Nafsuku semakin terpompa cepat setelah merasakan lembut dan nikmatnya bibir tipis Fatma.
Dengan penuh nafsu kuisap kuat bibir tipis itu. “Ja, jangan, Pak Ouhmmhhh, mmmhhhh..”
Hanya itu kata yang terucap dari bibirnya, karena bibirnya tersumpal oleh bibirku.
Dia memberontak, tapi kedua tangannya dipegang erat oleh tanganku, sehingga ciuman yang kulakukan berlangsung cukup lama.
Fatma terus memberontak, tapi gairah yang muncul dari dalam dirinya, akibat efek dari obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya, membuat tenaga berontaknya sangat lemah dan tak berarti apa-apa pada diriku.
Bahkan semakin lama kedua tangannya bukan berusaha untuk
melepaskan
tanganku,
mencengkram
tanganku, seperti
nikmatnya rangsangan birahi yang kuberikan padanya.
dari pegangan tapi seolah erat kedua menahan
Perlahan namun pasti bibirnya mulai membalas isapan bibirku, sehingga terjadilah ciumannya yang panas menggelora, matanya tertutup rapat menikmati ciuman yang kuberikan.
Pegangan tanganku kulepaskan dan kedua tanganku memeluk erat tubuhnya, sehingga dadaku merasakan empuknya buahdada yang tertutup oleh baju gamis yang panjang.
Tak lama kemudian, the turning point terjadi, Kedua tangannya pun memeluk erat dan
terkadang membelai mesra punggungku.
Bibirku mulai merayap menciumi wajahnya yang cantik, tak semili pun dari permukaan wajahnya yang luput dari ciuman bibirku.
Mulutnya ternganga, matanya mendelik dengan leher yang tengadah, ”Aahhh, ouh, mmmhhhh, eehh, ke, na, pa, begi, nii, ouhhh..!!”
Erangan penuh rangsangan keluar dari bibirnya, di sela-sela ucapan ketidakmengertian yang terjadi pada dirinya, Sementara bibirku menciumi wajah dan
bibirnya, dan terkadang lehernya, yang masih tertutup oleh jilbab yang lebar, Lalu secara perlahan tangan kananku merayap ke depan tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya, ”Ouhhh, aahhh..!!” Kembali dia mengerang penuh rangsangan.
Tangan kirinya memegang kuat tangan kananku yang sedang meremas buahdadanya.
Tetapi ternyata tangannya tidak berusaha menjauhkan telapak tanganku dari buahdadanya, Ia bahkan mengarahkan jariku pada puting susunya, agar aku
mempermainkan putting susunya dari luar baju gamis yang dikenakannya.
“Oouh, ouh, ohhh..!!” erangan penuh rangsangan semakin tak terkendali keluar dari mulutnya.
Telapak tanganku dengan intens mempermainkan buahdadanya,
Keringat
gamisnya,
kanannya
merengkuh belakang kepalaku dan mengacak-ngacak rambutku, serta menekan wajahku agar ciuman kami semakin rapat, Nafasnya semakin memburu dengan desahan dan erangan
sudah bahkan
membasahi tangan gemas,
dengan
nikmat, semakin sering keluar dari mulutnya yang indah.
Tangan kananku dengan lincah mengeksplorasi buahdada, pinggang, dan secara perlahan, turun ke bawah untuk membelai pingggul dan pantatnya yang dia respon, dengan gerakan menggelinjang menahan nikmat nafsu birahi yang terus menderanya.
Tangan kananku semakin turun dan membelai pahanya dari luar gamis yang dikenakannya, dan terus ke bawah hingga ke ujung gamis bagian bawah.
Lalu tanganku menyusup ke
dalam,
tanganku
menyentuh
jenjang, Ouhhh, sungguh halus dan lembut terasa betis indah ini, membuat nafsuku semakin membubung tinggi..!!
