CEMBURU PART 10

 

Mobil pun melaju kesebuah Cafe yang lengkap dengan Live music serta Dj Sore menjelang malam itu di wilayah Braga kota Bandung.




Aku dan Indah sudah melepas hijab dan disembunyikan didalam tas kecil kami berdua. Benar saja apa kata mereka, Cafe tersebut penampilan Aku dan Indah tak kalah cantik dan sexy dibandingkan remaja maupun muda mudi yang hadir disana.




Setelah menikmati beberapa gelas minuman yang mereka pesan, badan ku terasa gerah dan membuat ku membuka Jacket Jeans yang ku kenakan.




Area di cafe itu sangat minim penerangan hingga membuat ku makin liar dan berani meladeni kenakalan Vinay dan Anji. Sedangkan Indah entah sejak kapan ia berpasangan dengan lingga dan bercumbu mesra menikmati suasana.Sugeng sendiri terlihat sibuk mengisi gelas kami seperti Bartender Profesional sore itu.




Aku semakin larut dalam acara musik yang diputar DJ malam itu, pertama kalinya bagi ku bersenang senang bersama pemuda gagah dan tampan disana.






"Kita turun yuk sayang ke lantai dansa.... " Ajak Vinay kepada ku.


"Yuk!!! Biar lebih seruu.... " Kata ku lagi pula malam itu terlihat semakin Ramai dilantai dansa.






Kami berdua berjoget mengikuti Irama sambil menempelkan kelamin yang masih tertutup celana yang kami kenakan, ku rasakan Anji juga ikut memepetku dari belakang.




Sungguh terasa nikmat menari diapit dengan sensasi 2 penis diVagina dan belahan bokong ku mengganjal dengan sempurna. Jeritan histeris ku keluar disaat lagu House musik membawa ku makin liar menari menerima sodokan Anji dan Vinay secara bersamaan.




Karna ku perhatikan sepintas bukan aku saja yang diapit dua pria sekaligus.




Vagina ku mulai terasa basah, ku tatap Vinay sangat tampan malam itu mendekap ku mesra. Hingga tanpa ragu kami pun bercumbu mesra malah sangat panas dilantai Dansa.




Ohhh sungguh nikmat, ku rasa malam ini jangan cepat berlalu.




Percumbuan itu terasa makin hangat dan membuat aku semakin merangsang. Kepala ku terasa terbang saat sadar, Lingga berada di samping ku dan tangannya aktif meremas Pantat serta payudara ku yang cukup terbuka malam itu.






"Wooooooo!!!!! " Teriak ku merasa menjadi ratu saat diRangsang 2 remaja tampan sekaligus.






Bergantian aku dicumbui Vinay dan Lingga saat itu. Bahkan ku biarkan saat tangan Vinay masuk mengodok dan meraba memek ku sambil menari, sedangkan aku meladeni ciuman dan jepitan lidah Lingga yang berada didepan ku. Tak cukup sampai disitu, kedua tangan lingga yang besar meremas remas kedua payudara ku. Yang ku bisa berikan hanyalah meraba Penis Lingga dan Vinay dari luar celananya.




Benar benar sensasi yang luar biasa ku rasakan dalam hidup ku. Ingin rasanya ku bawa mereka berdua agar menuntaskan birahi ku malam ini.




Tetapi.............






"Kak ayok pulang!!!!! Albert kecelakaan??? " Bisik Indah setengah berteriak ditelinga ku karna saat itu musik benar benar sangat keras.


"Kecelakaan dimana??? Anak aku dirumah ndah!!!! " Kata ku panik berharap Indah bercanda. Karna aku masih menikmati bersenang senang dengan Vinay dan Lingga.


"Serius kak!!!!! Aku sama Sugeng liat tadi Albert ditabrak Angkot!!!! " Ku tatap wajah Sugeng dengan Expresi wajah bersalah.






Dengan linglung dan pengaruh Alkohol ku ikuti langkah cepat Indah yang menuntun ku ke mobil Lingga.






"Kok bisa kayak gini sih!!!kok bisaa!!!!! Kalian tadi ada yang Bocorin kita di cafe ituu Hah!!!! " Kata Indah histeris di dalam mobil.


"Enggak kak!!! Ga mungkin kita bilang Albert mau happy happy disana!!! " Jawab Vinay meyakinkan Indah yang terlihat marah didalam mobil Lingga.


"Yaudah sekarang kita kerumah aja dulu Ndah!!!! Kalau benar anak aku celaka jangan harap aku bakal memaafkan kalian yang buat acara." Ancam ku kepada mereka. Lagi pula aku mendadak takut Albert murka dan marah aku bersenang senang dengan teman temannya malam ini.


"Sayang kamu tenang dulu, lagi pula kita belum tau seberapa parah Albert celaka. Siapa tau juga bu Indah salah liat." Kata Vinay membisiki ku. Sambil meremas manja payudara ku, membuat ku kembali terangsang lalu bercumbu dengannya.


"Ia sayang, mudah mudahan yah..... Kamu tau sendiri Albert anak ibu satu satunya sayang." Kata ku yang masih panik sambil berciuman dengan Vinay.






