Bab 30
Silent Rose bergerak dalam diam, mencoba menemukan cara termudah untuk menghabisi kedua target yang saat ini ada dalam satu ruangan bersamanya. Dia memang bisa menembak kedua target dengan mudah, namun pistol ballers 90s yang dibawanya saat ini merupakan pistol yang menghasilkan suara cukup nyaring, meskipun Owl mengatakan tidak ada orang di dekat ruang mesin kecuali mereka bertiga, tetap saja Ian tidak mau mengambil resiko, apalagi saat ini posisi mereka berada di lambung kapal, satu tembakan saja menembus dinding maka tamatlah riwayat mereka semua. Pistol tampaknya bukan alat yang sesuai untuk digunakan di ruang tersebut. Ian merogoh ke dalam ransel, mencoba menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan.
Rose, aku berhasil masuk ke sistem kendali Owl menginformasikan keberhasilannya meretas sistem kendali kapal. Tapi sepertinya mereka mengubah mode kemudi ke manual. Tidak banyak membantu.
Good timing, Owl. Aku butuh bantuan disini.
Hanya ada dua orang lawan disana. Kupikir kau tidak perlu bantuan untuk menghabisi mereka. Kau kan bisa menembak mereka tanpa kesulitan yang berarti.
Kau benar-benar tidak paham soal senjata ya, Owl? Ian menjawab. Dual Ballers 90s itu termasuk pistol bertekanan tinggi, nyaris setara dengan pistol jenis Magnum. Dan pistol ini milik Ayahku, sudah dimodifikasi hingga memiliki tekanan setara dengan sebuah shotgun. Aku bisa saja menembak mereka berdua dengan satu peluru sekaligus, namun ada kemungkinan peluru itu akan melubangi kapal dan mengirim kita ke neraka lebih cepat.
Oh.. kalau begitu jangan, karena neraka tidak ada di rencanaku kali ini. Kelakar Clever Owl santai.
Ian menggelengkan kepalanya mendengar kelakar Owl. Sempat-sempatnya pria itu melontarkan sebuah joke dalam keadaan genting semacam ini.
Kau bisa membuka palka ballast tank? ujar Silent Rose merujuk ke ruangan paling bawah dari kapal yang biasanya terisi air untuk menyeimbangkan mengapungnya kapal.
Tidak, pintu itu harus dibuka secara manual. Jawab Owl. Tapi aku menempelkan sensor panas disana, alat itu bisa menimbulkan semacam suara untuk menarik perhatian.
Bisa menimbulkan suara semacam ketukan? Yang cukup keras tentunya
sangat bisa. Ketukan seperti apa yang kau inginkan?
Buat berirama, seolah seseorang mengetuknya dari dalam.
DOK DOK DOK
Terdengar suara logam berat yang diketuk, suara itu berasal dari bawah lantai. Suara ketukan itu menarik perhatian kedua teroris yang menjaga ruang mesin, dua orang itu berbicara dalam bahasa Turki mereka melihat sekeliling, mencoba mencari asal suara. Sambil mensiagakan senjata, kedua orang itu mendekat ke pintu palka Ballast Tank. Ian melihat kedua orang itu saling bicara sambil menunjuk ke pintu palka di bawah mereka. Ian tersenyum mengetahui mangsanya masuk ke dalam perangkap kecilnya.
Dua orang itu tampak saling berargumen untuk beberapa saat sebelum salah satu dari mereka melepas pengaman Mini-Uzi Carbine miliknya dan membuka pintu palka Ballast Tank, mereka menengok sedikit ke arah ruangan Ballast Tank yang terendam air. Ian tersenyum saat mengetahui bahwa lawan-lawannya tidak begitu memahami senjata. Mini-Uzi Carbine bukanlah senjata yang bisa dengan mudah ditembakkan di dalam air. Perangkapnya sempurna saat salah seorang dari mereka memutuskan untuk masuk ke dalam Ballast Tank. Ian bergerak ke pipa besar di atas mereka dengan tangkas.
