tergoda lelaki lain, untuk kemarin itu ia benar benar Kalah Telak. Ia merasa kesalahan Fatal tak berani sekedar menegur mamahnya.
Kali ini Albert tak mau ambil pusing lagi.....
Pilihan terakhirnya adalah Angkat kaki dari rumah, andai benar mamah Hamil atau menikah dengan Pak Tisna.
Apapun yang Albert kerjakan disekolah, maupun kegigihannya membantu Mamahnya di kantin. Hanyalah mengikuti alur atau sedikit mencicil Kredit hutang budi baik Mamahnya.
Selebihnya?????
Persetan dengan itu semua.....!!!!
Ia benar benar tak perduli, benar benar belajar bagaimana Fokus menata Masa Depan. Ketimbang Sakit Hati mengingat atau membaca rencana Kenakalan Mamahnya Anjani.
Walaupun demikian,tetap ada benih benih rasa Cinta Anak kepada Ibunya. Andai digambarkan, Albert ada andai Anjani dibutuhkan. Namun Albert juga bersiap Bisa jalani hidup Mandiri, andai Anjani berubah menjadi lebih Nakal dan Liar.
Ketakutan Anjani kepada Anaknya sendiri dan Kebodohan Albert yang selalu merasakan bisa Mengendalikan Keadaan dengan memanfaatkan Teman temannya, membuat mereka berdua menemui jalan Buntu.
Andai mereka berdua berKomunikasi hati ke Hati dan saling Paham Kebutuhan serta Keinginan Satu sama lain semua pasti terselsaikan.
Begitulah Pandangan Tulus seseorang yang mengenal mereka lebih dari Bobby ataupun Tisna yang lebih Tinggi dari segala Aspek dari kedua Pria tersebut.
"Al kamu mau kemana....??? " Tanya Bobby ayahnya yang hari Jumat Pagi ini melihat anaknya sore itu hendak pergi keluar rumah.
"Aku mau nganter kak Angela yah, nemenin beli Buku digramedia.... " Jawab Albert.
"Jangan terlalu malem pulangnya, ntar orang tuanya marah lho..... " Kata Bobby sedikit menggoda.
"Iya yah, selesai makan malam aku pulang kok." Kata Putranya dengan Dingin dan Datar. Lalu menyalami tangan Papahnya yang sedang membantu Mamahnya mempersiapkan Hidangan Makanan yang dijual di akhir pekan.
"Mah aku pamit dulu, mau nemenin Kak Angela kegramedia." Kata Albert menyalami Mamahnya. Namun tetap tak ada kehangatan sebagai anak Kesayangannya seperti Jumat kemarin.
Anjani pun mencoba mencairkan suasana berharap Putranya menjadi sedikit bersikap manis padanya.
"Nak, kan kemarin beli pakaian baru... Coba kamu pakai sayang, supaya kamu terlihat lebih keren dan gagah hihihi..... " Kata Anjani yang memang benar sejak belanja beberapa pakaian mewah, sama sekali belum pernah Albert sentuh.
"Gak mood mah, mending gini aja..... " Jawabnya ketus.
"Albert sayaaang..... Ga pake motor nak??? uang saku mu cukup kan??? Nanti mamah transfer yah!!!!! " Namun Albert melangkah dingin meninggalkan Anjani.
Mengabaikan Perhatian serta sikap manis mamahnya, yang selalu dielu elukan Siswa siswi bahkan penggemar Anjani di media Sosial.
Tapi Anjani tak Pantang menyerah, ia yakin Suatu saat nanti Anaknya akan Bersikap lebih baik lagi seperti minggu lalu.
Dua pasang mata yang mendengarkan percakapan Anjani dan Albert SADAR, sesuatu tak beres sedang terjadi.
Meskipun awalnya hanya saat Malam hari Bobby merasakan saat Istrinya meminta Izin tidur bersama Putranya.
