Melihat Lisa di atas tempat tidur dengan pose yang sangat menggairahkan seperti
itu tentu saja membuat pak juki jadi sangat bernafsu, Lisa menatap nakal dan
tersenyum penuh arti ke arah pak juki yang sejak tadi terus berdiri
memperhatikannya, sebuah tatapan dan senyuman yang seolah-olah mengundang
agar pak tua itu untuk segera datang mendekat,
“Aduhhh non.. saya jadi kepengen di kelonin juga sambil nyusu kayak gitu, hehe..”
ujar pak juki sembari melangkah maju mendekati tempat tidur,
"kalo mau nyusu kan pak juki bisa bikin sendiri di dapur.." jawab Lisa yang
menimpali candaan pak juki sembari memeletkan lidahnya, tentu saja pak tua itu
semakin gemas dibuatnya.
Karena nafsu yang sudah di ubun-ubun membuat pak juki memberanikan diri untuk
melepaskan celana panjang beserta celana dalamnya di depan Lisa,
"emm.. pak juki mau apa,?" tanya Lisa tersenyum melihat pak juki yang sedang
melepaskan seluruh pakaiannya,
"hehehe.." pak juki hanya terkekeh menjawab pertanyaan Lisa,
Lisa pun hanya tersenyum melihat ekspresi pak juki yang nampaknya sudah sangat
bernafsu karena dia juga sudah paham betul dengan apa yang sedang diinginkan
oleh pak tua itu saat ini, setelah bertelanjang bulat dengan penisnya yang berdiri
mengacung, pak juki berjalan memutari tempat tidur dan langsung saja tanpa basa
basi dia ikut rebahan di belakang Lisa dan memeluknya dari belakang,
“eemmhhh.. mau ngapain sih pak,?” desah Risa yang merasa merinding kegelian
karena belakang lehernya diciumi oleh pak juki,
"mau peluk non Lisa aja," jawab pak juki yang terus menciumi bagian belakang leher
dan punggung Lisa dari belakang, sambil merapatkan tubuhnya dan menempelkan
penisnya menekan pantat Lisa,
"peluk sih peluk.. tapi gak usah gerak-gerak gitu, Oliver lagi nyusu nih nanti
keganggu, awas dulu ihh.." Lisa merengek manja karena penis pak juki yang mulai
menggesek-gesek di belahan pantatnya,
"hehe.. abisnya enak sih kalo nempel terus sama non Lisa, hehe.." ujar pak juki yang
terus menekan penisnya ke pantat Lisa sambil tangannya juga menggerayangi
tubuh Lisa,
“huu dasar.. kebiasaan deeh.. mesum banget jadi orang, pak juki geseran dulu
siihh..”
"hehe.. iya iyaa.." pak juki melepaskan pelukannya dan menggeser tubuhnya sedikit
ke pinggir,
Setelah diberi jeda oleh pak juki yang melepaskan pelukan pada tubuhnya, Lisa
bangun sebentar untuk sedikit menggeser posisi anaknya yang sedang tiduran
sambil menyusu supaya nantinya tidak terganggu olehnya,
"emangnya mau ngapain sih paak,?" goda Lisa yang kembali merebahkan tubuhnya,
namun kali ini posisinya membelakangi anaknya, saling berhadap-hadapan dengan
pak juki,
Dengan gemasnya, pak juki langsung menyosor dada Lisa, bibir pak tua itu
menciumi bagian atas daging payudara montok milik ibu muda itu yang masih
sangat kenyal dengan urat-urat halus terlihat di sekitar kulit dadanya yang sangat
putih dan mulus itu, terus diciuminya kiri dan kanan berulang-ulang, pak juki begitu
menikmati menghirup aroma wangi yang berasal dari tubuh Lisa,
Terus diciumi seperti itu membuat tubuh Lisa terdorong hingga tiduran terlentang,
tangan pak juki pun tidak tinggal diam, dengan cekatan dia membuka handuk yang
masih menutupi tubuh Lisa, dan akhirnya terpampang lah di hadapannya tubuh
indah Lisa yang bertelanjang bulat tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun, bentuk
payudaranya yang indah dengan puting yang berwarna merah muda sedikit