Suara ketukan yang berasal dari alat milik Owl masih sempat terdengar selama beberapa saat sebelum benar-benar menghilang. Tampaknya orang yang menyelam masuk ke dalam Ballast Tank berhasil mencabutnya. Ian memperhatikan dengan sabar dan tenang, seperti seekor jaguar yang tengah menanti kelengahan mangsanya.
Saat yang ditunggunya akhirnya tiba saat teroris yang menyelam ke dalam Ballast Tank terlihat berusaha naik ke permukaan. Silent Rose masih tetap dalam diamnya. Ketika rekan sang teroris yang tetap di permukaan mengulurkan tangannya untuk membantu rekannya keluar dari Ballast Tank barulah Silent Rose bergerak. Tangannya mengambil sesuatu yang terselip di pinggangnya dan melemparnya ke arah air di Ballast Tank. Tepat saat tangan kedua teroris itu saling menggenggam, benda yang dilemparkan oleh Ian masuk ke dalam air. Sebuah pisau yang dapat menimbulkan listrik bertegangan tinggi.
Hukum fisika menjelaskan bahwa air adalah konduktor terbaik setelah logam, dan kali ini teori tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Silent Rose. Kombinasi air dan listrik dapat berakibat fatal, dan itulah yang terjadi pada dua teroris yang kini terhubung karena saling menggenggam. Listrik dengan cepat menyengat keduanya, membuat mereka tampak kejang untuk beberapa saat sebelum keduanya jatuh ke dalam Ballast Tank.
Owl, ruang mesin bersih. Rose melapor pada Owl.
Er Rose, sebaiknya kau segera ke ruang kemudi.
Aku memang akan kesana, ada apa Owl?
Mereka membawa gadismu kesana. Jawab Owl.
*_*_*
Eva memandang gadis Jepang berusia delapan belas tahun yang tak henti-hentinya menangis sesenggukan. Dua gadis cantik itu berjalan tanpa suara, ingin rasanya Eva berontak, mencoba menepis rasa cemasnya dengan berlari dari situasi ini. Jika saja tidak ada seorang teroris bersenjata di belakangnya, mungkin Eva sudah melarikan diri.
Sesaat ingatan Eva membawanya ke kejadian di pulau, saat dia dan Gea, teman kuliahnya menjadi korban keberingasan pria-pria jahat di pulau tersebut. Mengingat bagaimana para lelaki keji itu memperlakukan Gea. Entah darimana waktu itu ia mendapat kekuatan, hingga menyambar sebilah parang dan memberikan perlawanan. Namun gadis cantik itu harus mengakui, saat ini terasa berbeda dengan kejadian di pulau kala itu. Saat ini tidak ada rasa panik berlebihan atau ketakutan seperti yang ia rasakan kala insiden bersama Gea. Mungkin karena saat ini ia memiliki Ian, pembunuh profesional yang menyandang codename Silent Rose. Eva tidak tahu dimana Ian berada saat ini, tapi keyakinannya cukup kuat, ia yakin Ian akan menyelamatkannya, seperti saat ia diselamatkan saat insiden pulau itu terjadi.
Satu-satunya yang membuatnya mampu bersikap lebih tenang selain keberadaan Silent Rose disisinya adalah karena ia tahu apa yang saat ini bisa ia lakukan. Ya bersama dengan Silent Rose telah membuat Eva belajar beberapa hal. Bahwa tidak ada gunanya mengumbar kepanikan atau ketakutan di saat-saat penuh tekanan seperti ini. Satu-satunya pilihan yang terbaik adalah menuruti apa yang diinginkan para teroris, bahkan jika harus menjadi anjing pemuas nafsu para teroris itu.
Langkah mereka terhenti di depan pintu ruang kemudi seorang teroris tampak berdiri sembari menenteng senjatanya di depan pintu tersebut. Eva merasakan dorongan pucuk senjata di punggungnya, pertanda bahwa pria di belakangnya menyuruhnya untuk maju. Kedua teroris itu lalu berbicara dalam bahasa Turki yang tidak dimengerti oleh Eva.
