CEMBURU PART 27

 

Hingga selesai sekitar pukul setengah Satu siang mamah mengantri disalah satu Buffee. Tak terlihat Bu Indah disana karna terakhir kulihat, Bu Indah bersama Pak Anthony suaminya menemui dan berbicara dengan tamu tamu yang lain.




Sampai saat mamah mengantri DiBuffee... Ku perhatikan mamah terlihat memang sangat berbeda, terutama dengan Gaun Malam yang ia kenakan saat itu. Belum lagi perhiasan yang mamah kenakan, sepertinya hari ini mamah menjelma menjadi Putri Cinderella.




Setelah ku amati....... dari ujung kepala hingga ujung kaki, semua yang mamah kenakan adalah Gaun, Perhiasan, serta pernik BARU!!!!!!!






"Al gimana nih, nyokap elu minta ketemu jam Satu....??? " Isi pesan Angela.


"Jangan dulu di bales!!! sabar kak, biar mamah Selesaiin dan pantau sisa RAWON Pesanan untuk makan malam." Balas pesan ku keAngela.


"Ok... " Jawabnya singkat.






Kalau tak salah, mamah memberi sinyal akan pulang kerumah saat sore hari. Seperti biasa sore hari mamah juga mempersiapkan masakan Buat besok Pagi Jualan.




Jadi andai feeling ku tepat, Jam 13.00 adalah waktu yang tepat untuk mamah menemui Inisial Aa saat ini.




Dugaan ku tepat sama sekali tak meleset, Mamah tak habis makanannya karna menerima telfon dari seseorang. Seperti mencari pintu keluar, mamah berjalan cepat dikerumunan berusaha meninggalkan gedung Ballroom Acara Resepsi tersebut tanpa Bu Indah dan Pak Tony!!!!!




Aku pun setengah berlari mengikuti atau mencegat kemana Mamah yang terlihat tergesa gesa pergi dari tempat itu.




Jantung ku berdegup cepat perasaan Campur Aduk bergemuruh didadaku. Saat ku sadar mamah berjalan keLorong yang menghubungkan ke Area Lift Hotel Bintang Lima di sisi Ballroom.




Ku perhatikan dari kejauhan wajah cantik mamah terlihat tegang, apalagi ia sambil memainkan Ponselnya saat itu. Terpikir saat itu untuk menghungi mamah, berharap ia Sadar dengan apa yang akan dilakukannya. Tapi Percuma, "nomer tujuan anda berada diluar jangkauan" Begitulah pesan operator saat ku hubungi kontak mamah.




Tak diragukan mamah rela mengaktifkan Mode Pesawat saat ini, demi menemui Inisial Aa atau seseorang yang biasa ia panggil Kakak kalau diterjemahkan bahasa Daerah.




Tapi SIAPA!!!!!!!




Sampai Akhirnya sebuah Pintu Lift VVIP terbuka, hingga keluarlah sosok yang sama sekali tak ku duga dan ku kira kebetulan berada disana. Namun Lutut ku lemas saat suara khas penuh Wibawa itu memanggil nama mamah......






"ANJANI..... " Katanya penuh wibawa seperti biasanya. Walaupun hanya ku lihat Punggungnya, namun aku tau persis sosok Pria itu yang tak kuduga punya hubungan Special dengan mamah.


"Iiih.... Aa... Dari tadi tau aku nungguin... BT ih" Hati ku Hancur saat melihat mamah manja memanggil Pria itu dengan manja.






Terlebih lagi saat mamah langsung memeluknya, terlihat wajahnya penuh kebahagiaan didalam pelukan sosok Pria Paruh baya tersebut.






"Kangen ya kamu sayang... " Kata Pria itu, pria yang sesungguhnya ku Kagumi. Bahkan jadi panutan Siswa Siswi sekolah.


"Bangeet..... Bt tau ih dari tadi Neng nungguin Aa meeting." Kata mamah manja dipelukannya


"Kan Aa dah bilang neng sayang, walaupun sebentar tapi pasti Aa buat kamu Bahagia dipelukan Aa." Kata kata Pria itu sungguh membuat ku lemas.


"Hhmmmm Gombal..... Trus....... " Kata mamah lalu berbisik ditelinganya.


