KEPUTUSANKU NO SARA PART 1


 Perkenalkan namaku Azam, aku terlahir dilingkungan yang bisa dibilang sangat agamis mulai dari keluarga ataupun dikampung tempat aku tinggal karna dikampungku itu mayoritas warganya yang laki-laki memakai celana diatas mata kaki dan yang wanitanya memakai cadar ( no sara ). Nahh suhu2 pasti ada yang tw daerah itu hehehehe .




Aku terlahir dari 2 bersaudara, kakakku cewe bernama Nissa dan berusia 23 tahun berwajah cantik,berkulit kuning langsat tingginya 155cm dan terkadang bikin aku bingung itu depan belakangnya itu lho aduhhh bikin gagal fokus wlpun memakai cadar dan berpakaian syar'i ( no sara ) meski begitu kak Nissa tetap memakai cadar kalau didalam rumah dan jarang sekali kak Nissa melepas cadarnya kecuali mandi atau dikamarnya, sekarang kakakku sedang kuliah dikota Y dan yang kedua itu aku, aku laki-laki biasa aja berumur 20 tahun berkulit sawo matang tinggi 160cm, lalu ibuku yang biasa aku panggil bunda, beliau bernama Tsani berumur 42 tahun yang berwajah cantik hmm tepatnya manis sihh karna bunda mempunyai lesung pipit dikedua pipinya dan gingsul digiginya, dan itu nurun ke kakakku, kakakku juga punya lesung pipit dan gingsul, terus ada ayahku tetapi beliau sudah tiada saat aku sekolah dasar dan beliau itu tegas dan penyayang orangnya. Okee udah yaa perkenalan aku dan keluarga sekarang cerita....




Awal Kisah.




Saat itu adzan subuh baru berkumandang dan bunda mengetuk pintu kamarku.




Bunda : tok tok tok, "Zam, Azam bangun nak udah adzan subuh ini".




Bunda mencoba membangunkanku dluar pintu kamar.




Bunda : tok tok tok, "Azam bangun",


ceklek,kamarku jarang aku kunci soalnya.




Bunda : "nak bangun". Sambil mencoba menepuk nepuk kakiku.




Sebernya aku udah bangun tapi malas mw melek jadi aku diem aja, hehehehe




Aku hanya tidur memakai sarung aja yang melekat ditubuhku dan tanpa celana dalam, gerah soalnya. Sialnya ibuku menarik selimut yang aku gunakan dan terpampanglah tenda alam menjulang karna ukuran 15cm dan berdiameter 5cmn itu, setiap pagi pasti pakuku bangun gk tw kenapa.




Bunda : " Azam bang... Ehh... Astaghfirullah...". Lalu menutup tubuhku kembali dengan selimut dan terus membangunkanku.




Bunda : "A.. Azam bangun yuk nak udh subuh ini". Terus menepuk kakiku.




Akhirnya aku bangun juga karna kasihan melihat ibuku yang terus terusan membangunkanku. Dan kulihat ibuku sudah memakai mukena dan cadarnya.




Aku : " Iya bunda, aku bangun... Hoaamm... Udah subuh ya bunda".




Bunda : " Iya sayang udh cepet bangun kita sholat subuh kemasjid".




Aku : " Baik bunda ".




Akhirnya aku bangun dari tempat tidurku dan segera ambil air wudhu dan memakai gamisku ( ada lho gamis buat cowo hmm itu lhoo jubah2 itu lho) dan kopiahku lalu segera menghampiri ibuku.




Aku : " Ayo bunda keburu telat lho... " Karna jarak dari rumah kemasjid itu lumayan jauh dan rumahku paling pojok diantara rumah yang lain. Samping rumahku itu kebon pisang milik Pak RT.




Bunda : " Iya sayang sebentar bunda kunci pintu rumah dulu... Klik... Dah yukk " Sambil kita berjalan menuju kemasjid bersama.