kecokelatan, perutnya yang rata dan vaginanya yang putih bersih dihiasi dengan
bulu-bulu halus di sana membuat mata pak juki tak pernah bosan dan begitu takjub
untuk terus memandanginya,
"jangan diliatin gitu sih pak, aku kan maluu.." ucap Lisa merajuk manja sambil
telapak tangannya menutupi vaginanya,
"hehehe.." Pak juki mulai kembali menjilati permukaan payudara Lisa kiri dan kanan,
putingnya dia hisap-hisap dan terkadang dia main-mainkan dengan gigitan-gigitan
kecil yang membuat Lisa mendesah-desah,
“eemmpphh.. ppaakhhh... ouuhhhh..." desah Lisa keenakan karena payudaranya
terus dimainkan oleh mulut pak juki,
Lisa yang juga sudah ikut terangsang pun tidak ingin tinggal diam, dia mendorong
tubuh pak juki hingga tiduran terlentang lalu Lisa yang awalnya tiduran perlahan
bangkit dan gantian naik ke tubuh pak juki, dia bertumpu dengan kedua lututnya
mengapit pinggang pak juki dan mengambil posisi mengangkang dimana
selangkangannya tepat berada di atas penis pak tua itu,
Tanpa ada rasa malu lagi, Lisa membungkukkan badannya lalu mengajak Pak juki
berciuman, mulut keduanya saling mengulum, saling menghisap dan juga saling
memasukkan lidah mereka, birahi keduanya pun sudah tak terbendung, sambil terus
berciuman sebelah tangan Lisa mencari-cari penis Pak juki, kemudian dia genggam,
dikocok dan juga diremas-remas, sedangkan kedua tangan Pak juki juga aktif
meremas-remas kedua daging payudara Lisa,
Setelah beberapa saat, Lisa melepaskan ciumannya dan juga melepaskan
genggaman tangannya pada penis pak juki, lalu dia pun duduk di selangkangan pak
juki dengan kedua tangannya dia letakkan di pundak pak tua itu, badannya sedikit
membungkuk sehingga payudaranya yang bulat terlihat menggantung bebas, wanita
cantik itu diam sejenak sambil tersenyum dengan tatapannya yang begitu nakal, pak
juki hanya bisa menelan ludahnya sendiri sambil memandangi wanita cantik itu yang
sedang menduduki batang kejantanannya, menunggu apa yang akan dilakukan oleh
Lisa selanjutnya,
Lisa mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan sangat pelan dan
perlahan-lahan, menggesek-gesekkan penis pak juki dengan vaginanya yang
ternyata sudah sangat basah, "gimana pak,? enak,?" goda Lisa dengan tatapan dan
senyuman nakalnya,
"eegghhh... iyaa.. enakk.. banget non,. eegghh..." desah pak juki merasakan geli-geli
nikmat dan hangat pada batang penisnya yang sedang digesek maju mundur oleh
bibir kemaluan Lisa,
Gesekan-gesekan vagina Lisa pada pada penisnya membuat pak juki terus
mendesah keenakan, cairan cinta yang keluar dari vaginanya membasahi seluruh
permukaan penis pak juki, sehingga pak tua itu dapat merasakan jika kelamin Lisa
terasa sangat licin, basah dan juga begitu hangat, menambah sensasi nikmat yang
dia rasakan ketika Lisa terus menggesek-gesekan penis pak juki di celah lubang
surga miliknya,
Lisa membungkukkan tubuhnya lagi dan mereka pun kembali berciuman dengan
ganas, kedua tangan pak juki memegang bongkahan daging pantat Lisa dan
meremas-remasnya dengan kuat, sambil terus berciuman mereka juga terus saling
menggesek-gesekkan kelamin mereka semakin cepat,
"eghhh.. non.. aahhh.. enaakkk..."
"aahh.. aahh.. iyaahh.. pak.. aku jugaa.. aahhhh.." Lisa yang semakin terangsang
juga ikut mendesah-desah keenakan,
Lisa memejamkan matanya, dirinya yang sudah benar-benar dikuasai oleh nafsu
birahi membuatnya tak mampu lagi berfikir jernih,
"aaakkhhh..."
