IBU KOST DAN 3 ANAK PEREMPUANNYA PART 18

 

3 menit kemudian Dini terlihat bangkit dan berdiri di atas kasur.

Dini : "Ihhh.. gatel banget sih.."

Dini : "Ihhh.. kenapa ih.. kok gatel gini.. ihhhh.. " Mulai terlihat Dini mengesek-gesekkan kedua pahanya.


Kemudian Dini memanggil mamahnya lagi..


Dini : "Maahh.. mamah dimana.. maahhh.."


Sesaat Dini terdengar memanggil-manggil mamahnya, Ibu kostpun langsung bereaksi.. bukan untuk menolong Dini malah Ibu kost menghampiriku dan menempelkan vaginanya ke mulut ku lagi.


Ibu Kost : "Memek aku gatel sayang.. jilatin.." Pintanya padaku.


"Aaakhhhhhh.. aakhhhh.. aaakhhhhhhk.. enaakk.. aakhhhh.. aaakhhhh... aakhhhhhhh... aakkhhhhhhh" Ibu kost terus mendesah saat kumainkan lidahku di bibir vaginanya.. sambil menonton Dini yang terus memanggilnya.

30 menit sudah berlalu, kami melihat Dini terus memohon meminta tolong.. dengan vagina Ibu yang masih menempel di mulutku, Mbak Indah yang memeknya di jilati Icha sembari colmek di sebelah ku terbaring. Dan entah mengapa Penisku masih terus mengeras tanpa tersentuh.

Dengan rasa yang sangat sangat gatal di lubang vaginanya, Dini mulai terlihat meneteskan air mata di pipinya.. dengan kaki yang bergetar hebat, Dini terjatuh di lantai sambil tertunduk memanggil mamahnya terus.


"Maahhhh.. mamahhhh.. maaahhh.. mamahhh"


Melihat anaknya terjatuh di lantai Ibu Kost langsung melepaskan vaginanya dari mulut ku dan keluar kamar menghampiri Dini. Saat masuk kamar Icha.. Ibu Kost hanya tersenyum melihat Dini yang tertunduk lemas.


Dini : "Maahh.. memek Dini gatell.. mahh tolong Dini mahh" Sambil terus memohon Dini terduduk di lantai.

Dini : "Dini gak tahan maah.. Dini kenapa mah.. kok jadi begini.." Sambil melihat mata mamahnya.

Ibu Kost : "Emang Dini kenapa?"
Dini : "Gak tau maahhh.. memek Dini gatel banget.. kayak banyak cacingnya di dalem.." Dini masih terlihat menggeliat di pinggir kasur sambil terduduk.

Ibu Kost : "Emang Dini mau nya diapain?"

Dini : "Garukin maahh.. garukin memek Dini.. atau di apain terserah mamah.. Dini dah gak kuat"

Sambil menuntun Dini.. dibawa nya Dini kekamarku. Sesaat Dini masuk kamarku mbak Indah dan Icha langsung keluar kamar.. Dini yang masih setengah sadar dan tubuhnya yang terus bergetar langsung terkejut melihatku terikat di kasur dengan penisku berdiri keras.

Dini : "Kak deny.. kenapa kakak ada disini..?" Suaranya terdengar berat seperti kelelahan menahan gatal yang tak karuan.
Dan Ibu kost hanya tersenyum memandang anaknya yang setengah telanjang sambil keluar kamar menutup pintu sambil membawa rok mini Dini dan kemudian terdengar pintu kamar terkunci dari luar.
Dini : "Maahh.. mamah mau kemana.. maaahh.. memek aku gatel maahh, katanya mamah mau bantuin aku.. maahh.." Sambil memiringkan tubuhnya agar tak terlihat olehku belahan vaginanya.










