KEPUTUSANKU NO SARA PART 2

 


Aku membuka mata dan sadar dari tidurku. Badanku terasa ringan dan segar kepalaku juga sembuh dari pusingnya. Akupun teringat kejadian tadi, aku tersenyum senang. Entah kenapa aku mulai tertarik dengan bunda atau jangan-jangan aku sakit ya karena menyukai ibuku sendiri?. Entahlah yang pasti aku menikmati semuanya. Hmmm... Bunda suatu saat nanti apa kemaluanku ini akan terjepit oleh jepitan merahmu?, batinku. Ahhh sudahlahh aku harus segera mandi junub dan keluar kamar agar ibuku gk khawatir aku sakit lagi.




Setelah mandi aku hanya menggunakan sarungku dan kaosku tanpa celana dalamku karna aku sudah terbiasa dengan ini jadi enak-enak aja. Aku berjalan mencari ibuku tapi tidak kutemukan lalu aku pergi kegudang untuk mencari keran wastafel cadangan yang aku simpan digudang. Setelah mencari cukup lama karna aku lupa menaruh keran cadangan itu aku memasangkan keran itu. Setelah terpasang aku coba-coba untuk membuka keran yang dari tangki air ke saluran wastafel. Ternyata berhasil dan tidak bocor, alhamdulillah, ucapku.


Lalu aku membersihkan rumah, karna aku terbiasa melakukan pekerjaan rumah dipagi hari dan sore hari. Setelah selesai aku duduk diruang keluarga untuk menonton tv. Setelah sekian lama aku menonton acara ditv ibuku pulang entah dari mana.




Bunda : " Assalamu'alaikum ". Salam ibuku.




Aku : " Wa'alaikum salam... Bunda dari mana, kok Azam cari-cari gk ada ". Aku bertanya kepada bunda. Kulihat bunda memakai gamis hitam polos dengan khimar berwarna coklat dan cadar hitam model bandana.




Bunda : " Lohh Azam udah sehat nak, alhamdulillah... Apa kamu lupa nak kan bunda harus mengajar dimadrasah, kan sekarang hari senin ". Jelas ibuku sambil duduk didepanku.




Aku : " Astaghfirullah... Iya bunda Azam lupa kalau sekarang hari senin, sebentar bunda Azam buatin bunda teh hangat dulu ". Sambil beranjak aku segera membuatkan bunda teh hangat.




Setelah selesai segera aku memberikannya kepada bunda mumpung masih hangat.




Bunda : " Makasih sayang.... Sruuupphhh.... Alhamdulillah.... Teh buatan Azam selalu enak ". Puji bunda kepadaku.




Aku : " Alhamdulillah..... Oiya bunda aku udah sehat bunda kepalaku juga udah gk ngerasain pusing lagi, tenagaku juga pulih bunda, makasih ya bunda udah rawat aku saat aku sakit tadi ". Terima kasihku kepada ibukj.




Bunda : " Alhamdulillah, iya sayang sama-sama.... Oiya tadi kakakmu juga bunda kasih tau kalau kamu sakit, bukannya doain biar sembuh malah panik sendiri, hihihi ". Kata ibuku.




Duhh ketawa ibuku selalu bikin hatiku adem.




Aku : " Lahh kok panik bunda, aneh memang kak Nissa tu bunda ". Jawabku juga ikutan ketawa.




Memang benar kalau kakakku itu kalau aku sakit pasti panik karna kalau aku sakit itu pasti lama sembuhnya tapi kali ini cepet banget, aku juga gk tau kenapa. Hmmmm apa gara-gara kejadian tadi yaa, heheheheh.




Bunda : " Husss... Gk boleh bilang begitu walaupun kakakmu itu selalu panik kalau kamu sakit tapi dia sangat sayang sama kamu Azam yahhh walaupun kalau pulang selalu berantem sih kayak kucing sama tikus. Hihihihi ". Canda ibuku.




Aku : " Iya sih, tapi bunda, kan kakak yang selalu mulai keributan ". Gerutuku.




Bunda : " Udah-udah, hihihi.... Yaudah bunda mandi dulu ya sayang udah sore ini ". Ibuku beranjak dari duduknya menuju kamarnya.




Aku : " Iya bunda ". Jawabku.




Kangen juga sama kakakku yang bawel itu, duhhh, kakak sedang apa yaa. Hmmmm aku whatipp ahh, batinku.




Aku : " Assalamualaikum kakakku yang bawel ". Aku mulai mengirimkan pesanku melalui whatipp.




Gk nunggu lama kak Nissa menjawab.




Kakak : " Waalaikum salam.... Ehhh dek katanya sakit trus gimana keadaanmu sekarang, kakak khawatir ini, dari tadi kakak gk konsen dikelas ". Balas kak Nissa. Duhhh segitunya amat sih kakakku ini.




Aku : " Alhamdulillah udah sembuh kok kak jadi gk usah khawatir, hmmm.... Kakak lagi apa, udah makan belum? ". Tanyaku.




Kakak : " Alhamdulillah kalau gitu. Ini kakak baru aja pulang dari kampus dan alhamdulillah udah makan tadi dikantin ". Jawab kak Nissa.




Aku : " Alhamdulillah kalau gitu ".


Dan Bla Bla Bla aku whattipan dengan kak Nissa.




Sampai aku melihat ibuku keluar dari kamar mandi yang sudah menggunakan gamisnya yang tidak memakai khimarnya tapi rambutnya hanya ditutupin menggunakan handuk karna rambut bunda terlihat basah.


Duhhh bunda manis banget dan terlihat segar walaupun usianya 42 tahun tapi terlihat seperti umur 30 tahun. Akupun juga melirik susu bunda hmmm ternyata terlihat besar kalau gk pakai khimar. Aku yang baru sadar dengan tubuh ibuku ternyata ibuku itu sangat sexy.