Setelah masuk pintu dapur dengan kunci yang kubawa, aku dan Indah terkejut melihat Damar berada di kantin. Setelah secepat kilat berganti pakaian aku dan Indah menghampiri Damar tanpa mengenakan Hijab. Toh lagi pula sudah malam, kami yakin Damar tak akan curiga kalau kami telah berpesta malam itu.






"Nak Damar!!!! Dari tadi nunggu Albert?? " Tanya ku sambil menyapa Damar.


"Ibu dari mana aja sih?? Kenapa Ponsel ibu ga jawab telp ku!!!! Albert kecelakaan bu ditabrak Angkot. Kepalanya Luka sampe berdarah!!! " Lutut ku terasa lemas saat itu hingga Damar menangkap ku dan menduduk kan ku di kursi sofa ruang tamu.


"Damar ada apa ini??? Bu Anjani baru pulang nak sama ibu. Ponsel bu Anjani ga dibawa ketinggalan di kamarnya!!!! " Kata Indah menjelaskan kepada Damar. Karna Indah tau aku cukup dekat dengan Damar begitupula anak ku Albert.


"Albert ditabrak angkot bu, beruntung tadi di tolong Reina dan Supirnya. Ada pendarahan dikepalanya, semoga saja ga berakibat Fatal buat Albert." Mendengar penjelasan Damar mata air mata ku kembali menetes tak tertahankan. Indah memeluk ku erat.






Terlebih lagi saat supir Reina pak Toto bersama Tony dan Damar membopong Anak ku kekamar, ku persiapkan kamar tamu agar Anak ku Albert istirahat disana.






"Bu... Yang sabar ya..... Albert gpp kok sementara waktu. Ia mungkin masih lemes efek benturan ditabrak tadi. Ini ada 3 jenis obat agar rasa nyeri, demam, serta membantu Albert istirahat maksimal." Jelas Reina yang melihat ku iba karna kondisi anak ku yang mengenaskan diPerban di bagian kepala terbaring lemah diRanjang.


"Makasi ya nak Reina..... Ibu ga tau harus bilang apa.... " Kata ku sambil menangis memeluknya saat itu. Sungguh tak mungkin aku ku ceritakan yang sesungguhnya malam itu pergi kemana. Hingga anak ku satu satunya celaka.


"Sabar bu.... Albert kuat kok , meskipun kepalanya berdarah ia tadi sempat bangun dan jalan kaki hingga pingsan saat sadar kepalanya mengeluarkan darah. " aku pun menangis sejadi jadinya dipelukan Reina. Alangkah egoisnya aku bersenang senang bersama teman temannya. Sedangkan anakku berdarah darah mungkin karna kecewa atau mencari ku karna meninggalkannya sendirian dirumah.






Maafin mamah mu ini nak!!!!!!






Setelah cukup lama menangis, aku pun tersadar dari tidur ku karna terlalu lelah menangis. Aku berharap ini semua hanya mimpi, namun saat menatap anak ku Albert tergeletak di ranjang lagi lagi perasaan ku hancur.




Ini semua gara gara kamu Mas Boby!!!! Umpat ku dalam hati. Andai kamu pulang kerumah dan tidak tergoda dengan wanita muda, Albert ga akan kayak gini. Aku juga ga akan tergoda remaja disekolah ini.






"Kak, aku pulang dulu ya, Reina juga, kakak jangan Khawatir Damar akan nemani Kakak dan Albert malam ini." Kata Indah dan Tony berpamitan.


"Kalau bu Anjani butuh apa apa cepat telp saya dan Indah, kita pasti akan segera kemari." Tambah Tony.


"Damar gppkan kamu nemani bu Anjani? Lagi pula ada keamanan Sekolah Stand by diposkan depan kalau ada sesuatu mendesak." Tanya Tony.


"Gpp pak, pak Tony tenang saja. Saya akan menunggui Albert dan Bu Anjani malam ini." Jawab Damar.






Damar mengantar mereka hingga depan rumah, namun aku duduk terpaku tak percaya bahwa anak ku sedang terbaring dengan luka di kepalanya.






"Nampaknya Albert hanya butuh istirahat bu, ibu makan dulu yuk, pasti ibu belum makan malam dari tadi." Ajak Damar yang membawa beberapa bungkus makanan yang ia pesan melalui Online.






Aku pun mulai lega melihat Albert terbatuk sambil tidur dan tersenyum di wajahnya. tangannya juga merespon genggaman tangan ku. Damar benar, Sepertinya anak ku Albert hanya butuh istirahat malam ini, efek obat yang diberikan Dokter tadi.




Aku pun makan malam terbawa cukup lahap melihat Damar makan dengan banyak. Pesona dan ketampanan Damar sungguh berbeda dengan Lingga maupun Vinay.




Damar terlihat cukup lebih dewasa dan pengertian dibandingkan mereka, hingga saat di kursi ruang keluarga kami menjadi semakin dekat duduk rapat satu sama lain.






