ISTRI YANG BAIK PART 1

 

Elisha Olivia






Hari Minggu adalah hari libur dan kesempatan bangun siang untuk sebagian orang,


tapi Minggu pagi adalah waktu yang sibuk bagi Lisa, menjadi seorang istri dan juga


sebagai seorang ibu rumah tangga diusianya yang terbilang masih muda, hidupnya


terasa sempurna karna memiliki suami pekerja keras dan penyayang, ditambah lagi


kini mereka telah dikaruniai seorang bayi laki-laki yang usianya belum genap satu


tahun,.


Seperti pagi ini setelah bangun tidur, Lisa merangkak beranjak dari tempat tidurnya,


setelah melewati malam dengan menyusui dan menidurkan anaknya, serta


melakukan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri untuk melayani suaminya


di ranjang, bukanlah alasan bagi dirinya untuk tidak bangun pagi,


Masih dengan baju tidurnya yang terlihat masih berantakan dan rambut yang masih


acak-acakan Lisa segera bangkit dan bergegas menyambut hari baru, baju tidurnya


yang memiliki belahan dada sangat terbuka dan yang panjangnya hanya sebatas


paha memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang putih, mulus dan terlihat sangat


menggairahkan, meskipun dirinya sudah melahirkan dan masih dalam tahap


menyusui, namun tetap terpancar keseksian dan kemolekan dari tubuhnya,.


Lisa menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan membersihkan diri dari sisa-


sisa semalam, ditambahkannya sedikit polesan pada wajahnya dan juga pada


bibirnya, setelah selesai kemudian Lisa menuju lemari pakaiannya, mengganti baju


tidurnya dengan mengenakan setelan pakaian olahraganya, dia bersiap untuk lari


pagi yang memang sudah menjadi rutinitasnya tiap minggu,.


Belakangan ini Lisa menjadi lebih sering melakukan perawatan pada wajah dan


tubuhnya serta semakin mempercantik dirinya, dia juga menjadi orang yang rajin


berolahraga, dia menjadi wanita yang selalu memperhatikan penampilan dan


berusaha menjaga bentuk tubuhnya, itu semua dilakukan bukan tanpa alasan, dia


harus selalu terlihat seksi dan tampil menggoda di depan suaminya, padahal


dulunya cara berpakaian dan cara berdandan Lisa terbilang biasa saja bahkan


terkesan cuek, padahal walaupun tanpa berdandan dirinya memang memiliki


kecantikan yang alami, Beberapa bulan setelah melahirkan, Lisa memutuskan untuk


merubah penampilannya, kini dirinya lebih menyukai memakai pakaian yang


terbilang lebih seksi, yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya dan juga


menonjolkan keindahan bentuk tubuhnya,.


Seperti pagi ini Lisa memutuskan untuk mengenakan legging ketat berwarna hitam


yang membuat pantatnya terlihat membulat dan menonjol, dan dipadukan dengan


sports bra yang juga berwarna hitam, semakin memperlihatkan belahan dadanya


yang putih dan padat, memang semenjak Lisa menyusui ukuran payudaranya


menjadi bertambah besar membuat belahan dadanya terlihat menyembul,


dikarenakan sport bra yang dikenakannya tidak mampu menutupi seluruh bagian


dadanya, samar-samar masih terlihat garis-garis halus di sekitar pinggang dan


perutnya, hal yang biasa dialami oleh para ibu setelah melahirkan, masih ada sedikit


lemak di perutnya yang belum sepenuhnya rata, hal ini juga yang membuat dirinya


makin rajin dan giat berolahraga, rambut pirangnya yang panjang diikat


menampilkan leher jenjangnya yang tengkuknya ditumbuhi rambut-rambut halus,


dengan penampilan seperti itu jelas dirinya terlihat makin segar dan


menggairahkan,,


Masih di dalam kamar, setelah Lisa bersiap dengan pakaian olahraganya dan


sebelum memutuskan untuk keluar rumah, dia menatap sejenak ke arah suaminya


yang masih tidur terlelap, mungkin suaminya kelelahan karena disibukkan oleh


berbagai urusan dan pekerjaannya dikantor dan pastinya ditambah lagi dengan


kelelahan akibat pertempuran semalam, Lisa kemudian menuju ke arah tempat tidur


bayi untuk memastikan keadaan putranya, dan di situ si kecil juga terlihat masih


dalam keadaan tertidur,.