Ibuku menghampiriku dan ikutan duduk disampingku sambil mengeringkan rambutnya dengan handuknya sambil mengajakku mengobrol kembali.




Bunda : " Ehhh Azam kenapa liatin bunda kaya gitu, ada yang salah kah ". Tanya ibuku kepadaku sambil tetap mengeringkan rambutnya.




Aku : " Ehh... Gk... Gk bunda hanya saja bunda itu manis banget apalagi kalau habis mandi gini duhhh, keliatan fresh bunda ". Jawabku.




Tentunya aku juga tidak mengatakan kalau susu ibuku itu besar. Bisa kena marah aku. Duhhh




Bunda : " Alhamdulillah kalau gitu hihihi bunda senang kalau Azam bilang begitu tapi kenapa Azam juga ngliatin yang lain ". Tanya ibuku.




Duhh apa ketahuan ya kalau aku juga dari tadi ngliatin susu besar ibuku.




Aku : " Ehhhh... Mm... Maaf bunda abis kelihatan banget bunda, maafin Azam bunda ". Sambil menunduk karna takut oleh ibuku aku jujur kepada bunda.




Bunda : " Azam bunda bisa memaklumi diumurmu yang sekarang kamu mulai penasaran dengan lawan jenis apalagi kejadian tadi waktu bunda emmm... Ya kamu tau sendiri kan, tapi bukan berarti bunda gk menyadari semuanya sayang, itu bunda lakukan juga karna kamu sedang sakit dan bunda ingin kamu cepat sembuhnya, bunda takut kamu kenapa-kenapa nak ". Jawab ibuku yang sekarang mulai menghadap kepadaku.




Aku : " Iya bunda maafin Azam ". Aku pun menunduk sambil terus meminta maaf kepada ibuku.




Bunda : " Iya sayang bunda maafin... Ehhh hmmmm apa nampak sekali ya nak perasaan bunda pakai gamis yang longgar lohh ini, tapi memang sih abisnya bunda juga bingung sayang karna keluarga bunda itu besar-besar ininya ". Sambil menunjuk ke susunya.




Aku hanya mengangguk dan melihat susu ibuku yang besar itu. Ingin sekali aku remas susu besar ibuku tapi aku masih bisa kontrol dengan apa yang aku lihat.




Bunda : " Hihihi kedip sayang kedip hihihi sampai segitunya liatnya hihihi, yaa selama ini kan bunda jarang sekali tidak menggunakan khimar bunda dan cadar bunda jadi hihihi itung-itung rejeki lah buat anakku yang bunda sayang, hihihi ". Tawa bunda. Ternyata bunda centil orangnya hehehehehe.




Aku : " Eehhhh iya bunda makasih ".




Bunda : " Tapi Azam harus tau walaupun bunda sekarang gk pakai khimar dan cadar bunda tapi jangan sampai Azam gk kontrol yaa karna selama ini bunda juga selalu pakai itu kan gk pernah bunda copot kecuali mandi, faham kan maksud bunda nak? ". Terang ibuku.




Aku : " Iya bunda ". Jawabku sambil terus melihat wajah manis ibuku dan susu besarnya.




Bunda : " Yasudah sekarang siap-siap kemasjid yuk nak bentar lagi maghrib ". Sambil beranjak bunda mengatakan itu dan pergi menuju kamarnya.


Akupun bergegas menuju kamarku dan mengganti pakaianku untuk pergi kemasjid.




Satu bulan sudah setelah kejadian itu. Selama sebulan ini tidak ada aktifitas yang mengandung hal nikmat. Berjalan normal seperti biasanya. Hanya saja terkadang ibuku melepas cadarnya saja. Itupun masih terlihat dan sangat terlihat besar, hmmm....




Saat itu aku sedang berbaring dikamarku ibuku memanggilku untuk makan siang.




Bunda : " Azaaam ayo makan dulu nak, nanti abis makan anterin bunda belanja nak ". Teriak ibuku dari dapur.




Akupun bergegas keluar kamarku.




Aku : " Iya bunda ". Jawabku sambil berjalan kedapur.




Kulihat bunda sudah membawa piring berisikan nasi, sayur buncis dan telur dadar.




Bunda : " Makannya jangan tergesa gesa sayang pelan-pelan aja, gk ada yang lagi kejar kamu kok ". Sambil melihatku makan dengan lahap dan agak cepat karna aku tidak mau membuat ibuku menunggu lama karnaku makan.




Aku : " Hmm.. Iya bunda, emg mau belanja dimana bunda udah siang lho ini udah jam 1 siang loh ". Tanyaku kepada ibuku.




Karna setau aku jam segini pasar sudah tutup.




Bunda : " Hihihi sebenarnya kita bukan belanja sayang tapi jalan-jalan aja, kan jarang sekali bunda jalan-jalan, malah gk pernah kan, makanya bunda ingin jalan-jalan sama kamu, di mall atau mana gitu, hihihi ". Terang ibuku.




Entahlah, sepertinya ibuku sedang senang. Hmm tau lahh, pikirku.




Aku : " Hmmm.... Ke mall aja lah bunda, adem lagian Azam sudah lama gk ke mall ". Terangku.




Sudah lama sekali aku tidak pergi ke mall sejak aku sekolah dulu.




Bunda : " Hmm oke sayang ". Jawab ibuku.




Aku : " Tapi bunda tumben bunda pengen jalan-jalan, apalagi ke mall ". Tanyaku kepada ibuku.




Aku heran dengan ibuku, maksudnya tidak biasanya ibuku pengen jalan-jalan kekota. Karna hanya di kota mall itu berada dan itu jarak antara kampungku dengan kota lumayan jauh sekitar satu setengah jam kalau naik motor.