"Hahahaha..... Iay sayang iya, kali ini ku jamin ga akan kagok seperti biasa.... " Kata kata terakhir Pak Tisna menggelegarrr bagai petir menyambar ku.....






Setelah ku sandarkan punggung ku, perlahan aku jongkok dan duduk di dinding Hotel tempat ku mengintip mamah dan Pak Tisna yang akan segera menuju kamar yang Akan menjadi Arena Birahi mereka.






"TING!!!!! " Suara bell Lift berbunyi.






Lalu samar terdengar suara lift tertutup, hati ku hancur sehancur hancurnya saat itu. Air mata berlinang di pipi ku, ku kira selama ini akulah paling cerdas, ku kira selama ini akulah yang paling bisa menguasai keadaan.




Namun kali ini Nyali ku benar benar Ciut!!!!




Nyali ku Ciut karna takut Miskin, nyali ku takut akan AIB Mamah ku terbongkar, Keberanian ku Padam andai aku harus berseteru dengan Tisna Soewardi.




Sosok Kepala Yayasan Sekolah yang ku tau sudah cukup lama Menduda, putra putri Pak Tisna setau ku memiliki Jabatan serta Posisi yang Keren di bidang Karir mereka masing masing.




Entah Kota ini ikut bersedih atau mengiringi hancurnya hati ku, cuaca yang awalnya cerah mendadak Hujan Deras diIringi angin kencang. Petir menggeleggar berkali kali, menyambar derasnya Hujan.




Namun semua itu tak menyurutkan langkah ku yang Gontai seperti tak ada Harapan. Akupun berharap, agar Petir menyambar Tubuh ku agar mati Gosong menghukum diri ku yang tak berguna, sama sekali tak berbuat apa apa saat Mamah akan bermesraan dengan Pak Tisna beberapa menit yang lalu.




Tangisan ku sepanjang jalan pulang tertutupi dengan derasnya Hujan, Dompet, Ponsel, serta pakaian yang ku kenakan Basah Tanpa syarat atas Hukuman kecil betapa Pecundang nya diri ku saat ini.




Hingga jalan kaki ku tiba ku di gerbang sekolah, salah seorang keamanan Sekolah menghampiri ku membawakan payung dari Derasnya Hujan saat itu.




Namun dengan halus ku menolak, ia mengerti dari raut wajah ku. Ia tau bahwa aku menikmati Hujan ini.




Hingga tiba di ruang Kantin yang Kosong, aku pun duduk sambil memegangi kepala ku yang entah berapa lama.






"Albert... Kamu kenapa nak??" Tanya Pak Anthony.....


"Ya ampun Al sayang..... Kamu kok hujan hujanan kayak gini sih!!! Mamah kamu mana nak??? " Kata Bu Indah.






******* *******






Sadar saat itu tau Albert menangis, Bu Indah langsung bertatapan dengan suaminya lalu berlari keDalam rumah sesuatu untuk menghangatkan Tubuh Albert.




Pak Anthony pun terlihat Panik melihat Albert yang entah berapa lama seperti STRESS berdiam diri dengan seluruh pakaian yang basah kuyup membasahi Sekujur tubuh nya.




Indah saat ini yang kembali berpakaian Hijab tertutup setelah salin di kamar Hotel booking Untuk Staff Acara. Ia sesungguhnya terkejut yang hampir 2 jam lebih Anjani menghilang.




Ia juga kagum sekaligus Bingung menanggapi 2 gaun malam Mahal sekaligus pemberian kekasih gelap Anjani. Belum lagi semua Perhiasan, Giwang, Kaling, Hingga pernak pernik dan Sepatu diacara Resepsi tadi Indah Prediksi bernilai Ratusan Juta Rupiah.




Tak heran andai tadi yang acara rencana pertama berhasil digagalkan namun, Rencana Utama Anjani berhasil menyulap Anjani menjadi Putri Cinderella.




Indah pun segera berlari membawa Handuk, namun mendapati suaminya Anthony memakaikan Jazz kesayangannya dikenakan kepada Albert.




Namun disana tidak Hanya ada Anthony dan Anjani, keberadaan Reina serta Angela dilengkapi beberapa rekan dekat dan keamanan yang menghubungi nya khawatir dengan keadaan Albert berkumpul dikantin.