Pria penjaga pintu itu mendekatkan wajahnya ke wajah Rin Tadama, membuat gadis remaja itu semakin terisak ketakutan. Tubuh Rin gemetar saat pria itu membelai bukit kembarnya dari luar gaun yang dikenakannya. Melihat reaksi ketakutan Rin, kedua pria itu tertawa.
Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Eva yang menundukkan kepala. Pria itu lantas menarik dagu Eva hingga ia dapat melihat wajah cantik gadis itu. Saat wajah keduanya bertemu, Eva memejamkan matanya. Sama seperti yang dilakukannya pada Rin. tangan pria itu lantas bergerak membelai payudara Eva dari luar busananya sebelum meremasnya pelan.
Ahh Eva mengeluarkan desahan saat pria itu meremas dadanya. Desahan yang sangat sensual, bukan karena terangsang atau spontan, Eva memang sengaja mengeluarkan desahan itu untuk menarik minat pria tersebut. Menurut perkiraannya, jumlah pria di dalam ruang kemudi pastilah lebih banyak ketimbang jumlah pria yang ada bersamanya saat ini. Jika ia berhasil menarik perhatian pria ini, kemungkinan dia hanya akan melayani pria tersebut, sebelum dia harus melayani banyak pria di dalam ruang kemudi.
Usaha Eva membuahkan hasil, pria itu tampak menunjukkan minat pada tubuhnya. Dengan santai ia berbicara pada rekannya untuk mengantar Rin ke dalam ruang kemudi. Setelah Rin dan pria yang mengantar mereka masuk ke dalam ruang kemudi, pria tersebut menarik tangan Eva dengan kasar. Membawanya ke ruangan berbentuk kamar dengan banyak ranjang tidak jauh dari ruang kemudi, sepertinya itu adalah tempat istirahat para awak kapal.
Dengan kasar pria itu mendorong tubuh Eva hingga jatuh ke ranjang. Tanpa menunggu waktu lama pria itu menindih tubuh indah gadis cantik itu, dengan rakus pria itu menciumi leher, bagian dada Eva yang terbuka, sedang tangannya menyingkap gaun yang dikenakan Eva dan membelai-belai paha mulus gadis cantik itu.
Eva merintih, entah kenapa pikirannya kali ini berubah, ketenangannya seolah sirna bergitu saja saat pria tersebut merobek gaunnya, membuat dada telanjangnya terekspos bebas. Ketakutan itu semakin menjadi-jadi saat pria itu masih dengan rakusnya menghisap puting payudaranya. Geli dan nikmat menjalar ke tubuh Eva, namun masih kalah kuat dengan ketakutan serta penolakan yang entah bagaimana kini semakin kuat masuk ke dalam pikirannya.
Jangan Eva mulai menjerit, meronta, berusaha melepaskan diri dari pria yang menindihnya. Tentu saja pria itu tidak mengerti bahasa yang digunakan gadis itu, namun pria itu jelas dapat melihat penolakan dalam diri gadis cantik yang sudah setengah telanjang di hadapannya.
Rontaan Eva seolah tanpa daya, tenaga pria itu jelas lebih besar darinya. Air mata mulai mengalir dari pelupuk mata gadis cantik itu kala ia merasa jari pria itu membelai kewanitaannya. Entah kemana kesiapan dan ketenangan mental yang tadi dimiliki oleh Eva, semua itu seolah hilang begitu saja, tertolak oleh rasa tidak ikhlas yang muncul dalam dirinya. Dengan tenaga yang tersisa Eva mengangkat sebelah kakinya, berusaha menjejakkan kakinya ke arah pemerkosanya.