Lisa yang semakin larut dan terbuai oleh nafsu birahinya sudah tak mampu lagi
menguasai dirinya sendiri, gesekan-gesekan penis pak juki pada vaginanya, dan
remasan-remasan kuat pada daging pantatnya, serta ciuman ganas pak tua itu pada
mulutnya, rasanya begitu nikmat dia rasakan, tak terasa cairan vaginanya juga
semakin merembes keluar membasahi penis pak tua itu yang membuat gesekan
antara kelamin mereka semakin lama terasa semakin licin, dan tentu saja rasanya
juga semakin bertambah nikmat,
"ouuhhh.. aahh.. terrusshh.. paakk.. iyyaahh... aahhh..." Lisa semakin mendesah-
desah tak karuan,
Lisa merasa sebentar lagi akan mencapai puncaknya, aliran yang terasa begitu
nikmat ingin segera dia keluarkan dari dalam tubuhnya, dirinya yang sudah benar-
benar dikuasai oleh nafsu birahi membuatnya tak mampu lagi berpikir jernih, Lisa
memejamkan matanya, dia pun semakin mempercepat gesekan kelaminnya yang
sudah semakin basah dan juga semakin licin, dia tak peduli lagi jika penis pak juki
bisa saja tak sengaja terpeleset menerobos masuk lubang kemaluannya, yang dia
tau saat ini dia hanya ingin segera meraih puncak kenikmatannya,
"aarrgghhh.. non Lisa.. aahhh... bapak udah gak tahan.. aahhh..." Pak juki yang
merasa sebentar lagi pertahannya akan jebol pun menghentak-hentakkan
pinggulnya ke atas, dia juga semakin meremas pantat Lisa semakin kuat dan
semakin dia tekankan lagi agar penisnya bisa semakin menempel erat di kemaluan
wanita cantik itu,.
"oouhhh.. paakhhh.. iyaaah.. akuhhh.. juggaahh.. oouhhh..." Lisa bergerak-gerak
semakin liar di atas tubuh pak juki, karena dia juga sudah ingin mencapai
orgasmenya sebentar lagi, tempo gesekan vaginanya di kemaluan pak tua itu pun
semakin cepat, semakin liar dan tiba-tiba tanpa bisa dia hindari akhirnya..
"aaaagggghhhhhh..."
CROOTTTT…. CROTTTT... CROTTT..."
Beberapa kali semburan sperma Pak juki keluar tepat di belahan bibir kemaluan
Lisa,
"eeghh.. uhhh.. eegghhh..." Pak juki merem melek menahan rasa ngilu pada
kemaluannya karena Lisa yang masih saja terus bergerak-gerak dan bergoyang-
goyang dengan begitu liar di atas tubuhnya,
Lisa terus menggesekkan kemaluannya di penis pak tua itu yang sudah tidak
sekeras tadi karena baru saja selesai mengeluarkan seluruh isinya, Lisa tidak ingin
kehilangan orgasmenya yang tinggal sedikit lagi akan dia raih, dia pun sudah tidak
peduli lagi ketika kepala penis pak juki yang secara tidak sengaja jadi terselip di bibir
vaginanya akibat goyangan dan gesekannya yang semakin liar, namun hal itu justru
malah semakin menambah nikmat yang dia rasakan,
"aiiihhhhh.... aaaahhhhh..... aaahhhhhh..." Lisa mengerang panjang, tubuhnya
melengkung, selangkangannya semakin dia tekan menempel erat di penis pak juki,
crrtttt... crtttt.... crtttt...
