Love you too Toni, ahhhh, fira mengobel-obel memeknya sendiri. Clok, clok clok. Dadaku bergejolak. Aku pun mendekat ke arah istriku.
Kakak mau juga, nanti ya sayang. Ahhhh. Fira menjerit, ahhhh enakkkk. Cairan cintanya muncrat kemana- mana.
Nafas Safira ngos-ngosan, aw, ayah mendekat ke memek Safira menjilati cairan cinta yang muncrat, meluber sampai membasahi paha.
Fira tersenyum, gimana rasanya yah? Enak?
Ayah, ahhhhh aduh. Pelan, pelan yah. tiba-tiba ayah menggenjot istriku.
Aku shock melihatnya. Tapi aku gak bisa berbuat apa-apa.
Maafin ayah ded, ayah gak kuat.
Eh, eng eng enggak papa yah. Dadaku panas melihat istriku yang selama ini terjaga dengan outfit takwanya sedang digenjot laki-laki yang bukan pasangan halalnya. Dan itu adalah mertuanya sendiri.
Safira kini duduk dipangkuan ayah berhadap-hadapan. Mereka berdua saling lumat, hisap dan kecup. Leher, kuping, pipi Fira gak luput dari hisapan ayahku.
Yah, kok gak ada orang ya. Ibuku kebingungan sepulan dari pasar.
Wah ibu sudah pulang, ayah cepat mencabut kemaluannya dari memek Fira menantunya. Dan Fira buru- buru merapikan bajunya kembali.
Pagi itu seperti tidak terjadi apa-apa. Aku, ayah setelah sarapan pagi bersama pamit berangkat kerja. Toni, Ridwan, Rudi, Adi juga pamit berangkat ke sekolah.
Di kantor hatiku berkecamuk, seperti dalam mimpi. Anehnya aku justru terangsang. Istriku sungguh- sungguh binal. Aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam.
Setelah jam pulang kerja, aku buru-buru pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku buru-buru mencari istriku.
Dek, assalamualaikum. Dimana nih istri kakak.
Aku disini, kangen ya sama istri manisnya? Fira ketawa cekikikan.
Istriku begitu mempesona, malam itu Fira memakai outfit longdress berwarna hitam, longgar. Dengan handshock hitam, cadar, hijab lebar hitam yang menambah istriku mempesona. Mata indahnya membuat semua mata lelaki di rumah ini penasaran. Seperti apa wajah di balik cadarnya. Dan lebih dari itu, seperti apa tubuh dibalik outfit yang menjaga Fira dari tatapan nakal lelaki.
Sesuai tradisi keluargaku, setiap sore hari kita selalu berkumpul di ruang keluarga. Menonton tv bersama, di atas karpet yang terhampar di lantai berwarna merah.
Fira duduk sebelahan dengan ibu, yang cowok duduk bergerombol sambil ngobrol-ngobrol. Ayah dan ibu mengobrol tentang keinginan ayah untuk poligami.
Emang ayah udah ada calon? Ibu sih terserah ayah aja sih.
Ada, ada sih.
Siapa, siapa? Ah ibu jadi penasaran.
Aduh aku juga pengen nikah. Mata Toni melirik Fira istriku.
Hush, masih kecil, belum waktunya nikah. Fokus sekolah dulu ya sayang. Celetuk ibuku.
Ah ibu, udah gede juga. Kan udah SMA. Ya gak rid?
Iya gak ya. Ridwan menggoda.
Ah kamu gak cs lagi rid. Toni kesel.
Nggak terasa malam begitu cepat, tv dimatikan dan kita siap-siap tidur. Ternyata gak terjadi apa-apa malam ini. Apakah menunggu ibu tidur, batinku.
Aku melihat ibu mengendap-endap keluar rumah, terdengar suara pintu di buka. Ah iya, itu pintu belakang rumah. Aku lihat laki-laki tua berkumis masuk pekarangan belakang kami.