Sepulang dari masjid aku dan ibuku langsung beberes rumah, yahh kebiasaan keluargaku kalau abis sholat subuh kemasjid gk tidur lagi tapi beres2 rumah. Ibuku memasak nasi dan sebagainya sedangkan aku bersih2 rumah, nyapu lantai rumah, ngepel, pokoknya beres2 rumahlah, sampai halaman depan. Rumahku rumah sederhana ada pintu pagar yg lumayan tinggi dan ditutup dengan plastik tebal buram entah itu apa namanya aku jg gk tw. Aku lanjutkan ke belakang rumah untuk menyapu, nah dibelakang rumah ini ibuku menanam banyak sayur2an dan buah kalo tempatnya lumayan lebar hmm yahh klo dibuat rumah sederhana lagi cukuplah malah sisa ruang buat halamannya. Ibuku sangat senang menanam sayur dan buah ada juga bunga2 entah bunga anggrek, mawar, kamboja, banyaklah pokoknya. Dan itu dipagar batu bata oleh ayahku dulu agar bisa nandain tanahnya ( yahh maklum tanah warisan dari kakek ).






Saat aku selesai, bunda memanggilku untuk sarapan.




Bunda : " Azam... Ayo nak kita sarapan udh matang semua ini ".




Aku : " Iya bunda, aku cuci2 dlu ".


Aku langsung cuci kaki cuci muka cuci tangan tentunya pake sabun karna biasakan hidup bersih, heheheh.




Aku : " Bunda kita sarapan apa pagi ini? ".




Bunda : " Telor dadar sama sayur oseng tempe nak ". Jawab bunda sambil duduk dtempat makan.




Oiya kami emang gk ada kursi di dapur atau ruang tamu, dan hanya dialasi dengan karpet beludru aja, bukanya gk beli tp emang kebiasaan kami lesehan dan itu sangat nyaman lho.




Aku : " Alhamdulillah baik bunda ".


Jujur aku gk pernah pilih2 dalam makanan karna itu adalah rejeki, msh untung bisa makan, kalau gk kan repot.




Aku langsung tancap gass aja ambil nasi sayur lauk lalu aku makan dengan lahap karna masakan ibu itu sebuah anugrah heheheh sangat2 enak. Hmmm...




Aku : " Alhamdulillah bunda ini enak banget bunda, masakan bunda bener2 enak, knp sih bunda kalau bunda masak itu pasti enak? ".




Bunda : " Alhamdulillah itu rejeki nak, enak atau gk nya itu asalkan kita mensyukuri apa yang telah diberikan kepada kita itu pasti enak ".




Aku : " Hmm... Iya ya bunda... Tp ini enak banget bunda, wahh selain bunda itu manis orangnya tapi bunda jg pandai memasak dan rajin, pantas aja ayah sangat sayang dan cinta sama bunda ". Tanpa sadar aku bilang yang menurutku itu kurang sopan untuk diucapkan dengan orang yang lebih tua.




Bunda : " Alhamdulillah... Udh makan dulu jangan sambil omong itu gk baik ".




Aku : " Baik bunda ".


Sambil merasa bersalah kepada ibuku dengan ucapanku barusan dan sepertinya ibuku gk memikirkan itu.




Selesai makan aku lalu membantu bunda cuci piring dan hal itupun terjadi, yang membuatku merasa panas dingin, yaa bisa dibilang klise sih kejadiannya tp itu memang terjadi saat itu.


Tanpa sengaja panci yang dicantolkan diatas keran wastafel tersenggol oleh tanganku pada saat aku ingin menaruh piring karna rak piring gantung diatas wastafel dan keran wastafel itu patah kejatuhan panci lalu air menyemprot dengan reflek tangan kiriku menutupi saluran air wastafel itu tp karna arus airnya kencang jadi menyemprot kearah kananku dan ibuku posisinya ada di sebelah kananku dan kesemprotlah ibuku sampai basah. Karna panik ibuku langsung menjerit.




Bunda : " Astaghfirullah... Aaaaa... Azam itu airnya... Ahhh.. Bunda kesemprot ini ".




Karna panik bunda membantuku menutupi saluran air di wastafel itu dengan tangannya.




Aku : astaghfirullah bunda... Bunda tolong tutupin kran air ini Azam mw nutup saluran air yang kearah wastafelnya ".




Bunda : " Baiklah nak... Tapi cepat karna ini nyemprot kemana-mana ".