"eegghh.. eengghhh... eengghhh..." Tubuh Lisa mengejang-ngejang di atas tubuh
pak juki saat gelombang orgasme menerpa dirinya,
Lisa merebahkan kepalanya di atas dada pak juki dengan tubuhnya yang masih
menindih pak tua itu, mereka berdua masih mengatur nafasnya yang masih ngos-
ngosan,
"emm.. makasih ya non, bapak puas banget," ucap pak juki sambil membelai-belai
rambut Lisa,
"he'em.. iya sama-sama, aku juga puas kok pak," jawab Lisa tersenyum sembari dan
memejamkan matanya di atas tubuh pak tua itu sembari meresapi sisa-sisa
orgasmenya, dia bisa merasakan debaran jantung dan deru nafas pak tua itu yang
berangsur-angsur mulai teratur, lalu sejenak mereka terdiam beristirahat,
"emm.. paaak,?" tanya Lisa pelan, masih sambil memejamkan matanya,
"iya kenapa non,?"
"eemm.. itunya masih nyelip,"
"iyaa biarin aja, enak soalnya, anget," jawab pak juki sambil mengelus-elus
punggung Lisa,
"nanti kalo ada yang nyelonong masuk gimana,? aku kan gak KB," ucap Lisa
sembari duduk menatap pak juki namun tetap membiarkan kepala penis pak tua itu
yang masih terselip di celah bibir kemaluannya,
"yaa emangnya kenapa sih non,? palingan juga kan jadi dedek bayi," ujar pak juki
dengan santainya,
"emm.. kalo misalnya emang beneran jadi gimana pak,?"
"non Lisa tenang aja, bapak bakalan tanggung jawab kok," jawab pak juki menarik
tubuh Lisa agar kembali rebahan di atas dadanya,
"beneran ya pak,?" tanya Lisa lagi yang kembali merebahkan kepalanya di atas
dada pak juki,
"iya non Lisa sayaaang.."
"iya pak," Lisa memejamkan matanya, memberikan waktu sejenak dan membiarkan
kepala penis pak tua itu untuk menikmati kehangatan celah bibir kemaluannya,
Tak berselang lama, akhirnya kepala penis pak juki tercabut dari celah vagina Lisa
dengan sendirinya dan berangsur-angsur kembali menciut seperti sedia kala, dalam
benak pak juki sebenarnya dia sangat ingin memulai ronde kedua dan berharap
untuk bisa benar-benar menjejalkan penisnya ke dalam lubang kemaluan milik
wanita cantik itu, namun sayang staminanya sudah tidak mendukung lagi karena
faktor usia, setelah beberapa saat akhirnya Lisa pun bangkit dari tubuh pak juki,
"iihhh.. tuuh kaan... pak juki keluarnya banyak banget, kalo kayak gini beneran ada
yang berenang masuk ke dalem ini sih, hihihi.." ujar Lisa sambil mengangkang di
atas tubuh pak juki dengan mengangkat sebelah lututnya memperlihatkan sekitar
area selangkangannya yang sudah sangat basah dan lepek oleh sperma pak juki
yang bercampur cairan cintanya, nampak sprei di bawah pantat pak juki juga terlihat
basah terkena cairan mereka yang berceceran,
"yaa biarin sih non, siapa tau aja emang beneran jadi, hehe.."
"yaudah deh gapapa, hihihi.." Lisa pun menimpali dengan tertawa kecil,
"hehehe.." pak juki merasa begitu gemas dengan tingkah Lisa yang malah bercanda
dan terlihat sangat santai apabila nanti memang benar hamil olehnya, walaupun hal
itu mereka lakukan dengan tidak sengaja,
"aku ke kamar atas dulu ya pak, mau mandi, nanti kalo aku udah selesai baru deh
gantian pak juki yang mandi," ucap Lisa yang kemudian turun dari tempat tidurnya,
nampak lelehan sperma pak juki mengalir di pahanya yang putih mulus,
"kita mandi bareng aja yuk non,? hehehe.." ajak pak juki sambil terkekeh,
"yeee.. kalo kita mandi bareng nanti siapa yang jagain Oliver disini,?"
"looh.. biasanya juga kan di tinggal sendirian di kamar atas,?" tanya pak juki,
"kalo di kamar atas kan di tempat tidur bayi jadinya aman, kalo di sini nanti dia
guling-guling trus jatuh dari tempat tidur gimana hayoo,?"