Setelah membiarkan Angela menghanduki kepala Albert dengan lembut dan Badannya diHanduki oleh Anthony suaminya. Indah perlahan mencari tempat untuk menghubungi Anjani.




Indah sangat takut kenakalan Anjani kali ini bakal merusak mental Albert. Meskipun sama sama memiliki Fantasy nakal dan Liar dengan Anjani.




Namun sisi Manusiawi Indah sungguh tak rela andai Albert menjadi seperti saat ini. Terlebih keberadaan Suaminya telah dihubungi Keamanan sekolah yang mendapatkan Albert berperilaku aneh.




Sungguh tak mungkin bagi Indah berbuat lebih jauh apalagi memberikan kehangatan Tubuhnya di depan Suami serta Teman teman Albert saat ini.




Di waktu yang sama dan tempat berbeda, Anjani yang hampir 3 jam lebih memacu birahi bersama Pak Tisna nampak segar.




Seluruh badannya terasa amat sangat lelah namun sangat bahagia setelah seluruh Liang kenikmatan yang ada di tubuhnya diHantam mesra bahkan hingga Brutal oleh Aa Tisna.




Kisah Asmara Tisna dan Anjani yang selalu tertahan karna Status mereka, awalnya sebuah Rasa kagum, berlanjut menjadi perhatian dan Gurauan setiap kali Anjani mengantarkan Makan siang ke ruangan Tisna.




Terus menerus, berganti waktu dan hari semua berlanjut menjadi genggaman tangan dan pelukan, hingga beberapa hari kemudian Tisna mengutarakan Perasaannya kepada Anjani saat mengantarkan Makan Siang Tisna. Namun semua hanya berakhir dengan pelukan dan kecupan mesra sangat dalam diKening Tisna maupun Kening Anjani.




Keesokan harinya rasa kasmaran mereka meningkat menjadi Tahap Pelukan, Candaan Mesum, Serta Cumbuan mesra.




Hingga beberapa hari belakangan, meskipun Tisna tau kenakalan Anjani bersama Muridnya. Tisna memaklumi nya, namun sebagai obat nya Anjani pun memberi Service diPenis Panjang dan Jumbo dan Kekar Tisna dengan penuh kasih sayang.




Anjani kagum dengan Penis Pak Tisna yang sudah ia anggap "kakaknya" Ini. Meski tak tiap hari, Penis Tisna bagi Anjani adalah Penis Utama yang harus dia Nikmati.




Karna penilaian Anjani, Penis Aa Tisna mampu mengalahkan Penis Gagah Milik Albert serta Boby suaminya. Berbeda dengan kekasih kekasih mudanya, yang sesungguhnya Anjani nikmati moment hanya saat Penis mereka Klimaks dan memberi kehangatan diLiang Vaginanya.




Berarti sekarang, Tinggal Penis Albert Permata hatinya yang membuat Anjani penasaran. Ia yakin Indah sudah mendahuluinya, namun Anjani yang merasakan pagi tadi Albert mulai berani mencabulinya. Ia Pasrah andai nanti Albert ngambek lalu mengajaknya berhubungan Badan.




Melihat ponselnya yang ia stel mode pesawat, Anjani bagai melihat sosok Anaknya menderita dan menatap penuh benci dan Nafsu kepadanya disana. Namun disisi lain, kenikmatan Anjani dientot berlipat lipat.




Terlebih lagi, saat pertama kali setelah sekian lama menikmati Anal Sex dengan Aa Tisna. Walaupun awalnya terasa perih teramat sangat, namun setelah terbiasa Anjani merasakan Nikmat Luar biasa.




Apalagi saat sambil menatap Ponsel yang ia mode pesawat, Anjani merasa genjotan Tisna membawanya ke langit ketujuh. Ia pun meraung raung keenakan sambil menatap Ponsel yang dimata Anjani menjelma menjadi Albert.




Entah ide gila atau pikiran macam apa, namun Anjani merasakan nikmat teramat sangat Andai diEntot di hadapan Anak kesayangan nya sendiri. Walaupun saat ini ia hanya membayangkan andai Ponsel nya itu adalah Albert anaknya, namun ia pun mulai berandai andai apabila hal itu terwujud.






"Kamu gila Anjani.... Kamu gila!!! " Umpatnya dalam hati lalu meraih Ponsel nya bermerk Apple keluaran terbaru saat ini.