Bunda : " Hmm... Tidak apa-apa nak, yahh reflesing aja, mumpung ada rejeki juga sayang jadi bunda pengen jalan-jalan dan madrasah juga hari ini sampai tiga hari kedepan tutup karna untuk persiapan kenaikan tingkat, jadi yahhh mumpung ada waktu juga kan ". Terang ibuku.




Yaa ibuku itu guru di madrasah diniyah. Selain itu ayahku dulu juga punya usaha dikota yaitu usaha toko baju muslim dan toko kitab. Dan alhamdulillah sudah ada lima cabang. Berhubung ayahku sudah tiada jadi yang meneruskan harusnya aku tapi aku belum siap jadi adik ayahku yang meneruskannya. Kalau masalah hasil kami sepakat untuk bagi untung 50:50 jadi adil. Kalau aku sih oke-oke saja asalkan sama-sama enak saja, hehehe.




Aku : " Alhamdulillah kalau gitu bunda... ". Jawabku.




Aku yang sudah selesai makanku lalu aku mencuci piring bekas aku makan dan bersiap untuk jalan-jalan bersama ibuku, horeeeee, batinku.




Bunda : " Yasudah kalau gitu bunda ganti pakaian dulu yaa sayang, kamu juga itu masa cuma pakai sarung sama kaos dalam begitu ". Ujar ibuku sambil menuju kamarnya untuk berganti pakaiannya.




Aku juga bergegas menuju kamarku untuk ganti pakaian juga. Duhhh jadi tidak sabar untuk jalan-jalan ke kota dengan ibuku yang manis, heheheheh.




Setelah selesai ganti pakaian aku segera keluar kamarku. Aku saat itu menggunakan celana warna hitam dan kaos hitam juga dilengkapi dengan jaket warna abu-abu. Pasti kalian tahu celana apa yang aku gunakan saat itu, yaaa itu celana panjang tapi tidak sampai mata kaki jadi cuma nggantung aja. Karna semua celanaku begitu semua, hehehehe. Aku juga menggunakan topi modelnya seperti kopiah tapi tidak ada moncongnya, ahhh susah bilangnya jadi kalian tahu lah yaa modelnya seperti apa, ya seperti itulah pokoknya. Hehehehe.




Akupun menunggu ibuku di ruang tamu. Dan saat ibuku keluar kamar aku terpesona oleh ibuku. Karna saat itu ibuku menggunakan gamis warna pink polos dan khimarnya sampai kaki berwarna hitam serta cadar model bandana warna hitam juga dilengkapi dengan bross bentuk kupu-kupu kecil dan ada rantai kecil berwarna silver yang dipasangkan di samping cadarnya. Yaa Tuhan baru kali ini aku melihat ibuku seanggun dan secantik ini.




Bunda : " Astaghfirullah Azam ihhhh malah bengong.... Ayok berangkat. Jadi tidak kita jalan-jalan ke mall nya ". Protes ibuku yang melihatku bengong tanpa berkedip.




Aku : " Ehhh iy... Iya bunda... Maaf bunda tapi Azam baru kali ini melihat bunda seanggun dan secantik ini... Duhh jadi tidak sabar jalan dengan bidadari ini ". Kataku.




Ibuku saat itu hanya tersenyum malu sambil menundukan wajahnya.




Bunda : " Yasudah, ayo kita jalan sayang ". Sambil menggandeng tanganku keluar rumah.




Setelah mengunci rumah dan aku menyalakan motorku aku pergi dengan bunda menuju kota.




Saat dijalan aku dan bunda mengobrol karna lumayan jauh. Akupun bertanya kepada bunda.




Aku : " Ehh bunda, emangnya bunda ke mall itu ada yang mau dibeli yaa ". Tanyaku karna penasaran kepada bunda.




Bunda : " Hmmm sebenarnya ada sayang tapi kita lihat aja nanti disana ada tidak barang yang mau bunda beli ". Jawab bunda.




Aku : " Ooo gitu ya bunda. Memangnya apa bunda, kasih tau dong bunda, Azam penasaran nih ". Kataku.




Ya karna aku orangnya suka penasaran jadi yaa gitu dehh. Hehehehhe




Bunda : " Ahhh Azam pengen tau aja, nanti Azam juga tau apa saja yang bunda beli nanti, yang pasti itu hmmm sesuatu yang bunda ingin beli, hihihihi ". Jawab bunda.




Duhhh malah tambah penasaran aku. Ahh entah lah. Aku mulai fokus menyetir motorku karna aku tidak mau hanya gara-gara penasaran terjadi hal yang tidak enak dijalan.




Sesampainya di mall aku dan ibuku langsung masuk ke dalam setelah memarkirkan motorku.




Aku : " Huhhh.... Dingin dingin bunda heheheh ". Kataku.




Karna selama diperjalanan cuaca sangat panas saat itu mana jauh lagi jarak antata kampungku ke mall nya.




Bunda : " Huss.... Azam jangan norak begitu ahhh malu kalau sampai didenger orang, tapi yaa bener juga yaa langsung cesss, hihihi ". Protes ibuku.




Selama di mall ibuku selalu menggandeng tanganku dan sangat manja sekali. Liat itu lah liat ini lah, pokoknya seperti gadis ABG gitu lah. Dan yang pasti ibuku tidak nampak kalau beliau itu ibuku malah dikira orang kalau aku itu suaminya atau adeknya. Karna tingkah laku ibuku yang seperti gadis ABG itu.




Aku : " Masya Allah bunda, kenapa bunda seperti gadis ABG gini sih ". Protesku. Sebenernya aku malu juga diliatin orang. Secara mereka tidak tau kalau beliau adalah ibuku karna cadarnya.






