Setelah dari subuh tadi ada kiriman kayu glondongan dari perhutani akupun sampai lupa belum mandi. Sampai sarapanpun Wati jauh-jauh dari rumah untuk mengantarkan makanan ke gudang meubelku ini. Pembantuku satu ini memang rajin sekali, bertanggung jawab, bekerja keras. Rumahku jadi bersih sampai debupun enggan nempel di lantai. Karena begitu nempel langsung di sapu Wati pembantuku.
Wati sebenernya dia gak pantas untuk jadi pembantu. Wajah dan bentuk tubuhnya menggambarkan bahwa dia tidak pantas bekerja sebagai pembantu. Dengan wajah khas orang jawa, mata bulat jernih, wajah oval, kulit kuning kecoklatan rambut hitam sedikit berombak. Tubuhnya pendek mungkin 160 cm tetapi bulan pantatnya, gundukan payudaranya yang tidak besar menmbah pesonanya. Aku bersyukur punya pembantu kayak gitu. Kalau bosan lihat istri maka lihat pembantu dari kejauhan. Tapi aku gak berani menjamah bahkan mendekatinya karena setan belum bisa mengalahkanku.
Siang itu aku berencana untuk pulang dan mandi mengearkan badan karena dari pagi belum mandi terasa badan-badang lengket. Saat tukangku istirahat siang aku pun pulang mengendarai sepeda motor. Setelah tiba di rumah akupun membuka pintu depan tapi keadaan sangat sepi. anakku sekolah sedangkan istriku ke usahanya di kota ini.
“Mungkin Wati sedang tidur siang” pikirku.
Akupun melangkah ke kamar dan mandi karena kamar mandiku berada di dalam kamar tidur. Setelah menyegarkan badan akupun berencana makan siang sambil ngopi. Akupun melangkah ke rumah belakang tempat dapur dan kamarnya Wati. Saat ke rumah belakang berharap mbak wati didapur dan nanti akan aku suruh buat kopi. Begitu di rumah belakang suasananya juga sepi. karena pikiranku tadi Wati tidur akupun membuat kopi sendiri tanpa berencana membangunkan Wati.
Setelah membuat kopi akupun berencana ke rumah depan untuk menyantap makanan. Akupun mengambil jalan memuatar melewati kamar Wati. Biar tidak bingung rumahku berbentuk persegi dimana rumah depan untuk keluarga sedangkan rumah belakang sebelah kiri dapur dan sebelah kanan dua kamar pembantu. Tapi berhubung pembantuku Cuma satu akhirnya aku jadikan gudang untuk menyimpan barang-barang yang tidak terpakai. di tengah-tengah antara kamar pembantu dan dapur aku bangun taman dengan dikelilingi kolam ikan. Akupun mengambil jalan memutar otomatis melewati kamar pembantu itu.
Di saat aku di depan kamar Wati aku mendengar suaara erangan yang sangat lirih seperti orang kesakitan. Tanpa pikir panjang aku meletakkan kopiku di meja dekat situ dan aku langsung membuka pintu kamar Wati
KLEK !!
Akupun membuka pintu dan melihat kondisi Wati. Aku terperanjat kaget kondisi Wari sedang telanjang bulat dengan tangan di taruh di selangkangannya. Terlihat dua gunung yang bulat dan kencang dengan puting yang tidak hitam tapi kecoklatan terlihat cukup tegang. Sungguh pemandangan yang indah sampai aku tediam beberapa saat.
“Baaa...pakkk” kata wati memanggilku menyadarkan aku saat aku melongo melihat tubuh indah Wati
Akupun terpenjat kaget dan malu. Aku berpikir saat itu kalau aku keluar kamar maka suasana antara aku dan Wati akan jadi canggung, gak enak aja dalam rumah aada gep antar anggota didalam rumah. Akupun pasrah setan telah mengalahkanku.
JEBRET !!!
KLEK !!!
Akupun menutup pintu dan menguncinya.
Wati segera mengambil selimut untuk menutupi badannya yang sedang telanjang.