Kini yang tersisa hanya aku yang bertelanjang bulat terikat dengan penisku yang keras mengacung ke atas dan Dini yang terlihat payudaranya tipis di balik kaos putihnya dan stocking berjaringnya.
Terlihat tubuh Dini sangat seksi.. dan tanpa sadar Penisku berkedut naik turun. Dini pun terdiam sejenak sambil menutup belahan pahanya dan melirik penisku yang bergerak dengan sendirinya.
Dini : "kakak kenapa kok diiket?" Terlihat Dini terus bergelinjang dengan wajah yang bingung dan matanya yang tak tau harus melihat ke arah mana.

Aku : "Din tolong din.. kamu keluar kamar.. kakak mohon.. din"

Dini : "Kakak ngapain disini?" Dini bertanya sambil melirik penisku.
Aku : "Din tolong dengerin kakak.. kamu keluar yah"

Dini : "Kakak katanya pulang kampung.. kok ada disini?" Suaranya makin lirih.

Aku : "Iya sayang.. kakak bohong.. kakak mminta maaf.. sekarang kamu keluar yah.. kakak mohon din"

Dini : "Kak.. kakak mau gak nolongin aku..?"

Dini : "Memek Dini gatel kak.. pengen di garuk.."


Tak lama terlihat dini sudah berada di samping kasur. Terlihat mata Dini melihat kearah penisku sambil mengigit bibir bawahnya.


Aku : "Jangan sayang.. please.. kakak mohon"


Aku yang masih terus memanggil Dini sepertinya percuma. Dini masih tak menghiraukan ku sambil mencoba berdiri di atas kasur.. sesaat kemudian Dini pun sudah berdiri di kasur dimana matanya terus menatap penisku.

"Bagaimana caranya agar gatal di vaginanya bisa hilang"


Dini : "Kak.. aku pinjem kontol kakak yah.. memek dini gatel pengen di garuk"


Aku yang sudah hampir 2 minggu tak merasakan liang senggama hanya pasrah saat Dini mulai menempelkan bibir vaginanya di ujung penisku. "Hmmpppp.. " Dan akhirnya penisku menempel di bibir vaginanya yang bersih mulus dan masih perawan.

Terlihat di TV Ibu kost dan kedua kakak Dini hanya tersenyum melihatnya.


Dengan Perlahan terlihat Dini bergerak maju mundur menggesekkan Vaginanya yang kecil tanpa bulu di ujung penisku. "Hmmppp.. ssshhhh.. sshhhhhh.. hhmmpppp...ssshhh.. sshhhhhh.. hhmmmmpppp... ohhhhh.. ssshhhh.. hhmmmmmpppp.." Dini bergerak maju mundur sambil menatap vaginanya sendiri bergesek dengan penisku, sedangkan aku hanya pasrah terlentang tak bisa berbuat apa-apa.


3 menit sudah berlalu.. aku yang masih memanggil namanya terasa makin percuma.

AKu : "Sayang.. udah sayang.."

Dini : "Kak.. kok memek aku masih gatel sih?"

Aku : "Kakak gak tau sayang.. kamu udahan yah.."

Dini : "Kak.. aku masukin yah.. dikit"
AKu : "Jangan din.."

Tanpa memperdulikan omonganku terlihat dengan perlahan Dini menurunkan tubuh mungilnya.. ujung kepala penisku terasa keras masuk ke vagina Dini yang masih rapat. "Eekkkk.. kak.. sakit" Suara Dini terdengar saat kepala penisku masuk membuka bibir vaginanya.

AKu : "Udah sayang.. nanti kamu tambah sakit.. udah sayang"

Dini : "Eeeehh.." Nafasnya terdengar berat menahan rasa sakit.


Dini terdiam sejenak menarik nafas.. dan sambil menahan sakit Dini kembali mendorong vaginanya ke bawah. "Heeemmmpppp... hheeemmmppp.. aaahhh.. kak." Makin lama tubuh Dini makin turun.. "hemmppppp.. aaaa.. hmmmpppp" Dini tetap terus memaksakan penisku masuk ke vaginanya. "Kaak.. sakit"


Setelah sekian lama mencoba, akhirnya seperempat penisku masuk juga "Ikkkhh.. sakit kak.. sakit"


Aku sebenarnya tak tau. "Apa benar perawan Dini sudah jebol?" Batin ku. Sesaat Dini berdiam sejenak.. merasakan penisku di dalam vaginanya.


