Setelah 1 jam lebih kita di sana sampai seragam yang awalnya basah sudah menjadi kering disebabkan kena cahaya matahari juga. Setelah di rasa aman kita berjalan ke depan rame-rame kemudian terlihat mas Rad, Tije dan serpanth berboncengan menggunakan motor R25 milik adiknya Mendung Sore yang dimana yang di naiki 3 orang itu.
Setelah salaman dan tos, Mas Rad memberi kabar bahwa yang tertangkap kebanyakan anak SMA negeri termasuk Elle, Bismark dan Ottonk karena kondisi beliau masih pingsan, tetapi temen-temenku ada juga yang tertangkap seperti Eko, Nanksbry, Kuning kelabu, Sekok dan lain-lain. Sedangkan anak SMA swasta sepeti Last Breath, Brandon, Kisanak87, dan lain-lain juga tertangkap.
Terlihat hiukali meminjam HP-nya Mas Rad dengan alasan menelepon papanya.
“pa, temen-temenku banyak yang tertangkap polisi, tolong kapolresnya suruh melepaskan temen-temenku pa” kata Hiukali saat di telepon
“.....”
“iya pa, maaf !! kita terpaksa tawuran karena temenku dikeroyok anak SMA negeri”
“.....”
“baik pa, ini temen-temen yang lain sudah aman”
“.....”
“temen-temen dari STM dan SMA swasta aja pa yang dilepaskan, kalau siswa SMA negeri biar di tahan aja pa”
“...."
“iya pa, sudah ya pa. Assalamualaikum”
Sepertinya orang tuanya Hiukali orang yang berpengaruh di kota ini.
Setelah lega temen-temenku aman. Mas Rad mengajak kita kebelakang lagi sambil mengeluarkan uang dan menyuruh adiknya Mendung Sore membelikan vodka dan topi miring untuk menghangatkan badan serta menenangkan pikiran setelah tegang akibat tawuran tadi.
Tidak berselang lama 5 botol vodka dan topi miring langsung di putar. Terlihat Anak STM dan SMA swasta saling bergurau dan bercanda satu sama lain di temani vodka dan topi miring. Akupun hanya mencicipi sedikit untuk solidaritas kepada teman-teman.
Sambil bercanda Mas Rad bercerita kalau ada hal lucu ketika polisi menangkap yang ikut tawuran tadi, yaitu ketika Nanksbri yang mau kabur tertangkap polisi. Menurut mas Rad ketika itu Nanksbry sebenernya bisa kabur, tapi berhubungan dia kesulitan memanjat tembok, dia pelan-pelan memanjatnya dan apenya sebelum sampai diatas dinding ternyata polisi sudah berada di bawahnya.
Pak polisi meloncat dan berusaha menangkap Nanksbry tetapi karena sudah di atas, yang bisa di tangkap adalah celananya Nanksbry bagian bawah, akhirnya pak polisi menarik-narik celananya akibatnya celana Nanksbry sobek dan melorot dan lucunya Nanksbry tidak memakai celana dalam otomatis batang kejantanan Nanksbry yang sebesar sedotan pop ice dan hitam legam itu keliatan. Semua tertawa mendengarkan ceritanya mas Rad termasuk aku.
“ Makanya dia selalu di tolak janda-janda, lha batangnya sebesar sedotan. Ngoahahahahaha “ celetuk Nawi sambil tertawa keras.
Terus mas Rad juga bercerita tentang tertangkapnya Eko, Eko yang sudah tidak bisa kabur lagi karena semua lini sudah di jaga ketat terlihat berlari dikejar polisi. Tubuh eko yang kecil terlihat gesit waktu dikejar polisi. Tiba-tiba dia masuk ke dalam kelas yang kebetulan di situ ada mas Rad dan temen-temennya cowok cewek. Eko pun bingung mencari tempat persembunyian. Tak di sangka-sangka tiba-tiba di berlari bersembunyi di belakang cewek yang berbobot 100kilogram bernama Rosi46 sambil memeluknya. Rosi yang kaget langsung berteraik sangat keras kemudian menampar pipinya Eko kanan kiri beruntun. Awalnya polisi kehilangan jejaknya tapi ketika polisi masih celingak celinguk mencari keberadaan targetnya kaget ada cewek berteriak risih dan langsung menampar target yang diburunya itu. Sontak polisi yang mengetahui itu langsung masuk ke dalam kelas dan menangkap Eko.
