Dera pulang lebih lama karena ia memilih ke pinggir pantai telebih dahulu sebelum pulang ke rumah, beginilah cara menenangkan pikirannya saat banyak masalah yang berdatangan termasuk masalah yang di hadapinya kali ini.
“tumben sepi, pada kemana?” gumamnya menuju dapur,
“asik makan di luar dehh malam ini, dah lama gak makan di luar rumah,” senyam senyum dera,
“jangan-jangan nesya sama si andre dah balik, wah gawat nih… ” dera pun langsung berlari menuju lantai atas,
“bugggggggggg” dera bertabrakan dengan nesya saat ia keluar kamar.
“awahhhhhh” nesya meringis kesakitan.
“sorry nes, kamu gpp?” dera langsung menghampiri nesya yang jatuh terduduk, mata dera sesekali melihat ke rah dalam kamar, ia melihat andre sedang tidur dan tak menyadari kejadian ini.
“ada yang luka?” tanyanya membantu nesya bangun.
“gak kok kak, sakitnya di sini” ia menunjuk dadanya, reflek dera mengelusnya dan menenakannya.
“ups sorry gak sengaja”
“waduhh reflek lagi, nesya bakal sangka gue kegenitan lagi” gumamnya.
“iah gpp kak, jadi gak sakit hihi” tawanya dengan sedikit genit,
“nah kan, nih anak jadi salah paham. Gue deraaaaa nesyaaa, ggrrrr” omelnya di dalam hati, dera hanya menghela nafas melihat tingkah genit nesya seperti ini.
“kak dera kemana?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
“molorr, tuh liat aja, “ tunjuknya dengan bibirnya, mata dera menuju kearah buah dada nesya, dan entah kenapa merasakan penisnya setengah ekresi.
“kakak mau kemana emang buru-buru?” tanyanya sambil menutup pintu kamar.
“oh mau ambil handphone”
“itu kan handphone kak dera, kok ada di kak andre? tanyanya sambil menunjuk ponselnya terjatuh di lantai.
“ha itu, ini ketuker sama kak dera, “
“kok bisa ke tuker?” tanya nesya lagi dengan wajah polos.
“ha itu, tadi ponselnya ketinggalan di dapur,” jawabnya sekenanya.
“ohh, terus jadi ketuker apa ketinggalan?” tanyanya lagi.
“ihhhh oon banget ihh, “ omelnya lagi terasa kesal meladeni nesya,seolah ingin berbicara lama dengan si pemilik tubuh ini yaitu andre.
“nah itu yang kakak gak tau, makanya mau cek, siapa tau ponsel kakak ketinggalan” jawab dera seadanya.
“ohh jadi bukannya ketuker?”
“iah makudnya gitu, kasih ini ke kak dera yah” dera yang setengah emosi meladeni nesya, langsung memberikan ponselnya. dan langsung melangkah masuk kamarnya.
“ahh, pea nih nesya, ihh sebel banget tingkahnya kecentilan banget, tapi gpp sih yang penting bukan si andre langsung.” Tarikan nafasnya sedikit lega.
“tapi apa si andre tau gue lesbi?? Ahhhh pusingggggggggg” racaunya mengacak- ngacak kasurnya,
“mana bauu nih bantal, bau ilerrr” di lemparnya bantalnya kesal.
***
Rasa kesalnya mulai mereda, dera pun keluar kamarnya karena perutnya terasa keroncongan. Ia melihat andre dan dera sedang di dapur seperti mencari sesuatu.
“si mama naro mie dimana yaaaa”
“tuh di lemari atas” tunjuk dera, mereka berdua pun melirik kearahnya,
“wihh kak andre jago, kok bisa tahu?” tanyanya setelah menemukan mie tepat yang di tunjuk dera. Andre pun mendekatinya sambil memberi ponselnya diam-diam tanpa menoleh kearahnya.
“nebak aja,” dera pun melangkah pintu keluar.
“kak andre mau kemana?” tanya nesya mengejarnya.
“mau makan di luar, nes” andre pun mengikutnya dari belakang.
“kak dera gimana makan bareng bertiga?” tanyanya melirik kearah andre.
“boleh, “ jawab andre datar, hal itu membuat dera sedikit geram dan meliriknya tajam.