Dini : "Ssshhh.. hahhh.. shhhh.." Terdengar suaranya terengah-engah sambil menahan sakit.

Aku : "Udah sayang.."




Dini hanya menatap penisku tanpa memperdulikanku. Dan dengan perlahan sambil melipat kedua bibirnya Dini mulai menggerakkan bokongnya maju mundur menirukan kakaknya Icha di video."Aaakkhhh.. kaakk.. memek aku geli.. aakkhhh.. sshhh.. ohhh.. sshhhh.. hhmmmppp.. aahhh.. aahhh.." Terdengar Dini mulai mendesah menikmati pernisku perlahan.



Aku benar-benar tak tau harus berbuat apa lagi.

Perasaanku hancur, aku tak bisa berfikir apa-apa lagi, tubuhku ingin memberontak tapi tak sanggup. Aku hanya pasrah terdiam menatap mata Dini yang sedang mainkan penisku.



Tanpa sadar terlihat darah mengalir di batang penisku. Dini seolah-olah tak memperdulikannya.. Dini terus saja bergerak maju mundur menikmati penisku. "Akkhhh.. sakit kakk.. aahhh.. aahhhh.. aaahhhh... ssshhhh.. hmmm... aahhhh.. aaahhhh.." Sesaat kemudian di mengangkat tubuhnya perlahan mencabut penisku.. terlihat sedikit darah di bibir vaginanya.

Dini terdiam sejenak melihat vaginanya ada bercak darah. Dan bukannya berhenti.. dia malah menggesek-gesekkan vaginanya lagi di kepala penisku. "Aaakkhh.. sshhh.. hhmmppp.. aahhh.. aahh.. hmmmppp.. geli kak.. aaahh.. aahh... hmmpp.." Sesaat kemudian dia memasukkan lagi penisku perlahan ke vaginanya tanpa basa-basi.

"Aakkhhhhhhhh.. ssshhhhhhh... huffff.. sssshhhhh... aahhhhh" Terlihat penisku menghilang perlahan di telan vagina Dini. Terus.. dan terus Dini mendorong penisku masuk.. sampai setengahnya masuk Dini terdiam lagi. Kurasakan begitu sempit vagina Dini menghimpit penisku.


Dini tetap tak memperdulikan omonganku. Dia kembali terdiam sejenak merasakan penisku di dalam vaginanya.. dan tak lama tanpa aba-aba Dini berusaha lagi memasukkan penisku lebih dalam. "Hmmmmpppp.. eeehhhkk.. hmmmmpp.. sakitt.. ikkkhhh... hhmmmmmmppp" Dini yang seperti tak mau mengecewakan penisku.. Dini terus saja berusaha menelan habis penisku. Sampai penisku masuk 3/4 nya Dini mulai tak kuat. "haaahhh.. haahhh.. haahhh.. udah gak muat kak.. haaah.." Dini terengah-enah menahan penisku di dalam vagina mungilnya.
Dini : "Hmmmppppp.. memek aku penuh banget kak.. hmmmmmpppp.. ssshhh"



Bukannya menurutiku dia malah menggerakkan badannya perlahan naik. "aaaaakkkhhhh.. kakk.. aaakhhhh". Dini Dengan sangat hati-hati Dini bergerak turun lagi.. dan terus berulang dengan sangat perlahan. "Aaakkhhhh.. enakkk.. aakkhh.. hhmpppp.. sshhh.. enak kak." Dan dengan ini.. Dini benar-benar sudah merasakan nyamannya bersetubuh dengan seseorang. Suara Dini yang tadinya merasakan sakit kini benar-benar menikmati enaknya bersetubuh.

Dini terus saja naik turun memasukkan penisku. Kurasakan vagina Dini menghimpit penisku setiap kali dia bergerak turun.



Sampai akhirnya..