Hingga sekarang Bobby "sadar" Sikap Dingin Anaknya kali ini bukanlah sebuah kebetulan. Gaya Boby dan Albert sebenarnya sama saat memperhatikan Anjani, Wanita Cantik ini biasa memiliki raut wajah ceria bahkan selalu tersenyum.
Kali ini menjadi murung, bahkan terkesan sedih.... Seperti merasa punya salah begitu besar, apalagi setelah beberapa menit Albert meninggalkan mereka berdua di rumah.
Darah Bobby berdesir panas saat menatap Ponsel Anjani, seperti ketiga ikatan Anggota keluarga itu terhubung satu sama lain.
Bobby tidak iri dengan Pakaian yang Baranded, Elektronik yang bagus, serta beberapa sepatu maupun Alas kaki bermerek Terkenal, Bahkan sampai Perhiasan baru yang harganya mahal kini tertata Rapih di lemari Anjani.
Insting serta Naluri Bobby berkata, semua pasti Bersumber dari Ponsel Keluaran terbaru bermerk Apple tersebut. Sampai sampai, malam ini Anjani menolak diajak jalan jalan... Bahkan takut suaminya dekat dekat dengan Ponsel milik Anjani.
"Jangan salahkan anak mu yang mulai Acuh pada mu dek, kalau kamu jauh lebih mementingkan Ponsel mu itu..... " Kata Bobby dengan santai sambil berganti pakaian setelah selesai membantu Istrinya mempersiapkan Dagangan besok.
Wajar pemimpin Rumah Tangga mengingatkan Istrinya, karna Bobby juga sadar pernah sempat terjerumus kejamnya dunia maya.
"Sebelum terlambat, aku hanya minta.... Jagalah perasaan anak mu, andai kamu memang mau mengabaikan ku." Kata Bobby lalu bebaring membelakangi Istrinya, yang memegang ponselnya dengan Posisi layar terbalik.
Anjani awalnya hanya bisa menahan air matanya yang sedikit demi sedikit membasahi pipinya, namun saat terdengar dengkuran pelan Bobby. Anjani mulai menangis tersedu sedu, suara dengkuran Bobby bersahutan dengan isak tangis Anjani malam itu.
Tanpa Anjani sadari, Albert mendengar nasehat Papahnya kepada Mamahnya malam itu.
Hari Sabtu dan Minggu Bobby habiskan waktu di rumah yang disediakan sahabatnya Tisna, awalnya ia berencana memberikan kejutan Pelunasan Uang Pangkal Rumah yang telah ia beli.
Lokasinya tak jauh dari sekolah Albert, sisanya rencana Bobby awalnya hendak ia belikan Kendaraan dan berlibur bersama keluarganya.
Namun melihat situasi, ia urungkan niatnya. Keadaan berbalik menjadi Dingin dan membuat Bobby tak nyaman. Saat di hari Sabtu dan Minggu, baik Albert anaknya maupun Anjani seperti Kompak menutupi 'perang dingin' mereka berdua.
Terlebih lagi, Anjani melayani Bobby di ranjang terkesan seperti "Ogah ogahan" Hingga Bobby pun membuat rencana sendiri agar tau sejauh mana perseteruan Anaknya serta Mamah kandungnya sendiri.
***
Saat Dunia menghakimi mu BERSALAH, hanya ada Sahabat yang berdiri di samping mu tetap membela mu.
Begitulah perbedaan Definisi Teman dan Sahabat.
Hal itu juga berlaku kepada sijenius namun Gila seperti Asep, maupun si ganteng kalem yang sayang keluarga seperti Pram. Di sisi Nilai, Sahabat mereka Albert memang menjadi lebih baik. Namun, dibanding Reina dan Angela yang mereka nilai masih misterius. Mereka berdua lah sahabat yang paling sedih atas Renggangnya hubungan Anjani dan Albert.
Meski tersenyum, bercanda, menyapa.... Namun Pram yang hanya mendengar cerita dari Asep kejadian Minggu lalu merasakan kesedihan Albert yang tersimpan.
