REKAN KERJA KU PART 3

 


Seluruh batang penisku amblas ditelan liang vagina yang basah, sempit dan nikmat.


Seketika tubuhnya kaku sambil mengerang nikmat.


“Auuuww..! Auuuwww..! Auuuuuhhhh, Aakkkhhhh..!!”


Kedua kakinya terangkat dan betisnya membelit pinggangku, dengan telapak kaki yang menekan kuat pantatku hingga gerakan pantatku agak terhambat.


Kedua tangannya beralih merengkuh pundakku dengan




kuat, hingga beberapa saat kemudian tubuhnya kaku. namun dinding vaginanya seolah memijit, Berkedut sangat kuat dan nikmat, membuat mataku terbelalak menahan nikmat yang tak terperi.


Lalu, badannya terhempas lemah, namun liang vaginanya masih berkedut dan meremas, dengan sangat kuat batang penisku, sehingga memberikan sensasi nikmat yang luar biasa.


Gairah yang begitu tinggi akibat rangsangan yang diterimanya, telah mengantarnya menuju orgasmenya yang pertama.




Keringat tubuhku membasahi baju membuatku tidak nyaman, sambil membiarkannya menikmati sensasi nikmatnya orgasme yang baru diperolehnya, Masih dengan posisi penisku yang masih menancap di liang vaginanya, aku membuka bajuku hingga bertelanjang dada, tetapi masih mengenakan celana panjang.


Secara perlahan aku mulai mengayun pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya.


Rasa nikmat kembali menderaku akibat gesekan dinding




vaginanya dengan batang penisku.


Perlahan namun pasti, pantat Fatma merespon setiap gerakan pantatku.


Pinggul dan pantatnya bergoyang dengan erotis membalas setiap gerakanku.


Mulutnya pun kembali mengaduh mengekspresikan rasa nikmat yang kembali dia rasakan.


“Auw, Auw, Auuuwww, Ouhhh, Aahhh..” erang dan rintihannya kian kencang.




Rangsangan dan rasa nikmat yang kurasakan pun semakin menjadi-jadi.


Dan erangan nikmatnya pun terus-menerus diperdengarkan oleh bibirnya yang tipis menggairahkan, sambil kepala yang bergoyang ke kiri dan ke kanan, diombang-ambingkan oleh rasa nikmat yang kembali menderanya.


“Auw, Auw, Auuuwww, Oohhh, ohhh, oohhh..!!”


Erangan nikmat semakin tak terkendali dan seolah puncak




kenikmatan akan kembali menghampirinya.


Hal ini tampak dari gelinjang tubuhnya yang semakin cepat, dan kedua tangannya yang kembali menarik-narik pantatku agar penisku masuk semakin dalam, mengobok-obok liang nikmatnya, kedua kakinya sudah mulai kembali membelit pantatku.


Namun dengan tiba-tiba, slepp..! Tanpa dia sangka, aku mencabut penisku, Sontak hal itu membuat Fatma gelagapan sambil berkata terbata-bata, “Ke, napa, di cabut..? Ouh, Oh..” dengan




sorot mata protes dan napas yang tersengal-sengal, “Ribet..” Kataku, sambil berdiri, kemudian membuka celana panjang sekaligus dengan celana dalam yang kukenakan.


Lalu sambil menatapnya, “Gamisnya buka dong..!” Dia menatapku ragu, namun dorongan gairah telah membutakan pikirannya, apalagi dengan penuh gairah dia melihatku telanjang bulat di hadapannya.


Maka dengan tergesa-gesa, dia berdiri di hadapanku melolosi seluruh pakaian yang




dikenakannya, Seketika mataku melotot menikmati pemandangan yang menggairahkan itu.


Oohhh, kulitnya benar-benar putih dan halus, penisku terangguk-angguk semakin tegang dan keras.


Dia melepaskan gamis dan behanya sekaligus, hingga di hadapanku telah berdiri, sesosok bidadari yang sangat cantik menggairahkan, dalam keadaan bulat menantangku untuk segera mencumbunya.




Dalam keadaan berdiri aku langsung memeluknya dan bibirku mencium bibirnya dengan penuh gairah, Dia pun menyambut ciumanku dengan gairah yang tak kalah panasnya.


Bibir dan lidahku menjilati bibir, pipi lalu ke lehernya yang jenjang, yang selama ini selalu tertutup oleh jilbabnya yang lebar, Fatma mendongakkan kepala hingga lehernya semakin mudah kucumbu, Penisku yang tegang menekan-nekan selangkangannya membuat dia semakin bergairah.




Dengan gemetar, tangannya meraih batang penisku, kemudian mengarahkan ke depan liang vaginanya yang sudah sangat basah dan gatal.


Kaki kanannya dia angkat ke atas kursi, sehingga kepala penisku lebih mudah menerobos liang vaginanya.


Bblesshh, Slephh..! Wiirrr, Kembali rasa nikmat menjalar di sekujur pembuluh nadiku, Dan mata Fatma pun terpejam, Merasakan nikmat yang tak terperi dan dari mulutnya pun erangan nikmat.




:Auw, Auww, Oohh, akhhh..!!” Kepalanya terdongak dan kedua tangannya memeluk erat punggungku.


Lalu pantatku mulai bergerak maju-mundur agar batang penisku menggesek dinding vaginanya yang sempit, basah dan berkedut nikmat, menyambut setiap gesekan dan kocokan batang penisku yang semakin tegang dan bengkak.


Diiringi dengan rintihan nikmat Fatma yang khas, ”Auw, Auw, Ouhh, ouhh, ahhh..!!”




Sambil pantatku memompa liang vaginanya yang nikmat, kepala Fatma semakin terdongak ke belakang, Sehingga wajahku tepat berada di depan buahdadanya yang sekal dan montok, maka mulut dan lidahku langsung menjilati dan mengisap buah dada indah itu, Putting susunya semakin menonjol keras.


Fatma semakin mengerang nikmat, ”Auw, Auw, Ouhh, ouhh, ahhh..”


Gerakan tubuh Fatma semakin tak terkendali dan tiba-tiba kedua kakinya terangkat membelit pinggangku, kemudian




dia melonjak-lonjakkan tubuhnya memeluk erat tubuhku sambil menjerit semakin keras, ”Auw, Auw..!! Ouhh, ouhh, ahhh..”


Kedua tanganku menahan pantatnya agar tidak jatuh dan penisku tidak lepas dari liang vaginanya, sambil merasakan nikmat yang tak terperi, Tak lama kemudian kedua tangannya memeluk erat punggungku, dan mulutnya mengisap dan menggigit kuat leherku.


Tubuhnya kaku, dan dinding vaginanya meremas dan




memijit-mijit nikmat batang penisku.


Dan tak lama kemudian erangnya lepas. “Aaaauuuuwwww, Hhhooohhhh..!!”


Dia mengeluarkan jeritan dan keluhan panjang, sebagai tanda bahwa dia telah mendapatkan orgasme yang keduakali, Tubuhnya melemas dan hampir terjatuh kalau tak kutahan. Lalu dia terduduk di kursi, sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, badannya basah oleh keringat yang




bercucuran dari seluruh pori- pori tubuhnya.


Tapi di balik rasa lelah yang menderanya, ternyata gairahnya masih menyala-nyala, ketika melihat batang penisku yang masih tegang mengangguk- angguk.


Aku lantas duduk di sampingnya dengan nafas yang memburu


oleh gairah yang terpuaskan.


Tiba-tiba dia berdiri membelakangiku. kakinyamengangkang dan pantatnya diturunkan, Mengarahkan lian.

Posting Komentar

0 Komentar