Hari Kamis sekolah ku mendadak heboh karna setelah kegiatan belajar mengajar kami, kebagian jatah Kandang latih Tanding Futsal dengan sekolah lain dari sekolah Tetangga yang tak kalah bergengsinya dengan sekolah ku.
Masalahnya adalah, beberapa Anggota tim inti dari Futsal sudah disiapkan untuk Tournament Volly dan Baseket, belum lagi beberapa dari mereka sedang menjalankan program latihan bernang, silat dan lain lain.
Guru olahraga raga ku dan asisten plus anggota OSIS bagian Olahraga terpaksa mendata dan memangil beberapa siswa kelas 1, sejak jam belajar mengajar setelah istirahat sekolah.
Nama ku rupanya tercantum didaftar nama mereka dari 2 lainnya siswa kelas 1 selain aku. Sebenernya ni moment kampret banget....
Kenapa gue bilang "kampret" Sebenernya sebelum nama ku disebutkan depan kelas, bahkan jadi pemain cadangan jam istirahat gue ngrokok beberapa batang Marlboro ditempat Rahasia dengan si Yudi.
Kapan lagi coba gue bisa nikmatin rokok mahal?? Mana dah sebulan lebih lagi ga pernah main Futsal.
Team sekolah Tetangga dateng bersama suporternya, mereka dateng Full team siang itu. Karna bagi mereka latih tanding ini penting buat ngukur kemampuan junior sama seniornya.
Ga kayak sekolah gue, konon katanya yang maen itu itu aja.... Jadi minim prestasi, malah gue dapet info dari Adipati CS baru gue. Kebanyakan tim sekolah gue cuma pamerr sepatu mahal sama kendaraan mahal tiap keTuournament.
"Bapak tau kalian masih baru, tapi andai kalian kalah tolonglah skornya jangan terlalu jauh. Malu diliat siswa lain." Anj*ng!!! Guru olahraga macam apa ini??? Gini amat mentang mentang cuma Ninggalin sirico sama Okta dari tim inti senior.
"Cepiii..!!! Ni pake aja sepatu Galih..." Sesosok salah satu bidadari sekolah perwakilan dari Osis semanis Bulan Sutena menyapa ku.
"Jangann di Ambil hati ya Ceep, gue tau kok elu itu Diraja belut dari sekolah Pasundan. Gue yakin elu pasti bisa obrak abrik gawang mereka." Aaaaahhhh.... Neng Anya yang mirip Bulan....!!!! Wakil OSIS sekolah ini membakar semangat gue.
Ku manfaatkan skill ku berkat semangat dan dukungan dari teh Anya siang itu, sekaligus bakal ku Bungkam mulut guru olah raga supaya jadi dungu.
Dengan skill dribble bola diatas rata rata, ku beri umpan matang kepada Adipati yang bertubuh tegap menjulang hingga 3 kali hingga bisa dijadikan 3 gol berkelas yang disambut Riuh satu Sekolah yang menonton pertandingan itu.
Cuihh.... Dalam hati ku, segini doang!!! Mudah banget ku kecoh pemain muda kelas 1 dan lalu di ganti kelas 2 sekolah tetangga sebelah, setelah skor tertinggal 3 - 0 dengan waktu cukup singkat.Akhirnya sekolah tetangga merasakan skill sesuai julukan Raja Belut (karna belut terkenal licin) hingga mereka lengah, Ku lepas kan 1 tendangan keras yang menusuk hingga jaring jala lawan hingga Skor menjadi 4 - 0.
Siswa siswi sekolah ku makin Riuh, setelah ku rayakan gol ku ke arah Anya yang mirip bulan sutena terdengar suara mama dan bibi ku mendukung ku. Rupanya mereka bersama Fahri yang dipersiapkan untuk team Volly awal minggu ini.