Bunda : " Hihihi kenapa Azam malu ya jalan-jalan sama bunda, asal Azam tau aja hari ini bunda seneng banget karna bisa jalan-jalan sayang apalagi sama anakku yang istimewa ini, hihihi ". Jawab ibuku. Aku baru tau kalau ibuku itu sebenernya sangat manja. Duhhh gemesnya......




Aku : " Terserah bunda ajalah ". Ujarku yang sudah menyerah dengan sikap bunda. Kayak gadis ABG sumpah.




Bunda hanya tertawa saja melihatku yang sudah menyerah karna sikapnya.




Setelah itu aku melihat lihat ini lah itulah sesuai perintah ibuku aja. Karna sebenarnya aku juga cukup senang melihat ibuku yang terlihat sangat bahagia begitu.




Karena sudah lama keliling mall dan aku juga tidak tau ibuku mau beli apa jadi perutku terasa lapar kembali. Sesaat setelah aku merasakan lapar aku dan ibuku melewati toko pakaian wanita dan ibuku ingin masuk kesana tapi setelah didepan pintu toko ada tulisan kalau pria dilarang masuk jadi aku bertanya kepada ibuku.




Aku : " Bunda toko ini khusus wanita jadi laki-laki dilarang masuk. Kalau begitu Azam tunggu bunda di Qu*** sana aja yaa, abisnya dari tadi muter-muter gk jelas begini jadi laper lagi, hehehhe". Kataku sambil menunjuk resto yang aku sebutkan tadi.




Bunda : " Hihihi oke sayang, bunda gk akan lama kok, sebentar yaa sayang ". Jawab bunda sambil memasuki toko pakaian wanita itu.




Akupun langsung menuju resto, setelah sampai aku langsung memesan makanan untuk dua orang, takutnya ibuku juga lapar jadi aku pesenin sekalian.




Setelah menunggu lumayan lama aku melihat ibuku memasuki resto dan langsung melihatku dan berjalan kearahku karna mejaku tepat berada dipojokan sebelah kanan dan sedang sepi jadi cepat ketemu.




Bunda : " Aduhh maaf ya Azam bunda lama ya ". Ujar ibuku sambil menaruh bungkusan yang aku tau kalau didalam tas bungkusan itu adalah pakaian yang bunda beli di toko tadi.




Aku : " Gk kok bunda orang pesanan Azam saja belum dianterin kok, oiya bunda, bunda sudah Azam pesenin makan juga jadi gk usah pesan lagi ". Kataku sambil melihat ibuku yang tampak sangat bahagia.




Bunda : " Alhamdulillah makasih ya sayang, kamu memang yang terbaik, hihihihi ". Kata ibuku.


Aku jadi penasaran ingin sekali melihat isi tas bungkusan itu.




Aku : " Emm.... Bunda emang bunda beli apa sih kok kayaknya bunda seneng banget begitu ". Tanyaku kepada bunda.




Bunda : " Hihihi, mau tau aja kamu nak, hihihi bunda cuma beli pakaian aja kok, jangan kepo begitu lah nak, hihihi ". Sambil tertawa ibuku menjawab tapi aku tetap penasaran sih. Tapi yasudah lah lagian itu juga pakaian wanita jadi buat apa laki-laki tau, batinku.




Bunda : " Hihihi liat muka kamu yang penasaran begitu bunda jadi ingin ketawa terus nak, hihihi, tenang aja nanti juga tau kok, hmm". Kata ibuku yang sudah tau raut wajahku kalau aku sedang penasaran.




Aku : " Yasudahlah bunda ". Kataku pasrah.




Tak lama setelah itu pesananku datang dan kami segera menyantap makanan tersebut. Karna lapar aku jadi minta tambah lagi. Aku hanya memesan nasi goreng ayam dan es teh saja begitu juga dengan ibuku.




Setelah makan kami memutuskan untuk langsung pulang karna sudah sore hari takut kemalaman sampai rumah mengingat perjalanan yang lumayan jauh.




Benar saja kami tiba sampai rumah rumah tepat Adzan maghrib lalu aku dan ibuku bergegas untuk membersihkan diri kami masing-masing setelah itu kami lanjut sholat maghrib dirumah karna kalau dimasjid sudah iqomah.


Setelah selesai aku masuk ke kamarku untukku istirahat. Hahhh lelah juga hari ini, batinku.




anpa terasa aku tertidur saat itu dan terbangun saat ibuku membangunkanku untuk sholat subuh.




Bunda : " Azam bangun nak sudah subuh ini, Zam bangun Azam ". Sambil menepuk kakiku.




Aku yang masih belum terkumpul semua nyawaku pun terkejut karna aku tidur dari habis maghrib sampai subuh.




Aku : " Astaghfirullah bunda beneran sudah subuh ini? Aduh aku juga belum sholat isya bunda ". Kataku sambil berjalan untuk mengambil gamis dan kopiahku.




Bunda : " Iya nak sudah subuh ini, bunda sudah coba bangunin kamu tapi gk bangun-bangun jadi ya bunda biarkan saja, lagipula kamu tidur sepertinya enak banget jadi bunda gk tega buat bangunin kamu lagi ". Jawab bunda.




Kulihat bunda sudah memakai mukena beserta cadarnya.




Aku : " Iya bunda, yaudah berangkat yuk bunda aku wudhu dimasjid aja ". Ajakku dan dianggukkan oleh ibuku.




Setelah kembalinya aku dan ibuku sholat subuh dimasjid aku seperti biasa bersih-bersih rumah seperti biasanya tanpa ada hal yang menarik.




Malam hari setelah aktifitas dirumah aku melanjutkan menghubungi kak Nissa melalui whattip. Kami video call saat itu dan bercerita aktifitas kami masing-masing. Saat itu kak Nisa menggunakan khimar berwarna coklat dan cadar tali nya yang berwarna merah. Lalu aku iseng-iseng aja bertanya pada kak Nissa.