"Aaaakkkkhhhh.. aaahhh.. aaahhhhh.. aaakkkhhhh.. aaakkkkkhh.. enaaakkk.. aakkkkhhhh.. aakkkhh.. ssshhh... aakkkhhh.. memek aKu jadi enak kak..aakkkkhhh... aaakkkhhh... sshhhhh.. enak banget..aakkhh.. enak kaakk... aakhhh.. aakkkhhh.. aakkhhhh.." Suara Dini lepas sudah.. menirukan Mbak Icha dan Mamahnya.


"AAAaaaakkkkkhhhhh... kak.. memek dini berasa di garuk dari dalem.. aaakhhhhhh... kak.. aakhhh.. aakhhhh... memek dini jadi enak kak.. aakhhhhhh... aaaakhhhhhhh... aaakhhhhhh.. enak kak.. aaakhhh.. kak.. akkhhhh.. aakhhh.. memek dini di garuk kontol kakak dari dalem... aakkkkhhhhh.. aakkhhhhh.. aaakhhh... enak kak.. aakhhh.. enak.. aakhhhh.. aakhhhh.."


Aku sambil menahan geli, tak tau harus bersikap apa lagi.. Kini Dini sudah benar-benar menikmati Penisku. Aku tak tau.. apa Dini akan berhenti setelah ini atau malah makin jadi seperti kakak dan mamahnya


Setelah beberapa menit Dini makin cepat menggerakkankan badannya naik turun. "Aakkkkhhh.. kakkk... enakkk.. aakhhh.. aakhhhhh.. kakk... aakkhhh.. aku keluar kak.. kakk.. kaakk.. kaakk.. aakhhh.. aaaakhhh.. aaaaaaaakhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..." Terasa vagina Dini berkedut kencang menjepit penisku kuat.



Saat kau melirik TV di kamar ku, terlihat Ibu Kost, Mbak Indah, dan Icha sudah bertelanjang bulat sambil berjongkok di kasur mengelus vagina mereka masing-masing.



Sesaat kemudian Dini melepas penisku dari vaginanya dengan lutut yang bergetar.

Dini : "Aaakhhhhh... kaakkk.. "

AKu : "Sayang?"

Dini : "Hahh.. haahh.. enak kak.. enak banget ngentot ternyata.. haah.. haaahh.." Suaranya terengah-engah kelelahan.

Aku : "Udah ya sayang.."

Dini : "Lagi.. memek aku mau lagi.."


Sambil terengah-engah dan Tanpa menunggu lama langsung saja Dini berjongkok dan memasukkan penisku ke vaginanya lagi. Perlahan dia berjongkok.. terlihat lututnya yang bergetar. "Aakkhh.." Terlihat penisku di telan vagina mungilnya dan makin lama makin dalam terlihat.


Sejenak Dini terdiam merasakan penisku..



Perlahan di tekan pinggulnya lagi. mencoba menghabiskan penisku yang tersisa. "Hmmmppppp... hmmmmpppp... ahhh... shhhh... hmmmmpppp... hmmmmppppp.. hhhhmmmpppp.. keras banget kak.." dengan sekuat tenaga Dini terus mencoba memasukkan sisa-sisa penisku.. dan setelah sekian lama mencoba.. "Jlebbb" Suara penisku tertelan semua. "Aakkkkkk... kak.." Mulutnya menganga seperti menahan sesuatu. Aku merasakan sesuatu di ujung penisku di dalam vaginanya.. seperti menyentuh bibir halus di dalam. "Jangan-jangan itu bibir rahimnya." Gumamku.

"Eeeerrhhhhhhhhhhhhhhhhhh" terdengar suara Dini mengerang dan Terlihat mata Dini memutih sambil terduduk di pahaku.

AKu : "Din kamu kenapa sayang.. din.."

Dini : "Gapapa kak.. ini dalem banget.. perut dini sampe kaget kesodok kontol kakak" Akhirnya Dini menjawab sambil terus mengerang.

AKu : "Sakit yah? udah aja klo sakit sayang.."


Lagi-lagi Dini menghiraukanku.


