Putri sontak menggebrak meja mendengar ucapan papanya.
"Menikah malam ini pah? yang benar saja!.."
"Kau sudah cukup umur untuk menikah Putri! papa tidak bisa menolak ajakan om Saputra dia memiliki peran penting dalam perusahaan kita." Tegas Anton.
Putri mendelik mendengar itu pasalnya ia juga sudah memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya.
"Dan juga akhiri hubunganmu dengan Agus papa tak suka kamu berhubungan dengannya!.." Lanjut Anton.
"Apa???..."
Anton berdiri dari duduknya. "2 jam lagi keluarga Saputra akan sampai persiapkan dirimu, tidak ada bantahan atau jabatanmu sebagai divisi keuangan di coret!."
"Jangan pah!.." Rengek Putri. "Mah bantu aku dong kenapa diam saja?."
Mama Nayla menggeleng. "Mama tidak bisa menghalangi papa.."
"Kamu ditunggu di ruang rias pengantin ya.." Lanjut Nayla.
Kedua orang tua itu berlalu pergi meninggalkan Putri di sana. "Cih! apa karena aku anak angkat mereka yang harus menjalani ini?, oke baiklah Zelia mungkin dengan ini kesempatanku untuk hidup bergelimang harta bisa menyaingimu..."
***
Keluarga Saputra sudah datang, sambil menunggu Putri selesai dirias dua keluarga itu mengobrol tentang pernikahan yang akan dilangsungkan.
"Putri keduaku menolak perjodohan ini katanya Zelia mau menikmati masa muda dulu, sebagai gantinya Putri putri pertamaku yang akan menikah..." Ujar Anton kepada keluarga Saputra.
Tampak raut wajah istri Saputra terlihat sedih, pasalnya ia sangat menginginkan Zelia yang menjadi menantunya tapi kehendak berkata lain. Namun ia sontak kembali tersenyum untuk menerimanya. "Baiklah tak apa..."
Anton dan Nayla tersenyum.
Saputra melirik putranya yang dari tadi hanya diam mendengar percakapan itu. "Marchel apa kau siap?...."
"Hmmm..." Jawabnya singkat.
"Kalian nanti pasti akan lebih mengenal, tenang saja cinta dan kasih sayang akan muncul seiring berjalannya waktu." Ujar Anton kepada calon menantunya.
"Iya om..."
Marchel terpaksa menerima pernikahan ini, ia tidak bisa menolak keinginan orang tuanya itu.
Putri turun dari lantai atas ia terlihat cantik dengan balutan kebaya putih juga make up, tatapan matanya tak lepas dari Marchel.
"Apa dia yang akan menjadi suamiku?." Batinnya ia merasa kagum dengan ketampanan lelaki blasteran itu.
"Ini calon istrimu Marchel.." Ujar Saputra kepada putranya.
"Iya..." Balas Marchel sambil menatap ke arah Putri.
"Baiklah kita langsungkan pernikahan ini."
Dengan disaksikan oleh keluarga, Marchel mengikuti ucapan penghulu sehingga resmilah hubungan keduanya sah sebagai suami istri.
Sebelum pulang Marchel melihat raut wajah mamanya Maya yang tampak tak bahagia ia sontak menghampirinya. "Ada apa ma bukankah aku sudah melaksanakan keinginanmu?."
"Sebenarnya mama menginginkan Zelia yang menjadi istrimu tapi demi menghargai Anton mama terima Putri."
"Wanita itu menolakku bagaimana lagi?."
"Baiklah tak apa semuanya telah terjadi, mama dan papa pulang.." Ujar Maya mengusap kepala putranya.
"Baiklah hati-hati."
Mereka berlalu pergi begitupun dengan Marchel melangkah menuju kamar yang telah disediakan.
Putri terkejut saat Marchel masuk ia sontak mengakhiri panggilan dengan seberang sana, tidak ada reaksi dari Marchel dia merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Apa dia akan meminta haknya? tidak aku harus cepat pergi.." Batin Putri yang sudah siap-siap.
"Aku ada urusan dengan teman kantor ini sangat penting, kuharap kau mengizinkannya.." Ujar Putri kepada Marchel.
"Pergilah..." Lirih Marchel.
"Oke terimakasih..." Putri sontak berlalu pergi meninggalkan rumah itu.
...***...
Pintu hotel diketuknya seorang lelaki membuka pintu, ia tersenyum menyeringai langsung menarik orang itu ke dalam kamar.
"Putri aku merindukanmu..." Lirih Agus yang sontak mengangkat tubuh wanitanya, ia bahkan meremas bagian bawah belakang wanita itu.
"Aku lebih merindukanmu..." Lirih Putri mengalungkan tangannya di leher Agus.
Keduanya berciuman penuh g4irah saat ini tangan Agus sudah menjelajahi tubuh Putri yang terlentang di bawah kekuasaannya.
"Bagaimana sayang?.." Tanya Agus sambil tangannya tak diam bermain.
"Mmmm, aku menyukainya..." Lirih Putri dengan mata terpejam.
Bersambung....
0 Komentar