Aku : " Kak hmm... Aku kangen liat wajah kakak, secara udah lama sekali aku tidak melihat wajah kakak, yaa siapa tahu berubah gitu ". Ujarku.




Kak Nissa : " Iihhh adek kenapa gitu? iya ya udah lama juga adek kakak ini gk liat wajah kakak, hihihi". Kata kak Nissa.




Duhh denger suaranya saja aku sudah gimana gitu padahal sering mengobrol lewat video call tapi entah kenapa suara kak Nissa kali ini sangat berbeda. Entah kak Nissa nya atau aku nya yang sedang aneh. Secara video call sama kak Nissa kali ini membuat pakuku mengeras, hmmm.




Aku : " Iya kali kak, orang kak Nissa saja kalau pulang juga tidak pernah buka cadar kakak kok, kok betah sih kak maksudku apa tidak gerah secara didalam rumah loh ". Tanyaku.




Kak Nissa : " Yeee.... Secara kakak sudah terbiasa dari kecil kali dek, disini juga kakak gk pernah lepas cadar walaupun dikosan dek, rasanya malah aneh kalau lepas cadar ". Jawab kak Nissa.




Aku : " Apa jangan-jangan kakak kalau tidur juga pakai cadar ". Tanyaku.




Kak Nissa : " Iya dek yaa kecuali mandi sihh, hihihi yaudah buat adek kakak yang sangaaatt kakak sayangi dan kakak cintai kakak lepas ini, hmm... Siap dek lihat wajah kakak, hmm, oke dehhh, satu.... Duaa.... Tigaa.... ". Jawab kakaku yang kulihat kak Nissa melepas cadarnya.




Kulihat wajah yang sangat manis dengan lesung pipit dikedua pipinya dan gingsul di kedua taringnya. Ahhh kakakku memang istimewa. Aku juga merasakan dibawah sana sekarang sangat keras karna melihat wajah kak Nissa.




Kak Nissa : " Nii udah kan dek kakak lepas cadar kakak, hihihi bagaimana dek apa ada perbedaannya? Hmm ". Tanya kak Nissa sambil bergaya imut dengan kedua tangannya ditempelkan dipipinya.




Aku melongo sesaat karna tidak percaya kalau kak Nissa sekarang sangat-sangat cantik dan manis.




Aku : " Masya Allah kak, kakak bukan hanya cantik dan manis saja tapi seperti bidadari, uhhhh cemburu aku kak secara betapa beruntungnya suami kakak kelak bisa memiliki kakak ". Kataku.




Entah kenapa aku cemburu kepada suami kakak besok, padahal calon saja belum punya tapi aku sangat cemburu. Aaarrggghhh aku tidak relaaaaa, teriakku dalam hati.




Kak Nissa : " Hihihi adek kenapa sih hmmm.... Adek cemburu yaa... Masa sama kakaknya sendiri cemburu sihhh hihihi, tenang aja kakak belum mikir sampai situ dek, kakak masih ingin belajar setinggi tingginya, hihihi calon saja kakak tidak punya kok, suer ". Canda kak Nissa.




Aku yang saat itu tidak tau harus berbuat apa hanya senyum saja. Lalu tiba-tiba kak Nissa diam dan menunduk, kudengar kak Nissa sepertinya menangis, aku saat itu juga merasakan tidak enak. Perasaanku yang campur aduk melihat kak Nissa menunduk.




Aku : " Kak, kakak kenapa menangis ". Tanyaku.




Setelah beberapa saat kak Nissa mulai berbicara kepadaku yang membuatku juga merasa sangat sedih.




Kak Nissa : " Dek, kakak sebenarnya sangat rindu denganmu dek juga dengan bunda, kakak ingin sekali pulang tapi kakak sedang skripsi dek, rasanya ingin kakak paksakan untuk pulang tapi tanggung. Secara empat tahun kakak tidak pulang dek. Kakak kangen banget sama kamu dan bunda dek, hiks hiks hiks ". Jawab kak Nissa sambil menangis.




Aku juga tak kuasa melihat kakakku menangis jadi ikut menangis juga. Benar juga kak Nissa sudah empat tahun tidak pulang.




Aku : " Kak, sudahlah kak jangan nangis aku juga ikutan nangis kan.... Nanti kakak tambah cantik loh kalau nangis terus ". Candaku.




Kak Nissa : " Hiks... Hiks.... Hiks.... Apaan sihh dek gombal mulu dari tadi ". Protes kak Nissa yang sudah mulai berhenti menangis.




Aku : " Nahh gitu dong kak, udah dong nangisnya, sekarang senyum dong kak agar manisnya nampak lebih manis lagi ". Candaku.




Kak Nissa : " Iiiihhhhh.... Adek..... kakak malu nihh ". Kak Nissa yang sudah mulai senyum-senyum.




Aku : " Hahaha ehh kak kalau kakak malu-malu gitu aku pengen banget cubit pipi kakak... Abisnya aku gemes sama kakak ". Kataku.




Kak Nissa : " Iihhh apaan sihh emang pipi kakak apaan dicubit cubit ". Protes kak Nissa.




Kak Nissa : " Ehhh dek emmm.... Itu... Kamu kok gk pake baju gitu sihh? ". Sambung kak Nissa yang hanya melihatku memakai sarung saja.




Karna hp aku letakan diatas bantal dan aku duduk didepannya otomatis kelihatan oleh kakakku.




Aku : " Gerah kali kak.... Emang kenapa kak? ". Tanyaku




Kak Nisa : " Gpp sih... Tapi aneh aja liat kamu telanjang dada begitu mana cuma pakai sarung lagi ". Jawab kak Nissa.




Aku : " Lahh ngapain juga kakak liat sampai situ ". Elakku.




