BIBI DAN MAMA PART 4



POV Cepi






Setelah cukup dipusingkan dengan rencana 'mereka' semalam aku dan ayah bagaikan memiliki kontak batin berdiskusi berdua diatas dekat tempat Jemuran (karna menurut kami paling aman) sebelum beliau besok pagi berangkat keJakarta. Aku menemukan Fakta baru, bahwa sesungguhnya ayah telah tau dan hanya bisa mengingatkan mama. Bahkan jauh lebih dari itu ayah juga bercerita saat bagaimana dulu banyak lelaki patah hati bahkan sampai Stress saat mama menikah dengannya.




Beberapa godaan bagi wanita Cantik dan sexy Mama yang notabene mirip Aktris Diah Permatasari aktris hot era 90 an, Namun ayah merasa beruntung aku sekarang sudah Dewasa dan bisa Diandalkan menjaga mama bahkan beserta Adiknya yaitu Bibi ku sekaligus.






"Ayah yakin kamu bisa nak, ayah yakin kamu mampu menjaga 'Bidadari Bidadari' dikeluarga kita ini. Bertahanlah, minggu depan ayah ada rencana lain untuk mama. Karna ayah yakin mama sangat sayang dengan kamu dan adik mu, jadi kamu jangan ragukan kekuatan mama bertahan dari rayuan mereka. Karna ini bukan yang pertama." Penjelasan ayah yang Sangat masuk akal. Menjadi Patokan ku yang harusnya jadi seorang Cowok saat Remaja, namun aku harus Bijaksana sebagai Lelaki sejak dini.








*****








Aku pun baru sempat membuka Ponsel Android butut ku setelah berdiskusi dengan ayah malam itu. Sementara ku pasang nomer baru di ponsel mewah merk Apple entah hadiah dari siapa, hanya akan ku gunakan saat Urgent saja setelah ku beberapa Fitur dan aplikasi untuk menggunakannya.




Setelah sarapan pagi dan perpisahan dengan ayah ku yang hendak kejakarta selama akhir pekan ini, aku pun memulai sekolah seperti biasanya. Ku berikan Hadiah sepatu Futsal kepada Anya, kuputuskan sepatu itu jadikan Inventaris anak Futsal.






"Serius lo Ceep??" Tanya Anya. Aku hanya anggukan kepala ku.


"Yang robek kemarin dah dijaitkan??" Anya pun menganggukan kepalanya.


"Naah kalau itu gapapa simpen diloker ku, karna tu sepatu bawa Hoki. Lagi pula itu warisan dari Abang elu kan."


Anya pun menatap ku penuh rasa kagum pagi itu sebelum memulai belajar mengajar.






Lebih jauh Anya bertanya sangat pelan dan hati hati, bahwa yang kemarin bersama Fahri dan Rico itu adalah ibu dan bibi ku sendiri. Aku pun tak ada pilihan lain selain menceritakan masalah serius yang sepertinya sudah atau akan menjadi Aib keluarga ku.






"Kamu jangan ragu, aku kebetulan ada beberapa spy cam dirumah dan ga ku pake nanti ku minta asisten rumah tangga anter kesekolah supaya bisa kamu pakai. Aku juga akan bantu kamu jaga mama kamu yang didekat dan digoda mereka." Sontak ku peluk Anya salah satunya gadis Primadona sekolah ini.


"Makasii banget.... Aku ngrasa punya kakak sekarang disekolah ini." Anya pun merasa senang dengan reaksi ku.


"Elu juga punya kita bro....!!!" Ternyata disana ada Adipati.


"Itu bener Ceeep.... Kita siap bantu elu. Karna kita tau elu itu orang baek." Di sisi lain ada Yudi kakak kelas ku kelas 3, Catur dan Ridwan kelas 2.






Menjelang siang aku pulang dengan perasaan tak malu atau cangung lagi dengan status sosial ku disekolah.




Selain guru beberapa rekan seangkatan maupun diatas angkatan alias senior mulai menyapa dan ramah kepada ku, termasuk beberapa gadis gadis cantik disekolah ini hingga aku lupa dengan masalah dirumah.