“asikk, ayukkk, “ nesya pun segera mengunci pintu.
“emang kak andre tau kita mau makan dimana?” tanya nesya menngikuti dari belakang bersama andre
“enggak, emang mau kemana?” tanya balik dera tanpa menoleh ke belakang.
“gak tau haha, kak dera gimana mau makan apa?”
“seterah” jawabnya. Dera langsung menoleh tajam membuat andre berpura-pura tak melihatnya.
***
Hampir 15 menit berjalan, dera pun langsung menuju tukang sate ayam yang tak jauh dari pasar, nesya pun langsung berlari menuju kearah dera. Mereka bertiga pun duduk, dari kejauhan bisa mendengar debur ombak.
“kak andre, tau gak? Ini kan tempat makan favorit kak dera lohhhh” ucapnya sambil melirik kearahnya.
“masa?” jawabnya dera dengan nada meledek. Dan kenapa harus kesini, dera benar-benar lupa karena efek lapar.
“iah, ya kan kak dera?” nesya menyikutnya, andre hanya terdiam saat membaca chatting dari dera untuk tetap diam jangan banyak bicara.
Pesanan tak lama pun datang, 3 porsi sate, nasi hangat, dan es kelapa. Andre pun langsung memakannya, dan menyingkirkan hati, ampla. Karena ia tak suka dengan itu.
“wahh enak bangettt, baru pertama makan sate seenak ini” gumam andre tak sadar berbicara seperti itu saat selesai makan.
“brakkk” bersamaan dera mengebrak meja agar andre tetap diam. Hal itu membuat nesya terlihat kebingungan,
“kak dera, kok hati ayam nya gak di makan?” tanya nesya pelan.
“makan aja nes, kenyang banget” nesya pun mengambil 4 tusuk yang masih tersisa, andre melihat nesya memutar lidahnya di bagian potongan hati yang agak bulat dan measukannya perlahan.
“anjir nih anak, kayak ngulum burung, apa lagi godain si deraa?” gumamnya memperhatikan cara makan nesya mengarah kea rah dera yang menundukan kepalannya seolah tak mau memperhatikan nesya.
“wah bener, centil banget nih anak” senyum kecil andre memandangi nesya.
***
Keadaan rumah masih sepi, dera langsung lari ke dalam dan menuju wc, “ uwweeeeeeeeeekkkkk” terdengar ia memuntahkan sesuatu.
“kak andre kenapa kak?” tanya nesya mengintip dera yang sedang muntah.
“gak tau, salah makan kali” jawab andre merasakan yang aneh.
Dengan wajah yang memerah dera pun duduk, nesya pun bergegas mengambil air hangat, “ kak andre kenapa?”
“gak tau, mual aja abis makan” jawab dera masih menahan mual,
“kak dera, titip kak andre, aku mau ke warung beli obat” ucap nesya langsung keluar rumah.
“apa lo tadi makan hati ayam?” tanya andre reflek mengurut tengkuknya. Dera mengangguk pelan.
“walahhh, pantes, gue paling gak bisa makan tuh hati ayam” helaaan nafasnya.
“kenapa lo gak bilang??” matanya kembali melirik tajam.
“lo kan suruh gue diem kan?”
“yah bilang aja kali, bikin gue mau mati ya?” ucapnya kembali menahan mual.
“gue aja lupa, gue alergi sama namanya jeroan ayam termasuk hati. “ lanjutnya.
“bentar, gue cari obatnya kayak masih ada deh” andre langsung berlari ke lantai atas, dan mengobrak abrik tasnya.
“nih masih ada, di kunyah aja, biar cepet “ pintanya, dera pun mengikuti saran dari andre dan meringis mengunyah obat yang sangat pahit.
“gue bantuin gak?” andre berusaha membantu dera yang tertatih saat melangkah. Dera tak menjawabnya dan meneruskan langkahnya menuju kamar.
***
Obat yang di berikan andre benar-benar mujarab, rasa mualnya mulai hilang. Tetapi mempunyai efek samping yang luar biasa yaitu ngantuk.
“ctarrrr” bunyi petir sangat menggelegar membuat dera terbangun, ia melirik kearah jam dinding baru jam 10 malam.