Kak Nissa : " Gimana kakak tidak lihat orang kamunya duduknya didepan hp kamu gitu, otomatis kelihatan lah dek, hayo jangan-jangan... ". Kata kakaku.




Aku : " Jangan-jangan kenapa kak ". Tanyaku.




Aku penasaran dari kata-kata kak Nissa yang ngegantung itu. Apa jangan-jangan kak Nissa sadar ya kalau aku tidak pakai celana dalam, pikirku.




Kak Nissa : " Ehhh tidak kok dek ". Jawab kakaku.




Tapi aku lihat kak Nissa ingin mengatakan sesuatu tapi dia tahan. Hmmm... Apa aku kerjain sekalian aja ya, hihihi...




Aku : " Hayo kakak mikir apa.... Hmmm aku tau kakak mikir apa ". Kataku.




Kak Nissa : " Ihhh apaan sih... Memangnya kamu tau kakak mikir apa? ". Kata kak Nissa.




Aku : " Hayo kakak tadi mau bilang jangan-jangan adek tidak pakai celana dalam yaa, gitu kan ". Candaku.




Kak Nissa : " Iihhh apaan sih dek ". Protes kak Nissa sambil menunduk malu.




Aku : " Wahahhahaha..... Cieee bener kan kalau kakak mikir gitu hahahahah.... Sudah tenang saja kak, orang sama adek sendiri juga ". Kataku.




Aku tertawa ngakak melihat kak Nissa yang malu-malu begitu. Tapi gemas juga liat ekpresinya, duhhh mana malah bangun lagi ini paku, aaahhhhh, pikirku.




Kak Nissa : " Iiiiihhhhh adek.... Kenapa sihh suka banget ngerjain kakak ". Tanya kak Nissa.




Aku : " Ahahhahaha... Kenapa kak hihihi... Apa kakak mau lihat yang didalam sarung ini, hmm? ". Jawabku.




Aku sengaja mengatakan itu, aku ingin tau respon Kak Nissa itu bagaimana.




Kak Nissa : " Ehh... Gk... Gk... Iiiihhhh apaan sihhh ". Jawab Kak Nissa.




Aku melihat kalau Kak Nissa gelagapan menjawab pertanyaanku. Tapi juga aku melihat kalau Kak Nissa juga penasaran dengan itu. Aku jadi tertawa melihat ekpresi Kak Nissa.




Aku : " Wahahahhaa.... Ngakak aku kak lihat ekpresi kakak ahahahha... ". Kataku.




Kak Nissa : " Ihhh.... Adek... Tega banget sih ngerjain kakak, gk lucu tau dek, huft". Gerutu Kak Nissa.




Duhhh kak kalau kakak cemberut begitu aku jadi tambah gemas karna keimutanmu kak, batinku.




Aku : " Ahahahahaha.... ". Jawabku tertawa saja.




Kak Nissa : " Awas aja kalau kakak pulang, bakalan kakak balas ". Ancam Kak Nissa.




Aku hanya tertawa saja Kak Nissa mengancamku. Setelah lebih dari satu jam kami mengobrol lewat video call akhirnya Kak Nissa menutup video call kami karna Kak Nissa ingin melanjutkan mengetik makalah atau apalah itu namanya, tapi sebelum menutup video call kami Kak Nissa memakai cadarnya kembali.




Ahhhh kak, seandainya kakak bukan kakakku aku ingin menikah denganmu, pikirku. Entahlah aku juga tidak tau kenapa aku mempunyai perasaan begini kepada kakakku dan ibuku.


Aku pun akhirnya keluar dari kamar dan kulihat ibuku sedang menonton tv saat itu. Ibuku saat itu menggunakan gamis khimar dan cadar model tali warna hitam.




Aku : " Bunda, apa bunda tidak merasakan gerah secara malam ini cuaca terasa panas loh? ". Tanyaku kepada ibuku sambil duduk disamping ibuku.




Bunda : " Ehh Azam.... Iya nak bunda gerah makanya bunda nyalain kipas anginnya tuhh ". Jawab bunda sambil menunjuk kearah kipas angin disamping tv.




Aku : " Iya sihh, orang Azam saja cuma pakai sarung saja bunda, saking gerahnya ". Kataku.




Ibuku melihatku sesaat dan melanjutkan melihat acara ditv itu yang saat itu sedang menampilkan acara " Sapi jirwa ".




Aku : " Lahh nonton itu lagi, gk ada acara tv yang lain bunda ". Tanyaku.




Bunda : " Ada sih tapi bunda suka aja liat itu sayang, daripada nonton sinetron gk jelas kan mending nonton itu aja kan? ". Kata bunda.




Aku : " Iya sih ". Kataku singkat.




Lalu aku duduk disebelah kiri ibuku. Baru saja aku duduk tiba-tiba ibuku menyenderkan kepalanya dibahu kananku. Aku tidak tau kenapa ibuku berbuat seperti itu tapi aku biarkan saja. Mungkin ibu sedang merasakan sepi atau kurang nyaman makanya ibuku melakukan itu.




Aku : " Bunda kenapa sihh... Tidak biasanya bunda begini ". Tanyaku.




Bunda : " Tidak apa-apa sayang hanya saja bunda merasa sangat nyaman kalau didekat kamu nak ". Jawab ibuku.




Setelah lumayan lama ibuku menyandarkan kepalanya dibahu kananku ibuku bangkit dari posisinya dan meninggalkanku menuju kamarnya.




Aku sih tidak mau tau sebenarnya, ya mungkin bunda ingin istirahat, fikirku.


Tidak lama setelah itu ibuku keluar dari kamar dan berjalan kearahku. Kulihat ibuku hanya mengganti khimar dan cadarnya saja jadi khimar yang lebih pendek tapi masih panjang dan lebar dan cadar bandananya saja yang semula menggunakan cadar tali. Lalu ibuku duduk disampingku dan menyenderkan kepalanya dibahuku lagi. Aku yang saat itu bingung mau ngapain jadi aku hanya diam saja.