Dengan mulutnya yang terus meneteskan air liur. Kepala penisku terasa bergesekan dengan bibir rahim saat Dini mulai menggerakkankan badannya. Begitu juga erangannya makin tak karuan "Aaakk... AAAAAAAAAAAAAarrrrrrrrrkkkkkk... aaakkhhh.. aakkkkkkhhhhh.. aahhhhh.. Kontol kakak dalem bangeett.. aaahkkkk.. perut aku berasa di jilatin dari dalemm.. aaakkhhh.. enaaakkk .. enaaakkk.. aakkkhhh.. enaaakkk" Setelah beberapa menit Dini mulai menggerakannya badannya naik turun.

Kepala penisku sekarang terasa membentur sesuatu sesat Dini bergerak naik turun.

"Akkhhhhh.. kontol kakak nyodok-nyodok perut aku... aakkhhh.. aaaakkkhhh.. aaaakkhh.. aaahhhh.. enaakkk... aakhhh.. aakhhh.. aakhhhhh.. aakhhhh.. Kontol kakakk enaakkk... aakhhhhh.. aakkhhh.. aaakkhhhh.. aakkkhhh.. aakhhh.. aakhhhh.. kaakkk.. aku mau gini teruss.. enaakkk.. aaakhhhh.. enaaakkk.. aakhhh.. aakhhhh.. aakhhhh.. enakkk.. aakhhh aakhhhh..." Terasa penisku seperti dihisap kuat saat dini bergerak.




Makin lama gerakan Dini makin kencang.. beberapa saat kemudian "Akkkhhhh.. aakhhh.. kaakkkk.. aakkhhhh.. aaakkkhhhh.. kaakkk.. kaaakkk.. kaaakkkk.. aakhhhhh... aaakkhhhh.. aaakhhh.. aaarrrrrrrrrrkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.." Erangan Dini panjang.

Dan Dini terlihat memejamkan mata dan terjatuh di kasur sebelah ku.

Dini tak bergerak sedikitpun, badannya terulai lemas.. matanya terpejam. Akupun panik melihatnya.. aku coba memanggil Ibu Kost dan kakak-kakaknya.. namun mereka tak merespon, ku lihat dari TV mereka bertiga sibuk masturbasi dengan dildo masing-masing.. mereka tak memperdulikan Dini sama sekali.

Aku : "Dinn.. sayang.. bangun sayang.. kamu kenapa sayang.. sayang.. bangun.." Aku terus memanggilnya sekitar 3 menit. Badanku yang masih terikat mencoba memberontak mencoba melepaskan diri.




5 menit sudah berlalu, Terlihat Dini mulai menggerakkan kakinya.. matanya sedu seperti ingin menangis.. entah apa yang di rasakannya saat ini.


Dini : "Maahh.. mamahh.. mamah dimana.. maaahhh.. maahhhh.. maahhh" Dini mencoba mencari mamahnya.
Kemudian dia benar-benar tersadar dan menatapku.

Lalu.. Dini pun menangis sejadi-jadinya. Air matanya mengalir deras.. kakinya bergetar.. badannya mencoba bangun namun tak sanggup. Akupun mencoba menenangkannya.

Aku : "Sayang.. maafin kakak sayang.. kamu jangan nangis.. maafin kakak.. ini salah kakak.. kamu gak perlu nangis.."




Dini terus saja menangis. "Sesaat Dini menatapku, Mungkin Dini sudah benar-benar sadar dengan apa yang dilakukannya." Batinku.



Akupun mencoba memanggil mamahnya, namun tetap saja mereka tak peduli.. Aku seakan tak percaya apa yang mereka lakukan.. Ibu kost dengan santainya mengabaikan Dini yang menangis. Aku hanya terdiam tak sanggup berbuat apa-apa lagi.. ku lihat Dini tertelungkup mencoba menutupi tubuhnya sambil terus menangis.


Aku : "Din.. maafin kakak din.. maafin kakak.. din.. jangan nangis sayang"



15 menit sudah berlalu. Dengan tubuh yang berkeringat mereka masih saja mengabaikan Dini.

