DELUSI DALAM ILUSI PART 2

 


Emm bagus deh.


Kak, fira memanggilku.


Iya dek, ada apa?


Istriku kembali masuk ke ruangan sholat. Yah kok keluar? Safira memegang tangan ayahku yang hendak keluar dari ruang sholat.


Eh, istriku menarik tangan ayah masuk kembali ke dalam ruangan lalu menutup pintunya. Fira lupa melepas mukenanya, maaf ya.


Aku, ayah dan adek-adekku dibuat bingung oleh tingkah istriku kecuali Toni dan Ridwan. Keduanya tersenyum aneh saat tiba-tiba Safira membuka cadarnya.


Kak? Istriku memanggilku dengan suara agak parau. Iya dek?


Sini? Istriku memanggilku agar mendekat menggunakan kode jari telunjuknya. Karena tinggi badan istriku lebih pendek dari aku, kira-kira sebibirku. Fira tiba-tiba merangkulkan kedua tangannya ke pundakku. Kita saling berhadap-hadapan, muah, Fira mengecup bibirku sekilas.


Mata Fira melirik ke 5 lelaki di dalam ruangan itu. Ya meski Adi dan Rudi termasuk di bawah umur. Dan kondisi Safira sekarang masih merangkulkan kedua tangannya ke pundakku dengan tersenyum nakal melirik dengan tatapan menggoda.


Aduh, kalian apa-apaan sih. Di ruang sholat malah seperti itu. Udah ayah keluar dulu, gila istrimu ded.




Muka istriku berubah murung, 􏰀􏰀 Lalu menurunkan kedua tangannya dari pundakku.


Maaf yah, maafin Safira. Gak tau Safira kesambet apa hari ini. Muka sedih Safira tiba-tiba berubah menjadi ceria.


Ayah membuka pintu ruang sholat keluar dari ruangan. Disusul dengan si kembar tetapi Ridwan dan Toni masih di dalam ruangan.


Mbak mukenanya gak dilepas? Ridwan cengengesan.


Ini mau dibuka, Fira mengerlingkan matanya. Jangan kaget ya.


Fira membuka mukenanya, di dalam mukena Fira memakai hijab panjang dan gamis hitam. Lalu melipat mukenanya, ditaruh di sisi belakang ruangan sholat.


Kedua adekku kecewa, mereka pikir Safira gak memakai apa-apa lagi.


Ehm, kok muka kalian begitu sih? 􏰀􏰀 Ada yang salah sama penampilan mbak? Tanya istriku. Gak ada sih mbak. Ayok kak, kata istriku menggandeng tanganku keluar ruangan.


Kedua adekku membuntuti aku dan istriku.


Eh eh kok kalian membuntuti mbak sih? Kak kenapa tuh adek-adek kakak, aneh?


Kalian kenapa? Minta uang jajan, bilang aja kali, gapapa.


Emm anu mas, anu. Sambil Ridwan menyikut lengan Toni.


Ayok minta apa, bilang aja. Kata istriku tegas lalu cekikikan.


https://t.me/ceritaPlus


Kamu kenapa sih dek, ketawa sendiri? Aku heran. Aku pikir ada yang gak beres dengan kejiwaan istriku.


Istriku melangkahkan kaki menuju ke adek-adekku. Fira berada di tengah, tinggi-tinggi banget sih kalian. Istriku berusaha merangkul keduanya dari kanan kiri.


Yeee mbak sendiri yang mungil, ya gak rid?


Iya bener, mbak Fira sendiri tuh yang pendek. Ledek Ridwan.


Tapi kan manis, ya gak kak? Melirik ke arahku.


Manis emang gula dek? Aku pun ketawa.


Menurut kalian mbak gimana? Manis gak? Mata Safira kedip-kedip centil.


Emm gimana ya, Toni pura-pura berpikir. Gimana rid, mbak kita manis gak?


Ya gak tau aku, manis gak mas? Kan mas yang udah rasain? Aduh keceplosan.


Aku melotot ke arah Ridwan, lalu tetap menanggapi obrolan yang gak jelas kami. Nano nano sih, ada manisnya, ada gurihnya, semuanya ada deh. Yang jelas enak.


Jadi kepo deh, respon si Toni. Mana buktinya kalo mbak manis? Tantang Toni.


Nih, Fira membuka cadarnya. Gimana-gimana manis gak? Safira kedip-kedip, imut banget Safira kalo kedip-kedip gitu.


Gak manis tuh, ya gak mas ton?




Iya gak manis, Toni ketawa cengengesan.


Fira cemberut, masak gak manis sih? Manis gak kak? Melihat ke arahku?


Aku ikut ketawa melihat candaan kami berempat. Ya gak tau dek, tanya tuh sama Toni sama Ridwan.


Kata mereka kan aku gak manis, wajah Fira cemberut makin memperlihatkan keimutannya. Yauda aku pergi aja deh.


Ya kan ada rasanya mbak, jadi aku kan gak tau manis apa gak. Betul tuh kata mas Toni, Ridwan cengengesan.


􏰀􏰀 Emm gitu ya, gimana kak caranya mereka tau aku manis apa gak kak? Fira tanya padaku dengan muka serius.


Lah tanya aku lagi, gimana ton rid caranya kalian tau gimana mbak kamu manis? Aku tau arah pembicaraan ini tapi tetap aja aku ladenin. Padahal dadaku berdesir.


Gimana mas? Harus tau rasanya kan? Tanya Ridwan sambil melirik istriku.


Yup betul harus tau rasanya, lalu bagaimana mbak supaya tau rasanya? Kan mbak bukan permen. Mata Toni melirik ke arahku.