Raut wajah Albert saat melamun kini lebih mirip bagai orang yang mengalami gangguan jiwa, Pram sangat rasakan saat Awal pekan kemarin hingga hari Rabu.
Pram Pikir Reina lah yang akan kembali dekat dengan Albert, namun ia salah. Justru Angela serta Reina sekaligus, terlihat lebih dekat dengan Albert saat ini. Pram hanya menunggu Sahabat nya memanggil, atau menunggu moment yang Pas mereka bersama sambil Curhat satu sama lain.
Berbeda dengan Pram, Pola pikir Asep kini semakin penasaran dengan Tubuh wanita. Beberapa jam sebelum tidur, Asep mencari tau senakal apa Bu Anjani di dunia maya.
Hingga akhirnya ia menemukan satu Akun Instagram serta Akun Michat, yang ia curigai milik Anjani.
Sejak mengantar Anjani berbelanja serta menemani ke ruang Karaoke, Asep menilai Anjani berubah menjadi sosok Bidadari yang bisa menaklukan Lelaki Mana pun.
Sungguh Anjani yang berbeda saat ia dekat dengan Albert atau waspada andai ada Albert disekitarnya.
Persiapan Fisik olahraga serta makan makanan bergizi Asep terapkan, bukannya berniat mengkhianati sahabatnya. Namun Asep nilai Albert terlalu munafik.
Albert tak paham kalau Anjani butuh Kasih sayang, hingga ia berfikir dan menantikan masuk mengisi kehampaan Anjani.
Hanya Saja Asep masih sangat merasa Janggal dengan Sosok kekasih Anjani yang bisa membuat ia menyerah, Asep harus hati hati dan selalu waspada andai Sahabatnya butuh dirinya menghadapi sosok kekasih Anjani yang misterius.
Berbeda dengan Pram maupun Asep, Tyo yang memendam Dendam Kesumat ingin sekali memaki Ibu Anjani habis habisan.
Sejak lahir Tyo tak pernah melihat bagaimana Rupa Orang Tuanya, bagaimana Suara Ayah dan Ibunya apalagi bercengkrama bersama Keluarganya.
Tak heran Keluarga besar Tyo yang Turun temurun Berkarir diBidang Militer dan Pertahanan, sangat memanjakan Tyo.
Ketiga kakaknya sudah terlebih dahulu menjadi Marinir bahkan sudah Berpangkat Bintang.
Selain mendalami kasus Bu Anjani, Tyo perlahan berubah prilakunya. Mulai dari mengikuti arahan bimbingan Pak Saepi, jarang Nongkrong namun lebih mendalami Investigasi, hanya saja Satu hal yang terasa amat janggal Bagi Tyo.
Bagaimana Bisa Ibu Anjani dan Bu Indah bisa berubah rubah sikap???
Apa karna Faktor nyaman kah?? Atau mereka berdua Punya Kepribadian Ganda???
Namun satu hal yang ia Rasa tak ada dalam Hatinya, Namun hanya ada Di Albert.....
Rasa Sayang Anak laki laki yang begitu besar, terhadap Ibunya Yang Cantik dan Sexy. Selain penasaran apa yang terjadi diprivate Pool, Tyo juga yakin, apa yang terjadi kemarin adalah bukan sesuatu yang biasa.... Karna bisa sampai membuat Nyali Albert menciut.
Yang jelas, setiap Teman maupun Prajurit yang Tyo mintai tolong untuk menjalankan rencananya. Diawasi langsung oleh ketiga Kakaknya.
Bahkan mereka diam diam laporan kepada kakaknya.
******* *******
Hari berganti, Angin tetap berhembus, Cuaca berubah daun daun tetap Tumbuh. Begitulah isi penggalan Single Terlalu Manis yang begitu melegenda.
Anjani mulai merasa merana dengan sikap Putra kesayangannya yang semakin Dingin padanya. Indah sahabatnya sudah memberi masukan agar Anjani dan Albert berbicara berdua.