Gerakan taktis ala legenda Ronaldinho ku keluarkan, hingga berhasil ku kecoh 2 lawan saat berhadapan dengan keeper ku berikan umpan datar ala mezut ozil kepada cr7 akhirnya di Tendang keras oleh Rico hingga skor menjadi 5 0 tanpa balas.
Siswa dan siswi di sekolah semakin bergemuruh, karna Sebuah skor sementara memalukan untuk pertandingan Futsal antar sekolah, walaupun sekedar latih tanding.
Entah mengapa ku merasa cemburu melihat mama sangat senang kagum melihat kearah Rico dan bibi ku sangat bersemangat memberi Rico dukungan, belum lagi kedekatan bibi ku dengan Fahri.
Ku kesampingkan ego ku, karna masalah utama datang saat sepatu yang dipinjamkan Anya robek. Aku pun langsung di ganti sambil diberikan minuman dingin yang nikmat, aku diapit Shendy dan Anya satu anggota PMR Yang body sinyal dan hot tambah satu lagi anggota OSIS Yang super cute dan manis.
Hingga 2x8 menit akhirnya tim sekolah tetangga mulai bringas dengan tim intinya, mulai masukkan 1 gol. Hingga skor menjadi 5 - 1, lebih parah saat Fahri ditarik keluar tim sekolah ku berbalik menjadi bulan bulanan tim sebelah. Hingga akhirnya...
"Gue carin loe sepatu tunggu bentar." Hati ku berdebar, entah perasaan apa yang kurasakan melihat Anya dan Anggi mencarikan sepatu Futsal untuk ku.
"Pak kami siap masuk. Pertahankan kemenangan" Kata Fahri kepada guru sekolah ku. Hingga 2X15 kami pun bermain kembali. Setelah cukup sengit bersaing dengan tim inti sekolah tetangga yang hampir mengejar dengan skor 5 - 4 . Ku manfaatkan kelelahan mereka dengan menusuk sisi kiri, melewati 3 pemain lawan hingga berhadapan dengan keeper ku kolongkan bola diantara kakinya mengarah kepada Fahri yang berdiri bebas dan dengan sekuat kuatnya menendang Bola ke dalam gawang dan tak bisa dicegah lawan yang berduel dengannya.
Menjadikan Skor 6 - 4 di menit akhir 2x19, dan bertahan hingga 2x20. Seluruh siswa pun bersorak sorai bagaikan merayakan kemenangan Final piala dunia. Usut punya usut ternyata kata Anya, sekolah ini tidak pernah menang melawan mereka sejak 2 taun lalu. Baik saat latih tanding sampai Tournament.
Hmmmm..... Pantesan!!!
Kehebohan terjadi hingga luar lapangan bagian penonton, aku yang sedang merayakan kemenangan dengan ngGibah dengan 2 gadis cantik sekolah ini.
Mulai tercengang saat melihat Rico diarak bersama Adipati, lalu hanya sebagian siswa melihat Rico menghampiri disusul berpelukan dengan Mama dan bibi dipeluk Fahri dari belakang.
Bibi ku sadar aku memperhatikan mereka dari cukup jauh, lalu mencubit lengan mama ku. Lalu mereka melepaskan pelukan mereka. Kawan ku mengarak ku, saat itu namun wajah ku datar yang melihat moment selama beberapa puluh detik yang menyakitkan tadi.
"Bro udah bro.... Gue mau keair dulu... " Kata ku kepada teman teman yang mengarak ku.
Lagi lagi Anya dan Shendy setia menemani ku disalah satu sudut sekolah yang sepi dari keramaian selama beberapa menit.
"Yang dipeluk si Rico tadi tu cewek elu ya?? " Tanya Anya polos.
"Emang tu cewek keliatan masih muda??" Tanya ku polos padanya.
"Keliatan kayak anak kuliahan kali.... " Jawab Shendy dengan dan diamini Anya.
DiSpot aman ku memantau diParkiran, ku lihat mama ku menyapukan pandangan seperti mencari ku. Namun saat ku hendak menghampirinya tiba tiba bibi yang bergandengan dengan Fahri beberapa saat menyapukan pandangan ke sekitar, lalu datang Rico.