Dengan langkah pasti Lisa melangkah keluar rumah, di depan teras dia melakukan


gerakan perenggangan dengan mengangkat tangannya ke atas sambil menarik


nafas dalam-dalam, kemudian nafasnya dia hembuskan lagi dengan perlahan


sejenak menikmati segarnya udara pagi, gerakan seperti itu membuat dadanya


semakin maju dan membusung, sungguh pemandangan yang sangat indah di


pandang mata tapi sayang pagi itu tidak ada siapa pun yang lewat untuk bisa


menikmati pemandangan indah tersebut, setelah mengunci gerbang rumahnya


dilihat jam tangannya masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, Lisa


kemudian memulai larinya menuju taman tempat dimana dia akan berolahraga,.


Masih di dalam area kompleks perumahan tempat dia tinggal, sepanjang perjalanan


tidak banyak terlihat orang di sekitar bahkan suasana terasa cukup sepi, lampu-


lampu penerangan jalanan semuanya masih dalam keadaan menyala, posisi


rumahnya yang memang berada di ujung kompleks membutuhkan cukup waktu bagi


Lisa untuk akhirnya bisa keluar pintu utama area perumahan, setelah melewati


beberapa blok dan beberapa belokan di areal kompleks itu barulah bisa terlihat pos


keamanan dan pintu utama perumahan di depan sana,.


Ketika melewati pos satpam, sambil berlari-lari kecil Lisa menyempatkan dirinya


untuk melambaikan tangannya, dan dengan senyumannya yang manis dia menyapa


satpam kompleksnya yang memang sedari tadi sudah berada di luar posnya duduk


menunggu untuk bisa melihat ibu muda cantik jelita itu yang sedang lari pagi,


“pagi paaak...” sapa Lisa dengan senyuman manis di bibirnya sambil terus berlari,


“pagi non Lisa..” jawab satpam itu sambil terus memandangi lekuk tubuh indah yang


melintas di depannya,


Setelah Lisa berlalu sang satpam yang masih dalam kekagumannya, matanya terus


saja menatap mengikuti langkah Lisa dari belakang, di sepanjang larinya rambut


panjang Lisa bergoyang ke kiri dan ke kanan seirama dengan ayunan langkah


kakinya, tatapan satpam itu terfokus pada bulatan pantat Lisa yang terlihat begitu


kencang dan padat, bulat, kenyal bergoyang-goyang ke kiri, kanan, kiri lagi, kanan


lagi, terlihat begitu menggoda membuat dirinya beberapa kali meneguk ludah dan


membuat matanya sulit untuk berkedip,.


Sesampainya Lisa di taman terlihat sudah ramai orang-orang di sana, memang


setiap hari minggu di sini ada bazar pagi, kebanyakan orang yang datang berasal


dari kampung-kampung sebelah atau juga dari penduduk sekitar perumahan, selain


link publik


https://t.me/+nauSTTQHhblhZjVl


datang untuk berolahraga banyak juga yang datang sekedar hanya untuk jalan-jalan


santai, ingin berbelanja atau menikmati aneka jajanan, Lisa masih lari-lari di sekitar


taman dan tentu saja sudah pasti banyak pasang mata yang memperhatikannya,


Lisa tentu saja menyadari dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya,


namun hal itu justru semakin menambah dan meningkatkan rasa percaya dirinya


dan ada rasa bangga di hatinya,.