"Ma masak apa hari ini?? Aku laper banget." Tanya ku setelah mengucapkan salam.


"Aduhh sayaang kenapa sii kamu ga jawab pesan sama telp mama tadii??? Kan dah ada hadiah Ponsel baru dari teman teman mu... " Ku perhatikan mama cantik sekali siang ini, malah lebih cantik dari Diah Permatasari, kulitnya juga lebih putih mulus dari Bibi ku Karina.


"Aku ga tertarik hadiah itu ma, aku lebih tertarik menguasai mata pelajaran ku. Lulus Try Out beasiswa hingga ku kuliah ga memberatkan mama dan ayah. " Seketika mama termenung dengan jawaban ku.






Aku pun beranjak kekemar karna lupa didalam tas ku berisikan beberapa kamera pengintai penting, memudahkan menantau mama dan bibi ku di rumah dan diwarung tempat mereka bekerja nanti.




Terdengar suara langkah kaki ku beberapa saat kemudian, dengan sigap aku pura pura tiduran dikasur. Pura pura tidur agar mama tak curiga padaku.






"Sayaaang, itu udah mana siapin makan siang kamu dan adik mu ya.... Nanti kalau ada sisa, masukin kulkas. Mama bantu bibi mu dulu di warung rumah makan." Lalu pergi seperti tergesa gesa tanpa menunggu jawaban ku.






Secepat mungkin ku persiapkan kamera pengintai tambahan dikamar orangtua ku dan bibi ku. Kenapa dispot tersebut?? Mama dan bibi, aku ingin tau dengan siapa saja beliau berkomunikasi saat aku tak ada di rumah.




Namun belum selesai ku memasang 2 kamera baru, entah mengapa aku ingin sekali melihat Jendela kearah sisi belakang rumah ku.




Rupanya benar saja Firasat ku, rupanya mama sudah janjian dengan Rico didaerah situ. Karna disana Spot kamera CCTV ayah tak terjangkau.




Mama beberapa kali mengarahkan matanya kelantai 2 rumahnya sendiri, lalu dengan cepat naik merangkul mesra Rico yang mengemudikan motor racingnya setelah mengenakan helm berkaca gelap. Kampret!!!




Mereka kok serasi banget ya..... Umpat ku dalam hati.




Setelah ku tanyakan kepada Yudi dimana lokasi Warung Fandi, aku segera meluncur kesana naik ojek. Dengan alasan, aku ingin menyerahkan kunci rumah. Lalu dengan keterampilan ku memanjat, ku selipkan beberapa kamera.




Di dapur yang terhalang etalase jualan 1 kamera spycam, kamar mandi lantai 1 dan 2 total 3 sudah terpasang, serta lantai 2 yang seperti ruang santai total 4 kamera spycam. Aku pun menyelinap pergi lewat belakang, lalu dengan menaiki ojek ku pulang kerumah.




Melewati sisi rumah samping aku masuk kerumah langsung kelantai 2, setelah ku pastikan aman tentunya. Hingga saat ini Alibi dan alasan ku kuat bahwa hari ini aku tak keluar rumah.






"Yud sorry, gue ga jadi nyusul nyokap. Kuncinya ada ni dirumah." Dengan demikian tak ada satu orang pun tau aku tadi menyelinap pergi dari rumah.






Mama pasti berfikir aku tak tau lokasi bibi dan mama ku berjualan diWarung Nasi cukup mewah, milik Kakak Fandi yang kini mereka kelola.




Semua terlihat normal dan biasa saja sambil mengerjakan tugas sekolah, secara online ku perhatikan aktifitas mereka melalui Komputer ku. terlihat normal dan biasa saja, Sekedar jaga jaga, ponsel canggih hadiah teman ku setting serupa bisa menampilkan dan menyimpan memory rekaman kamera yang telah ku sebar.








*****








Setelah selesai mengerjakan tugas sekolah, sangat kebetulan sekali Rico, Fahri, Aldi, dan Fandi datang dan makan diwarung itu. Mereka berempat mengobrol santai, setelah bibi ku menyerahkan catatan. Mama dan Rico cs hanya ngikut mendengarkan penjelasan bibi ku, lalu ada beberapa pengunjung datang. Mama melayani pesanan mereka.