Semua tertawa sambil memegang perut ada yang berguling-guling mendengar cerita mas Rad. Namanya orang mabuk yang lagi tertawa pasti gak bisa menjaga keseimbangan akhirnya terguling-guling. Hahahahahaha
Setelah botol minuman jahat sudah habis dan kondisi di rasa aman. Temenku membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
Sore hari kita pun bubar dan pulang ke rumah masing-masing. Setelah aku sampai rumah terlihat Pak Karim berada di teras rumah bersama Bu Juleha sambil tangannya bersedekap di depan dada dengan memasang wajah yang menyeramkan.
"apa Pak Karim tahu ya aku barusan berkelahi dan tawuran ” ucapku dalam hati
Aku pun tanpa melakukan gerakan curiga langsung masuk gerbang rumah dan mengucapkan salam "Assalamualaikum Wr.Wb” sapaku terhadap Pak Karim dan Bu Juleha
“Dari mana?” tanya pak karim dengan wajah menyeramkan tanpa menjawab salamku
“Dari sekolah Pak” Jawabku dengan sopan.
“Jangan bohong!!! Kamu ikut tawuran kan?” selidik Pak Karim
DEGH.. DEGH !!!
“.....”
“jawab !!!” perintah tegas Pak Karim
“i.....ya pak.. ma....afkan untung” jawabku dengan terbata-bata tidak bisa mengelak lagi.
“masuk, ganti baju dan segera ke ruang tengah, Bapak tunggu di situ !!!” perintah tegas lagi dari Pak Karim
“Baik pak” jawabku dengan cepat dan masuk ke dalam rumah
Aku pun masuk kamar dan ganti baju kemudian berkaca sebentar, terlihat wajahku lebam-lebam, mungkin ini yang bikin Pak Karim tahu kalau aku habis tawuran. Aku harus bertanggung jawab atas kejadian ini terhadap Pak Karim. Akupun keluar kamar dan menuju ruang tengah. Terlihat di ruang tengah sudah ada Pak Karim, Bu Juleha dan yang terakhir Ine.
DEGH !!!
Akupun gemeteran sambil duduk di kursi ruang tengah.
“cerita bagaimana kamu bisa tawuran ntung?” tanya Pak Karim dengan tegas
“Aku pun mulai bercerita awalnya tawuran, bahwa aku mendapatkan kabar dari masnya temenku yang kebetulan sekolah di SMA negeri namanya Rad dia bilang bahwa Ine di tarik bahkan di tampar, kemudian saya bersama temen saya ke sekolah SMA negeri dan ternyata di belakang masih terjadi acara tarik menarik bahkan mbak Ine di tampar di hadapan saya pak terus...” penjelasanku yang tiba-tiba di potong Pak Karim
“Stop. Sekarang ganti Ine yang cerita” kata Pak Karim yang tegas tidak tersenyum sama sekali.
“Aku bertengkar pa sama Elle, dia ketahuan selingkuh, temenku yang memergokinya, kemudian aku minta putus tapi Elle gak mau bahkan dia mengancam akan mem.....per....kosaku. ‘hikss..hikss..hikss’ ” penjelasan Ine sambil mengeluarkan air mata.
“aku gak mau pa, aku di tarik-tarik sama dia bahkan aku di tampar sedangkan temen-temenku gak ada yang berani bantu aku, Elle kan preman sekolah jadi gak ada yang berani sama dia.” Kata Ine sambil menangis
HIKS..HIKS..HIKS..HIKS !!!
“BANGSATTTTTTT... Berani-beraninya anak itu menyentuh anakku.” Ucap Pak Karim dengan geramnya
Semuanya diam tidak ada yang berani bicara, setelah agak tenang kemudian kembali memandang aku dengan tatapan yang tajam.