"ooh gitu yaa.. hehe.. maap deh, soalnya bapak gak tau, hehe.."
"yaa makanya aku kasih tau, hihihi.. lain kali aja ya pak mandi barengnya.. hihihi.."
ucap Lisa sambil mengerlingkan sebelah matanya,
Dengan kondisi masih bertelanjang bulat Lisa pun berjalan santai keluar dari
kamarnya yang berada di lantai bawah untuk menuju kamar tidurnya yang berada
lantai atas, sedangkan pak juki hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala
melihat tingkah wanita cantik itu,
*****
Menjelang sore,
Lisa duduk di sofa dengan sambil menimang putra kecilnya, tak lama berselang pak
juki yang telah selesai mandi dan sudah kembali berpakaian rapi berjalan mendekat
lalu duduk di sampingnya,
"anteng banget ya non,?" ujar pak juki sambil memperhatikan Oliver,
"yaah namanya anak kecil pak, kadang anteng kadang juga suka rewel, walaupun
jarang-jarang sih rewelnya,"
"iya buktinya aja tadi dia anteng-anteng aja tuh waktu kita di dalem kamar tadi,
padahal kan non Lisa suaranya kenceng banget, hehe.."
"mungkin dia udah terbiasa kali pak, hihihi.."
"terbiasa sama mamah papahnya kalo lagi main suaranya berisik banget ya non,?
hehehe.."
"naah.. itu pak juki tau, hihihi.."
"tapi tadi gak leluasa ya non,? takut den Oliver kesenggol, hehehe.."
"heemm.. yaa mau gimana lagi, kan kasihan pak kalo di tinggal sendirian di kamar
atas, apalagi kalo kita lagi berduaan di dalem kamar trus nanti dia tiba-tiba nangis,
kan gak bakal kedengeran."
"hehe.. iya juga ya non, emm.. emangnya tempat tidur bayi harganya berapaan ya
non,?" tanya pak juki,
"yaa tergantung sih pak, kalo yang besar yang bagus ya harganya udah pasti mahal,
emangnya kenapa ya pak,?"
"yaa kalo udah tau harganya kan bapak bisa ngumpulin duit biar nanti bisa beliin
buat di kamar yang bawah," ucap pak juki malu-malu,
"hihihi.. ya ampun sampe segitunya sih pak, lagian mau ngapain emangnya kalo di
kamar bawah nanti udah ada tempat tidur bayi,?"
"yaa bapak gak tega aja kalo liat non Lisa harus naik turun, apalagi kalo lagi beres-
beres rumah sendirian," jawab pak juki beralasan,
"duuh.. baik banget sih pak juki, lagian aku juga udah biasa kok pak, itung-itung
olahraga juga,"
Sejenak pak Juki berpikir, lalu dia berkata "emm.. gimana kalo uang gajian bapak
tiap bulan nanti di setor ke non Lisa aja, nanti kalo udah cukup non lisa yang beli
tempat tidur bayinya, gimana non,?"
"trus, buat keperluan pak juki sehari hari mau beli pake apa kalo uang gajiannya di
kasih ke aku,?"
"kalo soal itu non Lisa tenang aja, kan bapak masih punya bisnis jual beli barang
bekas non, hehe.."
"yaudah aku sih terserah pak juki aja enaknya gimana, pokoknya aku mah cuma
taunya di nafkahin aja, hihihi.."
"hehehe.. iya non Lisa sayaang, hahaha.."
Mereka berdua pun terus mengobrol dan berbincang dengan asyiknya di ruang
tengah rumah Lisa, hingga menjelang magrib pak juki pun akhirnya pamit untuk
pulang,
*****
Saat malam hari,
Alex tiba di rumahnya sedikit lebih lambat dari biasanya, selain karena beberapa
pekerjaan di kantor yang menumpuk dia juga sempat terjebak macet saat di
perjalanan pulang, seperti biasa Lisa menyambutnya dengan penampilan terbaiknya
dan senyumannya yang sangat manis,
"Kok pulangnya agak telat pah,?" tanya Lisa membawakan koper kerja suaminya,
"iya, tadi macet banget di jalan, huhh.." jawab Alex sembari berjalan ke sofa
kemudian menghempaskan tubuhnya di sana,
"ooh.. Papa mau makan apa mau mandi dulu,?"