Saat dia berlari, pantulan cahaya matahari yang baru saja terbit memancar dari


rambut pirangnya dan bibir merahnya yang mempesona, dia tak peduli dengan


pandangan orang-orang yang terkagum-kagum melihat keindahannya tubuhnya,


bahkan terkadang dia membalas pandangan itu dengan senyuman, tak lama


kemudian, di bawah pohon besar yang teduh dia berhenti untuk beristirahat duduk di


kursi taman untuk mengambil tegukan air dari botol minumannya,.


Ketika sedang beristirahat tak sengaja pandangan Lisa melihat dari kejauhan, di


sana terlihat seorang lelaki tua yang tengah melakukan pekerjaannya yaitu menyapu


dan membersihkan sampah-sampah berserakan yang ada di taman, dengan tekun


terlihat bapak tua itu sambil memilah-milah sampah dan mengumpulkan botol-botol


air mineral bekas, mungkin kira-kira usianya sudah menginjak sekitar 60 tahunan,


mungkin kurang atau bisa juga lebih karna terlihat dari badannya yang kurus dan


sudah tampak banyak kerutan-kerutan di wajahnya dan juga ditangannya, namun


yang paling menjadi perhatian Lisa adalah semangat si bapak itu yang walaupun


usianya sudah tua tapi tetap terlihat masih rajin dan masih semangat untuk bekerja


menjadi petugas kebersihan di taman itu.


Setelah dirasa cukup beristirahat, Lisa memutuskan untuk pulang karna harus


menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, tapi sebelum pulang dia


menyempatkan diri untuk menghampiri bapak tua itu terlebih dahulu karna Lisa


merasa kasihan dan ingin memberikan sebagian dari uang yang dia bawa, Lisa


menghampiri si bapak tua itu yang posisinya sedang berjongkok dan terlihat sedang


sibuk memasukkan botol-botol bekas yang sudah dia kumpulkan tadi ke dalam


karungnya, kemudian dari belakang Lisa sambil menundukkan badannya menepuk


pelan pundak si bapak sambil menyapanya lembut,.


"permisi pak, maaf mengganggu," sapa Lisa dengan ramah,


Karena ada yang menyapanya, si bapak itu pun segera menoleh ke belakang


namun tiba-tiba saja dia langsung terkaget, terkejut, terpesona dan hampir


jantungan, sebab ketika dia mengarahkan pandangannya ke belakang untuk melihat


siapa yang menyapanya, justru dari posisinya yang sedang berjongkok dan posisi


Lisa yang menunduk tentu yang pertama kali pak tua itu lihat adalah sepasang


daging kembar berada persis di depan mukanya, sebuah pemandangan paling indah


yang belum pernah dia lihat selama hidupnya, tanpa disengaja pandangan matanya


tepat tertuju pada belahan dada Lisa yang putih, bersih, dan terlihat kenyal, apalagi


dari jaraknya yang cukup dekat itu, si bapak bisa dengan jelas melihat ada butiran-


butiran keringat yang masih menempel di dada Lisa serta tampak urat-uratnya karna


saking putihnya kulit dada Lisa, si bapak tampak tak mau berkedip dan sesekali dia


menelan ludahnya seolah tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya saat


ini,.


Lisa yang menyadari hal itu akhirnya merubah posisinya yang semula dirinya


sedang menunduk lalu sekarang menjadi berlutut, agar pandangannya bisa sejajar


dengan si bapak, kemudian Lisa menyapanya lagi,.


" Permisi pak,.. Pak,." ucap Lisa lagi sambil tangannya memegang pundak si bapak,


dan akhirnya barulah si bapak tersadar dan menjawab sapaan Lisa,


"ii..ii..iiya ada apa ya non?" jawabnya sambil tergagap-gagap karena grogi.


"ini pak ada sedikit buat bapak, untuk beli sarapan," ucap Lisa ambil tersenyum dan


tangannya menyodorkan beberapa lembar uang ke si bapak.