Hal itu membuahkan hasil. Tendangan Eva berhasil mengenai tubuh pria bersenjata itu, meski tidak telak, namun cukup membuat pria itu terhuyung hingga menghantam pintu cukup keras. Melihat celah, Eva berusaha bangkit dan berlari ke arah pintu, sebuah keputusan yang tidak akurat karena itu sama saja dengan menyerahkan dirinya ke pelukan pria yang terdorong ke pintu. Pria itu memberi tamparan keras, cukup keras hingga Eva terpelanting dan kembali jatuh ke atas ranjang. Dengan terburu-buru pria itu membuka sabuknya, sedang sebelah tangan pria itu menyibak kedua paha Eva. Pemandangan yang indah dari sebuah paha mulus jenjang milik Eva adalah hal terakhir yang tertangkap mata pria itu, karena beberapa detik setelah Eva terbanting ke atas ranjang, seseorang membuka pintu dan meledakkan kepala pria itu dengan satu tembakan yang bersuara sangat nyaring.
Ian! Eva menjerit histeris dan menghambur ke arah Ian yang berdiri di ambang pintu. Ian membiarkan Eva memeluknya kencang, Ian mengelus kepala gadis cantik itu dengan lembut. Sejenak, Ian memejamkan matanya dan berbisik tepat ke telinga Eva.
Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu lagi bisik Ian pelan.
Rose, suara tembakanmu terlalu keras!! Sonarku menangkap pergerakan beberapa orang ke arahmu! suara Owl menyadarkan Ian bahwa belum saatnya untuk merasa lega. Ian menarik tubuh Eva ke sudut ruangan setelah mengambil UZI Minicarbine milik pria yang baru saja dibunuhnya. Ian sempat melihat ke sekeliling ruangan, dalam beberapa detik saja dia segera sadar bahwa dia tengah terpojok. Tidak ada jalur untuk kabur dari dalam ruangan tersebut!.
Tiga pria bersenjata keluar dari pintu ruang kemudi, mata mereka segera menangkap pintu ruang istirahat awak kapal yang terbuka. Tiga pria itu bergegas ke arah ruangan tersebut. Sebelum sampai ke ruangan, mereka membuka pengaman senjata mereka, dengan gerakan yang terorganisir mereka bergerak. Satu orang berguling ke sisi pintu yang lain lalu mengarahkan senjatanya ke dalam ruangan bersamaan dengan dua orang yang lain. Sebuah gerakan yang sering digunakan oleh tim SWAT ketika hendak mensterilkan sebuah ruangan.
Seorang dari pria tersebut bergerak masuk ke dalam ruangan, ia melihat rekannya tewas di lantai dengan kepala berlubang, darah segar tampak menggenang di lantai. Pria itu memperhatikan sekitar sambil terus melangkah masuk, dua pria lain mengikutinya di belakang.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam ruangan tersebut selain tiga pria bersenjata yang baru saja menyerbu masuk. Tiga pria itu melangkah hingga ke tengah ruangan sebelum pintu di belakang mereka tiba-tiba tertutup. Hal itu tentu saja membuat ketiga orang itu panik seketika, mereka berbalik ke arah pintu dan menembaki pintu yang tertutup, mereka baru menghentikan tembakan setelah menyadari bahwa peluru-peluru mereka hanya menghantam logam pintu. Saat mereka mulai berhenti menembak, saat itulah ajal menjemput ketiga teroris tersebut.
Silent Rose berguling keluar dari bawah ranjang di tengah ruangan, dengan gerakan yang sangat cepat agen tipe A terlatih itu sudah berada di tengah-tengah ketiga orang tersebut, dua pria roboh seketika saat Silent Rose merentangkan tangannya dengan cepat ke arah kepala dua orang di kanan-kirinya dan menekan pelatuk pistolnya. Satu orang yang tersisa bergerak terlambat, Eva keluar dari persembunyiannya di balik PWHP yang tadi dipasang di dekat pintu. Dengan satu UZI-Minicarbine hasil sitaan ia memberondong teroris yang tersisa.
Sekarang! Owl!! teriak Ian kepada Clever Owl.
*_*_*
Beberapa menit sebelumnya.