Icha : "Maahh.. aku mau kontol deny.. boleh ya mah" Terdengar Suara Icha dari TV.

Ibu Kost : "Gak boleh.. hari ini kontol deny punya Dini."

Icha : "Tapi mah.. "

Ibu Kost : "Enggak ya enggak.."

Mbak Indah : "Sabar ya cha.. sini biar kakak bantuin kamu lagi."


Tak lama kemudian Mbak Indahpun menjilati vagina Icha dan ibunya juga menjilati payudara Icha. Suara desahan mereka pun makin kencang terdengar.


Icha : "Maahhh aku mau kontol denyy.. aaakkhh.. aaahhh.. ssshhh" Pinta Icha lagi.

Ibu Kost : "Jangan sayang.. kamu kasih adek kamu kesempatan dong.."

Icha : "Aaakkhhh.. aaahhh.. aahhh... aakkkhhh.. tapi aku butuh kontol maahh.. aaakhhhh.. aakkhh.."


Icha : "Aaaakkhhhh.. aahh.. aku udah 3 hari nahan ni maahh.. pengen bangeett... aakkhhh.. aakkhhhh.."
Sampai beberapa saat mendengar desahan Icha di TV, ternyata tangis Dini sudah tidak terdengar.. Dini hanya diam sambil terpelungkup menutup tubuhnya.
AKu : "Sayang.. maafin kakak.. kakak gak tau kalo bakal begini sayang.."
Dengan suara hidungnya yang penuh air selesai menangis Dinipun mulai kembali duduk di kasur.

Dini : "Kak.. Aku udah gk perawan.." Sambil menunduk terdengar suaranya pelan ingin menangis lagi.

Aku : "Maafin kakak sayang.. Kakak bener-bener gak tau kalo bakal begini."
Dini : "Katanya kakak pulang kampung?"


AKu : "Kakak cuma di ajak kak Icha doang kerumah.. Kakak di minta nginep disini.. kakak bener-bener gak tau kalo bakal ada kamu"
Aku : "Kakak tadinya gak mau.. tapi kakak punya utang sama kak Icha.. jadi kakak terpaksa"

Dini : "Bohong yah?" Terlihat mukanya cemberut menatapku.
Aku : "Bener sayang.. kakak gak bohong.."
Aku : "Kalo itu.. hmmm.. kamu tanya mamah kamu aja deh.. kakak gak bisa jawab"
Dini : "Tuh kan bohong lagi.."

Aku : "Bener sayang.. kakak juga gak tau kalo mamahmu bakal ada di sini juga."

Dini : "Hmmm.. berarti bener yah.. kalo kakak ada apa-apa sama mamah dari dulu kan?"

Aku : "Maafin kakak sayang.."
Aku : "Hmmm.. iya kakak salah.. kakak udah bohong sama kamu.. kakak minta maaf lagi yah"
Dini : "Enggak.."
Aku : "Hmmm.. ya kakak harus gimana dong? semuanya udah terlanjur gini.."
Dini : "Gak tau.." Sambil menggelengkan kepalanya lalu terdiam dengan muka sesal.

Aku : "Ya uda deh terserah kamu.. yang penting kakak udah minta maaf"
Sambil duduk terdiam di kasur Dini menyaksikan keluarnya sedang masturbasi di ruangan lain dari TV.

Terlihat memang, Icha sedang mengangkang dengan bokong lebarnya di pinggir kasur yang kini sedang di jilati oleh ibunya di bagian vagina.. sedangkan Mbak indah sedang menjilati payudara Icha bergantian.

Dini masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.. yang dia kira hanya Mbak Indah yang punya nafsu seperti itu.. ternyata seluruh keluarganya juga sama. Dini termenung sesaat seperti ingin menangis lagi.. kemudian melirik ku yang sedang termenung menatap langit-langit kamar.
Dini : "Kakk.."
AKu : "Apa?"

Aku : "Kakak kecewa aja"
Dini : "Kenapa?"
AKu : "Karena kamu gak bisa ngontrol diri.."