"ehh.. maaf non terima kasih, bukannya bapak nolak rejeki, tapi beneran tadi bapak


udah sarapan di rumah" jawabnya sambil pelan-pelan tangannya mendorong tangan


Lisa dan berusaha menolaknya dengan halus,


" Tolong diterima ya pak, lumayan kan buat tambahan, kan nanti bisa di pakai buat


beli keperluan yang lain" ucap Lisa sedikit memaksa dan terus membujuk si bapak


agar mau menerima pemberiannya.


"emm.. beneran non enggak usah, lagian saya kerja di sini juga dibayar kok non,”


tolak si bapak karena merasa sungkan,


"kalo bapak nolak, nanti aku marah loh.." ujar Lisa membujuk lagi sambil ekspresi


wajahnya dia buat-buat terlihat sedikit cemberut dan nada bicaranya terdengar agak


sedikit manja,


Akhirnya si bapak itu pun mau menerima pemberian itu karna dia tidak mau


membuat wanita cantik yang saat ini sedang ada di hadapannya menjadi marah


karena penolakannya yang nanti malah merusak momen indah pagi ini, apalagi


karena mendengar cara bicaranya Lisa yang sedikit manja saat membujuknya, tentu


saja membuat si bapak menjadi gemas dalam hatinya,


“emm.. iya non, terima kasih banyak, saya jadi enggak enak,” ucap pak tua itu


menerima pemberian dari Lisa,


"iya pak sama-sama, aku ikhlas dan seneng kok bisa berbagi, yaudah kalo gitu, aku


pulang dulu ya pak, semoga kapan-kapan bisa ketemu lagi," ujar Lisa menyudahi


perbincangan pagi itu,.


"iyaa.. hati-hati non di jalan pulang, sekali lagi terima kasih banyak atas


pemberiannya,"


"iyaa.. itu rejeki bapak namanya, hihihi.."


Lisa melihat jam tangannya menunjukkan sudah pukul tujuh lebih, Kemudian dia


bangkit untuk berdiri, gerakan Lisa seolah-olah menjadi gerakan lambat yang erotis


membuat mata si bapak menelusuri inci demi inci bagian-bagian tubuh Lisa,


pandangannya seirama mengikuti gerakan berdirinya Lisa, diperhatikannya dari


ujung kepala terus turun ke bawah, terus ke bawah lagi, dan ketika Lisa sudah tegap


berdiri tatapan si bapak terhenti dan terfokus pada satu titik, matanya menjadi


melotot manakala tepat di depan mukanya dan tepat di hadapannya terlihat ada


gundukan daging di tengah-tengah antara kedua paha Lisa,.


Pemandangannya yang cukup singkat karena kemudian Lisa berbalik, sambil


tersenyum dan melambaikan tangannya Lisa kemudian berlari menuju pulang ke


rumahnya, mata si bapak masih terus memperhatikan dan terus memandang Lisa


dari belakang, yang makin lama semakin menjauh, goyangan pantat seksi itu


seolah-olah menghipnotisnya, hingga beberapa saat akhirnya dia tersadar bahwa


goyangan pantat indah itu telah hilang di kejauhan, dia masih dalam posisi jongkok


nya dan tak ingin buru-buru berdiri, sebab pak tua itu takut terlihat banyak orang


kalau burungnya yang sedang ereksi,.


Dalam lamunannya si bapak bertanya pada dirinya sendiri, sambil menggaruk-garuk


kepalanya yang memang tidak gatal sambil mulutnya mengoceh pelan,.


"tadi si non itu namanya siapa ya,?"


"Haduuh.. kayak orang bloon aku,"


"bingung aku tadi mau ngomong apa,"


"Sampai-sampai tadi lupa nanya,"


"Namanya siapa tinggalnya dimana,?"


"Mimpi apa aku semalem dapet rejeki berlipat-lipat sepagi ini,?”