Aku langsung ngacir aja keluar dapur menuju tangki air dekat sumur lalu menutup keran saluran air yang kearah wastafel. Selepas itu aku kembali kedapur untuk membantu bunda yang sedang menutupi keran air diwastafelnya.




Aku : " Sudah bunda ".




Lalu bunda melepas tangannya dan aku baru sadar kalau gamis, khimar dan cadar bunda basah oleh cipratan air itu.




Bunda : " Azam... Azam... Ehh malah bengong sih, ngapain ".




Aku : " Ehh iya bunda maaf ".


Karna aku melihat bunda basah kuyup dibagian depan maka telihatlah ceplakan tubuhnya. Ternyata susu bunda besar mungkin sebesar kepala bayi. Entahlah. Aku langsung tersadar. Astaghfirullah mikir apa aku ini, tapi memang besar sihh.




Bunda : " Azam cepat ganti baju ntar masuk angin lho, bunda jg mau ganti. Uhh basah semua baju bunda sampe kedalam". Sambil berjalan menuju kamarnya.




Aku hanya bisa bengong aja yaa baru kali ini aku liat ternyata susu bunda besar,. Karna selama ini tertutup gamis dan kerudung besarnya dan juga cadar jadi gk terlalu nampak, tapi ini sangat jelas nyeplak.. Huhh.


Lalu aku menuju kekamarku untuk sekalian mandi. Selesai mandi dan berganti pakaian aku merasa aneh pada tubuhku. Yaa tubuhku terasa panas dan kepalaku pusing, cuma gara2 begitu aja sampai begini. Ya memang tapi perkataan bunda tadi itu menjadi kenyataan. Duhhh.




Aku langsung berbaring dikasurku sambil memakai selimut karna yang aku rasakan sekarang merasa dingin disekujur tubuhku tetapi panas bila kurasakan saat menyentuh keningku. Akhirnya aku tertidur karna merasa gk kuat lagi.




Entah berapa lama aku tidur yang pasti aku merasakan pusing dan menggigil saat aku bangun, terlihat ibuku udh ada disampingku untuk mengompres kepalaku karna demam.




Bunda : " Alhamdulillah...Udh bangun nak? Kamu demam nak panas sekali, jadi bunda mengompres kepalamu agar cepat turun demamnya, maaf ya klo bunda ganggu kamu tidur ". Sambil meneteskan air matanya.




Aku : " Iya bunda alhamdulillah tapi kepalaku pusing bunda dan dingin.... ". Sambil menggigil aku menjawab pertanyaan dari bunda.




Bunda : " Iya sabar ya sayang, Insya Allah setelah minum obat terus istirahat yang cukup enakan badan dan pusingnya, sekarang minum obat dulu ya nak, nihh ". Sambil memberikanku obat dan air putih.




Tanpa menunggu lama aku segera meminum obat yang diberikan oleh bunda, karna aku juga gk mau sakit, sungguh gk enak rasanya...




Aku : " Alhamdulillah makasih bunda ". Sambil memberikan gelas air putih itu ke bunda.




Bunda : " Alhamdulillah, yaudh sekarang istirahat ya sayang nanti setelah istirahat Insya Allah mendingan ". Sambil membawa nampan berisikan gelas dan obat-obatan pergi meninggalkanku dikamar untuk istirahat.




Setelah itu aku mencoba untuk tidur kembali karna pusing. Duhh ini aku sakit karna masuk angin atau syok liat bunda basah kuyup tadi dan melihat susu bunda yang nyeplak itu yaa, hmm besar sihh, batinku. Tanpa sadar paku yang tertidur lemas pun terbangun mengingat kejadian tadi. Ahhh mikir apa sihh aku beliau kan ibu kandungku mana mungkin untukku.... Ahh sudahlahh lebih baik tidur dulu karna aku ingin cepat sembuh.




Aku terbangun dan melihat sepertinya udh sore. Dan benar saja gk lama setelah aku terbangun ibuku masuk kekamarku tak lupa dengan pakaian serba hitamnya lengkap dengan cadarnya sambil membawa sebuah baskom berisikan air dan kain lap.