“Lanjutkan ceritamu ntung” perintah Pak Karim
“kemudian saya suruh dia melepaskan mbak Ine.. mas Elle marah-marah ke aku malah nantang saya pak, kemudian saya ladeni tantangannya dia, kita berkelahi satu lawan satu” penjelasnku ke pak Karim
“kamu atau dia yang menang?”tanya pak Karim
“saya pak” jawabku cepat
“bagus” kata Pak Karim spontan. Akupun kaget mendengarnya.
“apa-apaan sih pa!! orang bertengkar kok bagus. Papa ini malah ngajari yang gak bener, lanjutkan ntung” Bu Juleha memotong pembicaraan sambil tangannya mengelus-elus Ine untuk menenangkannya.
“setelah aku menang dari 1 lawan 1. Saya yang kurang fokus dikejutkan dengan serangan dari temen-temennya mungkin ada lebih dari 5 pak, saya dikeroyok sampai lebam-lebam begini” kataku sambil menunjuk wajahku yang lebam-lebam.
“kemudian temen-temen STMku datang untuk menyelamatkan sekaligus membantuku, mungkin temen-temen yang lain ada yang mengabari akhirnya pecah tawuran itu” jelasku
“terus kamu kok bisa selamat dari polisi?” Tanya Pak Karim
“saya manjat dinding dan nyebrang di sungai dengan berenang kemudian sembunyi di rumah temen saya Mendung Sore itu” ucapku
“hmmmmmmmm.. gini aku tau tujuanmu baik ntung, melindungi anakku, coba kalau kamu gak ada anakku bisa di perkosa dan aku pastikan yang namanya Elle itu gak bisa hidup tenang setelah ini” ujar Pak Karim bersungu-sungut menahan emosi
“tapi tawuran atau berkelahi itu perbuatan yang buruk kamu hampir saja mencoreng nama bapak, betapa malunya bapak di mata kepolisian jika kamu tertangkap waktu tawuran. Bukankah kamu ingat janjimu kepada kakekmu untuk menjaga nama baikku? Kenapa aku tahu janjimu? Kalau kakek kesini kita bercerita banyak. Kalau sampai kakekmu tahu kamu tawuran bisa di tempeleng kamu sama kakekmu” tambah Pak Karim yang membuatku hanya menunduk saja
“iya pak, maafin Untung” ucapku
“Sekali lagi kamu terlibat tawuran ini bapak gak segan-segan membawa pulang ke desamu karena telah mencoreng nama bapak” ancam Pak Karim
“iya pak sekali lagi maafin untung. Untung berjanji gak akan ikut tawuran lagi” Ucapku
“Dan kamu Ine !!! Papa udah berapa kali bilang ke kamu, Elle itu orang jalanan, urakan, anak kayak gitu masih aja kamu pacari, makanya kamu gak pernah ngajak cowokmu ke rumah karena tahu pasti papa gak restui kan, dan kalau papa tanyai kamu pasti mengelak ujung-ujungnya ngambek, gak mau makan, kamu itu udah besar Ine, sudah kelas 3 SMA sebentar lagi kuliah. Tolonglah jangan jadi anak yang membangkang sama orang tua !!!” ujar pak karim yang awalnya meledak-ledak akhirnya meneteskan air mata juga merasakan sikap Ine selama ini.
“.....” ine diam dan sesenggukan.
“iya nak. mama juga capek nasehatin kamu, papa sama mama sampai ubanen mikirin kamu. Nurut ya sama papa mama” kata ibu juleha sambil mengelus rambut ine dan memeluknya.
HIKS..HIKSS..HIKSSS... HUAAA..HUAAAHH..HUAAAAHHH !!!!
“maafin aku pa maafin ine” ine menangis sambil mencium kaki pak Karim
“maafin aku ma maafin ine” ine berbalik menuju mamanya dan mencium kaki mamanya juga
“sudah-sudah.. untuk masalah tadi anggap aja jadi pembelajaran bagimu nak, kamu sudah dewasa harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk” kata bu juleha menenangkan sambil membantu berdiri Ine dan memeluknya.
“ya sudah sekarang sudah malam ayo segera istirahat” ucap Pak Karim
“bagaimana lukamu? kamu laki-laki harus bertanggung jawab obati sendiri lukamu” tambah Pak Karim sambil menatap wajahku
“iya pak, sudah gak apa-apa ini” ujarku.