Sisi hati keibuan Anjani sedari tadi memaki Anjani agar mengaktifkan Ponselnya, namun sisi liar dan Binal Anjani masih ingin menghampiri Aa Tisna. Lalu bermain api menggoda Albert melalui sambungan telp.




Setelah melihat Sofa dan Kasur beraroma Pejuh, Sperma dan Air kencingnya bersatu dengan Aa Tisna. Mengundang bau tak sedap diHidungnya.




Akhrinya Anjani memutuskan untuk menyetel Mode Data Ponselnya, ia pun langsung berjalan menuju balkon saat gerimis hujan.




Mata indahnya melotot menatap hampir Puluhan panggilan tak terjawab, semua berasal dari Indah Paling Banyak sedari sejak jam 13.15 WIB.




Seingat Anjani waktu itu Hujan Deras, sedangkan Anjani kewalahan menghadapi serangan bibir,lidah, dan jari Aa Tisna diVaginanya.




Mata Anjani pun berkaca kaca, melihat rangkaian Foto foto Albert yang dikirim Indah duduk dengan Pakaian Basah kuyup duduk seperti STRESS didampingi Anthony.




Hingga beberapa Foto terakhir Albert duduk berselimut Handuk tebal di ruang tamu, merokok ditemani suami sahabatnya Indah.




Belum habis satu menit, indah menatap anak kesayangannya menjadi mengenaskan seperti itu sambil menangis. Dering telp berbunyi berasal dari Kontak indah.




Dengan cekatan Anjani langsung menjawab telp Indah.......






"Astagfirullah kak kamu dimana!!!! " Kata Indah memendam kesal dan Amarah, akibat Anjani sembrono. Lalu membuat Albert sakit hati.


"Cepet pulang sekarang, anak mu Albert sekarang menderita..... " Kata Indah, Tak segan memerintah Anjani kali ini.


"Iya iya dek, kakak pulang sekarang. Kakak mohon tunggu kakak yah, tolong jaga anak Kakak sebentar lagi ya dek kakak mohon." Anjani pun langsung menutup telp nya.






Aa Tisna pun langsung bertanya karna melihat kekasih nya Neng Anjani Pameswari yang Liar dan Binal berubah 180 derajat menjadi menangis merana setelah menerima telp.




Setelah tau terjadi sesuatu pada Albert, Aa Tisna langsung secepat kilat mengimbangi gerakan cepat Anjani membereskan pakaian Anjani.




Serta menempatkan seluruh bawaan Anjani ke Koper kecil dan berpakaian. hanya waktu kurang dari 9 menit. Pak Tisna Atau Aa Tisna panggilan mesra Anjani. mengantar Anjani naik mobil dan Driver Suruhan Pak Tisna.




Meskipun hatinya terguncang, Neng Anjani tetap menyalami tangan Aa Tisna sebelum meninggalkan Calon Papah baru Albert dengan mobil dan Driver yang akan mengantar Anjani Pulang.




Di ruangan kamar yang menjadi saksi Bisu selama 3 jam lebih Tisna serta Anjani kekasihnya akhirnya Puas memacu Birahi yang ia idam idamkan, Senyuman, Perhatian, serta Candaan yang biasa hanya berlangsung beberapa menit dan tersembunyi diRuangannya seakan Lepas Menjadi Liar menumpahkan Segalanya.




Namun sekarang, "Singa Tua" Itu hanya terduduk sendiri di kursi Sofa.




Pak Tisna pun segera mengambil salah satu Ponsel terbaiknya, lalu menghubungi seseorang Yang jelas Orang itu Adalah Pihak pengembang yang mematau Boby diBekasi.






"Abort Misson. INGAT!!! mulai minggu depan Jangan terlalu kekang BOBBY disana!!! Apalagi kau mecelakai DIA " Dengan Suara Lantang Tisna memberi Perintah Tegas.






Siapapun yang mendengar suara itu, pasti merinding termasuk bawahan Tisna yang menerima Telp tadi. Meskipun Tisna sangat terobsesi merebut Anjani dari Bobby, namun melihat Anjani terguncang bahkan sangat sedih dan Panik akibat terjadi sesuatu pada Albert anaknya.




Hati Tisna sungguh tak tega.......