Owl bersiaga penuh memperhatikan layar sonarnya, mencoba membantu Silent Rose mengamankan ruang kemudi, untuk sejenak dia mengabaikan keadaan Sakura Tadama yang tubuhnya kini terhimpit oleh dua orang sandera yang tampak sibuk memompa vagina dan anusnya bersamaan. Darren Ahmad sendiri menyaksikannya sambil menyeringai, baginya Sakura hanyalah mainan, dan akan lebih seru jika dimainkan beramai-ramai, dalam satu jam terakhir ia telah membuat Sakura melayani lima sandera, dua diantaranya adalah anak yang masih semumuran anak yang duduk di bangku SLTP kelas dua.
DORR!!
Owl sempat menjauhkan headset dari telinganya saat ia mendengar Rose melepaskan tembakan, dipandangnya layar sonar, satu titik tampak mulai meredup, artinya Silent Rose berhasil menghabisi satu lawannya. Satu titik bergerak cepat ke arah Rose kemudian menempel padanya, Owl dapat mendengar suara seorang gadis memanggil nama Ian. Bisa disimpulkan Ian telah bertemu dengan gadisnya. Perhatian Owl teralih pada tiga titik di ruang kemudi yang kini bergerak cepat ke arah ruangan dimana Silent Rose kini berada.
Rose, suara tembakanmu terlalu keras!! Sonarku menangkap pergerakan beberapa orang ke arahmu! Owl memperingatkan Rose atas apa yang dilihatnya di layar sonar.
Tidak ada jawaban dari Rose untuk beberapa saat, hanya beberapa derap langkah yang terdengar dari headset yang dikenakan Owl.
Owl, aku kehabisan pilihan. Ujar Rose kemudian.
Apa maksudmu dengan kehabisan pilihan?
Orang-orang ini aku harus menghadapi mereka secara frontal. Dan sebaiknya kau bersiap.
Raut wajah Owl berubah saat ia menangkap apa yang dimaksud oleh Silent Rose dengan kehabisan pilihan. Ian menyampaikan bahwa ia tidak bisa lagi untuk tidak memancing keributan, dan itu artinya Owl harus bergerak untuk mengamankan target Case yang didapatnya dari Association ; melindungi Ieyasu Tadama.
Aku mengerti Rose, aku menunggu aba-abamu. Jawab Owl sambil bergegas masuk ke jalur ventilasi udara yang akan menjadi aksesnya masuk ke Ballroom.
Kali ini aku yang mengucapkan Good luck padamu Owl
Tolong jangan bercanda di saat aku tegang seperti ini, Rose.
Owl memanjat naik ke ventilasi udara, merangkak cepat sambil berhati-hati agar tidak menimbulkan suara yang dapat menarik perhatian. Owl tahu benar bahwa ia harus bergerak cepat, dan bagi ia yang cukup tinggi dibanding orang-orang Asia, jelas itu bukanlah hal yang mudah. Owl berusaha untuk tetap fokus, untuk sejenak ia tidak menghiraukan apa yang terjadi dengan Silent Rose di dekat ruang kemudi. Setelah berada di salah satu manhole ventilasi di Ballroom, Owl dengan tangkas mengeluarkan alat khususnya, semacam pena yang mampu memanaskan logam. Owl menmbentuk garis persegi yang tidak tertutup. Dia tidak ingin lubang ventilasi itu terbuka sebelum waktunya, sambil tetap siaga pria Double Agent itu menempatkan kakinya, siap untuk menjejak lubang ventilasi itu hingga terbuka. Kini dia menunggu dalam diam
Suara tembakan terdengar melalui earphone yang menyumpal telinga kanan Clever Owl. Double Agent itu segera menyadari bahwa waktunya beraksi telah tiba. Tangannya menggenggam dua granat gas air mata, beberapa detik kemudian dia mendengar suara Rose dari earphone-nya.