Harta, Busana Mewah, Perhiasan, Hingga Menu Katring Anjani yang mulai Populer, sungguh tak membuat Anjani Bahagia saat sadar tak Ada kehangatan Kasih sayang maupun Perhatian Putranya.
Malah cukup sesak Anjani Rasakan saat rencana Pindahan kerumah Baru yang dibeli Bobby.
Hanya Aa Tisna lah satu satunya memberikan Perhatian serta Kasih sayang yang Tulus kepada Anjani. Pak Tisna Soewardi juga berusaha keras mengatur rencana mengambil Hati Albert.
Meskipun komunikasi mereka kembali hanya 3 atau 5 menit saat Anjani mengantarkan makanan. Namun Tisna selalu menjadi pendengar yang baik dan segera memenuhi apapun yang Anjani dan Albert Butuhkan.
Termasuk Curhat Anjani yang takut pindah keRumah yang baru yang Bobby Beli, dengan sigap Tisna lah yang merekayasa agar Rumah itu belum bisa ditempati.
Cinta segitiga Antara Bobby Anjani dan Tisna tentunya diketahui Albert, namun ia benar benar tak Perduli kali ini.
Yang ia Tunggu bagaimana Keputusan Ibunya setelah Ini, karna ia pun sudah menyiapkan rencananya sendiri.
Sekarang sudah menginjak 1 hampir satu bulan sejak kejadian kemarin, selain bersahabat dengan 3 orang pria. Albert juga sekarang Bersahabat dengan 2 orang wanita tercantik dan paling tajir disekolah ini.
Hingga.....
Sebuah kasus besar pun terjadi.......
Tina mengalami Pucat luar biasa dan Mual mual, Anjani yang menangkap sesuatu tak berespun segera mencoba menyelamatkan Tina Pagi itu.
Dengan Sigap Anjani merayu Tina dan menjamin akan menolongnya andai Tina Jujur apa yang terjadi pada Anjani.
Tina pun menunjukkan hasil Test Pack, lalu menagis mengakui bahwa ia Hamil. Lebih parah lagi Tina tak Tau itu anak siapa.
Hingga Dengan Ide Gila Pagi tadi Puri dan Vinay, mereka memberikan Jamu yang berefek mengugurkan Kandungan!!!!
Anjani sesungguhnya tak Terkejut dengan kejanggalan yang ada pada Tina pagi itu.Berbeda dengan Albert yang menguping kaget.
Anjani yang paham betul proses apa saja yang dialami Tina,Ia langsung segera menyuruh Tina beristirahat diKamar tamu.
"Pokoknya Ibu akan Bantu kamu.... Selama kamu nurut dan ga Panik, Ibu jamin semua akan Baik baik saja." Kata kata itu membuat Tina Tenang dan Albert lebih Lega.
Anjani pun menjelaskan proses yang akan Tina alami, karna ia juga dulu pernah menolong kakak kelasnya yang mengugurkan Kandungan dengan meminum jamu.
Tina pun semakin tenang, Anjani pun beristirahat lalu ia Panggil satu satunya Pelita Hatinya Albert.
"Nak, mau kan kamu nolong Tina?? Kamu tau dampaknya andai berita ini nyebar?? " Kata Anjani meminta kepada Putra kesayangannya.
Setelah melihat Kondisi Tina yang mengenaskan, Albert pun menjawab.
"Mamah katakan saja apa yang harus aku lakukan, agar kak Tina Baik baik saja." Albert pun menjawab tegas.
Albert pun diminta Anjani untuk memanggil Vinay, Puri serta Lingga. Dengan cepat dan singkat Albert kabulkan, mereka berenam pun bermusyawarah didepan Tina yang sekarang mempertaruhkan nyawanya.
Setelah selesai, Albert pun turut ke kelas seperti biasa mengikuti belajar mengajar seperti biasa.
Sedangkan Anjani menjelaskan singkat yang dialami Tina kepada Bu Indah sahabatnya. Bu Indah pun segera menghubungi koleganya yang berprofesi sebagai Apoteker.