Semua justru berbalik teringat masalalu Tisna sendiri, merasakan Pahitnya menelan kenyataan Ayah maupun Ibunya dulu sama sama selingkuh bahkan ia meliat dengan kedua matanya sendiri.




Ia pun sempat terpuruk saat Ayah maupun Ibunya masing masing menikah lagi.......




Sambil menatap gerimis deras di luar, Tisna yang Gagah dan Berwibawa namun mulai berkeriput ketakutan andai Albert tau bahwa Dirinya memiliki Affair dengan Ibunya.




Semua tak ada hubungan dengan Status maupun Posisinya diSekolah, namun semua berhubungan dengan jiwa pemimpin yang ia miliki namun Gagal bahkan merusak Mental anak Muridnya sendiri.




Sedangkan diDalam Mobil perjalanan Pulang Anjani menangis tersedu sedu, ia yakin anaknya yang cerdas tau bahwa tadi ia habis melakukan Sex atau selingkuh lagi.




Kali ini Anjani putus asa, setelah keTiga kalinya yang ia ketahui setelah berkali kali mencelakai Mental dan Jiwa anaknya sendiri.




Setelah mobil berhenti tepat di pintu dapur belakang Rumahnya, ia pun menghapus Air matanya. Setelah meletakkan Koper kecil di dapur, ia pun kali ini benar benar tak bisa menahan laju airmata melihat kondisi anak kesayangannya diruang tamu.




Terlebih lagi ucapan Anthony, benar benar menusuk ulu hatinya walaupun sesungguhnya membujuk Albert agar menyalin pakaiannya. Anjani paham benar anaknya saat ini sangat Putus Asa dengan kenakalannya.








POV ALBERT








"Nak Albert, sebentar lagi mamah kamu pulang nak. Ga ada salahnya kamu salin, demam kamu Tinggi lho nak." Bujuk Pak Anthony kepada ku. Yang saat itu menikmati Sebatang Rokok yang ia tawarkan, sambil menikmati segelas teh manis Panas yang dibuatkan Kak Angela.


"Nak, salin yuk.... Badan kamu demam sayang, nanti kamu sakit.... " Setelah Tiba tiba datang langsung memaksa Duduk disamping ku lalu mamah memeluk ku, dan menempelkan kepala ku diDadanya.






Perlahan aku pun mulai tenang dan sadar, ku hafal wajah wajah orang orang yang terharu melihat kearah ku dan mamah Sore itu.




Perlahan aku pun melepas pelukan mamah, berusaha terlihat baik baik saja di hadapan mereka, yang sangat peduli dengan keadaan ku.






"Pak Anthony, Bu Indah, Kak Reina, Kak Angela, Asep..... Kang Toyo... Makasi banyak udah mengkhawatir kan saya." Kata ku setelah berdiri, Menyapa mereka satu persatu semua yang terlihat panik.


"Saya baik baik aja, tadi hanya linglung karna motor saya ilang. Sekarang saya pamit dulu mau salin. Makasi banget udah mau nemenin saya sampe mamah saya pulang kerumah." Kata ku lalu berjalan ke kamar menyalin pakaian sebentar.






Sebisa mungkin aku bersikap biasa, setelah salin pakaian aku pun kebawah menemui mereka. Aku rasa mereka semua tau aku tak seperti biasa saat itu, terlebih lagi mamah terlihat sangat letih dan sedih. Sampai sampai dibantu Bu Indah sore itu mempersipkan masakan untuk dagang besok.




Tanpa sungkan dan malu aku merokok lagi dapet Minta dari Pak Tony bersama Asep, lebih banyak pilihan lagi saat Pak Toyo datang membawa beberapa jenis Rokok Mild dan Slim yang ada sensasi mentol.




Dengan mengenakan Hoodie dan menahan gejala Flu, kali ini diMeja Kantin yang kosong dan lebih luas tanpa ragu dan malu aku merokok lagi.




Bahkan Dua Gadis Pentolan tercantik pun ikut merasakan sensasi merokok disekolah saat sekolah libur. Yaitu si cantik bagai anggota girl band Korea Black Pink Angela dan siSexy dan Sensual Reina.




Candaan Asep membuat kami makin Akrab perlahan aku juga mulai melupakan perasaan aneh sejak Siang tadi, terlebih lagi saat Pak Anthony serta Reina dan Angela berhasil membuat ku tertawa dengan Lelucon mereka.