Waktu menunjukkan jam 3 sore, terlihat bibi ku seperti mengucapkan sesuatu namun mama juga mengucapkan sesuatu dan menjelaskan sesuatu kepada bibi ku.




Hingga akhirnya bibi ku terlihat pergi meninggalkan tempat itu bersama Fahri. Sedangkan mama ditemani Rico,Aldi dan Fandi menikmati makanan yang bibi dan mama masak serta sediakan di tempat itu. Fandi dan Aldi terlihat dari spy cam yang ku pasang, makan siang dilantai 2. Terang saja Fandi tak asing dengan tempat itu, karna tempat itu aset Keluarga nya.




Dari pengamatan ku, rupanya Aldi dan Fandi mengerjakan tugas sekolah dilantai 2 yang cukup langkap Fasilitas nya disana.




Sedangkan Rico seperti tak mau membuang peluang untuk berduaan dengan mama, seperti membantu mama membereskan Dapur hingga satu moment Rico bisa berduaan kembali merayu dan mengambil hati mama ku.




Terlihat beberapa kali Rico seperti membicarakan sesuatu, namun yang membuat ku tak nyaman adalah saat ia memegang tangan mama dan mama seperti terhiopnotis dengan kata kata dan rayuan Rico.




Hingga akhirnya, disaat tempat makan itu cukup sepi Rico mencium lagi kedua Punggung tangan mama ku dengan mesra. Mama terlihat seperti menikmati perlakuan mesra Rico.




Hal yang tak terduga pun terjadi, seperti mengikuti arahan Rico mama Duduk di sudut tempat yang tak terlihat dari luar. Selanjutnya yang terjadi adalah, mereka mulai bercumbu berciuman disana!!!! Sial!!!! Umpat ku dalam hati. Sepertinya mereka udah Jadian.




Aktifitas mama dan bibi ku ini hanya akal akalan mereka saja, agar mereka bisa bermesraan dan berduaan disana sambil berjualan makanan.




Terlihat sekitar 3 orang pengunjung datang ketempat itu, segera Rico menghentikan aksinya. Karna saat hendak masuk tempat itu mereka bertiga sambil mengobrol.




Mama segera melayani pesanan mereka dan menyajikan makanan kepada mereka dengan senyum manisnya, sedangkan Rico berada di dapur seperti mencuci piring Kotor bekas pembeli.




Kejadian selanjutnya yang sangat ku benci adalah saat mama Kedapur, kali ini mama yang berinisiatif menarik Rico kespot tempat cukup tersembunyi dekat kamar mandi dapur. Lalu Mama berjinjit agar bisa berciuman dengan bibir tebal kakak kelas ku. Namun tak lama, mama seperti menjauh dan meninggalkan Rico




Mereka sadar, Aldi dan Fandi turun dari lantai 2 membawa piring kotor kearah mereka.




Terlihat bibi ku hendak memasuki rumah dari Kamera CCTV dengan trik yang sama dengan mama, bibi ku seolah berjalan pulang sendiri ke rumah. Sesuai dugaan ku, ia langsung memeriksa ku yang berada dikamar dan aku pun pura pura tidur setelah mematikan Komputer ku.




Setelah mengira aku tidur, terdengar bibi seperti merapihkan meja dapur. Lalu hal mengejutkan terjadi, melalui Ponsel baru ku pantau bibi dikamarnya. Bagai kisah Romeo dan juliet, setelah menghubungi Fahri. Dengan nekat ia memasukkan Fahri melalui jendela samping Rumah, yang tentunya Blind Spot dari semua kamera pengawas dirumah ini.






"Jangan berisik ya, ada Cepi diatas lagi tidur." Kata bibi ku sambil membuka kerudungnya.


"Kalau gitu ada waktu kita buat bermesraan sayang...." Kata Fahri yang mulai memeluk bibi ku mesra dari belakang. Bibi ku mengangguk pelan, setelah melempar kerudungnya bibi ku membalikkan badannya lalu bercumbu mesra dengan Fahri.