"Aaarrrggghhh.... Berdoa saja lah mudah-mudahan nanti bisa ketemu lagi,"


"Tapiii... jadi penasaran,"


"Kira-kira siapa ya namanya,???"


.


......


.


Lisa merasa luar biasa setelah lari pagi dengan jarak yang lumayan jauh, dan


rasanya menyenangkan bisa sedikit membakar lemaknya juga melatih otot-ototnya,


setelah semakin dekat dengan komplek perumahan tempat tinggalnya, Lisa


menghentikan larinya dan melanjutkannya dengan berjalan santai sambil menikmati


hangatnya sinar matahari dan udara segar di pagi hari, di pinggiran jalan sudah


berjejer beberapa gerobak para pedagang yang biasa berjualan di sana, seperti


tukang sayur dan tukang bubur ayam yang memang biasa mangkal tak jauh dari


depan pintu utama perumahan, sebelum pulang Lisa memutuskan untuk membeli


bubur ayam untuknya sarapan dan juga untuk suaminya,.


"Bubur ayamnya dua ya pak, dibungkus," ujar Lisa,


"oke siap non, kacangnya pake apa enggak non,?"


"yang satu pake pak, tapi yang satunya lagi enggak ya pak,"


"okee wait ya non,"


"oiyaa.. sambalnya jangan lupa dipisah ya pak, "


"oh iyaa siaap.."


Sambil menunggu pesanannya disiapkan, Lisa kemudian duduk dibangku plastik


yang memang disediakan untuk orang-orang yang ingin makan di situ, nafasnya


yang masih sedikit ngos-ngosan dan tubuhnya yang terlihat masih basah akibat


berkeringat, beberapa kali Lisa mengipas-ngipaskan telapak tangannya ke arah


wajahnya dan sesekali dia menyeka keringat yang menempel di keningnya dengan


punggung tangannya,


Ketika dia memperhatikan tukang bubur yang sedang menyiapkan pesanannya, Lisa


menyadari kalau pakaian olahraganya yang sedikit basah oleh keringat apalagi


modelnya yang cukup terbuka tentu saja membuat si tukang bubur beberapa kali


melirik dan mencoba untuk mencuri-curi pandang ke arahnya, terutama ke bagian


belahan dadanya, Lisa tentu saja menyadari hal itu namun dia tetap cuek dan


berpura-pura tidak tau saja karena dia menganggap itu adalah hal yang wajar untuk


laki-laki normal, contohnya ya seperti bapak tukang bubur ini, apalagi butiran


keringat yang membasahi tubuhnya menambah kesan seksi pada diri Lisa,


Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pesanannya pun siap, selesai membayar


Lisa kemudian melanjutkan perjalanannya untuk pulang, tidak banyak percakapan di


sana, karena orang-orang di sini baru beberapa kali melihat Lisa, mereka masih


belum mengenal siapa Lisa dan masih segan walau sekedar untuk berbasa-basi,


mereka masih takut salah kata atau salah ucap, karena melihat bahwa Lisa


merupakan salah satu penghuni komplek perumahan elite di sana, dalam


pandangan mereka tentulah Lisa ini adalah orang berada jadi mereka hanya mampu


mengagumi dalam hati,


Sambil berjalan pulang ke arah rumahnya, Lisa terlihat terus senyum-senyum


sendiri, dirinya teringat beberapa kali memergoki para laki-laki yang sedang


menatap dan memperhatikannya, mereka terlihat salah tingkah ketika ditatap balik


olehnya, hal yang sangat lucu menurutnya,.