“Maaf wat, aku tadi habis buat kopi gak sengaja lewat depan kamarmu dan terdengar suruah rintihan seperti orang kesakitan jadi aku langsung membuka pintumu tadi.” Kataku sambil duduk di tepi ranjang. Sedang wati meringkuk di pojokan kasur sambil menutup tubuhnya dengan selimut.
”tapi..tapi bapak mau ngapain?” tanya wati sambil ketakutan.
“kenapa kamu telanjang bulat sambil tanganmu memainkan selangkanmu Wat” akupun tidak menjawab pertanyaan Wati malah bertanya balik.
“aaaa..kuuu..aaaa....kuuuu. “
HIKS.. HIKS.. HIKS !!!
Terlihat wati menangis sesenggukan.
“katakan jujur pada Bapak Wat, kenapa kamu melakukan itu? Aku sudah menganggapmu keluargaku jadi jangan malu untuk ungkapin rasa di hatimu” terangku mencoba untuk bersikap tenang
“maaf pak jangan marah pak. Bapak tahu statusku sekarang, hanya dengan ini aku melampiaskannya pak” jawab Wati yang terlihat sudah mulai tenang tanpa rasa takut lagi.
“oh aku paham Wat, kenapa tidak cari suami lagi?” tanyaku
“aku rasa-rasanya tidak ingin punya suami lagi pak, pikiranku hanya ke anakku dan kakeknya ankku di desa”
“oh aku mengerti.” Kataku dan aku berpikir gimana memulainya. Aku gak suka maksa ketika berhubungan sex aku hanya ingin memulai senatural mungkin
“bolehkah aku membantumu?” tanyaku mencoba melakukan speak speak iblisku karena nafsu setan sudah mengasaiku.
“tidaaaakkk uusaahh pak.. jangannn.. bapak punyanya ibu Juleha” jawab Wati dengan polosnya.
“ kalau kita sama-sama diam dan menyembunyikan ini. Tidak masalah Wat” jawabku tetap tenang sambil menatap tajam Wati
“......” wati hanya diam saja seperti berpikir sesuatu.
Akupun memegang tangannya tanpa di sangka tak ada penolakan dari wati.
“percaya padaku, kamu bisa fokus ke anakmu dan hasratmu tersalurkan” kataku sambil wajahku mendekati wajahnya. Sementara wajah wati menunduk saja.
CUPPPP !!!
Aku berhasil mencium keningnya. Tanganku meraih dagunya dan
CUPPP !!!
Aku mencium bibirnya
Aku lepas dan melihat reaksinya. Dia menatapku dengan sayu. Sepertinya setan juga berhasil mengalahkannya. Aku menatapnya. Sorot sayu mata kami beradu, aku mendekat wajahnya, nafas kami saling hangat terasa.
CUPPP !!!
Bibir kami bertemu, lembut pada awalnya, namun bibirnya terbuka aku langsung melumatnya lembut dan kita saling melumat tanpa kendali. Lidah kita saling membelit air liur kita saling tertukar. Sangat lama kita saling melumat.
“Mmmhhhh...” lenguhnya. Ketika ciumanku berpindah ke lehernya. Kukecup lembut dan kususuri lipatan lehernya terasa wangi menusuk hidungku aku pun menjilati setiap inci lehernya. Kepalanya menggeleng kanan-kiri dan tangannya memeluk leherku sambil melenguh.
Bukan hanya mulut dan bibir ini, tangankupun mulai membuka selimut dan menyentuh payudaranya. Aku remas pelan-pelan sambil memilin puting yang nampak kecil itu.
“aaahhhhhhhh...” desahnya ketika bibir ini menyusuri dadanya dan menaiki bongkahan payudaranya yang puncaknya langsung mengecup dan menjilat putingnya membuat Wati menggelinjang dan mendesis.
“eeemmmhh... zzssttt “ lenguhnya kian kerap.
Aku nikmati payudara kanan kiri. Terasa tanga Wati berusaha membuka kaosku akupun melepaskan ciuman dan membuka kaos. Setelah terbuka akupun menyusuri payudaranya lagi. gak bosan bosan aku menimati payudara indah milik wati.
Terasa geli disekujur badanku ketika tangan Wati memilin putingku.