Tak terlihat mereka seperti pasangan yang beradu asmara berbeda umur, siapapun yang menyaksikan live show ini pasti menyangka mereka berdua adalah sepasang kekasih yang dimabuk asmara.




Adegan live show selanjutnya, benar benar membuat kontol ku keras maksimal saat bibi ku membuka kaosnya. Saat itu adalah pertama kali aku melihat sepasang payudara bibi ku yang sangat indah, Fahri pun melotot dan tak mengedipkan matanya melihat pemandangan indah didepan matanya.




Ia respon dengan membuka bajunya, lalu bercumbu kadang sesekali mencuimi leher dan payudara bibi ku. Ku nyalakan Komputer ku, dengan harapan bibi ku dibawah mendengar atau tau bahwa aku sudah bangun. Blower CPU ku rasa cukup memberikan sinyal kepada mereka dibawah, namun yang terjadi sungguh berbanding terbalik.




Seperti haus belaian lekaki, setelah mendengar sesuatu bibi malah menarik Fahri keranjang kasur. Dengan sigap Fahri pun mencumbui kedua Payudara Bibi ku secara bergantian, aku pun mulai tenang melihat Rico CS dan mama diwarung itu mulai membereskan dagangan mereka.




Hingga.....




Mama dan Rico sepertinya curiga kepada bibi ku dan Fahri karna mereka terlihat seperti menghubungi keduanya, aku sendiri yang berada disini tak bisa gegabah menghentikan aksi mereka. Salah salah bibi ku bisa marah besar kalau tau aku mengawasinya lewat spycamera.




Akhirnya aku pilih jalan lain, dengan cara makan siang di dapur beruntung pula saat itu adik ku rudi pulang dari bermainnya. Hingga Rupanya hal itu berhasil, Fahri meninggalkan kamar bibi ku hampir berbarengan dengan mama yang pulang dari warung nasi yang sebenarnya Milik keluarga Fandi yang baru dijalankan oleh bibi dan mama.






"Sayaaang, baru selsai makan?? " Tanya mama menyapa ku di ruang makan.


"Iya ma, mama udah selesai? " Tanya ku basa basi dan menikmati aroma parfum wangi sekali pantas saja Rico dan teman temannya betah dekat mama.


"Iya tu didepan ada Rico, Aldi, sama Fandi." Lalu dengan hati hati melihat reaksi ku.kata Mama yang sedang sedang menyiapkan air minum segar serta cemilan untuk mereka.


"Cepi anak ku, kamu kenapa sii selalu cemburu sama mereka?? Mereka itu udah baik banget lho sama keluarga kita. Kamu ga boleh gitu sayang. Asal kamu tau ya semua hadiah kemarin itu, dibeliin Rico spesial buat kamu sayang." Lalu saat mama bersiap siap membawa hidangan untuk mereka. Ku keluarkan sedikit unek unek dalam hati ku.


"Kalau gitu besok aku bakal balikin semua ma supaya ga deket deket sama mereka!!! aku ga suka mama dekat dengan mereka." Wajah mama shock seketika mendengarkan apa yang kusampaikan.






Sampai ia termenung seperti tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut ku tadi.






"Ada apa kak? Kok keliatan kayak abis liat hantu sih??" Tanya bibi ku, menghampiri kami berdua.






Refleksi Aku lalu memelototi bibi ku, terlihat bibi seperti salah tingkah dengan tatapan ku. Sehingga membuat mama semakin sedih dan murung, lalu ku tinggalkan mereka berdua dimeja makan.




Ku diamkan mereka supaya mereka berfikir atas beberapa kejadian yang membuat hati ku hancur sebagai anak.




Ku kunci pintu kamar ku, lalu memperhatikan keadaan di ruang tamu melalui CPU. Rupanya mereka bertambah 1 orang yang tak lain Fahri berada disana.






"Maaf ya agak lama tadi abis ngobrol sebentar tentang rencana nanti malam hihihihi.... " Kata bibi ku sambil membawakan minuman dan cemilan. Aku pun mengerenyitkan dahi ku. Karna kali ini dengan head set ponsel hadiah mereka bisa mendengarkan secara Audio pembicaraan mereka.


