KULI BANGUNAN PART 5

 


Tiba-tiba pak Hasan menyalakan Shower yang terletak diatas bath tub-ku. Siraman air dari shower itu membasuh tvbvhku dan membuatku kedinginan. Tak berapa lama seluruh bagian tvbvhku basah kuyup, kulihat pak Hasan berdiri tegak diatasku dengan p3ni$nya yang men94cun9 k3r4$, akhirnya aku dapat melihat bentuknya dengan jelas, memang ukurannya besar sekali, jauh lebih besar dari milik pacarku ataupun milik Andre, penjaga sekolahku yang juga punya p3ni$ besar.


“Non, sekarang bapak mau rasain m3m3k non ya…”


“Jangan pak…ampun….” aku memohon ampun pada pak Hasan, namun ia kelihatan tidak memperdulikannya.


Ia meraih kedua kakiku dengan tangannya kemudian merentangkan kedua kakiku hingga p4h4ku meny3ntuh d4d4ku. Sebentar ia melihat ke arah v49in4ku, aku hanya bisa member0n+4k pelan, tvbvhku lemas akibat dinginnya air yang membasuh tvbvhku.


Pak Hasan akhirnya membimbing p3ni$nya menuju v49in4ku. Meski aku melakukan perlawanan ia tetap berusha menembus b!b!r v49in4ku dengan p3ni$ besarnya.


“Ooougghh…Rapet banget sih m3m3knya non, susah nih masuknya…” gerutu pak Hasan.


“Ampuun pak…jangan p3rk0$4 saya…” aku hanya bisa memohon.


“Dipaksa aja pak” Ronny yang menonton memberi saran pada pak Hasan


Tiba-tiba pak Hasan menyentakkan pinggulnya berusaha menembus l0b4n9 sempit itu, aku merasakan sensasi nikmat luar biasa sambil merasa kesakitan yang sangat, aku pun berteriak kecil.


Dengan beberapa hentakan lagi pak Hasan berhasil membenamkan p3ni$nya di lvb4ng v49in4ku. Aku merasakan k3n!km4t4n dicampur rasa jijiik harus menghadapi lelaki bejat ini.


Perlahan pak Hasan memompa p3ni$nya di lvb4ng v49in4ku, aku merasa denyutan p3ni$nya memijit dinding-dinding v49in4ku yang menjepit erat p3ni$nya. Tanpa sadar akupun mulai terbuai m3n!km4t! permainan ini, Mu|u+ku mulai mengeluarkan d3$4han-d3$4han yang semenjak tadi kutahan. Sementara Rony dengan santai melihat p3r$etvbvhanku dengan pak Hasan sambil merokok dan duduk di kloset WC.


Pak Hasan mempercepat gerakannya, dengan gaharnya ia meng93nj0t tvbvhku yang lemah ini di bawah pancuran air shower. Aku hanya bisa meringis kesakitan sambil mend3$4h dan menggumam.


“eemmhh…ssst….aaah…pak…ssstt…aaah… ” d3$4han-d3$4hanku membangkitkan b!r4h! pak Hasan untuk meng93nj0t tvbvhku lebih k3r4$.


Posisiku menghadap ke pintu kamarku, sejen4k kulihat keadaan Sherry. Sherry sudah dipindahkan ke atas tempat tidurku kulihat posisi tvbvhnya menung9!n9 dengan p4nt4tnya terangkat keatas dan wajahnya tepat berada di $el4n9k4ng4n Asep, posisi tvbvhnya membelakangi aku, pasti Sherry sedang dipaksa meng0r4l p3ni$ Asep pikirku. Meskipun masih memakai seragam dengan seluruh kancingnya terbvk4, bagian bawah tvbvhnya sudah t3l4nj4n9, Sherry hanya mengen4kan kaos kaki panjang hampir selututnya dan sepatu ketsnya. Kulihat bongkahan p4nt4t Sherry yang putih dan $ek$i itu sedang menerima penyiksaan dari Jamal dan Udin. Mereka menamparkan penggaris plastik panjang milikku ke permukaan kulit p4nt4t Sherry. Terkadang kulihat pinggul Sherry bergetar menahan sakit ketika penggaris itu menampar p4nt4tnya yang menung9!n9 keatas. Kuihat juga bekas-bekas tamparan penggaris itu berupa jalur-jalur merah dipermukaan kulit p4nt4t Sherry yang putih mulus itu.


Tiba-tiba saja aku tersentak, karena 93nj0tan pak Hasan makin kencang, dengan rakusnya ia m3nc!umi wajahku sambil tangannya dengan l!4r m3r3m4$ p4yud4r4ku. Tvbvhku tergoncang-goncang dengan l!4r, sementara s0d0k4n pak Hasan kian kuat, sekitar 5 menit sudah p3r$etvbvhan ini berlangsung, Aku mulai merasakan getaran-getaran 0r94$me.


Benar saja, b3r$elang beberapa detik, aku merasa seluruh tvbvhku bergetar, sensasi yang jarang kurasakan sebelumnya, otot-ototku serasa mengembang meberi k3n!km4t4n luar biasa, aku meraih 0r94$meku. Sementara pak Hasan masih saja meng93nj0t lvb4ng v49in4ku.


“Aaaaghhh…bapak keluar ni non…”


Posting Komentar

0 Komentar