“Emmmmhhhhh...” desahku. Akupun menuju perut menjilat semua inchi pertunya dan langsung menuju selangkangannya.
“aaaahhhhh...” pekik Wati tertahan. Aku sudah mengendusi bulu-bulu halus vaginanya yang lebat namun tidak panjang ini.
“auuuhhhh “ Wati memekik lagi saat lidahku menyentuh klitorisnya. Membuat Wati mermas apapun yang bisa di raih, bahasa tubuhnya yang keenakan membuatku kian bersemangat.
“enaaakkk pakkk. Akuuu keluaarrr” desahnya tertahan, terasa cairan vaginanya merembes di pintu lubang kewanitaannya dan akupun membersihkan cairan itu dengan lidahku.
Akupun bangun dan membuka sarungku nampak penisku sudah mengacung dengan gagahnya. Akupun mendekatkan penisku ke bibirnya.
“aaahhh..” erangku ketika bibir halus dan mulut hangatnya menyentuh penisku, lidahnya menyusi kepala dan batang penisku. Akupun menggemgam kepalanya sambil kepalaku mendongak ke tas menahan kenikmatan ini.
Setelah cukup lama lidahnya memainkan penisku dengan lembut aku menahan kapanya dengan lembut agara Wati mengakhiri aksinya. Untungnya Wati mengerti, akupun membuka pahanya dan tangan lembuh agak kasar Wati memgang penisku dan mengarahkan ke lubang vaginanya.
Cluuppp.
Kepala penisku mulai masuk ke lubang kewanitaannya. Terasa diemut kedutannya, serasa di sambut oleh cairan basahnya.
“Aaaahhhh...” erang kami bersamaan.
Penisku terhisap vagina sempitnya baru setengahnya tapi sudah full tank.
Kuangkat kembali, kutekan pelan, kuang dan kutekan lagi. tubuhku langsung berpeluh.
Clleebb !!! Cleebb !!! Cleebbbb !!!
“ aaarrggghhh... haaaahhhhhhh” Wati mengabarkan rasa nikmat.
Sedangkan aku menahan nafas sejenak ketika seluruh batang penisku amblas sepenuhnya. Terasa di sedot dan di remas, ujungnya terasa geli karena menyentuh lapisan halus idalamnya.
Ku buka bibirku. Nafas dari hidung saja tidak cukup
“Enak Wat” ujarku terbata-bata
“Punya bapak juga enak besar.. aarrggghhhhh” suaranya serak diselimgi desahannya.
Setelah saling mengabarkan rasa enak. Aku mulai memompa penisku. Tubuh Wati muncul tenggelan dalam kasur yang terlampau empuk. Aku menekan, ia menyambut, aku memompa, ia bergoyang.
“eemmhhh.. emmmhhh..eemmmhhhhhh..” refrein nikmat birahi keluar dari mulutnya seirama dengan pompaan penisku.
Rambut dipelipisnya basah oleh keringat, pun pula leher dan belahan payudaranya..
“aaahhhhh... uhhhhh” pelan desahannya terdengar sangat lembut di telingaku.
“ssshhh...”hanya desisan yang keluar dari mulutku.
Wati rupanya tipe wanita yang lembut di ranjang, sedangkan istriku tipa wanita yang gaduh di ranjang. Ah nikmatnya bisa menikamti 2 wanita dengan tipa berbeda ini.
Setelah 10 menit aku memompa penisku. Terada kedutan di vaginanya semakin keras. Sekun semakin memompa penisku dengan irama sangat cepat
“ aaakuuu keluuaarrr pakkk aaaahhhhh” desahnya tanpa bisa di tahan lagi. akupun menghentian pompaanku dan membiarkan Wati mengambil nafas dulu.
“gantiaan aku di atas pak ahhh”kata Wati sambil mendesah. Akupun mencabut penisku dan membaringkan diri di kasur.
Aku disuguhi pemandangan yang begitu menggiurkan. Payudaranya menggelantung, mengkilap karena keringat. Sedangkan vaginanya terbuka membentuk lubang kecil. Lelehan cairan keluar dari sana.