"Buu.... Aku boleh tanya sesuatu ga?? Tapi janji ibu jangan marah." Dengan penuh kelembutan damar berkata sambil memeluk ku. Dari samping Setelah makan malam.


"Iya nak bilang aja, ibu ga akan marah kok... " Kata ku yang entah mengapa malah menyandarkan kepala ku diDada bidangnya.


"Aku dapat informasi, Albert itu ditabrak angkot di braga lho bu. Malah tanpa sepengetahuan Reina, ada bu Indah dan Sugeng yang mengejar Albert sebelum ditabrak Angkot." Kata Damar sambil mendekap ku.






Penuturan Damar bagaikan Petir yang menyambar bersamaan dengan dimulainya hujan malam itu. Aku pun kembali menangis mendengarkan penuturan Damar, menagis sedih dalam pelukan Damar.






"Nak Damar tau dari mana....?? " Tanya ku lirih tanpa melihat matanya. Aku takut ia akan marah andai tau aku bersenang senang dengan diCafe bersama Vinay CS.


"Salah satu karyawan Coffe shop di daerah braga alumni Sekolah ini bu, ia melihat bu Indah dan Sugeng berlari keluar Cafe mengejar Albert. Hingga Albert lengah berlari menyebrang jalan, lalu tertabrak angkot yang sedang melintas disana." Cerita Damar yang semakin menyesakkan dada ku, membuat ku semakin sedih seiring dengan deru hujan diluar malam ini.




Aku kehabisan kata kata menjawab penuturan Damar.






"Ibu jangan khawatir, saksi itu sudah ku minta menjaga rahasia ini." Kata Damar sambil menatap ku lalu dengan lembut dan menyeka air mata ku.


"Andai memang Albert terluka bagian dalam, Damar pasti bantu buat pengobatan nya sampai sembuh." Kata damar. Menenangkan ku,


"Karna selain bu Indah, Damar juga bagian dari keluarga ibukan...... " Tambahnya yang membuat ku langsung memeluknya hangat malam itu.






Selain Materi dan Ketampanan Damar apalagi yang kuharapkan dari Pemuda dihadapan ku kini. Beruntung ia tak marah atau kecewa kepada ku, aku hanya takut saat itu ia tau aku sedang bermesraan dengan Vinay dan Lingga temannya sendiri.






"Ibu ga tau nak harus bagaimana lagi, ibu hanyut menikmati suasana disana. Ga ada maksud ibu ninggalin Albert dirumah sendiri.....apalagi Hingga anak ibu celaka kayak gini." Kata ku sedih didalam pelukan Damar.


"Ibu ga salah kok, andai Damar tadi ga sibuk pasti Damar yang ajak Albert dan Ibu makan malam bersama merayakan kemenangan pertandingan siang tadi." Tambah Damar sambil menatap wajah ku. Expresinya menenangkan ku, apalagi Damar lah satu satunya yang pertama menjelajah tentang latar belakang ku dan keluarga kecil ku melalui media sosial.






Meskipun ia menganggap aku mirip Mediang ibunya, namun kasih sayang kami berdua Justru membawa kami kekasih sayang terlarang berbeda usia.




Ponsel, pakaian, dan Materi yang ia berikan sudah lebih dari cukup untuk simpanan ku dalam berbelanja dan tabungan untuk biyaya hidupku.




Bahkan apabila dihitung, jauh lebih besar ketimbang Nafkah yang diberikan suami ku Boby.




Lalu bibir Damar mulai mengecup keningku, aku ingin membalas kecupannya namun entah mengapa membuat kami berdua malah bercumbu mesra dan Aku pun menikmatinya.




Cumbuan hangat Damar malam itu terasa semakin intens dalam dan hangat di bibir ku. Harus ku akui dibanding Vinay dan Lingga, Ciuman pemuda ini jauh bisa membuat ku nyaman dan merangsang malam itu.




Bergantian lidah kami saling menjelajah rongga mulut kami,hingga saat tangannya mulai meraba Payudara ku.........






"Pintu udah dikunci belum sayang?? " Tanya ku padanya. Saat ia hendak mulai meraba payudara ku. Ia hanya menggelengkan kepalanya.


"Kunci pintu depan lalu matiin lampu ruang tamu, sekalian ibu kunci pintu belakang takut ada yang ngintip" Bisik ku padanya. Saat kami duduk berdua di kursi panjang ruang keluarga.






Kami pun berdua berjalan kedua arah berbeda, aku kedapur sedangkan Damar ke arah Ruang tamu, tak lupa ku kunci pintu kamar tamu tempat Albert istirahat. Ku bawa beberapa bantal dan selimut dari kamar ku untuk Damar andai akan istirahat dirumah ini malam ini.




Namun...........






"Damar kangen sama ibu..... Damar sayang sama bu Anjani........ " Bisiknya sambil merangkul mesra ku dari belakang dan mulai mengesekkan Kontolnya dibelahan pantat ku.


"Ibu juga sayang..... Aaaaahh..... " Kedua tangannya meremas manja kedua payudara ku membuat aku melayang kembali bergairah.



Posting Komentar

0 Komentar