Bunda : " Azam, kenapa kamu diam saja? Dan juga kenapa jantungmu berdetak lebih cepat sayang? ". Tanya ibuku sambil menoleh kewajahku.




Entah kenapa saat itu ibuku terlihat sangat manja. Akupun menjadi gugup sendiri dengan tingkah ibuku.




Aku : " Ti... Tidak apa-apa bunda ". Jawabku.




Mulutku seakan terkunci susah sekali untuk berbicara. Duhh bunda wajah bunda kedeketan, batinku.




Bunda : " Hihihi... Azam kok gugup gitu sih sama bunda, kenapa sihh? ". Tanya ibuku.




Aku tidak tahu harus bilang apa lagi kepada ibuku karna gugup dan yang buat aku gk bisa ngomong itu wajah ibuku tepat berada di telinga kiriku dan jaraknya hanya sekitar 3 cm jadi nafas ibuku terasa ditelingaku walaupun ibuku menggunakan cadar.




Bunda : " Emm... Apa Azam masih penasaran sama belanjaan bunda dimall kemarin tidak? Hmm ". Dengan suara manja ibuku bertanya kepadaku.




Ahhh aku baru ingat belanjaan itu.




Aku : " Emm... Sebenarnya masih bunda entah kenapa Azam penasaran dengan itu bunda ". Jawabku.




Gugup, degdegan, keringat dingin, dan pakuku tegang dan keras.




Bunda : " Tapi ada syaratnya sayang ". Kata ibuku dengan suara pelan dan sangat manja.




Duhh kenapa bunda jadi begini ya? Apa jangan-jangan bunda.....? Ahhhh entahlah, ikut alur bunda saja lah, pikirku.




Aku : " Ap... Apa... Bunda ". Tanyaku.




Bunda : " Azam harus kontrol, trus tidak boleh cerita kesiapapun, tidak boleh pegang apapun kecuali bunda yang suruh, gimana sanggup sayang ". Jelas bunda.




Ya ampun bunda.... Batinku.




Aku hanya menganggukkan kepalaku saja tanpa bersuara. Ibuku lalu tersenyum dan bangkit dari duduknya lalu berjalan tiga langkah didepanku, lalu..... Aku tak percaya dengan apa yang sedang aku lihat.


Saat itu ibuku mencopot cadarnya dengan senyuman manisnya ibuku melepas khimarnya dengan sangat pelan. Lalu ibuku menarik resleting yang ada pada gamisnya kebawah. Terlihatlah sedikit kulit dada ibuku, lalu ibuku membuka belahan gamis depannya dan menarik gamis itu kebawah hingga gamis itu merosot kebawah. Semua itu dilakukan dengan sangat pelan. Terlihatlah tubuh mulus dan sexy ibuku dipadukan dengan bra hitam berendranya dan celana dalam G-string yang hanya ada tali dan sedikit kain berbentuk segitiga untuk menutupi kemaluannya. Sepertinya bra dan celana dalam itu satu set karena terlihat dari kain yang sama.




Aku hanya melongo saat itu tanpa berkata-kata.




Bunda : " Sayang, gimana? Bagus gk bra dan celana dalam bunda? Hmm... Apa masih penasaran sayang? Ini yang bunda beli dimall kemarin ". Kata ibuku sambil berputar dan bergaya.




Aku melihat ibuku sangat-sangat manis dan sexy. Dengan tubuh mungilnya, kulit kuning langsat tanpa noda, payudara yang sebesar kepala bayi, perut yang rata dan sedikit lemak, dan celana dalam yang ahhhhhh pokoknya super sexy.




Lalu ibuku berjalan sampai satu langkah didepanku lalu duduk timpuh.




Bunda : " Hihihi sayang kok bengong sih, bagus tidak? Hihihi.... Sekarang bunda ingin melepas sarung kamu sayang, bunda ingin lihat kontol kamu yaa ". Kata bunda.




Aku hanya mengangguk-angguk saja saat itu dan mengingat perkataan bunda tadi. Ahhh bunda Azam ingin menubruk bunda..... Teriakku dalam hati.




Lalu tangan ibuku memegang sarungku dan melepasnya, maka terlihatlah kemaluanku yang tepat berada didepan ibuku.




Bunda : " Sayang... Bunda kangen kontol kamu... Bunda pegang ya kontol kamu... ". Tanya ibuku, aku hanya menganggukan kepalaku.




Lalu dipeganglah kemaluanku oleh ibuku dan rasanya aduhhhhhh nikmat....




Bunda : " Sayang, bunda ingin mengocok kontol kamu, bunda menginginkannya sayang, apa boleh kontol kamu jadi milik bunda? ". Tanya ibuku.




Aku : " Aahhhhh..... Iy... Iyaaa... Bunda... Kontol Azam milik bunda, terserah bunda mau diapain kontol Azam.... ". Kataku.




Kulihat ibuku tersenyum senang. Lalu ibuku mulai mengocok kemaluanku pelan.




Saat itu tanpa sengaja tanganku ingin meraih tubuh ibuku lalu ibuku memperingatkanku syarat-syarat tadi.




Bunda : " Azam sayang, ingat syarat yang bunda berikan tadi kan.... Pokoknya sayang diam saja ya... ". Protes ibuku dengan suara pelan dan manja.




Aku hanya mengangguk diam dan mengikuti arus yang akan ibuku berikan kepadaku.




Saat itu aku sangat menikmati kocokan tangan ibuku yang sangat pelan.


Setelah beberapa menit ibuku menaikan kocokannya menjadi lebih cepat.