“ketiduran pula, papa sama udah pulang kali ya, hujan deras pula” dera.pun keluar kamarnya untuk melihat ke adaan. Tak ada suara di kamarnya nesya dan pasti mereka sudah tidur.
“enggh egnggghh” terdengar suara lenguhan dari arah dapur, dera pun melangkah lebih dekat. Dan ia melihat dengan jelas papanya sedang memompa mama yang sedang berpegangan di pinggir meja makan.
“nesya?” gumamnya melihat adiknya sedang mengintip juga, sesekali memasukan tangannya ke selangkannya. Dera pun melangkah pelan menuju kearah sambil terus melihat arah papa dan mamanya.
Kakinya terangkat sedikit sambil terus menghujamkan penisnya cepat. Mama terlihat hanya menggunakan daster.
“ahhhh ahh” hentakan kasar membuat dera sedikit terangsang dan hal itu membuat penisnya setengah berdiri.
“aaahhh “ lenguh panjang tante rani sambil om deni meremas kencang buah dada..
“ouhhhh ihh di dalem terussss”omel tante rani, saat om deni terus menghentakanya lagi dan lagi.
“nanti si nesya punya adek lohhh” lanjutnya langsung duduk, dan berciuman mesra seperti pengantin baru.
“engghhh” jerit nesya tertahan tangan dera, dan menariknya menjauh dari papa dan mama.
“kak andre?, ihh aku kira siapa uhhm” gumamnya kesal saat berdiri di pinggir tangga.
“kamu abis ngintip yahh?” tanya berbisik,
:”uhm, gak sengaja kak, “ jawabnya malu-malu, sesekali menggerekan kakinya seolah ada sesuatu di selangkangannya.
“masih gatel yah??” ucapan dera membuat nesya semakin tersudut, dan entah kenapa dera merasa terangsang menggoda adiknya seperti ini.
“emang enak gentian gue kerjain balik si nesya” gumamnya tersenyum sesekali.
“iaahhh” jawaban yang tak terduga dari nesya, membuat penis dera semakin cenat-cenut. Dera langsung menarik tangan nesya menuju lantai atas.
“kamu ngomong ngawur, sana masuk nanti kak dera bangun loh” dera merasakan penisnya semakin menegang.
“kak dera tidur kayak kebo, susah bangun,” jawabnya mengambil ancang-ancang membuka pintu.
“kakak bantuin pipis gak?” goda dera karena efek dari penis nya yang menengang.
“aihhh kelepasannn gueeee ahhhh kacauu, gara-gara ikutan tegang nih burung” gumamnya kelepasan berbicara.
“uhmm, ihhh kak andre genit juga ya “ ucapnya langsung menarik tangan dera menuju kamarnya, dan menutupnya pelan.
“aku mau, asal kak andre gak macem-macemin aku. Nanti aku aduin ke kak dera kalau macem” ucapnya tersipu malu, dan dera kembali terkejut ternyata nesya benar-benar sangat suka terhadap andre.
“gimana kak?” tanya lagi membubarkan lamunannya, dan tak sadar mengangguk pelan karena terbawa libidonya sendiri.
“udah terlanjur deh,” gumamnya langsung mencium bibir nesya sambil memegang pinggulnya, mata nesya terpejam menikmati ciumannya, dera merasakan ciuman nesya jauh lebih lembut dari sebelumnya.
Tangan dera pun langsung masuk ke dalam celana nesya, dan terasa celana dalamnya terasa basah, jari-jarinya pun langsung menyelinap ke dalam celana dalam.
“ahhhh” lenguhnya pelan saat jari kasar dera mengelus pelan vaginanya perlahan.
“buka aja kak, “ dera yang sudah terbawa nafsu menarik nesya rebahan di tempat tidur, dengan cepat ia menurunkan celana tidur beserta celana dalam nesya. Dan terpampang vagina tanpa berbulu dengan sedikit mengkilap karena cairannya sendiri.
“slrruuuuppsssss”dera langsung menjilat tanpa ragu, ia langsung mengeluarkan kemampuannya.
“kakkk auhhhh” racau nesya sambil menggeliatkan tubuhnya merasakan rangsangan di berikan dera sangat luar biasa.
