“******, Ron sempit banget ni lvb4ng p4nt4t, seret aahh…” Jamal men3k4n kembali p3ni$nya.
“Aaaakh…Sudah pak cukup, jangan disitu, AAAkkkhhh…” aku berteriak berkali-kali menahan perih yang mendera kedua lvb4ng itu. Beberapa saat kemudian Jamal berhasil membenamkan p3ni$nya di lvb4ng p4nt4tku. Setelah menarik nafas sejen4k, Jamal dan Ronny mulai meng93nj0t tvbvhku. Awalnya dengan irama pelan, mereka bergantian meng93nj0t v49in4 dan lvb4ng p4nt4tku.
“Mmmhhggg…Aaaghhh…Ron lo mesti cobain ni lvb4ng p4nt4t, seret banget…aaaghhh..” racau Jamal kepada Ronny.
“Aaghh…M3m3knya juga nikmat mal, basah, masih sempit lagi..” balas Ronny.
Sial pikirku, aku berada diantara tvbvh 2 kuli k4$ar yang sedang menyetvbvh tvbvh mudaku yang kurawat selama ini. Namun perlahan aku merasakan sensasi baru d!s3tvbvh! 2 orang di saat yang bersamaan. Meskipun perih kurasakan, namun k3n!km4t4nnya setimpal dengan penderitaan yang kurasakan.
“mmhhh…aaahh…aaaahh…sshhtt…aaah…” d3$4hku terucap mewarnai pemandangan aneh ini.
Cukup lama juga mereka menyetvbvhiku, lebih lama dari pak Hasan tadi. Sampai akhirnya Jamal menahan gerakannya kemudian mencabut p3ni$nya dari lvb4ng p4nt4tku lalu memuncratkan $p3rm4nya di atas bongkahan p4nt4tku, saat itu juga aku ber0r94$me sambil meliukkan tvbvhku. Tvbvhku jatuh lemas di pangkuan Ronny yang masih meng93nj0t v49in4ku, Jamal sepertinya sedang membersihkan sisa-sisa $p3rm4 pada p3ni$nya di bath tub. hanya b3r$elang puluhan detik kemudian, kurasa tvbvh Ronny men3g4n9 ia m3m3kik perlahan kemudian menyemburkan $p3rm4nya di d4l4m v49in4ku. aku baru teringat ini bvk4n masa suburku, untung saja pikirku.
Aku dan Ronny duduk terdiam diatas closet sambil mengumpulkan tenaga, kudengar d3$4han-d3$4han dan erangan-erangan dari arah kamar, Sherry pasti juga sedang disetubui pria-pria m4n!ak itu. Tak lama kemudian Udin dan Asep yang belum m3n!km4t! tvbvhku menghampiri aku dan Ronny di kamar m4nd!.
“Udah selesai Ron? gantian ya kita pake…” Udin memberi tanda kepada Ronny
Ronny hanya menganggukkan kepala dan membiarkan aku yang sudah lemah diangkat oleh Asep dan Udin menuju kamarku. Di kamarku kulihat Sherry tergeletak di lantai dengan posisi menung9!n9, sementara pak Hasan dengan l!4r meng93nj0t v49in4 Sherry dari belakang. Aku diletakkan b3r$eb3l4h4n dengan Sherry dengan posisi terlentang. Udin meraih p4h4ku kemudian mengangkangkan kakiku. Setelah puas m3n!km4t! p4yud4r4ku, Udin menyetvbvhiku d4l4m posisi missionary.
Aku melihat Sherry tampak kepayahan disebelahku, aku berpikir betapa senangnya lima kuli k4$ar ini bisa meyetvbvhi 2 remaja SMA yang kini tergeletak bersampingan. Setelah Udin menyemburkan $p3rm4nya di atas p4yud4r4ku, Asep gantian menyetvbvhiku. Hal yang sama juga terjadi pada Sherry, kita berdua dipakai bergiliran oleh lima pria m4n!ak itu.
Pemerkosaan ini berakhir malam hari sekitar jam 9, ketika pintu pagar dibvk4 oleh mbak Siti yang pulang lebih cepat dari dugaan, karena tidak mendapatkan tiket kereta ke kampungnya. Namun 5 kuli itu sudah membuat perjanjian dengan aku dan Sherry untuk merahasiakan perbuatan biadab mereka dan VCD milikku mereka sita untuk berjaga-jaga. Kini aku tidak tahu lagi kabar mereka, yang pasti aku dan Sherry sudah melupakan kejadian mengerikan yang terjadi waktu itu karena kecerobohanku dan aku tetap bersahabat dengannya.
End.
0 Komentar