Bunda : " Azam udh bangun nak, yasudh sekarang bunda lap ya tubuhnya agar segar gk lengket lg, yaa ". Sambil meletakan baskom berisikan air dan kain lap itu disebelah kasurku.




Aku : " Ya ampun bunda kenapa repot-repot bunda aku udh sembuh kok nihh lihat... Aduhhhh kepalaku.... ". Sambil mencoba untuk duduk tapi kepalaku sepertinya kopyorr, pusingnya haduhhh.....




Bunda : " Tuhh kan udah dehh gk usah bergaya dulu, inget bunda itu ibu kandungmu Azam jadi bunda tau apa yang kamu rasakan sekarang ". Omel bunda kepadaku.




Aku yang malu sendiri hanya bisa pasrah aja.




Aku : " Baik bunda ". Jawabku singkat.




Bunda : " Nah sekarang copot bajumu zam abis itu bunda lap badannya, cepet jangan ngeyel, nanti gk sembuh2 lho ".




Aku : " Baik bunda ". Lalu aku mencopot baju dan celanaku dan sekarang aku hanya memakai celana dalam warna hitam saja. Duhhh malunya aku bunda lihat aku cuma menggunakan celana dalam saja, batinku.




Bunda : " Yaudh bunda mulai yaa... Bismillah..... ". Mulai menyeka badanku.




Mulai dari muka lanjut keleher, kedadaku, dan seterusnya. Setelah sampai keperutku ibuku menyuruhku miring karna bagian belakangku juga akan ibuku lap juga. Akupun menurutinya, setelah itu bunda mengelap kakiku sampai pahaku, ibuku dengan penuh kasih sayang melakukannya dengan telaten dan sabar. Tapi tiba-tiba.




Bunda : " Azam sebenernya bunda gk mau untuk melakukan ini karna ini tabu tapi karna kamu sedang sakit dan gk mungkin kamu bisa melakukannya sendiri maka bunda akan melakukannya... ". Ujar bunda yang aku pun gk ngerti maksud dari perkataan bunda.




Aku : " Maksudnya apa bunda aku gk faham maksud bunda? ". Yang pada saat itu aku bengong karna aku benar-benar gk faham apa maksud perkataan bunda.




Bunda : " Emm... Azam kan udah 20 tahun jadi... Emm... Gk munkin kamu mau bunda yang suruh bersihin itu... Enggg... Daerah sensitif kamu kan, faham kan maksud bunda ". Ibuku mencoba menjelaskan maksud dari perkataannya tadi.




Aku baru faham maksud bunda.




Aku : " Ehh... Hmmm... Bunda kalau bagian itu biarkan saja bunda... Azam malu kalau bunda yang ngebersihin jadi biarkan saja ". Sambil tergagap dan bingung aku menjelaskannya.




Bunda : " Iya bunda tau, tapi itu kotor nak dan bisa jadi najis kalau gk dibersihkan nanti bisa jadi penyakit nak ". Ibu menjelaskan efeknya kalau bagian itu gk dibersihkan.




Aku : " Iya bunda Azam faham tapi Azam malu bunda, emm.... ". Yang pada saat itu aku benar-benar malu oleh bunda.




Bunda : " Iya sayang bunda tau tapi bunda harus lakuin kalau gk bisa bahaya sayang ". Jelas bunda kepadaku.




Aku : " Baik bunda ". Sambil membuka celana dalamku.




Setelah terbuka aku menutupi kemaluanku yang sudah tegang dan keras dengan tanganku sedangkan ibuku sibuk dengan air dan kain lap.




Bunda : " Sekarang tengkurep bunda mau lap bagian bekalangnya dulu ". Sambil memeras kain lap yang basah.




Akupun menurutinya dan ibuku mulai mengelap bagian belakangku dengan telaten dan cekatan entah itu pantatku sampai ke anusku. Aduhhh rasanya geli tapi enak, batinku.




Setelah bagian belakang bersih ibuku menyuruhku untuk telentang.




Bunda : " Udah nak sekarang telentang ya bunda bersihkan bagian depannya ". Sambil memeras lap.




Aku : " Baik bunda ".