Dua jadi dera di masukan dan di gerakan keluar masuk secara perlahan. Lidahnya bermain di klitoris nesya. Dan sesekali ia menyedot kencang klitorisnya…
“ahhhh kak andree “ lenguh nesya menjambak rambutnya kerass,
“ouhhhhhhhhh” tubuh nesya langsung menegang sambil menarik seprei dengan erattt..
“ha haaa” hembusan nafasnya yang hampir habis,di ikuti lelehan cairan putih dari vaginanyaa..
Puas bagi nesya, tetapi tak untuk dera. Ia merasa penisnya semakin mengeras. “kak andre pinter banget ih, udah sering yaa?” tanya nesya dengan tenaga yang masih tersisa.
“ha? Ngak kok, gak juga” jawab dera sekenannya dan tak mungkin bilang kalau andre di depannya adalah kakak sendiri.
“ihihi, abisnya jago banget uhmm,”
“kak andre mau gantian?”
“ha? Gak usah kok”
“tapi itu celananya nonjol gituu “ tunjuk nesya melihat tonjolan besar di celananya. Dera pun berusaha menutupinya dengan mengelus kedalam, dan malah semakin menengang melihat selangkangan nesya,
Nesya langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlutut di depannya. “kerasukan apa si nesya sampai nekad gini, tapi gue juga gak bisa kendaliin nih burung” dera membiarkan nesya membuka celananya.
“ah” jerit nesya saat penis tegang dan panjang dera menampar wajahnya. Dera sendiri tak menyadari penis yang ia punya sepanjang wajah nesya dari dagu sampai keningnya dengan diameter 3cm atau 4 cm.
“kak andre “ neysa menggengam penis dera dengan dua tangannya, dan sesekali mengocoknya pelan.
“slruuppss” nesya langsung mengulumnya perlahan, mengeluarkan masukan ke dalam mulutnya sampai penuh dengan liur nya sendiri. Nesya mengeluarkan kemampuannya hal itu membuat dera semakin menjadi.
“ahhh, “ desah dera menikmati kuluman adiknya sendiri, dan begitu terasa sangat nikmat di banding nesya menjilati klitorisnya.
“kenapa lama keluar nih burung muntah” gumam dera melihat rangsangan dari mulut nesya tak cukup membuatnya klimaks.
“sini kak” nesya memposisikan dera rebahan di tempat tidur dengan penis yang mengacung tegak. Nesya langsung membuka baju tidurnya menunjukan buah dadanya. Dan sedikit membungkukan tubuhnya untuk menjepit penis dera dengan buah dadanya.
“nessyaa, parahhh “ gumam dera ingin menghentikan aksinya tetapi, nafsunya tak bisa menahannya. Membiarkan nesya melakukan sesukanya.
Dengan cepat nesya menaik turunkan buahdadanya sambil sesekali menjilati kepala penisnya. Dan kali ini dera merasakan sesuatu yang aneh di ujung penisnya.
“ahhhhh” desah dera mengejangkan tubuhnya.
“crotttttttt” ia merasakan sesuatu yang hangat keluar dari penisnya dengan sangat kencang.
“ah” jerit nesya yang ternyata terkena spermanya, wajahnya kini penuh cairan putih yang meleleh membasahi bibir dan hidungnya.
“ih kak andre gak bilang mau pipis” ucapnya sesekali menjilati cairan putih di bibirnya.
“kamu doyan?” dera sekali terkejut dengan keliaran adiknya yang di depan matanya menelan spermanya.
“asinn haha, rasanya sama kayak punya aku” celetuknya terus mengocok penis dera pelan sampai tetes terakhir dan mendekatkan wajahnya dengan dera
“kamu nakal juga yah, ternyata” gumamnya langsung mencium mesra bibirnya pelan.
“gpp nakal asal kak andre jangan masukin ke itu aku, kata kak dera bahaya” ucapnya membuat dera sedikit senang. Kali ini ucapannya di dengar.
“okeh, kapan-kapan lagi yah” ledeknya memilin putting nesya yang kecil.
“iah kak andre” nesya pun langsung berdiri langsung mengelap wajahnya dengan celana dalamnya, dan langsung berpakaian lagi.
“aku balik ke kamar yah kak, muach” nesya mencium bibirnya dan langsung berlari kecil keluar dari kamar.