Loh itu kan pak RT. Ibu dan pak RT berciuman.
Ibuku hanya berhijab simple, berbeda dengan Safira yang memang seorang akhwat. Kalian ngapain? Ayah memergoki ibu dan pak RT.
Wah bisa perang dunia nih batinku.
Aduh pak Abdul, eh eh ma maaf pak.
Pak maafin ibu pak, ibu terlihat bersimpuh.
Udah, udah, gapapa. Ayah begitu tenang tanpa rasa cemburu. Jangan disini, takut ketauan warga. Masuk ke rumah.
Ibu dan pak RT kebingungan. Mak maksudnya pak? Udah masuk aja, disini gak aman.
Ibu dan pak RT masuk ke dalam rumah, mengikuti ayahku dari belakang. Ayah membuka kamar tamu yang lumayan luas, disini aja kalo mau lanjut.
Bapak yakin? Kok bapak gak cemburu sih atau marah gitu ke ibu? Ibuku cemberut.
Cemburu sih, tapi ayah juga melakukan yang serupa dengan ibu. Jadi ayah gak berhak kan menghakimi ibu.
Maksudnya? Ayah selingkuh? Sama siapa? Ibuku seperti mau marah. Mau lanjut apa gak?
Kok pertanyaan ibu gak dijawab sih pak.
Udah itu kasian Pak RT, udah nahan sange. Ayahku tertawa. Aduh maaf Mas, jadi ayah ngebolehin nih ibu selingkuh? Masih tanya, yauda ayah tinggal ya. Ayah ada urusan.
Aku mengendap-endap, takut ketauan ayah karena menguntit.
Loh pintu kamar kok terbuka. Aku masuk ke dalam kamar ternyata Fira gak ada di dalam kamar. Aku cari ke seluruh ruangan gak ada. Aku dengar suara cekikikan di ruang tamu, ternyata istriku sedang berduaan dengan Toni. Mereka menonton JAV, genre cuckold gangbang, rape.
Sayang gak ada akhwat yang kayak aku ya ton, padahal banyak kan ton yang fetish akhwat kayak aku? Istriku antusias.
Ya kan itu di jepang mbak, ada sih bokep US tapi ya gak seru soalnya bukan akhwat asli kayak mbak. Toni memangku istriku, memeluk istriku dari belakang. Aku lihat Toni mencium istriku yang memakai cadar hitam. Tangannya masuk ke dalam hijab lebarnya, ntah aku gak tau apakah Toni meremas dada Fira atau menggesek-gesek memek istriku.
Ahhh, ton, ahhhh. Fira mendesah.
Fira berdiri lalu memelorotkan celana dalamnya. Celana dalam berwarna merah muda. Setelah itu Fira kembali duduk dipangkuan Toni dengan berhadap-hadapan. Tangannya dikalungkan ke leher Toni.
Muah, bibir yang masih tertutup cadar mencium bibir Toni.
Sebentar mbak, Fira pun berdiri dari pangkuan Toni. Resleting celana jeans Toni dibuka oleh Toni, ternyata adekku Toni gak memakai celana dalam.
Fira membungkuk, fira mengocok penis toni menggunakan tangannya sampai kemaluan Toni berdiri tegang. Lebih besar dari punyaku. Setelah cukup tegang, Fira membungkuk lalu memasukkan penis toni ke dalam mulutnya. Toni memegang cadar Safira. Maju mundur, maju mundur.
Udah mbak, udah. Takut keluar nanti.
Yauda, siap ya. Huh, punya kamu jadi pengunjung ketiga setelah ayah. Fira tertawa bangga.
Ahhh, slep, slep, ceplok, ceplok, ceplok. Fira duduk di pangkuan Toni sambil berciuman. Tangan Fira memeluk tubuh Toni. Sedangkan Toni memegang kepala Fira kiri dan kanan.