Dengan mudah Indah mendapatkan Obat obatan andai Pendarahan terjadi kepada Tina.
Vinay, Lingga, Albert, Dan Puri beralasan bahwa Tina memiliki Maag Kronis. Beberapa Siswa yang melihat keanehan pada Tina pun percaya.
Bu Indah, Lingga dan Puri jam istirahat sekolah bergantian menjaga Tina. Mereka bertiga diam diam ikut menjadi saksi betapa sakitnya Tina merasakan reaksi proses Gugurnya jambang bayi yang masih berupa Gumpalan darah.
Meskipun tak melihat secara langsung, Albert maupun Indah pun merinding sambil tetap bersandiwara berjualan saat jam istirahat sekolah.
Saat jam istirahat sekolah usai, giliran Bu Indah dan Bu Anjani menemani Tina. Sedangkan sore menjelang malam giliran Albert dan Bu Indah yang Kompak merawat Tina.
Anjani berinisiatif memanggil satu satunya anggota keluarga Tina yaitu kakak perempuan Tina. Karna kedua Orang tua Tina berada di luar negri, Anjani pun menyuruh Laila kakak Tina datang ke rumahnya
Dibantu Bu Indah dan Bu Anjani, Tina pun menyampaikan langsung kepada kakaknya Laila apa yang sedang ia alami.
dengan arahan apa saja yang harus disampaikan oleh Bu Indah tentunya, membuat hal yang ditakutkan Bu Indah dan Bu Anjani pun tak terjadi.
Malah Laila sangat berterima kasih kepada Bu Anjani, Bu Indah serta Albert. Malah Laila merasa bersalah kepada Adiknya. Gaya Hidup bebas yang dianut Laila dan ditularkan kepada adiknya, kali ini menampar Keras Laila.
Bahkan Tina lah yang menelan Pil Pait dari segala bentuk Dosa dan Kenakalan Laila lakukan.
Bagai peringatan yang disematkan kepada Adiknya, ini lah Akhir dari Petualangan wanita Hyper Sex.
Besok Pagi Laila akan menemani Tina, karna saat ini Laila datang dengan Pakaian yang cukup Sexy.
Setelah Laila Pulang, Puri dan Lingga menemani Tina. Anjani dan Albert tak keberatan. Vinay pun merasa sangat bersalah saat itu hadir kembali, namun ia pun pamit pulang setelah menyimpan beberapa makanan bergizi dan bernutrisi agar Tina bisa bertahan pasca Pendarahan yang akan ia alami.
Albert melihat kejadian ini pun entah mengapa malah lebih Khawatir dengan keadaan mamahnya Anjani.
Albert paham betul waktu waktu dan jam mamahnya Anjani terbangun tengah malam, serta Albert pun kagum dengan kegigihan mamahnya memperjuangkan Tina tetap bertahan Hidup.
Anjani pun terharu bahkan semakin bersemangat menyelamatkan Tina saat sentuhan, bahasa Tubuh, Hingga perhatian Albert kembali terasa.
Bagaikan aliran air sungai kasih sayang, hal hal kecil namun sangat dirindukan Anjani kembali Ia rasakan dari satu satunya anak kesayangannya.
Setelah melewati proses pendarahan saat tengah malam, dengan sigap Anjani mengganti Sprei kasur yang sudah Anjani pasang setebal mungkin.
Namun Anjani heran, karna tak mendapati Gumpalan darah yang ia yakin itu adalah jambang bayi yang telah Gugur.
Selesai proses pendarahan pertama, rasa sakit serta perih yang dirasakan Tina pun reda.
Lingga serta Puri hanya bisa berada disisi Tina, sedangkan Tina sendiri berharap saat itu tiba lebih menginginkan Ibu Anjani berada di sisiNya.
Setelah meminum obat penenang, Tina pun kembali Tidur dalam keadaan lemas. Sedangkan Albert segera mencuci sprei kasur yang diNodai darah Tina.
Lingga sendiri Diperintahkan oleh Anjani membeli Sprei kasur serta BedCover yang tebal.