Bunda : " Uhhhh... Sayang kelihatannya kontol kamu ini enak... Bunda sangat terangsang sayang ". Kata ibuku.




Aku hanya melihat ibuku mengocok kemaluanku saja tanpa bisa berbuat lebih. Lalu ibuku mengambil madu yang berada disampingku. Entah kapan ibuku membawanya aku tidak tau. Lalu mengoleskannya hingga rata dikemaluanku sampai menetes-netes madu tersebut.




Bunda : " Sayang kontol kamu jadi mengkilat bunda olesin madu ini.... Ahhh sayang bunda ingin ini ya sayang kasih kebunda yah? ". Rengek bunda dengan ekpresi memelas.




Aku : " Uhhh bunda kontol Azam kan udah jadi milik bunda... Terserah bunda aja deh ". Kataku




Bunda : " Makasih ya sayang, sekarang bunda servis kontol kamu ini yaa.... Nikmati ya sayang ". Kata ibuku.




Lalu aku merasakan hal yang sangat tidak aku duga dan sangat nikmat.




Kini tubuhku ditidurkan oleh ibuku lalu dengan pelan ibuku menundukan wajahnya sampai kemaluanku dan happ.... Ibuku melahap kemaluanku. Ahh rasanya sungguh nikmat sekali.




Aku : " Ahhhh bunda enak bunda... Shhhhh... Oohhhhh ". Erangku.




Kulihat ibuku mengemut kemaluanku hingga mentok pangkal kemaluanku lalu kepalanya naik turun mengoral kemaluanku. Lalu ibuku mengemut lagi kemaluanku dan kurasakan hal yang lebih nikmat lagi. Lidah ibuku menjilati kepala kemaluanku dan lubang kemaluanku.




Aku : " Oohhh bunda ini nikmat sekali bunda.... Ohhhh.... Ssshhhh ". Erangku pasrahh.




Setelah beberapa menit ibuku melepas mulutnya lalu berganti mengemut biji kemaluanku.




Aku : " Ahhhh bunda ngilu bunda... Ahhhh nikmat bunda ". Kataku.




Sampai ibuku menghisap-hisap biji kemaluanku. Uhhh rasanya ngilu enak nikmat ahhhh entahlahh.




Bunda : " Ahahhhhh..... Sssshhhhh... Azam sayang...Kontol kamu menikmatinya kan sayang bunda emutin kyak tadi? Hmmm.... Asal kamu tau sayang, kontol kamu ini sangat enak dan nikmat lohh... Emm.... Sepertinya bunda ketagihan emutin kontol kamu ini, hihihi ". Kata ibuku sambil mengocok kemaluanku.




Bunda : " Hihihi... Pokoknya sayang nikmatin aja ya servis bunda, hihihi". Kata ibuku.




Aku hanya mengangguk saja saat itu. Coba kalian bayangkan ibuku yang kesehariannya bercadar dan jarang membuka cadarnya walaupun didalam rumah dan seorang guru di madrasah yang dipanggil ustadzah oleh muridnya dan orang-orang, yang sekarang sedang mengocok, mengoral, dan mengemut kemaluan kalian gimana sih rasanya.




Lalu ibuku melanjutkan pekerjaannya.




Aku sangat menikmati servis ibuku saat itu. Yang ada hanya eranganku saja yang keluar dari mulutku.




Setelah sekian lama aku merasakan servis dari ibuku lalu aku merasakan ingin sampai pada orgasmeku.




Aku : " Oohhh bunda aku tidak kuat lagi bunda aku ingin keluar ". Teriakku pada ibuku.




Lalu ibuku menyudahi acara oralnya lalu berganti mengocok kemaluanku.




Bunda : " Uhhh iya sayang keluarin jangan ditahan.... Keluarin peju kamu sayang ayoo..... Ayo pejuhin bunda sayang pejuhin.... Bunda senang dipejuin kamu sayang... Pejuhin bunda nak pejuhin bunda ". Kata ibuku.




Akupun tidak sanggup lagi dan crot... Crot... Crot.... Menyemburlah pejuku sampai mengenai wajah dan dada ibuku. Setelah kemaluanku tidak lagi mengeluarkan laharnya ibuku baru berhenti mengocok kemaluanku.




Bunda : " Nihh lihat sayang.... Kontol kamu pejuhin bunda lagi... Nihh lihat.... Hihihi.... Tapi bunda suka dipejuhin kamu sayang.... Gmn sayang, kontol kamu sudah enakan kan". Kata ibuku.




Aku : " Huhhh... Iya bunda... Bunda hebat... Hampir saja aku tidak kontrol bunda.... Saking enaknya.... Makasih ya bunda ". Kataku.




Bunda : " Hihihi... Iya sayang... Sudah tidak penasaran lagi kan sayang.... Emmm apa sekarang kamu malah penasaran sama yang ada dibalik ini? ". Tanya ibuku sambil menunjuk ke susunya.




Aku : " Ehh.... Hehehe kalau bunda ijinin sihh... Ehh tapi bunda gimana? Kan gk adil yang enak cuma Azam saja ". Jawabku.




Bunda : " Hihihi maunyaa.... Udah ya sayang jangan lebih dari ini dulu yaa.... Bunda tidak apa-apa sayang... Percaya deh sama bunda ". Kata ibuku.




Aku : " Emm.... Iya deh bunda ". Kataku.




Bunda : " Yasudah sekarang sudah malam, tidur sana sayang ". Perintah ibuku.




Aku : " Baik bunda ". Kataku sambil berdiri dan berjalan kekamarku. Tapi sebelum itu aku mencium kening ibuku dan ibuku tersenyum kepadaku.




Lalu aku menjatuhkan tubuhku kekasur dan mengingat kejadian ini sambil tersenyum. Aku pun tidur dengan perasaan yang susah diucapkan.






Posting Komentar

0 Komentar