"Papa mau langsung mandi aja, lagian tadi papa juga udah makan kok," jawab Alex
sembari melepaskan sepatunya,
"yaudah kalo gitu mama siapin dulu handuk sama kamar mandinya," jawab Lisa lalu
menuju kamar mandi,
Selesai mandi Alex yang masih mengenakan handuk di pinggangnya langsung naik
ke lantai atas menuju kamarnya untuk berganti baju, sedangkan Lisa terlihat masih
sibuk merapikan sepatu dan juga membereskan pakaian suaminya yang masih
tergeletak di atas sofa lalu membawanya ke keranjang cucian, setelah semua
selesai dia pun segera menyusul suaminya ke atas,
Saat masuk ke dalam kamarnya, Lisa mendapati suaminya yang telah berganti baju
sudah tertidur dengan begitu lelapnya, dia pun tersenyum melihat wajah tampan
suaminya yang terlihat lelah karena bekerja seharian, Lisa merebahkan diri di
samping suaminya bersiap untuk tidur,
*****
Keesokan paginya Alex berangkat ke kantor pagi-pagi sekali seperti biasanya, begitu
juga dengan Lisa, dia pun kembali bersiap untuk melakukan tugas dan rutinitas
hariannya sebagai ibu rumah tangga sama seperti hari-hari sebelumnya, badannya
yang sudah kembali bugar karena sudah dipijat oleh pak samsul kemarin dan juga
istirahat yang cukup semalam, jadi dia tidak perlu lagi meminta bantuan pak juki
untuk membereskan rumahnya seperti kemarin,
Lisa mengambil satu persatu pakaian-pakaian kotor dari keranjang dan di masukan
ke dalam mesin cuci sembari memeriksa kantong kemeja dan celana suaminya
takut-takut jika ada barang yang ikut tercuci, namun saat dia memeriksa kemeja
putih milik suaminya dia melihat ada sesuatu yang sedikit janggal, di bagian
belakang kerah kemeja itu Lisa melihat ada sedikit noda berwarna merah, karena
penasaran maka dia perhatikan lebih dekat dan lebih teliti lagi, dari kelihatannya dia
bisa menebak jika noda merah itu adalah bekas lipstik,
Lisa mengingat-ingat jika semalam dia tidak sempat memeluk ataupun mencium
suaminya ketika pulang kerja, dirinya yang menjadi semakin penasaran lalu
mendekatkan hidungnya untuk mencium aroma kemeja itu, dan benar saja,
meskipun samar-samar Lisa bisa mencium ada aroma wangi parfum tertinggal di
sana, wangi parfum perempuan, namun bukan wangi parfum miliknya ataupun yang
biasa di pakai oleh suaminya karena Lisa sudah hafal betul jika aroma tubuh
ataupun parfum suaminya wanginya tidak seperti ini, tiba-tiba jantungnya berdebar
lebih kencang dan dadanya terasa sedikit sesak, ada sesuatu yang mengganggu
pikiran dan perasaannya,
Hari ini pun tidak ada kejadian yang istimewa, tidak ada juga yang datang bertamu
ke rumahnya, mungkin pak Yono maupun pak Juki juga sudah kembali pada
kesibukan mereka masing-masing,
Hingga pada saat malam harinya pun tetap sama seperti malam kemarin, Alex
pulang sedikit terlambat dan ketika selesai mandi Alex langsung tiduran di atas kasur
bersiap untuk tidur dan beristirahat setelah lelah bekerja seharian, malam ini Lisa
sengaja berdandan dan berpenampilan lebih seksi dari biasanya untuk menggoda
suaminya, baru saja Alex ingin menutup matanya Lisa menciumi pipi dan telinganya
dari samping, karena merasa kegelian Alex pun menengok ke samping menatap
istrinya,
“aduuh.. geli tau mah, jangan sekarang yaa, papa rasanya lagi capek banget.” ujar