Bibi ku terlihat merangkul mesra lengan Fahri, entah apa yang mereka bicarakan lalu mama bergandengan dengan Rico. Bibi ku menaiki motor trail Fahri, lalu memeluk erat Fahri sangat rapat.
Sedangkan mama setelah naik moge Rico yang berbranded ZX 250RR, seperti memastikan aku tak ada di sekitar. Lalu berbarengan bersama mama memeluk Rico seperti sepasang kekasih.
Ah kali aja mereka khilaf, aku pun dengan cepat memutar jalan berdiri dipinggir jalan yang akan dilalui mereka. Namun seperti mereka pura pura tak melihat, baik mama dan bibi ku malah seperti menyembunyikan wajah nereka. Bahkan hanya beberapa meter kendaraan mereka terhenti karna lampu merah, tak ada satupun dari mereka sekedar berbalik atau melirik diriku.
Hanya terlihat seperti mama dan bibi ku membicarakan sesuatu. Lalu hingga lampu berwarna hijau baik Fahri dan Rico malah kebut kebutan, mama dan bibi yang saat itu dibonceng mereka malah saling berteriak histeris lalu tertawa bersama.
Saat ku tatap wajah ku kedepan ada Adipati, Yudi, Shendy dan Anya disana. Andai aku tak ingat sepeda motor perjuangan ayahku, mungkin sudah ku tinggalkan motor itu diparkiran sekolah.
Saat dekat rumah ku lihat keadaan disana, rupanya aman ku lajukan motor ku sampai ke rumah ku. Setelah masuk garasi, ku keringkan keringat sambil melihat CCTV dan Mengecek komputer sederhana ku. Aku pun mandi lalu makan lalu tidur siang.
**********
Aku pun terbangun ku lihat dimeja belajar ku ada sebuah Ponsel baru Yang Mewah masih terbungkus rapih didalam boxnya dan 1 Sepatu Futsal bermerk baru terletak dimeja belajar ku. Ku kunci pintu kamar, lalu ku lihat CCTV rupanya mama dan bibi pulang dengan taksi Online.
Mereka pulang dengan membawa banyak belanjaan ditangan mereka masing masing. Mama dan bibi terlihat sangat bahagia, terlihat dari kamera mama membawa 2 box hadiah untuk ku.
Jam menunjukkan saat itu pukul 15.30 berarti ku perkirakan mereka berempat sekitar satu jam setengah bersama sama. Pantauan kamera pengawas, baik mama dan bibi masuk kamar mereka masing masing.
Ku intip bibi didalam kamarnya kosong, begitupun di kamar orang tua ku sepi dari tempat 'pengewasan rahasia' dari kamarku. mereka rupanya berdua tengah berada diRuang keluarga sore itu, Seperti sedang mencatat dan menghitung sesuatu dengan sangat teliti.
Hingga pukul 05.00 sore terlihat ayah ku pulang dari aktifitas kewajibannya sebagai karyawan ditempat pekerjaannya. Terlihat dan terdengar samar samar mama menyambut ayah, yang rupanya ayah serta adik ku kebagian hadiah yang entah apa diberikan langsung oleh ibu ku.
Expresi ayah terlihat senang dan sangat antusias mendengar cerita mama, setelah mengambilkan air minum untuk ayah mama terlihat kembali bersemangat bercerita kepada ayah. Aku hanya berfikir bagaimana andai ayah tau mama dekat dengan pemuda tanggung yang hanya 2 tahun lebih tua dari ku.
Ayah mengucapkan sesuatu kepada adik ku, lalu adik ku berlari meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. "Kakak dipanggil ayah dibawah" Lalu ia tanpa menunggu jawaban ku, adik ku berlari kekamarnya dan berlari lagi untuk membawa handuk untuk mandi.