Muah, Elm, Elm , Fira ditelentangkan. Kini mereka dalam posisi missionari. Ceplok, ceplok, ceplok. Ahh, enak ton. Toni meremas payudara Fira dalam posisi outfit lengkap.
Buka aja ton, kalo kamu pengen liat payudara mbak.
Ah ah, gak mbak. Toni suka ngentot mbak kayak gini.
Aku mengintip di pojokan tembok, Toni dan Fira gak tau kalo aku daritadi mengawasi mereka. Libidoku naik, aku pelorotkan celana pendek, celana dalamku juga. Kukocok penisku sambil melihat persetubuhan istriku yang aku cintai dengan adek kandungku sendiri.
Ah, ah, dek, binal banget kamu dek. Dasar kamu sholehot ya, lonte. Ah, kakak suka, kakak suka kamu dientot keluargaku. Ahhhh.
Gak begitu lama, aku sudah mencapai puncak. Ahhhh, spermaku muncrat sampai ke tembok. Karena teriakanku keras, Toni dan Fira menoleh.
Loh kak? Fira shock.
Mas? Aduh ketauan mbak.
Aku pun mendekati mereka, udah gapapa. Lanjut aja.
Eh kakak udah keluar? Melihat penisku udah lemas kembali.
Huh payah, Toni aja belum keluar tuh kak.
Seperti ditampar pipiku, ada perasaan rendah diri saat Fira bicara seperti itu.
Aduh, bukan maksud adek ngerendahin kakak. Toni menghentikan penetrasi ke Fira. Dan Fira merapikan kembali outfitnya.
Maafin adek ya, Fira memelukku. Adek cinta banget sama mas. Tapi, tapi nafsu Fira yang tertahan lama karena tuntutan norma agama seperti jebol kak. Fira pengen dimanjain banyak cowok. Dipuji, bahkan Fira ingin lebih dari itu.
Lalu Fira memegang tanganku, ditaruhnya tanganku ke dadanya. Remas kak, remas. Ahhh, Toni sini. Remas payudara mbak yang sebelah.
Fira duduk di bawah, di atas karpet merah ruang keluarga.
Ah, ahhhh, cium aku kak. Rengek istriku.
Aku sibakkan cadarnya, aku cium, kulum dan hisap bibirnya. Lepas aja kak cadar Fira,
Aku lepas cadarnya, aku taruh ke sembarang tempat.
https://t.me/ceritaPlus
Kita ciuman begitu panas. Toni menyingkir, agak menjauh. Dia sudah melepas celana jeansnya. Mengocok penisnya yang besar, bengkok. Mengacung-acung ingin masuk ke dalam sarang bidadariku, Safira.
Safira melepas hijab lebarnya, rambut sepundaknya menampakkan kecantikan Safira yang alami. Lehernya yang putih, menambah gairahku.
Tanganku pun ikut membantu menelanjangi Safira. Dimulai dari resleting gamis hitamnya yang kubuka. Perlahan, gamis itu melorot ke bawah saat aku bantu gamis yang menyangkut turun sampai pundak, perut, setengah badan Fira kini hampir telanjang bulat. Kulepas sekalian bh Fira, payudara bulat sempurna mulai terlihat. Putingnya berwarna coklat tua, dengan aerola melebar melingkari puting yang
besar bertengger di atas payudara yang bulat mengkal.
Safira pun berdiri, melepas gamisnya. Dibuang ke sembarang tempat. Celana dalamnya pun menyusul terlepas, menampakkan vagina Safira berwarna coklat kemerahan. Kontras dengan kulitnya yang kuning langsat.
Sekarang Safira sudah telanjang bulat dengan sempurna.
Toni mendekat merebut Fira dalam pelukanku. Mereka berciuman.
Emm, Emm, ton, ton, ihh kamu. Kan mbak lagi sama kak Dedi.