Anjani dan Puri malam itu pun melaui malam berada di samping Tina, sedangkan Albert dan Lingga tidur di bawah kasur Tina menggunakan Karpet tebal.
Hari kedua tetap sama.....
Pagi hari Belum ada tanda tanda pendarahan jambang Bayi yang gugur terjadi, namun Anjani tetap memberi Asupan makanan dan Gizi pagi itu kepada Tina dibantu Laila.
Hingga akhirnya Anjani memanfaatkan waktu mengantarkan makan siang kekasihnya, menceritakan apa yang menimpa Tina saat ini kepada kekasih gelapnya.
Sikap Tisna luluh atas tindakan Anjani kepada Tina, bahkan ia berbalik Bahagia saat mendengar Albert menjadi bersikap Hangat dan penuh perhatian kepada Anjani.
Segera Tisna memberi Kontak Ambulan dan UGD kepercayaannya, jaga jaga sesuatu hal terburuk terjadi kepada Tina Anjani bisa cepat menghubungi tenaga Medis yang akan merespon cepat demi menyelamatkan Tina.
Setelah Anjani pergi dan meletakkan makan siangnya diMeja, Tisna pun semakin Kagum dan Semakin besar rasa sayangnya kepada Anjani.
Terlebih lagi mendapat kabar bahwa sikap Albert mulai luluh. Tentu membuat Tisna Bahagia.
Sore hari peristiwa yang membuat Anjani ketar ketir sejak kemarin pun terjadi. Rasa sakit yang teramat sangat Tina Rasakan saat itu.
Isi perut Tina bagai terasa dipelintir dan dipermainkan kasar....
Tangan lembut Anjani Tina pegang kuat kuat, karna bagi Tina saat ini keberadaan Anjani lah yang membuat dirinya merasa lebih baik.
Atas permintaan Tina yang sedang disiksa sakit yang amat sangat karna proses mengeluarkan Jambang Bayi nya telah Gugur, Laila terpaksa mempersiapkan menanti Keponakan nya yang belum berumur Seminggu itu KELUAR.
Dengan matanya sendiri Laila sambil memegang baskom kosong melihat aliran Darah segar mengalir bagai air Seni dari Vagina Tina Adiknya.
Dengan Posisi pinggang Tina diGanjal 2 Bantal, hampir mirip proses lahiran. Hanya saja bayi yang akan keluar ditampung Baskom bukan tangan tangan malaikat penuh kebahagiaan.
u
Hingga puncaknya, dipelukan Bu Anjani, Laila melihat adik kandungnya melewati proses rasa Sakit yang Luar biasa.
Hampir sama dengan rasa sakitnya dicabut nyawa......
Terlebih Saat mengeluarkan Gumpalan Darah yang benar saja kata bu Indah, itu adalah Jambang bayi Tina yang telah Gugur.
Anjani segera memastikan keadaan Tina baik baik saja walaupun berkeringat dan sangat lemas melewati proses tadi, posisi Anjani bertukar dengan Laila. Namun kali ini Anjani meminta bantuan Indah, yang menjadi Tim medis dadakan membersihkan Vagina Tina serta mengganti bed cover yang berdarah darah dangan yang baru.
Suasana Haru dan tangisan pun pecah bersamaan saat Tina maupun Laila kakanya melihat dalam baskom gumpalan darah yang mengeluarkan bau amis itu atas permintaan Tina.
Lagi lagi, Anjanilah yang kali ini menenangkan mereka berdua, sedangkan Indah baru masuk kamar merinding melihat proses ini.
Anjani meminta Indah Panggilkan Albert dan Lingga yang berjaga di ruang tamu masuk kedalam kamar, setelah bersama berEmpat mendoakan Bayi Tina.
"Kami sudah mendoakan 'dia' sekarang setelah kalian doakan kuburlah dengan baik anak tak bersalah ini.... " Pinta Anjani kepada Lingga yang tentunya melibatkan Albert
0 Komentar