Sekarang! Owl!!, suara Silent Rose terdengar sangat jelas. Owl tidak membuang waktu, dengan keras ia menjejakkan kakinya pada kotak persegi terbuka yang tadi dibuatnya, lubang ventilasi itu terbuka jatuh, menimbulkan bunyi kelontangan akibat logam yang terjatuh. Seisi Ballroom terkejut, sontak remaja SMP yang tengah menyetubuhi Sakura menghentikan genjotannya. Darren dengan tangkas meraih senjatanya, namun dua granat gas air mata dengan konsentrat tinggi lebih cepat menghantam tanah, menciptakan semburan gas yang segera memenuhi ruangan hanya dalam hitungan detik.
Gas tersebut memerihkan mata siapapun yang ada di dalam ruangan tersebut, Owl yang telah mengenakan masker gas dengan mudah masuk dan menyusup di balik gas yang menyembunyikan keberadaannya. Terdengar suara rentetan senjata, sepertinya para teroris memutuskan untuk memberikan tembakan membabi-buta di tengah kebutaannya. Beruntung bagi Owl, dengan cermat dia telah berhasil bergerak ke titik aman yang jauh dari jalur tembakan. Hal ini telah diprediksikan sebelumnya, kemana saja kira-kira Darren Ahmad akan menembak dalam keadaan panik dan buta. Ya, Owl yakin yang melepaskan tembakan itu adalah Darren Ahmad sendiri, kecil kemungkinan anak buahnya akan melepaskan tembakan membabi-buta yang bisa membunuh pimpinannya. Sekali lagi analisa Owl menunjukkan hasil yang akurat.
Dengan tenang dan cepat Owl memasang PWHP disekitar Ieyasu Tadama yang masih belum juga siuman. Tembakan yang dilakukan Darren Ahmad membuat posisinya mudah dikenali disekitar gas yang memabukkan mata. Owl berguling ke belakang pimpinan teroris itu dengan gerakan yang teratur, saat itulah Darren menyadari keberadaan Clever Owl sekaligus bahaya yang mengancamnya.
Darren menggerakkan senjatanya dengan cepat ketika samar-samar ia menangkap pergerakan Clever Owl. Terlambat, Owl bergerak terlalu cepat, dengan tangkas Owl menusukkan jarum bius ke leher Jenderal jaringan teroris Al-Qaline tersebut. Serum itu bereaksi cepat, menekan kerja syaraf otak Darren, membuatnya mengerang sebelum ambruk dan mulai kehilangan kesadarannya.
Owl dapat merasakan beberapa derap langkah yang mendekatinya, sepertinya anak buah Darren yang tersisa dua orang itu tengah mendekat ke arah pimpinannya. Sepertinya mereka mendengar erangan Darren sesaat sebelum jenderal teroris itu ambruk. Owl dengan tangkas meraih pistol berperedam di pinggangnya lalu mencoba berguling ke arah yang lebih aman.
Kali ini Owl bergerak ke arah yang salah, saat berguling dia malah mendekat ke kaki salah satu anak buah Darren Ahmad. Mengetahui itu Owl segera memutar tubuhnya, seolah seorang penari breakdance yang tengah melakukan floorspin, kakinya menyapu teroris di dekatnya, membuat pria itu terjatuh. Dengan tangkas ia menindih tubuh sang teroris dan mengarahkan ujung pistolnya ke dahi sang teroris sebelum tanpa ragu menarik pelatuk.
ZEBB!!
Tembakan Owl menghasilkan lubang di kepala teroris tersebut. Owl memandang wajah terkejut teroris itu saat peluru menembus tengkorak kepalanya. Satu kesalahan yang dilakukan Owl, adalah saat ia tidak menyadari keberadaan teroris lainnya, yang kini telah mengarahkan senjata ke arahnya.