Dera tak menyangka melakukannya dengan adiknya di tubuh yang berbeda, “ untung bukan si andre, gak rela kalau dia” gumamnya merasa sangat lega penisnya kembali tertidur.
Udara ac semakin dingin membuat andre tersadar, matanya terasa sangat berat meraba-meraba remot ac.
“kenyel gini remott” gumamnya meremas sesuatu yang kenyal, dan ternyata buah dada nesya yang tak memakai bra.
“andai si dera kayak adeknya mungkin gue suka. Huaammmm” matanya tak bisa kembali terlelap walau hawa ngantuk masih ada.
“masih jam 5 pagi” andre memilih keluar mencari udara pagi.
“dera, tumben kamu pagi-pagi udah bangun?” tanya om deni yang baru merapihkan sesuatu.
“gak tau pa, mau tidur gak bisa lagi, sini pa dera bantuin” andre langsung membantu membawa box entah apa isinya.
“bawa kemana?” tanya andre saat om deni terlihat terkejut melihat tingkahnya yang agak berbeda.
“ke gudang belakang,” tunjuk om deni,
“oke” terasa sangat berat isi box ini, andre pun langsung membukanya saat sampai gudang yang tertata rapih walau banyak debu tebal di sekitarnya.
“ouh cuman alat pancing doank”
“ha bola volley?” andre melihat bola di ujung gudang, tak hanya itu terdapat sepatu, dan serbet bertulisan andrea.
“jangan-jangan si dera pemain volley juga?”
“tapi kenapa dia nyimpen bolanya? Apa pensiun?” tanda tanya besar membuat andre penasaran dan hal itu membuat andre secara tak langsung ingin mengetahui dera lebih dalam.
***
Dera bangun lebih siang dari biasanya, matanya sangat berat seolah habis bekerja keras. “lemes banget” gumamnya melangkah ke kamar mandi, dan sesekali melihat andre membantu membuat sarapan.
“apa tadi malam mimpi?” langkah beratnya langsung menuju kamar mandi.
“nesya begitu nafsunya sama nih orang?” dera memperhatikan terus wajahnya melihat dari ujung rambut ke ujung kaki.
“uhmm, nih burung gede juga hampir kayak dildo” gumamnya dera membersihkan penisnya yang masih tertidur.
“kacau ahh, si andre pasti udah tau gue lesbi sama si nesya?, ahhh gue harus bilang kemana? Gue mau cepet balik normal lagi” racau menyiramkan air ke tubuhnya dengan cepat.
“harus gak boleh nyaman sama nih badan, bisa-bisa beneran kata tuh kakek-kakek” lanjutnya kembali menatap wajahnya di cermin.
“kalu di pikir kesel juga sih.” Dera kembali menyesali kejadian waktu itu dan tak harus ia mengikuti andre.
“pagi kak andreeeee” sapa nesya saat mereka berdua berpapasan keluar kamar.
“pagi nesya” senyumnya
“malamnya tidur nyenyak?” tanyanya sambil menjulurkan lidah.
“ya donk,, kan berkat kamu” dera membalas ledekan nesya dengan menjulurkan lidahnya
“ihh.. genit” gumamnya langsung berlari kecil.
“aih kenapa lagi nih burung, liat si nesya mau bangun terus”gumamnya menekan celananya.
“bearti si andre mesum juga kalau begitu” dera pun turun untuk sarapan lagi, ia kembali terdiam melihat andre berbincang dengan tanpa beban sedikit pun ke papa dan mamanya.
“andre, sarapan” panggil om deni, ia pun melangkah duduk di samping nesya yang asik mengunyah. Dan sesekali ia menjilat-jilat sendok sambil melirik kearahnya.
“hadehh nesyaaaaaaaaaaaa~~” geram dera dalam hati melihat tingkah nesya semakin jadi genit seperti ini.
***
Memang menyebalkan menjadi orang lain, mulai dari tata berpakaian, cara makan, ucapan. Banyak orang yang ingin menjadi orang lain karena hanya melihat orang lain lebih dari kita.
Tetapi satu kata untuk andre dan dera saat ini “OGAHHHHH”, menjadi seseorang sangat tak mengasyikan karena banyak rahasia di balik bakwan.
Sepi dan membosankan, hal yang andre hadapi setiap hari di sekolah. Hanya dona yang mengobrol dengannya. Yang lainnya tak ada pun yang menyapa.