Tak selang lama Dini bangun dari duduknya di kasur.. kemudian sambil mengangkang duduk di Dada ku sambil menghadapku. Terlihat jelas vagina Dini agak becek yang putih bersih tanpa bulu di depan mukaku.

Dini : "Hmmm.. Aku mau di jilatin kayak kak Icha" Sambil melirik TV.'
Aku : "Enggak ah.. kakak gak mau.."
Dini : "Tapi gatel kaakk.. lagian kan udah terlanjur kata kakak tadi."

AKu : "Hmmm.. tapi gak gini sayang.. kakak gak sanggup liat kamu kayak gini"
Dan kemudian di tempelkan vaginanya di mulutku.. Dini mencoba menggesek-gesekkanya.. namun aku tetap menutup mulut.

Dini : "Kaakk.. jilatin.. memek Dini gatel.. kaakk.. buruaaann ikkhh.."

Aku yang tak sanggup lagi mulai mengeluarkan lidahku.. dan kujilati klitorisnya yang sudah mulai keliatan dan agak basah. "Aaakhhh.. kaakk.. sshhhh.. hmmmpppp.. sshhhh.. aakhhhhh.. aaakhhhhh... enak.. aakhhhh... aakhhhh.. sshhhh.. aaakhhhh.. aaakhhhhh.. aakhhhhh". 5 menit sudah berlalu. Dan kemudian dia mencabut vaginanya dari jilatanku dan menatapku sambi duduk di dadaku mengangkang.

Dini : "Kenapa kakak jilatin memek aku..?"

Dini : "Kakak kenapa tadi jilatin memek aku?"
Aku : "Kakak gak paham! maksud kamu apa?"
Entah apa yang ada di pikiran Dini.. Aku merasa dia akan melimpahkan semua kesalahan ini padaku lagi.

AKu : "Kan Kamu yang minta.. gimana sih"
AKu : "Kamu jangan bikin kakak merasa bersalah gini ya"
Dini : "Ya aku gak mau tau.. pokoknya kakak yang salah" Sambil berjongkok dan turun ke bawah mendekatkan vaginanya ke penisku.
Aku tak tau, sepertinya Dini ingin penisku lagi di vaginanya.. namun karena dia tak ingin di salahkan.. akhirnya dia berdalih menyalahkan ku atas perbuatanya.
Sambil menurunkan badannya Dini menempelkan vaginanya di penisku. Dan..

"Ini Semua SALAH KAKAAAAAAAAKKKK.... AAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaakhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.." Erang Dini keras sambil menutup mata sesaat penisku memasuki liang vaginanya.

Dinipun terdiam sejenak sambil tersenyum merasakan penisku yang menyentuh bibir rahimnya. Di TV terlihat Ibu Kost, Icha dan Mbak Indah hanya terdiam melihat Dini mengerang keras dan menelan semua penisku.

Sambil memejamkan mata Dini mulai menggerakkan badannya keatas, terlihat penisku keluar sedikit demi sedikit. "AAarrrrkkkkkhhhhhhh.. kaakkkk.."
Dan perlahan badannya turun lagi, gerakan Dini begitu pelan. Penisku merasakan sensasi yang berbeda. Dini tak bisa berucap lagi.. hanya suaranya yang terus mengerang dari tenggorokannya. "Aaarrkkk.. aaarrrkkkk.. aaaaarrrrkkkk... aaaarrkrrkkkk.. aaaaarrrrkkkkkk... " Makin lama gerakannya makin cepat seiring lendir keluar dari vagina dini membasahi penisku. "AAaaaaakhh.. aakhhhh.. aakhhhh.. aaakhhhhh.. aaaaakhhhh.. kaaaakkkkkkk.. aaakkhhhhhh.. aakhhhh.. aaakhhhhhhh.. dalem bangeeettt.. aakhhh.. aakhhhh.. aaaaakhhhhhh.. enaaaaaakkk.. aaaakhhhh... aaakhhhh"

Posting Komentar

0 Komentar