TRETTETETETET
Suara rentetan senjata UZI-Minicarbine terdengar memenuhi ruangan. Owl menoleh ke arah suara tembakan dan menemukan Silent Rose berdiri di ambang pintu masuk Ballroom, berdiri dengan sebuah UZI-Minicarbine di tangan kanannya terarah ke arah Clever Owl. Beberapa detik kemudian barulah Owl sadar bahwa senjata itu tidak diarahkan padanya, melainkan ke belakangnya. Saat Owl menoleh ia menemukan mayat seorang teroris yang beberapa detik lalu hendak mendatangkan ajal kepadanya, lebih cepat dari yang Clever Owl inginkan.
Owl mengeluarkan sebuah alat berbentuk bola yang dengan cepat menghisap gas-gas yang memenuhi ruangan. Owl tidak lagi menemukan Rose di ambang pintu, entah kemana Rose sekarang. Owl berdiri dan memandang ke sekelilingnya, ke Sakura yang telanjang, ke arah Ieyasu Tadama yang kini tak terlihat karena terlindungi PWHP, dan ke arah para sandera yang meringkuk ketakutan.
Kenakan pakaianmu nona Sakura. Ujar Owl dalam bahasa Jepang yang cukup fasih. Sakura bergegas mengambil pakaiannya dan mengenakannya kembali. Owl berdiri mendekati para sandera yang belum berani bergerak.
Kalian sudah aman, tapi aku minta kalian tetap menunggu disini, sampai kapal ini berlabuh di pelabuhan. Owl berkata, raut kelegaan muncul di wajah beberapa sandera. Tanpa melepaskan maskernya, Owl menonaktifkan PWHP yang tadi melindungi Ieyasu Tadama. Ia mengaktifkan PWHP sebagai rencana cadangan jika ia gagal membius Darren Ahmad. Owl tersenyum saat ia menyadari kecepatan kapal menurun dan haluan kapal mulai berubah.
Laporkan, Rose Owl memastikan kondisi Owl lewat radio komunikasi mereka sambil memborgol tangan dan kaki Darren Ahmad. Setelah memastikan Darren terborgol rapat, Double Agent itu memeriksa kondisi Ieyasu Tadama yang masih belum pulih.
Ia akan segera sadar ucap Owl pada Sakura yang tampak khawatir dengan keadaan Ayahnya.
Si .siapa anda? tanya gadis cantik itu kemudian.
Clever Owl FBI jawab Owl sambil menunjukkan lencana FBI di balik jaket anti pelurunya. Kapal ini akan kembali ke Sydney. Aku akan membawa pimpinan teroris itu bersamaku, jangan kuatir dia akan mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang ia lakukan padamu.
Eva dan gadis Jepang yang dibawa ke ruang kemudi menuju ke arahmu, Owl. Terdengar suara Rose.
Dimana posisimu, Rose?.
Ruang kemudi.
Oke, tunggu aku disana
Perhatian Sakura teralih pada sosok Eva dan Rin, adiknya yang muncul di ambang pintu. Gadis delapan belas tahun itu berlari menghambur ke pelukan kakak perempuannya sambil menangis.
*_*_*
Ruang kemudi tampak lengang, kecuali mayat-mayat berdarah yang tergeletak di lantai. Ian tampak enggan untuk membersihkan hasil karyanya kali ini. Pria itu memandang ke laut lepas di hadapannya sambil menikmati rokoknya. Owl bergabung dengannya, melepaskan masker yang menutupi wajahnya.
Kau harus memastikan tidak ada wajahku di setiap CCTV yang ada. Ucap Rose dingin.
Aku jamin itu Rose, oh ya.. apa kau yang menembak teroris di belakangku di Ballroom tadi?.
Silent Rose berbalik memandang Owl. Kau pikir siapa?.
Tidak.. aku hanya heran saja, bagaimana kau bisa menembak dengan tepat di gas air mata yang memenuhi ruangan apalagi kau tidak mengenakan masker.
Kau tidak mendapat pelajaran Adaption saat karantina di Association?. Rose bertanya balik seraya menghisap rokoknya.
Ya aku mendapat pelajaran itu, dimana kami diajari untuk membaur dan menciptakan karakter yang paling cocok untuk situasi tertentu. Disitu juga kami belajar berbagai bahasa.