Dengan bertumpu satu tangan yang ia tumpangkan di dadaku, Wati mulai mengarahkan penisku pada lubang vaginanya dengan satu tangannya. Clleeeppp.. Bllleesssssss.. langsung amblas sepenuhnya.
“aaahhhh...mmmhhh.. ahhhh..mmmhhhh aaa..aaaa...aahhh “ Wati langsung memompa pinggulnya. Bibir Wati mengeluarkan suara-suara erotis.
“aaahhh oohhh iyaaa pakkk.. ahhh” lagi dan lagi. apalagi aku mulai meremas kedua payuradara wati yang menggantung indah. Sekali-kali aku memelintir putingnya.
Goyangan dan geolan pinggulnya makin kerap, sedangkan ceracaunya terdengar lembut tapi terasa membakar birahi.
“mmm..aahhhh...baaappaaakkk...akuuuu menginginkaan iniiii sejaaak laaamaaaa” racaunya dengan goyangan yang tidak terkendali. Sepertinya ia pun sedang menuju puncak.
Gerakan Wati liar tak terkendali. Ini sudah saatnya aku imbangi. Seluruh pompaan dan goyangannya aku ikut mengerang. Ada yang mendesak didalam kantong kemihku, terdorong ke atas ke dalam batangnya, terasa kian mengembang dan seakan mau pecah.
“akuu jugaa mau keluar watt..ohhh. ssttt” aku mengabarkan kenikmatan
“kita keluarrr baaarenggg paakkk.. ohhh.aahhh..oohhh” balasnya
PLOK.. PLOK..PLOK..PLOK..PLOK.
Bunyi perpaduan kelamin kami kian memanaskan birahi di antara kami berdua.
Tiba-tiba penisku diremas kuat bagai diperah. Apa yang kutahan akhirnya meledak juga. Ada dorongan deras dan kencang.
CROTT.. CROTT..CROTTT.
Aku mencapai klimaks. Bersamaan dengan itu ada cairan hangat yang menyemburi kepala dan batang penisku.
“aaarrrhhhhh keluaaarrrr paaakkk ohhhhhh” Wati melonglong dan tak lama kemudian tubuhnya ambruk di atasku. Kurasakan ia bergetar hebat.
Setelah sekian menit saling menikmati klimak bareng akupun mencium keningnya yang basah akibat keringat.
“makasih ya Wat, aku seneng membantu dan sebenarnya aku juga menginginkan ini. Aku udah lama memperhatikan kamu, tapi aku sadar aku punya istri dan anak. Kalau kamu mau kita bisa mengulanginya lagi di lain hari tapi aku minta jangan pake perasaan. Aku berjanji akan menjaga kamu, anakmu, dan bapakmu di desa.” Akupun mencurahkan isi hatiku dan PLONG rasanya.
“iya pak. Aku juga makasih banyak sudah membantu Wati.” Balasnya terasa matanya basah karena air matanya jatuh ke wajahku.
CUPP !!
Aku mencium bibir lembutnya.
“kalau kamu lagi kepengen, kode aku dengan membuatkan kopi manis. Kamu tahu sendiri aku suka kopi pahit.” Kataku
“baik pak”
“Ya sudah aku mau ngopi sebentar dan berbalik ke gudang.” Akupun pamit kepadanya
CUPPP !!!
Aku mencium bibirnya lagi. lidah kita saling melumat sebentar kemudian aku beranjak memakai sarung dan kaos kemudian keluar kamar.
(FLASHBACK END)
<<<<<<<
Aku pun sebenernya sangat sedih di tinggal Wati. Sesudah kita beberapa kali berhubungan sex tidak bisa dipungkiri aku sangat menyayanginya seperti istiku sendiri. Aku seakan-akan mempunyai istri 2 dalam satu rumah yang mana istriku Juleha sampai sekarang tidak mengetahui hubunganku sama Wati. Aku akan menyimpan rapat-rapat rahasia ini.
Dan sekarang aku akan menunaikan janjiku untuk menjadikan Untung anak angkatku. Tapi hanya dalam hatiku saja sedangkan orang-orang hanya tahu Untung bekerja denganku. Yang terpenting janjiku ke Wati untuk menjaga Untung dan mbah Parjo terlaksana.
0 Komentar