terletak persis di samping kamarku.
Kamar Dharma sebenarnya ada di lantai bawah, namun karena ada Assisten Rumah Tangga di sini. Kami jadi melakukannya di lantai dua, di tempat di mana pembantu di rumahku, tidak bisa melihat aktivitas kami.
Rumahku terbilang cukup besar, terdapat tiga kamar di
lantai bawah dan dua kamar di lantai atas. Pembantu kami terbilang masih muda, mungkin hanya berbeda usia 2 tahun lebih muda dariku. Dia yang menyiapkan masakan setiap hari, serta mengurus pekerjaan rumah tangga.
Dia bernama Nadya, dia merupakan saudara sepupu jauhku. Yang untungnya dia
selalu bisa tutup mulut dan cuek atas segala hal yang terjadi. Karena selain diberikan gaji sebesar 3 juta rupiah, biasanya aku memberikan bonus bulanan sebesar 1 juta rupiah.
Untuk uang tutup mulut dan tidak ikut campur urusanku. Namun meskipun dia berjanji tutup mulut, aku tetap tidak percaya dan sangat berhati-
hati dengannya. Itu sebabnya aku dan Dharma, selalu melakukannya di lantai dua dan sembunyi-sembunyi.
“Makanannya sudah siap, Nadya? Ada yang perlu aku bantu gak? Soalnya Mas Andra sebentar lagi datang, sekitar 1,5 jam lagi,” tanyaku kepada Nadya.
Aku melihat dia masih sibuk memasak, beberapa makanan
yang akan kami santap untuk merayakan ulang tahun pernikahan. “Oh? Tenang Mbak. Semua aman terkendali, Mbak nyantai aja. Kan sebagian besar makanannya pesan dari luar, jadi masak gak terlalu banyak.”
“Baiklah, jika ada apa-apa, tolong beritahu aku!” Aku berjalan menuju kamarku,
kembali naik ke lantai dua. Di sana sudah terdapat Dharma yang ternyata sudah keluar dari kamarnya.
Ketika dia melihatku, dengan sigap dia memeluk tubuhku dan mencium bibikur. “Aku mencintaimu, Danila. Selamanya, kamu akan jadi milikku. Dan anak yang ada di dalam kandunganmu ini, aku
yang tetap akan menjadi ayahnya.”
Sebelum aku melanjutkan kisah ini terlalu jauh, izinkan aku menceritakan awal mula dari masalah ini. Izinkan aku menceritakan latar belakangku, serta pertemuanku dengan Dharma
dan Andra. Dua laki-laki yang ada di dalam hidupku, dan begitu aku cintai.
Semua bermula ketika 2 tahun yang lalu, aku dan Andra resmi menikah. Kami berdua sah menjadi sepasang suami istri dalam agama maupun negara. Aku dan Andra, merupakan dua insan yang saling mencintai.
Dia laki-laki yang dimataku sangat tampan, mungkin sebenarnya Andra lebih tampan ketimbang Dharma. Hanya saja dia memiliki fisik yang kurang sesuai dengan seleraku. Andra terbilang pria yang tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 168 cm.
Sementara tinggiku sekitar 160 cm, hanya saja dia pria yang sudah mapan dan stabil.
Stabil dari segi karir, ekonomi, maupun emosional. Kehidupan kami begitu bahagia selama menikah, aku dan Andra hampir tidak pernah berkonflik besar.
Bahkan sampai sekarang, sebenarnya kami tidak pernah berkonflik besar. Sementara Dharma, aku sudah begitu menyukainya sejak pertama kali bertemu. Sebelum
menikah, aku dan Andra sempat berpacaran selama 3 tahun lamanya.
Kami bertemu saat aku sedang bekerja di panti pijat. Panti pijat tempatku bekerja, tidak terlalu lusuh seperti yang kalian pikirkan. Tempatnya seperti spa and message dengan nuansa pulau Bali. Iyaa, tema itulah
yang diusung oleh panti tersebut.
Saat itu aku masih berusia 20 tahun, dan pekerjaan utamaku bukanlah seorang terapis pijat. Aku bekerja sebagai model majalah dewasa, dulu saat aku lulus sekolah, aku dibanjiri dengan banyak job dari fotograferku.
Pertama kali aku terjun ke dunia gelap itu, saat masih
berusia 18 tahun. Tepat beberapa bulan setelah aku lulus sekolah, di mana saat itu aku baru saja putus dengan pacar pertamaku. Namun seiring dengan berjalannya waktu, mulai berdatangan model yang lebih muda.
Lebih muda, lebih berani, dan juga berani menyerahkan tubuhnya kepada fotografer dan krunya. Sebenarnya, aku
pun juga melakukan hal yang sama. Hanya saja, aku sempat hamil oleh salah satu fotograferku. Dia merayuku dan menjanjikan banyak hal.
Bahwa aku akan dipromosikan ke media yang lebih besar dan ternama. Dan mungkin saja suatu saat aku akan menjadi seorang artist terkenal. Namun sayangnya, itu hanya omong kosong
belaka. Aku mengikuti keinginannya dan menuruti hawa nafsunya.
Kami melakukannya selama beberapa kali, hingga akhirnya aku hamil untuk yang kedua kalinya. Iyaa yang kedua kalinya, kalian tidaklah salah dengar. Karena dulu aku juga pernah hamil, dengan pacar pertamaku.
Dan setelah aku hamil dengan fotograferku, aku mengugurkan kandunganku untuk yang kedua kalinya. Aku memutuskan untuk tidak bertindak bodoh lagi, menolak untuk berfoto tanpa busana. Hanya menerima foto dengan pakaian yang seksi dan terbuka saja.
Namun keputusanku ini, membuatku malah jadi tidak
laku. Fotografer yang aku kenal, seluruhnya memintaku untuk foto tanpa busana. Yang di mana nantinya akan berakhir, mereka meraba- raba tubuhku. Serta meminta pelayanan dariku hingga mereka puas.
Jika sudah begini, aku bisa melayani banyak pria sekaligus. Dan kadang malah direkam sebagai konten video
oleh mereka. Sebuah kehidupan yang begitu gelap, dan saat itu ingin rasanya aku keluar dari dunia hitam itu. Aku benar-benar sudah jadi wanita yang kelabu.
Hingga akhirnya, salah satu teman sesama modelku. Dia bernama Dara, mengajakku untuk bekerja di spa and message. Di mana di sana aku bisa mendapatkan gaji UMR.
Iyaa tentu saja panti ini merupakan panti yang menyediakan pijat plus-plus.
Bahkan tidak jarang, aku melakukan hubungan intim dengan pelangganku. Karena memang harga yang ditawarkan memang sudah termasuk service tambahan itu. Terserah nantinya pelanggan akan menerima fasilitas ini atau tidak.
Aku melayani begitu banyak pria, hingga akhirnya Andra datang ke sana sebagai pelanggan. Dia terlihat pria yang polos, bahkan sepertinya dia baru pertama kalinya pergi ke panti pijat.
Melihat Andra yang begitu tampan dan terlihat menarik, aku mencoba menarik perhatiannya. Mulai dari mengajaknya berbincang,
0 Komentar