“pasti ada penyebab kenapa si dera tertutup kayak gini ya” matanya melihat evelyn dan hasley berjalan menuju ke belakang sekolah saat semua siswa sudah pulang,
“wahh ngapain tuh,” andre mengikutinya dari belakang. mereka berdua menuju ruangan osis.
“hai deraaa” tepuk seseorang dari belakang. andre langsung menoleh ke belakang dan ternyata ada 3 orang, andre pernah melihat tiga orang ini yaitu satu team volley dengan hasley.
“ngapain lo kesini?’ tanya andra salah satu temannya yang berambut cepak, \
“itu, anu salah jalan” jawab andre saat tangannya memegang pinggulnya, andre tau tingginya hampir sama dengan mereka bertiga.
“masa sih?, mau ngintip hasley ?” tanyanya meremas pantatnya
“anjirrr, jijay di remes cowokkk” gerutu andre merasakan hal yang sangat tak biasa.
“gue lupa gue jadi cewek hadeh, harus gimana nih. Bisa gawat kalau gini” andre terdiam melirik sekitarnya yang tak ada orang satupun hanya mereka bertiga.
“eitsss mau kemana?” mereka memegang tangan andre saat ia mencoba kabur, andre pun di giring menuju ruang osis.
“hasleyy, ada tamu nih.. mau liat lo katanya” teriaknya dari luar ruang osis.
“masuk ajaa” balas hasley dari dalam,
“mampus dah, di perkosa dah gue gawatttt” andre langsung panik saat masuk ke dalam ruang osis.
“ouhh dera,” ucap hasley santai duduk di kursi sambil merokok. Ia tak sendiri melainkan bersama evelyn sedang naik turun dengan pakaian yang tak tersingkap semua.
Tanganya terikat ke belakang dan lehernya terdapat rantai kecil dengan mata yang tertutup. Aliran aneh langsung mengalir ke tubuh andre melihat mereka berdua.
Hasley memutar tubuh evelyn sampai membelakanginya dan kembali naik turun.”ngapain kesini?” tanya hasley sambil meremas buah dada evelyn dari belakang. lenguh evelyn membuat rangsangan tersendiri bagi andre.
“gue bilang salah jalann!” ucap andre sedikit nada kencang,
“wihh makin galak parahh, kasian banget ya!” ucap salah satu dari mereka
“kasian?” gumam andre semakin penasaran apa yang terjadi dengan dera. Mereka semua pun tersenyum sinis. Hasley tak berbicara hanya terus memainkan tubuh evelyn yang terlihat sangat langsung lebih mirip dengan model.
“minggir!” andre menghentakan tangannya dan untungnya mereka memegang tangannya lagi, membuat andre langsung keluar dari ruang osis.
“kasian, patah hati ya dia haha” celetuk salah satu temannya.
“uhmm, apa mungkin si dera suka si hasley, atau si dera mantannya?”
“terus jangan-jangan dera pernah ML sama hasley?”
“aduhh anjir kenapa gue jadi nyesek ya bayangin si dera ml sama hasley, ahh gak mungkin, gak mungkin” Pikiran pikiran aneh terus berkecamuk di kepalanya.
***
“kak andreeee” teriak nesya saat dera baru saja masuk kedalam rumah.
“loh gak bareng dera?” tanyanya
“gak tau kak dera kemana. Haha”
Terlihat tak ada orang di dalam rumah, “pada kemana yah” tanya dera hanya melihat lauk makan siang di meja makan.
“paling di pantai. Jam 2 udah balik lagi kak” dera menoleh ke arah jam dinding yang baru saja menunjukan jam 12,45.
“ouhh,”
“makan dulu yuk, “ ajak dera langsung mengambil piring, nesya pun mengikutinya dan duduk saling berhadapan. Dera makan sangat lahap karena ini menu favoritnya.
“kak andre” dera langsung menoleh kearahnya setelah selesai makan,
“aku masih penasaran sama itu kak andre hehe” ucapnya malu-malu,
“buset nesyaa, parahh” gumam dera melihat adiknya seperti ini. Nesya langsung masuk ke dalam kolong meja dan meremas penisnya dari luar celana.