"Cepi pasti ga mau ya kak." Tanya Aldi lesu, bibi ku hanya menganggukkan kepalanya.


"Kalau gitu saya dan Aldi pamit duluan ya kak, kami takut cepi malah kalau kita disini. Padahal kami ingin jadi teman Cepi kak." Kata Fandi terlihat bersiap pulang dan Aldi bangkit dari tempat duduk mereka.


"Eeeh... Mau kemana ??? padahal minum dulu tante capek capek udah siapin lho... " Kata mama yang mulai ikut bergabung dengan mereka.


"Lain kali aja tante gapapa, lagian kita belum selsai ngerjain tugas sekolah. " Kata Fandi.


"Kalian tenang aja, kalau sicepi berubah pikiran kita nanti malem jadi Hang Out bareng." Kata Rico. Hanya dijawab anggukan oleh Fandi dan Aldi.






Rico terlihat cemburu di kamera pengawas melihat mama mengantar Aldi dan Fandi sampai teras depan. Sedangkan Fahri dan bibi ku saling berpandangan penuh makna yang tak ku mengerti apa artinya.






"Lebih bagus kalau kita nanti malem jalan tanpa mereka bertiga." Kata Fahri membuka suara.


"Tante ga janji ya, tante takut anak tante marah nak. Lagi pula kalian taukan tante bersuami bisa berantakan kalau ketauan." Jelas mama ku yang terlihat takut dan kawatir


"Kak kania jangan khawatir, aku............ " Rico menyampaikan rencananya kepada mereka. Kali ini sambil berbisik pelan.






Awalnya hanya Bibi dan Fahri yang tersenyum dengan mendengar rencana Rico yang disampaikan dengan berbisik. Hingga akhirnya mama pun tersenyum dan menatap nakal kearah Rico.




Sial!!!! Apalagi si rencana di kampret Rico itu!!! Apa jangan jangan mama dan bibi ku memberi tau mereka tentang Kamera pengawas yang ada di rumah??? Kok tumben di ruang tamu mereka sopan banget????




Mereka berdua berpamitan pulang, sepeninggal Rico dan Fahri terlihat mama berbicara dengan bibi ku sambil sesekali mereka berdua mencuri pandang kearah kamera pengawas ruang tamu.




Mereka berbicara hati ke Hati..... Terlihat dari Expresi mama maupun bibi sorot mata mereka terlihat tenang dan saling mendengarkan satu sama lain dengan suara pelan.




Hingga akhirnya mama menatap kosong, sepertinya Bibi ku mulai menasehati mama saat itu. Hingga akhirnya bibi beranjak kedalam meninggalkan mana sendiri diruang Tamu.Tedengar langkah bibi mendekati kamar ku. Lalu.....




Tok!!! Tok!!! Tok!!!!






"Cepi sayaaang.... Boleh ga bibi masuk nak?"


"Iya bi masuk aja....." Aku berpura pura mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan mata pelajaran disekolah melalui Komputer ku.






Ia datang membawa beberapa cemilan dan minuman untuk ku, "serius amat sayang ngerjain tugas sekolahnya. Nii.... Bibi bawain sesuatu.... " Tanya bibi ku sambil bawakan ku minuman segar dan cemilan.






"Iya bi, tanggung ni dikit lagi selesai." Kata ku sambil menulis sambil berpura pura acuh padanya.


"Cepii marah ya sama bibi dan mama kamu..." Tanya bibi ku lembut dan sangat hati hati.


"Ga juga, aku maklum kok mungkin kalian Khilaf." Kata ku bergetar, seolah bibi membuka luka ku yang kemarin mereka gores sangat dalam.


"Sayang sini deh, bibi mau bicara sama kamu bibi mau ngobrol serius sama kamu." Aku pun duduk di samping bibi ku. Sepintas ku lihat bayangan dibawah pintu aku tau mama mendengarkan pembicaraan ku dengan bibi saat itu.