Pak Karim, Bu Juleha dan Ine beranjak ke kamar masing-masing, tapi Bu Juleha masih dalam memeluk Ine mengantarkan ke kamarnya.
Akupun beranjak menuju belakang ke kamarku. Setelah itu aku mandi bersih-bersih sekalian mengompres lukaku kemudian aku menuju kasur untuk mengistirahatkan badan karena terasa menguras tenaga berkelahi dengan elle, kalau staminanya bagus mungkin elle akan imbang duel melawanku tadi.
Ketika aku sudah mau menuju ke alam mimpi, sayup-sayup terdengar suara ketukan pintu.
TOK..TOK..TOK !!!
Akupun terperanjat kaget, antara sadar tidak sadar, akupun masih diam.
TOK..TOK..TOK !!!
Suara itu terdengar lagi “ apa aku mimpi” pikirku
PLAK!!!
“adaauwww” tamparanku sendiri kena bagian lukaku.
“siapa?” kataku setengah berteriak
TOK..TOK..TOK !!!
Akupun langsung merinding. Sudah terbayang bayangan kuntilanak, pocong atau semacamnya didepan pintu.
TOK..TOK..TOK !!!
"Bismillah” kataku sambil beranjak membukakakn pintu.
“huaaaaahhhhh” aku membuka pintu sambil setengah berteriak berharap tidak ada hantu yang nampak didepan pintu
“kenapa teriak-teriak” ucap Ine yang tak lain mahluk yang berada di depan pintuku tadi.
“aku pikir tadi.. mmmhhhh maaf ya mbak. jangan marah, aku pikir tadi ada hantu” ucapku hati-hati takut menyinggung perasaannya.
“yaudah aku balik lagi” kata Ine sambil balik badan dan ngambek.
“eh..eh maaf mbak bukan maksud Untung gitu. Tadi aku manggil siapa yang ketok pintu, mbak gak jawab, kan jadinya Untung berpikiran macam-macam dan takut” ucapku mencoba menjelaskan
“lelaki kok penakut” kata Ine
“ya wajar mbak, enak-enak mau tidur eh ada suara ketukan pintu, siapa yang gak takut coba” kataku menjelaskan
“yaudah balik aja tidur sana” ucapnya
“yah ngambek deh.. maaf mbak maaf” ucapku sambil garuk-garuk kepala.
“hmmmm” ine terlihat mikir.
“ada apa mbak kok ketuk pintu? Ada yang bisa Untung bantu?” tanyaku keherananan.
“pake baju dulu baru ngobrol ma aku. Aku tunggu di kursi depan dapur” ucapnya seraya meninggalkanku menuju meja yang berada di depan dapur.
“ehh.. lupa belum pake baju” kataku malu sambil membalikkan badan.
Akupun bergegas memakai baju kemudian menuju ke kursi depan dapur yang sudah ada ine di sana. Setelah aku menaruh pantat di bangku itu.
“jadi sebenernya ada apa mbak?” aku bertanya lagi.
“mmmmhhhh. Gini.. mmmmmhhhhhh. Aku Cuma mau berterima kasih sama kamu sudah nyelametin aku tadi dannnnnn aku mau mintaa maaaf sama kamu kalau mungkin kamu menganggap aku judes ke kamu” ucapnya pelan tapi tetep masih terdengar.
“iya mbak, sudah kewajibanku melindungi dan menyelamatkan mbak, dan iya aku udah memaafkan mbak dari dulu kok” kataku dengan senang
“yaudah kalau gitu Cuma itu aja, aku kembali ke kamar” ucap ine pamit kepadaku
"asuuuuu, mek ngunu tok (anjing, Cuma gitu aja)” ucapku dalam hati
“gitu aja mbak” aku kebingungan sambil garuk-garuk kepala
“lha kamu mau gimana? bersihin lukamu gitu !!! OGAHHH” ejek Ine kepadaku. Ine terlihat sudah berani mengajak aku bercanda. Kemajuan nih.
“oohhh jelek” ucapku spontan langsung menutupi mulutku takut dia kesinggung.
“weeekkkk” jawab Ine memeletkan lidah sambil masuk ruang tengah dan kekamarnya.