Toni gak kuat mbak, mbak sexy banget. Cantik banget mbak. Kuping, leher Fira gak luput dari ciuman, jilatan Toni.
Mas, aku pinjam istrinya dulu ya.
Aku gak menjawab, sekarang giliran aku yang mengocok penisku sendiri.
Kami bertiga sudah telanjang bulat. Toni sudah ancang-ancang menggenjot istriku lagi dalam posisi missionari.
Mbak siap?
Fira mengangguk. Ahhhhh, sesek ton, punyamu besarrr.
Tanpa sadar ada tiga orang yang mengawasi kami, ibu dan pak RT melihat persetubuhan Fira dan Toni tatapan melongo.
Ah kok gak bilang-bilang ton, ayah mendekat. Gantian ton.
Kini ayah yang mendapat giliran menggenjot Safira.
Ah, ah, ayaaah. Toni belum keluar, kasian.
Iya, ntar gantian deh. Ayah juga pengen nyobain kamu lagi kan Fir.
Ayah menyibakkan rambut Fira yang menutupi wajahnya.
Kamu cantik Fir, kamu cantik. Ah, ah, ah, enak banget.
Ayok gantian ton, giliran Toni yang menggenjot Fira. Dalam tempo yang cepat.
Fira orgasme berkali, bahkan sampai squirting.
Aahhhhhb aku keluar, crot, crot, crot. Cairan cintanya menyembur seperti kran bocor.
Ahhhhh, tubuh Safira melengkung, dibarengi dengan squirting. Safira terlihat lemas gak berdaya. Nafasnya ngos-ngosan.
Pak RT ikut gabung menggilir Fira tapi ayah marah.
Loh loh, enak aja. Kamu kan udah dapet istriku. Sana ngentot aja sama istriku. Atau aku larang istriku selingkuh dengan kamu.
Pak RT nurut, lalu Pak RT dengan ibu berciuman panas. Tapi aku gak begitu mempedulikan. Ntah sejak kapan, Pak RT sudah menggenjot ibuku. Mata pak RT terpejam. Ah ah ahhhh, aku keluar jamilah.
Aku juga mas, tunggu, tunggu. Srooottt srooottt.
Mereka berdua lemas, lunglai terbaring di atas karpet.
Fira digilir mati-matian oleh ayah dan Toni. Tetapi belum ada tanda-tanda keduanya mencapai puncak.
Ah ah, muah, muah, ayah mencium Safira dengan buas. Tangannya ditelentangkan, tanpa rasa jijik ayah menjilat ketek Safira dengan bulu-bulu halus di keteknya.
Srup srup, lalu Safira berada di atas tubuh ayah. Telungkup dalam kondisi lemas. Tanpa ayah menggesek- gesek anus istriku. Anus Fira berkedut-kedut.
Toni tau maksudnya, Toni berdiri mengacungkan pusakanya ke anus istriku.
Jangan ton, jangan ton. Aduh itu kotor ton.
Ahhh, sakitttt, penis toni melesak ke dalam anus istriku.
Tahan mbak, tahan mbak. Nanti bakal enak.
Ah ah iyah, Iyah. Mulai enak mulai enak. Ahhhh kok enak gini sih. Yang kenceng, yang kenceng.
Ayahku dan Toni menggenjot Fira bersamaan. Kecepak kecepok kecepak kecepok.
Ahhhh aku keluar, ayah melepas penisnya dari vagina istriku. Toni juga. Memberi kebebasan untuk Safira merasakan orgasmenya yang ntah udah keberapa.
Ahhhh aku keluar, sroooottt sroootttt. Muncratan air kenikmatan Fira seperti air terjun. Membasahi hampir seluruh karpet di seluruh ruangan.
Pak RT aku liat menyentuh cipratan cairan Fira lalu menjilatnya. Enak, gurih.
Aku lihat penis pak RT yang gak begitu besar mengacung. Dia elus-elus, tanpa mengocoknya.
0 Komentar