Aku yang posisinya antara gelisah, takut, senam jantung, merinding. Akupun telentang dan langsung menutupi kemaluanku dengan kedua tanganku karna malu. Aahhh pokoknya saat itu benar-benar campur aduk rasanya.




Bunda : " Azam kenapa ditutupin udah gk usah malu, bunda sebenernya juga gk enak sayang tapi kamu sedang sakit dan harus bersih tubuhnya biar cepat sembuh ". Jelas bunda kepadaku.




Aku langsung menuruti perkataan ibuku dengan menaikan kedua tanganku keatas kepalaku. Nahh bayangkan saja jika kalian diposisi aku yang begitu terus gimana?. Dengan wanita yang kesehariannya tertutup dan jarang membuka cadarnya walaupun berada didalam rumah yang posisinya sekarang disamping kalian yang sedang telanjang dan siap untuk menyentuh paku kalian? Walaupun itu ibu kalian tapi rasanya kan aaaaaahhhhh otakku dipenuhi dengan hal-hal enak... Heheheeh




Bunda : " Aza.... Ehhh... Astaghfirullah... It... Itu.... Beneran punya azam ". Ibuku yang syok melihat kemaluanku yang menurutku itu ukuran standart tapi entah kenapa ibuku melihat kemaluanku seperti syok begitu.




Aku : " Ehhh.... Iy... Iya bunda... Emang kenapa bunda? ".




Saat itu entahlah aku mikir apa sampai-sampai aku berkata seperti itu.




Bunda : " Be... Besar sekali nak ". Sambil menurunkan pandangan matanya kearah bawah.




Saat itu entah kenapa aku kok merasa bangga dan senang dibilang kalau besar, entahlah mikir apa aku pada saat itu yang jelas aku malu tapi juga senang, heheheheh.




Karna aku melihat ibuku sepertinya ragu atau bimbang setelah melihat kemaluanku, aku memutuskan untuk menyudahi momen itu dan memakai celana dalamku kembali.




Aku : " Udah bunda kalau bunda ragu atau bimbang lebih baik jangan diteruskan, azam takut kalau bunda kenapa-kenapa ". Aku yang saat itu merasa kasihan juga melihat ibuku yang seperti itu.




Bunda : " Ehh.... Ennggg... ". Jawab bunda yang tersadar dari lamunannya.




Aku : " Bunda, Azam tau kalau bunda itu belum siap dan bunda bersyahwat melihat punya Azam dan bunda kesepian juga kan? Kenapa bunda gk menikah lagi, kan Azam dan kak Nissa pernah bilang kan? ". Aku yang merasa kasihan melihat bunda dan merasa gk enak melihat bunda.




Bunda : " Azam, kamu sangat baik dan berbakti kepada orang tua, begitu juga dengan kakakmu tapi bunda gk mau menikah lagi, bunda hanya ingin bersama dengan kalian ". Jawab bunda sambil meneteskan air matanya.




Aku yang melihat ibuku seperti itu aku berusaha bangkit dan memeluk bunda erat-erat. Tanpa terasa aku juga ikut menangis. Setelah berpelukan bunda mengucapkan hal itu lagi yang membuatku merasa senang. Hehehehe




Bunda : " Azam udah gk papa, bunda hanya ingin kamu itu cepet sehat dan sekarang copot lagi celana dalam kamu, bunda mau bersihin kemaluan besar kamu, cepetan ".




Aku : " Ehh bunda yakin tapi Azam gk mau kalau bunda terpaksa lagipula gk papa bunda besok juga Insya Allah aku udah baikan dan bisa membersihkannya sendiri ".




Bunda : " Iya nak bunda sudah yakin ". Jawab bunda yang sudah yakin dengan apa yang akan dilakukannya.




Entah bagai mana perasaanku saat itu antara senang, takut, malu, nano nano rasanya, karna baru kali ini kemaluanku dipegang oleh seorang wanita walaupun itu ibu kandung sendiri.




Secara bertahap ibuku memegang kemaluanku karna ibuku itu mungil tingginya hanya 150 cm jadi tangan ibuku juga kecil. Sungguh nikmat sekali saat bunda memegang batang kemaluanku dan mulai mengelap kemaluanku dengan kain lap.