“huuuuufffff....fiuuuuuuhhhh” aku menghela nafas sambil tersenyum mudah-mudahan aku sama ine sudah mencair suasananya. Akupun kembali ke kamar dan melanjutkan tidurku yang tertunda tadi.
Besoknya waktu di sekolah temenku udah pada ceria dan berkumpul bersama lagi. saat berkumpul kita membahas soal kulucuan temenku Eko dan Nanksbry seperti yang kemarin di ceritakan mas Rad. Kenapa mas Rad bisa menceritakan detail tentang Nanksbry, karena dia sewaktu tawuran melihat dari jendela kelas yang langsung menghadap belakang sekolah.
Dia juga menahan temen sekelasnya untuk tetap berada dalam kelas itu. Dia tidak mau hubungan baik dengan anak SMA swasta terutama Tije dan Serpanth dan anak-anak STM seperti Badboy Classic, Upil Heroes, John dan anggota SSL yang lain tercoreng akibat tawuran yang bukan dari kelompoknya dia. Malah mas Rad itu berseberangan dengan kelompoknya Elle.
Nanksbry dan Eko yang jadi bahan bullyan kita semua eh malah dia ikut tertawa sambil memaki-maki kelakuan polisi yang membuatnya malu karena aset berharganya yang sebesar sedotan dan hitam legam keliatan sedangkan Eko terlihat memegang pipinya karena tamparan Rosi46 masih berbekas..
Eko dan Nankbry bercerita kemarin setelah di introgasi polisi tiba-tiba datang pimpinan polisi memerintahkan anak buahnya untuk melepas anak SMA swasta dan STM sedangkan anak SMA negeri masih di tahan untuk introgasi lebih lanjut. Sementara pihak kepala sekolah STM, SMA swasta dan SMA negeri sudah menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini ke kantor polisi untuk memberikan efek jera kepada para siswanya.
Setelah acara bully Eko selesai. Penthoel bercerita bahwa ternyata orang tuanya tahu kalau ada tawuran dan mengetahui bahwa dia terlibat didalamnya bahkan Hp-nya jadi sasaran kemarahan orang tuanya. Dan ternyata tidak hanya Penthoel aja, elang, Issaq dan hampir semuanya orang tua mereka mengetahui dan akibatnya kena marah karena ikut tawuran itu. Ada juga yang orang tuanya tidak tahu tapi hampir seluruhnya mengetahui. Mungkin pihak sekolah atau kepolisisan yang membertahu informasi tersebut.
“kalau saranku, mungkin lain kali kita sudah gak perlu tawuran lagi” akupun mencoba memberikan saran karena bagaimanapun Pak Karim mengetahui dan aku berjanji untuk tidak tawuran lagi.
“bener, atau gini aja kita tetap solid kalau ada kesusahan kita pasti bantu. Cuma orang yang bermasalah itu di adu aja 1 lawan 1. Kalah atau menang sudah gak ada dendam” kata Badboy Classic menggapi saranku
“iya bener.. dengan begitu temen-temen lain gak ikut terlibat dan tawuran pasti gak dilakukan” Nawi menambahkan
“tapi kalau yang jadi lawan kita mengeroyok kita bagaimana lur?” tanya Upil Heroes kalau situasi tidak memungkinkan
“ya kita hadang dan bilang kalau mau tawuran kita cari tempat yang sepi tidak terendus polisi, dengan gitu posisi kita aman dari sekolah dan orang tua kita.” Bad boy mencoba menjawab pertanyaan Upil Heroes dan menjelaskannya.
“ya bener itu” semuanya mengiyakan saran dari mas Badboy Classic.
“SEDULURAN” lagi-lagi John berteriak lantang sambil mengepalkan tangan ke atas
“SAK LAWASE” jawab kita serempak sambil mengikuti arah gerakan tangan John.
Aku lega sudah cukup kemarin pengalaman yang sangat buruk ikut tawuran. Semoga kedepannya tidak ada tawuran lagi aku aku menepati janjiku ke Pak Karim. Dan sekarang aku bisa fokus ke pekerjaanku di rumah pak Karim dan sekolah. Apalagi mbak Ine sepertinya sudah welcome ke diriku dan aku akan merasa betah tinggal di kota ini.
0 Komentar