“nes, nanti ada yang liat ah” dera mencoba menghentikannya karena takut andre pulang dan melihat aksinya. dan bisa-bisa malah melakukan hal yang di inginkannya.
“sebentar aja kak, ya ya” pintanya membuka resleting, dera tak menghentikan aksi nesya dan membiarkan celana , sekaligus celana dalamnya di singkap ke bawah.
“masih bobo burungnya kak andre, tapi udah gede hmm” gumamnya menggengamnya dan di kocoknya perlahan sampai akhirnya berdiri tegak. Nesya yang masih asik terus mengocoknya dan sesekali menjilat seperti makan ice cream.
"Asshh~" Desah dera merasakan nesya memasukan ke dalam mulutnya cukup dalam dan kembali di keluarkan lagi, lalu di masukan lagi.
“ahh” nesya langsung mundur dan keluar dari kolong meja,
“mau kayak malam lagi kak ?” tanyanya membuka baju sekolahnya dan tersisa hanya tangtop. Dera pun langsung menarik tangan nesya dan kembali bercumbu.
Nesya pun di pangku sambil dera menyingkap tangtop dan bra nesya, “slruuuupps” lidahnya bermain di putingnya perlahan.
Nesya tak tinggal diam ia pun memainkan penisnya dengan mengocok dengan dua tangan. “ahh kak andreee hmm” gumamnya saat kedua putingnya di pilin perlahan.
Tangan kiri dera mulai meraba ke selangkangannya langsung mengelus vaginanya dan bibirnya menyedot buah dada nesya bergantian.
“ahhh kak andreee hmm,” lenguh nesya menahan geli, terasa nesya mengarahkan penisnya ke vaginanya.
“gak boleh ya sayang, inget” ucap dera merasakan kepala penisnya sudah berada di bibir vagina nesya,
“gesekin aja kak, selipin di cd aku, “ bisiknya manjan, membuat dera membiarkan nesya yang melakukannya, dan benar nesya hanya menyelipkan penis di selangkangan.
“ouhhhhh” lenguh dera merasakan penisnya tergesek vagina nesya yang sudah basah. Bibir mereka kembali berciuman mesra. dan juga buah dada nesya tak luput dari remasannya.
“kreeeekkk”, suara pintu depan terbuka, membuat nesya dan dera menghentikan aksinya. Dan langsung tergesa-gesa berlari menuju lantai atas.
“assshhhhh” gumam dera memegangi penisnya yang terjepit resleting celana, wajahnya langsungmeringis kesakitan.
“napa lo?” tanya andre dengan wajah yang berkeringat dan nafasnya yang terputus-putus
“gpp kok, “ dera terus meremas selangkangannya yang masih terasanya nyeri.
“lo gak apa-apain tuh burung gue kan?” liriknya melihat dera meringis sambil terus menekan-nekan selangkangannya.
“burung lo kejepit reselting pas selesai pipiss” jelas dera pelan.
“wah wah, sungguh menyakitkan yah,” andre tertawa kecil dan sedikit menggelangkan kepalanya.
“berisik lo ah!!” geram dera langsung membuang muka.
“nih pakai batu es” andre langsung memberikan beberapa batu es yang di gulung dengan kain, dan langsung melangkah pergi.
Dera hanya menatapnya sinis, dan langsung mengambil batu es untuk mengompres kepala penisnya,
“aihhh, kulitnya ketarik, shittt” gumamnya lagi saat sadar kulit penisnya tersangkut di resleting, membuat dera semakin meringis.
“gimana ini,” dengan perlahan dera pun mencoba menariknya dikit demi sediki, tetapi tak berhasil dan malah semakin terasa tertarik.
“kak andre, ngapain?” tanya nesya saat melihatnya meringis. Dan langsung mendekatinya,
“ih kejepit ya kak?” anggukan pelan dera,
“sini aku bantuin, “ nesya langsung genggam kembali penisnya, dan sesekali jari-jarinya mengelus kepalanya membuat rasa nyeri sedikit tak terasa.
“nahh bisa tuh hihihi” tawanya langsung mengocok pelan saat kulitnya sudah tak tersangkut.
“terima kasih nesya, “
“udah ah nanti kak dera lihat loh” anggukan pelan nesya langsung menghentikan kocokannya. Langsung melangkah pergi entah kemana.
0 Komentar