Eh permen 􏰀􏰀 biar tau rasanya permen berarti diemut. Jadi harus dicobain dulu kan, permennya diemut supaya tau rasanya permen manis apa gak. Gitu gak kak? Fira memandangku dengan tatapan polos.


Eh, aku gugup mau jawab apa bingung. Waduh otak kalian ini mesum ya. Padahal istri mas sendiri, mikirnya macem-macem.


Toni dan Ridwan tertawa bareng. Bercanda mas, aduh. Serius amat.




Rudi ikut nimbrung berdiri diantara Toni, Ridwan dan Safira. Mbak manis kok.


Nah kan aku manis. Terima kasih ya sayang, muah. Safira mencium pipi Rudi. Muka Rudi memerah seperti udang rebus. Secara dicium mbak iparnya yang cantik.


Ah bohong, celetuk Ridwan. Kok tau mbak Fira manis, kamu kan gak pernah ngerasain rud? Hah? Aku nggak ngerti mas. Gimana sih mas ded? Rudi kebingungan.


Oh mungkin ini, Fira menyodorkan pipinya ke arah muka Rudi. Cium pipi mbak rud.


Eh cium, Rudi melihat ke arahku.


Aku sedikit melotot, tapi jawabanku kebalikannya. Tuh disuruh mbak cium pipinya, katanya mau rasain.


Emang boleh mas? Rudi menatapku takut.


Pipi safira ditempelkan ke muka Rudi. Gimana rasanya?


Aduh mbak, harum banget. Tapi kan harum bukan rasa. Harusnya kalo pengen tau rasanya harus diemut, dijilat. Rudi cengengesan mesum.


Oh gitu, ayah kemana? Tanya Fira.


Tuh ayah, yauda biar kalian tau gimana rasanya mbak kalian harus mencicipi mbak. Gitu kan? Jadi mumpung ibu belum pulang, mau gak cicipin mbak? Ajak ayah gih.


Ayah mendekat, ada apa nih pagi-pagi udah ngumpul disini.




Rudi melongo. Toni dan Ridwan menjawab bareng. Mau mau.


Kakak kan udah tau rasa adek, jadi kakak duduk disitu aja ya. Ntar malem giliran kakak.


Ayok sini-sini, jangan rebutan ya. Toni mau cicipin bagian mana? Ridwan ayok sini dong. Gimana rud? Aduh, Adi dimana ya. Ayah sini, Fira menggandeng tangan ayah mendekat.


Ah gila kamu dek, dadaku berdesir campur aduk. Gila pikirku Safira.


Safira duduk di atas karpet, masih dengan outfit lengkap. Bahkan tangannya masih dibalut dengan handshock. Gamisnya yang lebar saat dia bersimpuh jadi seperti gaun. Anggun banget batinku. Ah paling ini cuma mimpi.


Hijab lebar Fira udah tersampir ke pundak. Kini bagian dadanya yang masih tertutup gamis terlihat. Gak terlihat, karena payudara Fira kecil. Apalagi gamisnya lebar.


Fira ingin membuka resleting di bagian punggungnya. Ayah sini, tolong bukain resleting Fira, susah nih.


A aku? Aduh, ini apa-apaan sih Fira. Ayah tetap dalam kondisi waras.


Huh, ayah gak mau ini kayaknya. Jadi mau gak nih cicipin Fira? Kesel deh.


Toni mendekat ke arah Fira, mbak? Muah, Toni mencium bibir Fira sampai Fira tertidur di atas karpet. Manis banget mbak. Mata Toni melirikku.


Aku yang melihat ciuman panas istriku hanya diam mematung. Libidoku jadi naik, dadaku pun berdesir. Antara cemburu dan nafsu.


Tangan toni kini berada di dada Fira, mereka berciuman sangat panas. Saling kecup awalnya, lalu berubah menjadi lumatan. Bertukar ludah, yang paling membuat panas dingin, Fira menghisap, menyedot-nyedot lidah Fira.




Emmm, muah, muah, cup, cup, ah. Suara desahan Fira membuat yang lain mendekat.


Kini mereka berdua ciuman dalam posisi duduk, tangan toni membuka resleting Safira. Gamis Safira perlahan turun, dibantu dengan tangan toni. Terpampang sudah, pundak, lengan, payudara Fira yang masih dibalut bh putih.


Bh Fira perlahan dibuka, dibuang ke sembarang tempat oleh Toni.


Toni tetap melumat bibir Fira, hijab yang tersampir ke belakang dengan gamis terbuka menampakkan payudara fira. Rudi mendekat menghisap payudara Fira seperti bayi. Dan Ridwan menjilati leher Fira yang terpampang.


Bergantian, mereka menggilir mencium bibir Safira. Gak peduli bibir Safira bekas ludah yang lain.


Kini Fira sudah telanjang bulat mengangkang, terlentang di atas karpet. Celana dalam putihnya juga sudah terlepas memperlihatkan memek Fira berwarna coklat kemerahan. Rudi menetek di dada Safira, menyedot, menghisapnya.


Enak ya rud? Gimana rasanya? Enyak, mbak, enyak. Elm.


Ridwan juga menetek di dada Fira sebelah kanan. Elm, sambil meremas-remas dada Safira seakan-akan bisa keluar air ASI-nya.


Uhh, aku merinding. Sambil menjambak rambut Rudi dan Ridwan. Toni menjilati bibir, wajah, leher, kuping Fira.


Emm, aunch, cup, cup, ludah Toni dan Fira tersambung seperti tali yang mengikat. Lalu saling tatap, ciuman lagi. I love you Fira.

Posting Komentar

0 Komentar