Penisku semakin keras dan bengkak, sehingga terasa sakit karena terhimpit, oleh celana panjang yang kukenakan, Maka secara tergesa-gesa, tangan kiriku menarik ritsleting celana, kemudian mengeluarkan batang penisku yang telah menegang tegak kaku.
sehingga bisa
telapak langsung yang
betisnya
Dari sudut matanya, Fatma melihat apa yang kulakukan, dengan mata yang terbelalak dan mulut ternganga ia menjerit pelan, saat melihat penisku yang tegak kaku keluar dari dalam celanaku.
”Aaaihhh..!!” Dari sorot matanya, tampak gairah yang semakin menyala-nyala ketika menatap penis tegakku.
Belaian tangan kananku semakin naik ke atas, ke lututnya, lalu, Cukup lama bermain di pahanya yang sangat halus, Fatma semakin menggelinjang ketika tangan kananku bermain di
pahanya yang halus, Sementara mulutnya terus-terusan mengerang dan mengeluh nikmat.
“Euhh, ouhhhh, Ahhhhh..”
hmmmnnn,
Tanganku lalu naik menuju pangkal paha, terasa bahwa bagian celana dalam, yang berada tepat di depan vaginanya sudah sangat lembab dan basah.
Tubuhnya bergetar hebat ketika jari tanganku tepat berada di depan vaginanya, walau pun masih terhalang celana dalam yang dikenakannya, Tubuhnya
mengeliat kaku, menahan rangsangan nikmat yang semakin menderanya, sambil mengeluarkan deru nafas yang semakin tersengal. “Ouh, ouhhhh..!!”
Ketika tangan kananku menarik celana dalam yang ia kenakan, ternyata kedua tangan Fatma membantu meloloskan celana dalam Itu dari tubuhnya.
Kusingkapkan bagian bawah gamis yang ia kenakan ke atas sampai sebatas pinggang, hingga kini tampak olehku vaginanya yang indah menawan.
Kepalanya kuletakkan pada sandaran lengan kursi, kemudian pahanya kubuka lebar-lebar, kaki kananku menggantung ke bawah kursi, sedangkan kaki kiriku terlipat di atas kursi.
Dengan masih mengenakan celana panjang, kuarahkan penisku yang keluar melalui ritsleting terbuka ke lubang vagina yang merangsang, dan sebentar lagi akan memberikan berjuta-juta kenikmatan padaku.
Slrepp, slepp, slepp, Beberapakali kugesek-gesekkan kepala penisku, pada lipatan liang vaginanya yang terasa
semakin membasah, ”Auw, auw, Uuhhhh, uuuhhh, Ohhh ..” Dia mengaduh dan mengeluh, membuatku bertanya-tanya apakah ia merasa kesakitan atau menahan nikmat, Tapi kulihat pantatnya naik-turun menyambut gesekan kepala penisku, seolah tak sabar ingin segera dimasuki oleh penisku yang telah tegang dan kaku, Lalu dengan hentakan perlahan kudorong penisku dan, Clepphh..!
Kepala penisku mulai menguak lipatan vaginanya dan memasuki lorong nikmat itu.
“AUW, AUW, Auw, Ouhhh, uhhhh, aaahhhh..”!! tanpa
Tapat terkendali, Fatma mengaduh dan mengerang nikmat dengan mata terpejam rapat, Rintihan dan erangan Fatma semakin merangsangku, crebb, crebb, clebb, clebb, Secara perlahan aku mulai memaju-mundurkan pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya.
Memberikan sensasi nikmat yang luar biasa, bagi kami berdua.
Hal yang luar biasa dari Fatma, ternyata dia terus mengaduh
dan mengerang, setiap aku menyodokkan batang penisku ke dalam lepitan liamg vaginanya.
Rupanya dia merupakan tipe wanita yang selalu mengaduh dan mengerang tak terkendali, dalam mengekspresikan rasa nikmat seksual yang diterimanya.
Tak berapa lama kemudian, tanpa dapat kuduga, kedua tangan Fatma merengkuh pantatku, Lalu menarik pantatku kuat-kuat sedangkan pantatnya diangkatnya, sehingga, jlebb..!!
0 Komentar