Hmm jadi itu yang dipelajari oleh Agen-agen tipe B. Ian manggut-manggut.
itu?! apa yang diterima oleh agen tipe A berbeda?.
Ian menghela nafasnya, menerbangkan kepulan asap rokok dari hidungnya. Adaption bagi kami adalah bagaimana untuk beradaptasi dalam situasi seperti apapun, secara fisik. Dikurung dalam sumur selama berminggu-minggu, di dalam ruang gelap selama berbulan-bulan hingga kau dapat melihat bayangan benda secara jelas. Dan kau pikir berapa lama kami tinggal dalam rumah yang dipenuhi oleh gas air mata?.
Gila maksudku.. itu yang kalian terima? Owl seolah tidak percaya atas apa yang baru saja didengarnya.
Hanya agar seluruh bagian tubuh kami dan indera kami dapat berfungsi lebih baik dalam kondisi apapun. Ya itu yang kami terima. Karena itu pula yang kami mainkan saat di karantina, saling bertaruh siapa yang mampu menembak apel di atas kepala masing-masing dengan mata yang tertutup.
Kami tidak memainkan hal seperti itu ujar Owl. Bahkan di FBI sekalipun.
Yeah kalian memang harus berada di posisi safe. Rose berkata lagi.
Tiba-tiba Owl tertawa geli. Saat aku di Indonesia, aku selalu tertawa setiap mendengar kata SAFE. Ucap Owl kemudian. kata itu selalu mengingatkanku pada angka empat.
Dua? Ian memandang Owl dengan heran. Ada hubungan apa antara kata safe dengan angka empat?
Itu permainan yang kami mainkan di karantina dulu, bermain dengan otak, huruf dan angka. Kami selalu menerjemahkan angka empat sebagai kode yang berarti safe. Owl mencoba menjelaskan.
Kenapa bisa begitu? Ian bertanya lagi. Rasa penasaran muncul dalam dirinya. Apa hubungan antara angka empat dengan kata SAFE?!.
Kau tidak mengerti ya? Owl tersenyum, senyum yang mengejek. Jika kau menggunakan urutan huruf dalam Alphabet, dengan huruf A sebagai nomor 1 dan huruf Z adalah nomor 26. Maka kau akan mengetahui rangkaian angka yang muncul pada kata SAFE.
Ian mengernyitkan dahinya, dia masih belum dapat menangkap apa yang diutarakan oleh Clever Owl.
Begini Owl, kita pecah SAFE menjadi huruf-huruf yang terpisah. Owl mengeluarkan sebuah pena dan buku catatan lalu menuliskan huruf S-A-F-E. Huruf pertama, S, adalah huruf ke berapa dari Alphabet?.
Sembilan belas. S adalah huruf ke sembilan belas. Ian menghitung.
Benar. Owl menuliskan angka 19 di bawah huruf S. Huruf A adalah huruf ke?
Aku mengerti. Jawab Ian. A adalah huruf ke-1, F adalah huruf ke-6 dan E ke-5.
Tepat sekali, dan kini mari kita jumlahkan semua angka tersebut, 19+1+6+5. Berapa hasilnya?.
Tiga puluh satu. Ian menjawab. itu bukan empat. Tambahnya lagi.
Tiga puluh satu tertulis angka 3 dan 1 yang kalau dijumlahkan jadi 4 kan?
Ian mengangguk, ia telah memahami hubungan antara kata SAFE dengan angka empat. Ian kembali melempar pandangannya ke hamparan laut di depannya. Apa yang baru saja disampaikan Owl sangat menarik, dia belum pernah memikirkan bahwa huruf dapat dengan mudah dibaca sebagai angka. Dan kali ini sesuatu timbul di benak Ian, sesuatu yang didapatnya dari Noisy Cannary, sesuatu yang berkaitan dengan Airul Hutomo, Ayahnya.
Bank Emerald, BANDUNG
BERSAMBUNG
Report content on this page
0 Komentar