Ketika Lisa akhirnya sampai di rumah, sudah ada suaminya di depan teras yang


sedang menimang-nimang bayinya, Lisa bisa melihat suaminya tersenyum lebar


sambil matanya memandangi bayinya yang masih sangat kecil, ada perasaan


bahagia di hati Lisa melihat pemandangan itu, setelah membuka gerbang rumahnya


dia segera berlari menghambur menghampiri mereka, suaminya menyambut dengan


memberikan kecupan mesra di kening Lisa, dilihatnya sang bayi sedang tertidur


dalam dekapan suaminya, kemudian Lisa memeluk suaminya dari belakang,


dagunya diletakkan di pundak suaminya, sambil matanya memperhatikan bayi


mereka,.


"Papa kok tumben hari minggu jam segini udah bangun,?” tanya Lisa bermanja-


manja dengan suaminya,


"tadi Oliver nangis yaa,? Kebangun yaa waktu tadi mama lari pagi,? " sambil terus


memeluk suaminya Lisa bertanya dengan manja dan penuh perhatian pada


suaminya,.


" Iyaa,. tadi nangis bentaran,, mungkin enggak betah popoknya basah, jadinya


kebangun deh dia, tapi udah papa ganti sama yang baru, nih sekarang udah bobo


lagi," ujar suaminya menerangkan sambil terus memperhatikan bayinya,


Lisa bahagia mendengarnya, dia terus memeluk suaminya sambil hidungnya terus


mengendus-endus leher dan punggung suaminya, menghirup aroma tubuh


suaminya yang baru bangun tidur, tingkah dan ulahnya itu membuat suaminya


merasa kegelian,.


"ehhh... ngapain sih maa,? baru pulang jugaa, masih keringetan gituu, bau asem,


awas dulu doonk, bersih-bersih dulu sana, ganti baju,"


Tanpa menggubris suaminya, Lisa terus memeluk tubuh suaminya dari belakang dan


bertingkah seperti anak kucing Lisa masih terus saja mengusel-usel kepalanya


dipunggung suaminya,.


"Entar dulu donk maa, nanti Oliver kebangun lagi nihh, " ujar suaminya lagi,


"iishh.. Papa mah gituu, anaknya melulu.. " Lisa merajuk, karena merasa sebal


akhirnya Lisa melepaskan pelukannya, dan sambil membawa tentengannya dia


masuk ke dalam rumah, pura-pura ngambek sambil merajuk manja, "Awas ajahh,.. "


ucap Lisa lagi sembari melengos masuk ke dalam rumah,


“hahaha...” suaminya malah tertawa melihat tingkah Lisa yang sedang ngambek dan


merajuk, lalu menyusulnya masuk ke dalam rumah, Lisa menuju dapur untuk


menyiapkan sarapan yang tadi sudah dibelinya, sedangkan suaminya menuju ke


lantai atas untuk meletakkan bayinya kembali ke tempat tidur,.


Ketika suaminya menuruni tangga terlihat Lisa masih dengan pakaian olahraga


raganya sudah siap duduk menunggu suaminya di meja makan,.


"Papa mau mandi dulu atau sarapan dulu,?" tanya Lisa kepada sang suami yang


sedang berjalan ke arahnya, "Kalo papa mau mandi dulu, mama siapin handuknya,


"


ucap Lisa lagi ketika suaminya sampai di meja makan,


Tanpa menjawab, suaminya berjalan ke arah Lisa lalu memeluknya dari belakang,


mengusap-usap lengan sang istri dan mengecup pipinya mesra, kemudian berbicara


pelan di telinga Lisa, "Kita sarapan sama-sama aja dulu,. soalnya papa juga udah


laper banget,." ucap suaminya lembut,


Lisa hanya terdiam merinding mendapatkan perlakuan mesra dari suaminya, orang


yang sangat dia cintai,


"Cupph,. " Suaminya memberikan kecupan kecil di kening Lisa lalu berkata, "Papa


sayang mama,"


Kata-kata itu terdengar sangat mesra di telinga Lisa, suaminya lalu menatap wajah


sang istri, kemudian memegang bagian belakang lehernya lalu menariknya maju


pelan-pelan dan perlahan-lahan membuat wajah mereka semakin saling mendekat,


kemudian Lisa memejamkan matanya dan bibirnya bersiap-siap menyambut sebuah


ciuman yang akan diberikan oleh suaminya,.