Bunda : " Azam kenapa tegang sekali ininya mana keras lagi, apa kamu bersyahwat nak? ". Ibuku mulai bertanya kepadaku.




Aku : " Maaf bunda tapi Azam baru kali ini kemaluan Azam dipegang oleh orang lain bunda jadi maafin Azam kalau Azam bersyahwat ". Aku mulai jujur kepada bunda.




Bunda : " Iya nak gpp tapi inget ini bunda nak, bukan orang lain, masa dengan ibu kandung kamu sendiri bersyahwat nak ". Ibuku yang mulai nyaman dengan itu semua bertanya kepadaku.




Aku : " Maaf bunda ". Aku terus meminta maaf lepada bunda.




Bunda : " Azam bunda mau tanya, kenapa Azam bengong waktu kejadian kran wastafel tadi, apa Azam melihatnya nak? ". Entah kenapa ibuku menanyakan kejadian itu.




Aku : " Maaf bunda Azam melihat semuanya dan baru kali ini Azam melihat emm... ". Aku yang tidak mampu meneruskan perkataanku karna malu dan takut ibuku marah.




Ibuku terus mengelap kemaluanku hingga bersih tapi entah kenapa setelah selesai mengelap kemaluanku ibuku memegangnya dan bertanya yang membuatku makin terangsang.




Bunda : " Azam asal kamu tau nak kemaluan kamu ini besar bahkan punya ayah kamu pun gk sebesar ini dan bersih tanpa adanya bulu, apa kamu selalu mencukur hingga gundul begini nak? ". Tanya ibuku yang masih memegang kemaluanku.




Aku : " Iya bunda seminggu sekali aku cukur, aku risih bunda kalau tumbuh bulu makanya aku cukur sampai gundul supaya nyaman ". Jawabku sambil menikmati kemaluanku dipegang oleh bunda. Duhhh bundaaa baru dipegang aja udah nikmat begini, apalagi aaaaahhhh otakku terus dipenuhi dengan hal-hal nikmat.




Bunda : " Iya nak bagus kalau begitu jadi bersih dan nyaman, kan kalau bersih begini dilihat juga enak, hmmm.... Azam bunda mau tanya nak tapi jawab jujur yaa, apa kamu pernah onani nak? ". Tanya bunda kepadaku.




Aku : " Belum pernah bunda ". Jawabku yang terus menikmati genggaman tangan ibuku pada kemaluanku.




Bunda : " Bagus dehh sayang, jangan lakukan itu yaa karna itu gk baik ". Terang ibuku yang masih memegang kemaluanku tanpa melakukan hal lebih.




Aduh bunda aku ingin lebih bunda, batinku berteriak. Tiba-tiba ibuku melakukan sesuatu yang inginku rasakan.




Bunda : " Aaa.. Aazzam bunda tau kalau kamu sangat terangsang, bunda akan melakukan sesuatu tapi bunda ingin kamu merahasiakannya ya jangan ceritakan semua ini kepada siapapun, janji nak ". Jelas bunda kepadaku yang pada saat itu aku sudah sangat terangsang.




Ibuku mulai ada pergerakan yaitu tangan ibuku mulai mengocok pelan kemaluanku pelan tapi pasti. Tanpa sengaja aku megerang karna nikmatnya kocokan ibuku.




Aku : " Egghh.... Bunda enak bunda, emmhh... Hmmm... ". Erangku tanpa sadar.




Bunda : " Iya sayang, rasakan kocokan bunda yaa, nikmati ya sayang ". Ibuku terus mengocok kemaluanku.




Bunda : " Azam kalau mau bilang, bilang aja apa yang ingin kamu katakan sayang , jangan malu ". Timpal bunda kepadaku.




Aku : " Iya bunda... Kocokan bunda enak... Ummmhh... Ahhhh.... Terus bunda.... Enak bunda.... Ohhhh.... Ssssshhhhh.... ". Aku yang saat itu melihat ibuku menyipitkan matanya dalam artian tersenyum karna perkataanku walaupun ibuku menggunakan cadar tapi aku tau kalau ibuku tersenyum.