"Mudah mudahan Kak Reina dan Kak Angela Akur lagi yaa... Kak Angela dan Kak Reina juga ku harap bisa jadi kuat ngelawan Godaan Para Buaya Muda.... Hahahha.... " Kata ku yang mulai ikut bercanda dan tertawa, sejenak melupakan kesedihan dan Kepedihna siang tadi.


"Lah kok kita siih..... " Protes Angela.


"Iya tau nih, Albert rese.... Kita mah akur akur aja kali..... "Kata Reina, Lalu mereka pun berpelukan manja.


"Eeh ngomongin Buaya.... Ada Pawangnya Noh!!! Itu noh yang itu...." Kata Reina memanyunkan bibirnya sehingga kami melihat ke arah Mamah yang membawa makanan untuk kami sore itu.






Mamah menoleh kebelakang, tetapi disana tak ada siapa siapa lagi selain dirinya. Hingga membuat kami semua tertawa.






"Oooh berani yah kamu nunjuk ibu pawang Buaya!!!! Awas lho kalian Ibu Cubit nih." Setelah mamah meletakkan beberapa Mangkok Sop Daging dimeja,mengejar Reina dan Angela.






Sontak Angela yang tak tau apa apa ikut berlari bersama Reina, sampai akhirnya Angela naik dan Duduk diatas pangkuan ku langsung ku Peluk melindunginya dari mamah yang hendak mencubitnya. Sedangkan Reina berlindung didepan aku dan Angela agar tak terkena Cubitan mamah.




Bu Indah yang masih memegang Nampan tertawa melihat kami bertiga yang saling melindungi hendak diCubit bagian lengan dan Perut oleh mamah.




Sedangkan Asep dan Pak Anthony tertawa terpingkal pinkal, termasuk Tyo yang baru datang sore itu.






"Nih nak Tyo nih, pada nakal!!! Berani mereka ngatain ibu Pawang Buaya..... " Kata mamah cemberut, lalu berjalan menjauhi kami bertiga.


"Eh Tyo sini gabung, ajak ku seramah mungkin. Meski khawatir sandiwara kami terbongkar. "


"Duh jadi Iri gue ma elu ampe dikerubutin bidadari cantik." Kata Tyo sambil duduk.


"Ya iya lah, abis pada ngebahas Buaya sih." Kata Angela yang nyaman berada dipelukan ku bersama Reina sambil kembali ketawa cengengesan.


"Udah ah jangan ngebahas Pawang Buaya terus, ntar ngamuk..... Trus peternakan Buayanya dilepas lho...." Kata ku menyindir mamah.






Sontak mereka pun tertawa terpingkal pingkal, aku yakin mereka semua tau siapa yang ku sindir saat itu.




Mamah pun setelah meletakkan Mangkuk Sop Daging untuk Tyo yang baru datang langsung bertolak pinggang ke arah ku sambil menahan tawa.




Lalu datang ke arah ku dan Angela, namun Reina yang hendak mamah cubit langsung berlari memeluk Tyo. Hingga aku dan Angela pun berpelukan makin erat saling melindungi, karna mamah berusaha mencubit perut dan lengan ku saat itu.




Lelah tertawa dan bersenda gurau, kami semua menikmati Sop Daging yang diHidangkan mamah Sore menjelang malam itu. Hingga saat selsai membantu mamah beberes piringbdan mangkuk kotor, Bu Indah dan Anthony suaminya berpamitan Pulang, disusul Tyo mengantar Reina Pulang.




Setelah Asep memberitahu ku, besok siang motor ku akan diantar ke rumah. Asep pun ikut berpamitan pulang.




Tinggal tersisa Angela, membujuk ku minum obat Paracetamol agar demam dan panas ku reda. Setelah mengantar Angela ke mobilnya karna ada yang menjemputnya.Aku pun langsung masuk ke kamar, langsung ku Balut tubuh ku dengan selimut tebal.




Mamah pun entah kapan berbaring disamping ku malam itu, yang ku tau dan ingat mamah berbisik.... "Maafin mamah sayang, Ampuni mamah... Lagi lagi mamah melakukan kesalahan yang sama... " Hingga aku sadar dan bagun pagi hari, namun mamah bangun terlebih dulu.

Posting Komentar

0 Komentar