"Shhhhhhh.... " Lisa mendesis pelan,


Ketika mata Lisa terpejam, suaminya malah tersenyum dengan keisengannya sambil


memegangi leher dan kepala Lisa kemudian dia malah menggigit pipi istrinya, yang


tentu saja membuat Lisa seketika terkejut dan langsung berteriak kesakitan,.


"Aww.. Awww... Sakiiiiit,... "


"Aduhh... Papaaaaa.... "


"Awww... Aduhh... "


"Awwass,.. iihh sakkkiit, "


" Leppassiinnnn... paappaahhh..."


Lisa yang kaget memukul-mukul pundak dan juga mendorong-dorong suaminya


agar bisa segera terlepas, namun tak lama kemudian dan tidak disangka-sangka


terdengar teriakan kesakitan dari mulut suaminya,.


"Aduuuuuhhhhhh,,..."


"Ampuuuuunnnn,.."


"aawwww..... Ampunnnn maa,. Sakittt maa,.."


Ternyata di perut suaminya telah bersarang cubitan maut dari Lisa, dengan


perasaan gemas dan kesal dengan ulah suaminya itu, Lisa mencubit sekencang-


kencangnya sambil sesekali memelintir cubitannya hingga membuat suaminya


berteriak dan meringis kesakitan, setelah merasa puas akhirnya Lisa pun


melepaskan cubitannya,


"Tuuh liat sampe biru gini nih jadinya, mama mah nyubit nya sadis banget,


aduuhhh.." Sambil masih meringis kesakitan suaminya mengangkat kaosnya untuk


memeriksa bekas cubitan dari sang istri,.


"Hahaha... Lagiaan, suruh siapa iseng banget jadi orang," ucap Lisa santai,


"aduuh.. sakit banget tau maah,," suaminya masih mengusap-usap bekas cubitan


Lisa pada perutnya,


"Lagian papa juga jorok banget pipi mama pake di gigit segala, kirain mau dicium,"


Lisa tertawa puas sambil memegangi pipinya,.


Kemudian suaminya mengecup kening Lisa lagi dengan mesra,. "Iya maaf ya istriku


yang cantiiik, abisnya mama nge-gemesin banget sih,"


"iyaa, iyaa, papa ganteeeng.." jawab Lisa,


"Tapi papa emang beneran sayang banget sama mama,"


Lisa tersenyum dan mengangguk, terlihat pipinya bersemu merah muda,. "Udah iihh,


jangan gombal terus, itu buburnya di makan nanti keburu dingin papaaa,"


Kemudian Lisa dan suaminya menikmati sarapan pagi mereka bersama sambil


mengobrol tentang rencana kegiatan mereka untuk hari ini, karena hari ini adalah


hari libur jadi Lisa berencana ingin membereskan rumah bersama-sama,.


Lisa dan suaminya termasuk penghuni baru di sini, baru beberapa bulan mereka


menempati rumah baru mereka, belum banyak orang di sekitar yang mereka kenal


begitu pula sebaliknya, itu dikarenakan suaminya yang memang sibuk bekerja dan


Lisa yang sibuk mengurus rumah dan sibuk mengurus bayinya membuat keduanya


jarang terlihat, Lisa hanya keluar rumah ketika dirinya ingin berlari pagi itu pun dia


lakukan hanya seminggu sekali jika suaminya sedang libur, karena tidak mungkin dia


meninggalkan bayinya sendirian di rumah, sedangkan suaminya hanya terlihat


ketika membuka kaca mobilnya saat berangkat kerja atau ketika pulang kerja,.