Bunda : " Iya sayang, enak kan kocokan bunda... Hmmm... Kontol kamu pasti suka kalau bunda kocokin begini kan... Mau bunda kocokin terus sayang? ". Tanya bunda.




Aku terkejut dengan apa yang ibuku ucapkan. Karna setauku ibuku itu orang yang kalem, lembut, gk pernah mengucapkan kata-kata yang aneh-aneh, tapi ini.....




Aku : " Ahhhh.... Sssshhhh... Iy... Iya bunda... Kemaluan Azam enak bunda ". Jawabku.




Bunda : " Azam kan bunda udah bilang Azam gk usah malu kalau ingin bilang sesuatu kan, apalagi kalau bunda sedang ngocokin kontol kamu begini kamu bebas mau bilang apa aja ". Protes ibuku.




Aku : " Ahh.... Iya bunda.... Kontol Azam suka dikocokin bunda, tangan bunda sangat nikmat ngocokin kontol Azam ". Aku yang saat itu mulai berani mengucapkan kata-kata asing didalam hidupku.




Lalu tiba-tiba ibuku menghentikan kocokannya dan melepaskan genggamannya dari kemaluanku dan pergi keluar kamarku. Entahlahh. Saat itu aku hanya takut ibuku tersadar dan marah kepadaku.


Setelah 5 menit bunda kembali dengan tangannya membawa sesuatu seperti botol kecil entah apa itu aku kurang jelas melihatnya karna bunda menggenggam botol itu.




Bunda : " Sayang maaf ya bunda berhenti dan keluar kamarmu karna bunda ingin ambil ini sayang, ini adalah madu jadi bunda ingin ngocokin kontol kamu dengan ini supaya licin dan kontol kamu pasti tambah enak, tenang aja ini aman sayang jadi gk usah takut lecet atau luka ". Terang bunda sambil menuangkan madu itu kekemaluanku.




Bunda : " Nahh bunda lanjutin yaa, percaya dehh sama bunda pasti kontol kamu keenakan ". Sambung bunda.




Aku hanya menganggukan kepalaku dan ibuku melanjutkan dengan meratakan madu itu kekemaluanku hingga rata dan menggenggam kemaluanku lalu mulai mengocoknya kembali. Awalnya seret entah kenapa lama kelamaan jadi licin dan kenikmatan kocokan ibuku bertambah berkali kalilipat.




Bunda : " Gimana sayang, tambah enak kan kontol kamu, tambah nikmat kan sayang, hmmm... Bunda gemes sama kontol kamu sayang ". Tanya bunda.




Aku : " Iya bunda... Uhhh bunda kontol Azam suka dikocokin bunda... Ahhhh... Ssshhh.... ". Aku yang merasakan kocokan ibuku mulai gk bisa mikir apa-apa lagi selain nikmat, nikmat dan nikmat.




Lalu bunda merubah kocokannya kemeremas remas kepala kemaluanku dan jempol tangannya memainkan lobang kemaluanku. Rasanya aduhhhh aduh aku gk kuat. Coba kalian bayangkan wanita bercadar sedang mengocok kemaluan kalian gimana sih rasanya, yaa itu terjadi padaku.




Aku : " Oohhhh... Bunda Azam gk kuat bunda pengen pipis bunda haduhhh.... ". Aku yang udah benar-benar gk kuat lagi dengan kocokan ibukh.




Bukanya berhenti tapi ibuku semakin cepat memainkan kepala kemaluanku dan lobang kemaluanku.




Bunda : " Iya keluarin sayang, kontol kamu keenakan itu, keluarin yang banyak hmmmm.. Semorotin sayang semprotin bunda sayang, bunda pengen disemprotin peju kamu sayang, ayo sayang pejuhin bunda, jangan ditahan ". Ujar bunda yang menyemangatiku untuk mencapai puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan kecuali mimpi basah sih.




Aku : " Ohh bunda... Bunda... Aaahhhhh ". Tubuhku mengejang seluruh otot yang ada pada tubuhku kaku. Aku mengeluarkan sperma sangat banyak sampai-sampai cadar dan mata hingga kepala ibuku terkena semprotan spermaku. Itupun ibuku belum melepaskan tangannya dikemaluanku dan terus mengocok kemaluanku sampai berhenti mengeluarkan spermaku.