"Kamu hebat naak.... Ayah bangga sama kamu.. " Sambil memeluk ku, terlihat ayah sangat senang dan kagum kepada ku.
"Aksi kamu tadi jadi Viral lho di medsos... Kayaknya keponakan kesayangan bibi ku bakal jadi idola baru disekolah. Hihihi...... " Jelas bibi ku yang bergabung diruang tamu sore itu.
"Mumpung lagi kumpul semua, ayah sekalian mau bicarakan kalau besok Jumat hingga minggu malam ayah akan dinas di kantor pusat diJakarta. Ayah harap, Cepi anak ayah, mama, serta karina bisa saling jaga ya.... " Kata ayah terlihat senang sambil dipeluk mama.
"Lho tumben A ngdadak?? " Tanya mama.
"Ayah juga mau berikan kejutan, kalau sesungguhnya ayah juga dapat Promosi Jabatan ke Kepala Divisi. Jadi setiap akhir pekan, ayah mungkin akan rutin mengunjungi dan bekerja dikantor Pusat di jakarta." Jawab ayah bangga dan terlihat kebahagiaan diwajahnya.
"Waaaaahh....!!! Bisa barengan gini ya ayah sama Aa bisa bawa kebahagiaan.... mama mau masak makanan special malam ini. Pokoknya kita rayain hari ini dirumah." Mama pun berlalu dari ruang tamu berjalan kedapur.
"Cepi sayaang... Dah liat medsos belum?? Kamu lagi Viral lho....!!! Kan dapet hadiah dari Tim kamu." Tanya bibi ku yang sambil bersiap keDapur menyusul mama.
"Belum bi.... Aku mau ketemen dulu pinjam buku. Karna, aku belum selsai ni ngerjain tugas sekolah." Jawabku.
"Selesai makan malam bibi bantu kamu kerjain tugas ya, tenang aja. Sekarang bibi mau bantu teteh didapur (yang berarti mama). " Lalu pergi meninggalkan aku dan ayah.
"Sepertinya.... Kamu tidak menikmati prestasi mu di sekolah hari ini nak...? " Tanya ayah pelan dan sangat hati hati.
"Jujur aja aku fokus ke Mata Pelajaran dan ambisi ku bisa lolos melalui jalur beasiswa yaah. Jadi aku ga memberatkan ayah kalau masuk Universitas Favorite." Jawaban ku membuat sorot ayah semakin Bahagia sore itu. Lalu ku pamit kerumah teman sedangkan ayah terlihat bersiap mandi.
Liat mama dan ayah tadi.... Apa bener ya aku terlalu Cemburu sama kedua Kakak kelas ku? Merasakan Indahnya dan kehangatan mama maupun bibi sore tadi lalu dimakan Malam bersama keluarga, terasa sekali mama maupun bibi ku sangat sayang kepada ayah, aku, maupun Rudi.
Hingga waktu cukup malam tiba, mama memanggilku dikamar ku memberitaukan ada 4 teman ku datang kerumah. Ganggu aja nih, pdhal kan gue belum beres ngerjain tugas sekolah.
Terlihat diruang tamu, ayah mengobrol akrab bersama Rico, Fahri, Aldi dan Fandi. Ayah dan bibi menemani mereka sedangkan siBungsu anteng menonton TV diruang keluarga.
"Jadi gini bro... Mulai besok Bibi Karin dibantu ibu mu, bakal mulai buka Usaha di Ruko Fandi. Nanti Fandi, Bibi karin dan Ibu mu bakal bagi Hasil." Jelas Fahri kepada ku.
"Sayang tu Tempat, selain lengkap dan bagus ga sempet berjalan dan dikelola kakak Fandi mubazir kalau ga di Operasikan." Aku pun hanya melongo dan Tercengang dengan rencana mereka. Sisi buruk ku menilai, makin banyak waktu luang Mama dan Bibi bersama mereka. SIAL!! Umpat ku dalam hati.
0 Komentar