Alex tersenyum lembut membelai pipi Lisa,
"emm.. iya pah, mama kira papa lagi gak cape,"
"nanti aja yaa kalo papa libur, sekarang kita tidur yuk, besok kan papa harus
berangkat pagi lagi,," ucap Alex lalu mengecup kening istrinya, kemudian kembali
memejamkan matanya,
"iya pah,." jawab Lisa tersenyum,
Lisa terus memandangi wajah suaminya yang sudah terlelap tidur di sampingnya,
meskipun tidak ada yang aneh dari sikap suaminya namun bekas noda lipstik dan
wangi parfum di kemeja suaminya yang dia temukan tadi pagi membuatnya selalu
ke pikiran sehingga membuatnya tak bisa tidur, hatinya merasa cemas, perasaannya
gundah, dan tanpa dia sadari tiba-tiba air matanya menetes,
Beberapa hari berikutnya pun masih sama, hingga akhirnya Lisa memutuskan untuk
menghubungi ucup yang beberapa waktu lalu pernah bilang padanya jika pacarnya
yang bernama Dina bersedia menjadi baby sitter sementara untuk Oliver, Lisa
berencana untuk pergi besok dan meminta Dina mengasuh putra kecilnya ketika dia
sedang pergi,
Keesokan harinya,
Seperti yang sudah dijanjikan kemarin, hari ini Ucup datang bersama pacarnya ke
rumah Lisa,
"ooh.. jadi ini pacar kamu cup, cantik banget ternyata, hihi.." ujar Lisa ketika mereka
sedang mengobrol di ruang tengah, dia lihat gadis cantik duduk samping ucup,
penampilannya yang sederhana dengan wajah tanpa make up, meskipun kulitnya
tak seputih dirinya dan postur tubuh yang biasa untuk gadis seumurannya tapi Lisa
pikir gadis ini akan tampak luar biasa jika di berikan sedikit polesan,
"hehe.. iya bu.." jawab ucup cengengesan, sedangkan Dina nampak malu-malu,
"kata ucup kamu bisa ngurus anak kecil,?" tanya Lisa kepada Dina,
"iyaa bu bisa, kebetulan dulu juga pernah ngasuh anak tetangga karena orang
tuanya kerja," jawab Dina,
"ucup udah bilang ke kamu kan kalo hari ini langsung kerja di sini,? soalnya aku mau
pergi keluar sebentar," ujar Lisa yang memang terlihat sudah berdandan rapi,
"iya bu udah, semalem bang ucup udah cerita ke saya hari ini langsung kerja di sini,"
jawab Dina,
"naah.. kalo gitu yuk ikut aku, biar aku tunjukin tempat perlengkapan bayi sama apa
aja yang nanti kamu butuhin," Lisa mengajak Dina berkeliling area dalam rumahnya,
dari mulai dapur hingga ke dalam kamar pribadinya di lantai atas, sedangkan ucup
menunggu di sofa,
Setelah beberapa saat mereka berdua kembali ke ruang tengah, dan di luar rumah
Taxi online yang Lisa pesan pun sudah datang menunggu, "gak apa-apa kan kalian
aku tinggal,? soalnya aku mau berangkat sekarang," ucap Lisa,
"iya bu, gak apa-apa," jawab Dina,
Ucup dan Dina mengantar Lisa hingga ke depan rumah,
"kalo masih bingung nanti kamu tanya-tanya ke ucup aja ya, oh iya satu lagi yang
paling penting, gak boleh ada yang naik ke lantai atas kecuali kamu ya," ujar Lisa
pada Dina ketika hendak naik ke dalam mobil,
"iya bu, kalo ada apa-apa nanti saya telepon bu Lisa," jawab Dina lagi,
"kamu juga cup, awas jangan macem-macem ya selama aku tinggal,"
"hehe.. ya enggak lah bu, ini juga sebentar lagi saya mau balik kok, mau buka
warung,"
"yasudah kalo gitu aku tinggal dulu ya, titip rumah sama Oliver ya Dina," ujar Lisa
sebelum pergi,
"iya baik bu Lisa,"
0 Komentar