Setelah dirasa berhenti mengeluarkan spermaku baru ibuku melepaskan tangannya dari kemaluanku.




Bunda : " Nihh liat Zam peju kamu sampai nyemprotin muka bunda, nih liat, kan jadi kotor, uhhh bunda harus ganti lagi kan... Ummhh... Tapi bunda suka kok di pejuhin kontol kamu sayang... ". Sambil menunjukan ibuku menunjuk jari nya kemukanya.


Tapi bukanya lemas tapi malah keras kemaluanku melihat ibuku yang blepotan spermaku.




Aku : " Ehhh.... Emmm... Ma.. Maaf bunda Azam gk sengaja ". Jawabku yang merasa gk enak sama ibuku.




Tiba-tiba bunda diam menunduk dan sepertinya memikirkan sesuatu.




Aku : " Bunda kenapa... Apa bunda... "


Belum selesai aku mengucapkan kata-kata ibuku menjawab.




Bunda : " Bunda sebenernya bingung nak, disisi lain bunda takut akan dosa disisi lain juga bunda udah lama gk melihat kemaluan seorang laki-laki dan yang lebih buat bunda takut kenapa harus kamu nak darah dagingku sendiri, bukan hanya melihat tapi menggenggam dan melakukan hal yang gk boleh dilakukan oleh ibu dan anak". Jawab ibuku yang mulai menangis dengan perbuatanya. Saat itu aku mulai mengerti apa yang dirasakan ibuku.




Aku : " Bunda jangan merasa bersalah itu semua karna kecelakaan dan tanpa sengaja, biarkan kejadian ini mengalir seperti air bunda ". Aku langsung memeluk bunda tanpa risih karna badanku otomatis juga terkena cipratan spermaku yang masih basah dicadar ibuku.




Bunda : " Iya nak bunda mengerti ". Jawab bunda kepadaku setelah itu aku melepaskan pelukan ibuku dan ibuku berhenti menangis.




Aku : " Sekarang Azam mau tanya bunda sebenarnya bunda juga menginginkannya kan ". Tanyaku kepada bunda karna aku juga penasaran pada ibuku. Sambil menunduk ibuku menjawab.




Bunda : " Iya nak bunda sebenarnya menginginkannya, setelah lebih dari sepuluh tahun bunda menahannya dan gk melihat kemaluan laki-laki dan setelah melihat dan itu kemaluanmu yang ternyata lebih besar dan panjang dari ayahmu entah kenapa bunda menginginkannya nak, maafkan bunda nak karna bunda juga terangsang setelah melihat punyamu ". Jelas bunda.




Aku yang gk tega melihat bunda langsung memeluk bunda sekali lagi dan anehnya aku sudah gk merasakan pusing lagi malah tubuhku segar dan bersemangat lagi seperti biasanya.




Aku : " Iya bunda Azam mengerti dan Azam gk akan menceritakannya kepada siapapun, jika bunda ingin melihat kontol Azam lagi atau ingin memegang kontol Azam lagi, Azam akan memberikannya kepada bunda ". Jelasku kepada ibuku.




Bunda : " Azam kenapa kamu bilang kata-kata yang gk sopan begitu kepada bunda? ". Kata ibuku dengan nada marah.




Aku yang terkejut dan hanya bisa bengong lalu sepersekian detik aku pun tersadar kalau ibuku hanya mau bilang kata-kata itu kalau posisinya sedang terangsang.




Aku : " Maaf bunda maafkan Azam ". Aku langsung meminta maaf kepada ibuku dan takut kalau ibuku marah.




Bunda : " Yasudah sekarang kamu istirahat dulu agar cepat sembuh ". Sambil berdiri ibuku mengambil baskom berisikan air dan kain lap tidak lupa dengan madunya pergi meninggalkanku tapi sebelum pergi ibuku sempat melirik kekemaluanku dan tersenyum.




Huhhh bunda engkau memang sulit untuk difahami, batinku.




Akupun melanjutkan tidurku dengan perasaan puas senang nikmat mengingat kejadian tadi.






Posting Komentar

0 Komentar