"Bibi mintaa maaaf banget bibi akuin kemarin itu bibi dan mama kamu setelah pertandingan nungguin dan nyari nyari kamu sayang. Bibi juga akuin bibi paham banget mama kamu sebagai kakak, bibi ada hati dengan Rico kakak kelas kamu sayang. Bukan karna bibi bela mama kamu karna ia kakak bibi bukan, tapi ini semua karna ada sebuah alasan kenapa bibi dukung mama kamu sedikit mencari aktifitas menyenangkan di luar rumah." Jelas bibi ku yang cantik dan sexy disamping ku. Namun semua sirna dimata ku karna Hati ku sangat panas mendengar penjelasan bibi.


"Sekarang giliran aku ngomong boleh bi, luka seperti apa yang udah mama berikan kemarin lebih jelas lagi?? " Dengan bergetar ku sampaikan. Wajah cantik bibi pun pucat seketika melihat aku mulai marah.


"Aku sakit hati sama bibi, karna bibi membawa mama yang jadi nakal dan binal seperti ini sejak bibi kenal dengan Fahri, adapun hal lain yang ga habis pikir setelah bibi sadar kesalahan bibi Tega teganya mengabaikan aku di jalan dan bersenang senang bersama mereka kemarin. Lebih parah lagi bibi dan mama bersembunyi di bahu mereka padahal jelas jelas bibi dan mama liat aku ada dipinggir jalan itu kan!!?? Kalau teman teman tau bibi dan mama itu pacaran dengan mereka aku mau ditaro dimana muka aku bi mau ditaro dimanaaa???"


"Itu jauh lebih sakit saat mama emosi dan bibi diem aja saat aku diJewerr mama, karna bibi dan mama anggep aku BEGO ga tau kalau Mama dan Rico serta bibi dan Fahri sedang kasmaran."kataku kali ini menatap wajah bibi yang berlinang air mata. Terdengar isak tangis bibi setelah tau betapa sakitnya luka yang mereka goreskan kepada ku.






Diluar terdengar pula samar samar seperti seseorang menangis yang jelas itu pasti mama.






"Kami sebenarnya ingin beri kamu kejutan sayang Hiks... Kami sayang sama kamu hiks hiks... Buktinya Ponsel dan sepatu itu hiks, adalah hadiah paling mewah untuk kamu sayaang hiks hiks... " Sambil terisak isak bibi menjelaskan semua pada ku. Aku sangat bingung dengan makna kata "kami"


"Bibi minta bibi mohon.... Kamu jangan nilai ayah mu itu kepala keluarga yang sempurna hiks hiks.... Bibi ga rela kakak bibi menderita hiks... Bibi ga rela kakak bibi menahan rasa sakit jauh dari yang kamu rasakan hiks hiks." Terang bibi lebih lanjut.


"Asal kamu tau.... " Sebelum bibi melanjutkan kalimatnya mama masuk kamar.


"Cukup dek cukup, cepi tau yang sebenarnya ia pasti semakin terluka. Cukup!!!." Seraya mama seperti menahan bibi agar tak mengatakan sesuatu yang tak ku tau.


"Gapapa kak gapapa, biar Cepi tau dan tak selalu menyalahkan kita.... " Kata bibi sambil menenangkan mama.


"Bibi harap ini jadi pertimbangan kamu nak, bahwa sebetulnya ayah mu Punya Istri Muda!!!! Serta sekarang alasan kenapa ia sekarang kejakarta huhuhu.... " Pandangan ku gelap seketika, semua yang bibi ucapkan terasa menyesakkan dada ku.






Bibi berada disebelah kiri ku sedangkan mama ada disebelah kanan ku. Mama memeluk ku erat sambil menangis tersedu sedu mengusap ngusap kepala ku, sedangkan bibi ku mengusap ngusap dada ku yang bersandar di dinding kamar kasur.






"Mama selama ini bertahan hanya demi kamu dan adik mu nak, Hiks... Mama benar benar ga nyangka hiks hiks, anak mama yang cerdas ini bisa membaca isi hati mama hiks hiks.... Kamu liat dan rasakan sendiri kan sayang hiks mama selama ini masih melayani kalian hiks hiks mama masih berusaha menjadi ibu yang baik bagi kalian hiks." Sambil terus mengusap kepala ku mama menjelaskan semuanya.

Posting Komentar

0 Komentar