Beberapa kali suaminya menyarankan kepada Lisa agar mereka memiliki seorang


pembantu rumah tangga, namun Lisa selalu menolaknya dengan alasan dirinya


ingin memiliki kesibukan ketika suaminya pergi bekerja dan dirinya merasa masih


bisa mengurus suami dan anaknya serta melakukan semua pekerjaan rumahnya


sendirian,.


Selesai mereka sarapan, Lisa segera merapikan meja makan dan menuju dapurnya


untuk mencuci piring, suaminya yang memperhatikannya dari belakang melihat sang


istri yang masih dengan setelan olahraganya sedang mencuci piring terlihat begitu


seksi dan menggoda, pantatnya terlihat bergoyang-goyang saat Lisa menggosok-


gosok piring yang sedang dia cuci,.


Melihat pemandangan itu seketika membuat gairah suaminya bangkit, dia bangun


dari duduknya dengan penisnya yang sudah tegang di dalam kolornya, kemudian


perlahan-lahan suaminya berjalan mendekati Lisa, melihat pantat istrinya yang bulat


menggoda perlahan dia memeluk istrinya dari belakang sambil menciumi lehernya,


ditempelkan tonjolan penisnya itu di belahan pantat Lisa,.


Lisa yang terkejut oleh perlakuan suaminya, dirinya merasakan ada tonjolan yang


menekan belahan pantatnya, seketika dirinya merinding akibat cumbuan-cumbuan


suaminya pada lehernya,.


" Awas dulu sih paaahh,, mama lagi repot niih,. tadi katanya mama masih bau


aseeem, papa awas dulu iiihhh,. iseng aja jadi orang,.


" ujar Lisa sambil sikunya


mencoba mendorong-dorong suaminya ke belakang supaya melepaskannya,.


Sambil terus menekan dan menggesekkan penisnya, suaminya tidak menghiraukan


dan terus mencumbui lehernya Lisa, bahkan sekarang satu tangannya sudah


meremasi payudara Lisa dan tangan satunya lagi membelai-belai vagina Lisa dari


luar celananya,.


Lisa yang terbawa suasana pun mengerti dan meminta suaminya melepaskannya


sebentar, kemudian Lisa berbalik untuk bisa saling berhadapan dengan suaminya,


karena postur tubuh suaminya lebih tinggi Lisa sedikit mendongak keatas untuk bisa


menatap mata suaminya, kemudian Lisa mengalungkan tangannya ke pundak


suaminya, mereka saling bertatapan begitu dekat, dan dengan tingkahnya yang


sangat manja sambil tersenyum lebar dia kemudian menggoda suaminya,.


" Papa mau ngapain siiih,?? Mama kan mau mandiii,.. Masih bau aseem,. " ucap


Lisa sambil tersenyum dan lekat-lekat matanya terus menatap suaminya,.


Tiba-tiba suaminya langsung menarik belakang leher Lisa dan melumat bibir Lisa


dengan ganas, Lisa pun membalas cumbuan suaminya, karena sama-sama sudah


dilanda birahi, mereka berciuman begitu panas di meja dapur, sambil berciuman


kemudian Lisa melompat ke pinggang suaminya, tangannya meremasi dan


mengacak-acak rambut belakang suaminya,.


Lisa yang masih digendong dengan posisinya yang di depan suaminya, dia terus


bergelayutan liar di pinggang suaminya, sedangkan suaminya menahannya dengan


memegangi pantat Lisa sambil sesekali diremas-remas pantatnya kuat-kuat, dengan


bibir yang masih saling berciuman, lidah mereka yang saling membelit, kemudian


suaminya mulai berjalan menuju kamar mandi, langkah demi langkah dan terus


bergerak hingga sesampainya di depan pintu kamar mandi dia menurunkan Lisa,.


Mereka tertawa bahagia dan kemudian Lisa membuka pintu kamar mandi dan


menarik suaminya untuk ikut masuk ke dalam, dan kemudian,.


"brakk"


Suara pintu kamar mandi yang tertutup dengan keras,.

Posting Komentar

0 Komentar