ISTRI YANG BAIK SEASON 2 PART 5

 

Ucup yang merasa kaget langsung membuka matanya, dia melihat Lisa sedang


berdiri di depan pintu dengan tangan kanannya masih memegang sekop kecil,


matanya menatap tajam ke arah wajah ucup yang hanya bisa melongo, tanpa


berusaha menghentikan kocokan tangannya,


Karena sudah di landa birahi, ucup terus mengocok batang penisnya membiarkan


Lisa melihat apa sedang dia lakukan di dalam kamar mandinya, melihat wanita


cantik yang sedang dia bayangkan sedang berada di depannya membuat ucup


semakin mempercepat kocokan pada penisnya,


Lisa masih berdiri di tempatnya, entah karena terpana oleh pemandangan di depan


matanya, atau mungkin karena kasihan melihat ucup, Lisa menjatuhkan sekopnya


dan sambil tersenyum penuh arti dia melangkah masuk lalu menutup pintu di


belakangnya, perlahan-lahan Lisa melangkahkan kakinya semakin maju mendekati


ucup sambil mulai melepas satu persatu kancing dasternya,


Saat Lisa berada tepat di hadapan ucup dia melepaskan dasternya sehingga


nampak dengan jelas kedua bulatan payudaranya yang ternyata tidak memakai


beha, sungguh pemandangan yang benar- benar membuat ucup semakin


terangsang, bulatan daging buah dadanya yang kenyal dan masih kencang dengan


ukurannya yang hampir sebesar melon dengan kedua putingnya yang jelas terlihat


berwarna merah jambu sedikit kecokelatan,


Melihat Lisa berada tepat di hadapannya dengan tubuh telanjang yang hanya


memakai celana dalam membuat Ucup begitu terkagum-kagum dan hanya bisa


berkata lirih , “Ohh,.. bu Lisaa, tubuh bu Lisa bener-bener indah,"


Ucup menghentikan kocokannya, dia memegang kedua pinggang Lisa lalu


menariknya agar wanita cantik itu duduk di pangkuannya,


Dengan sedikit melangkah, Lisa akhirnya duduk di atas pangkuan ucup, vaginanya


yang masih tertutup celana dalam menempel tepat di penis ucup yang sedang


berdiri tegak menjulang, lalu dengan kedua tangannya dia meraih batang itu dan


mulai membelai-belainya dengan lembut,


Ucup yang sudah benar-benar terangsang langsung memeluk pinggang Lisa,


mulutnya terbuka lebar dan langsung mencaplok sebelah payudara Lisa, lalu


sebelah tangannya lagi berusaha menggapai salah satu bulatan payudara wanita


cantik yang sedang duduk mengangkang di pangkuannya, dengan tergesa-gesa,


ucup mengisap dan meremas-remas payudara ibu muda itu,


Penis ucup semakin mengeras di dalam genggaman Lisa karena terus diremas-


remas dan dibelai-belai, dan rasanya semakin lama terasa semakin nikmat, seakan-


akan penisnya seperti sebentar lagi akan meledak, dan benar saja akhirnya ucup tak


mampu lagi menahan rasa yang begitu nikmat itu…


crottttttt... crotttttt... crottttttttt..


Semprotan demi semprotan keluar dari ujung penisnya menyemburkan cairan putih


kental membasahi telapak tangan Lisa dan sebagian membasahi celana dalamnya


yang menempel di batang kejantanan ucup,


Lisa terus tersenyum menatap ucup yang sedang meresapi kenikmatan yang dia


berikan, dan dengan tenang dia masih terus menggenggam batang penis ucup dan


meremas ujungnya, hingga cairan putih itu benar-benar benar-benar berhenti keluar,


Disela-sela kenikmatan yang di rasakannya, ucup mencoba menatap ke bawah, dia


melihat jika spermanya membasahi seluruh tangan Lisa dan juga berceceran di


permukaan selangkangan mereka berdua, beberapa tetesan juga terlihat jatuh dan


mengalir di pangkal pahanya,


Lisa yang masih duduk di pangkuan ucup, tanpa banyak berkata-kata lagi, di meraih


tangan ucup dan mengarahkannya untuk menggosok-gosokan permukaan


vaginanya yang masih tertutup celana dalam, ucup bisa merasakan jika vagina Lisa


terasa hangat dan basah saat telapak tangannya bergesekan langsung dengan


permukaan celana dalam yang menutupi lubang surga milik wanita cantik itu,


Lisa merangkul ucup dengan mengalungkan lengannya di belakang leher


satpamnya itu, tatapan matanya yang indah memandang ucup sambil tersenyum


yang membuat ucup jadi salah tingkah,


"aku pegel cup duduk terus, kita pindah ke ruang tengah aja yuk…” pinta Lisa yang


kemudian berdiri dari pangkuan ucup lalu membuka pintu kamar mandi,


“ii.. iyaa bu…” jawab ucup memunguti celananya dan daster Lisa yang tergeletak


dilantai,


“Udah tinggalin aja cup, nanti aja di beresinnya,” ucap Lisa yang sudah berdiri


menunggu ucup di depan pintu,


“oo.. iya bu…” Jawab ucup lalu ikut keluar bersama Lisa,


Terlihat sekali ucup yang nampak grogi ketika menghampiri Lisa, saat mereka di


depan kamar mandi, wanita cantik itu mengangkat kedua tangannya dan meraih


pundak si pemuda kurus itu, “gendooong…” pinta Lisa bermanja pada ucup,


Ucup tersenyum melihat tingkah Lisa yang begitu menggemaskan, lalu dengan


sigap dia langsung mengangkat dan membopong tubuh telanjang Lisa lalu


membawanya ke ruang tengah, meskipun tubuhnya terlihat kurus, tapi


bagaimanapun Ucup tetaplah seorang laki-laki yang tenaganya cukup kuat kalau


hanya sekedar mengangkat tubuh Lisa,


Begitu mereka sampai di ruang tengah rumah Lisa, dengan lembut dan hati-hati


ucup membaringkan tubuh molek wanita cantik itu di atas sofa,.


“Tutup dulu pintunya, jangan lupa dikunci…” pinta Lisa lagi.


“Iya buu…” Jawab ucup,


"Ceklek" terdengar suara pintu yang dikunci, ketika ucup berbalik, Lisa yang sedang


berbaring tersenyum manis ke arah ucup sembari mengulurkan kedua tangannya


supaya pemuda itu segera menghampirinya,


“siniii cepetaann…” Lisa merengek


dengan sangat manja,


.


*****


.


Sementara itu di pinggiran kota Centropolis,


Di dalam kamar di sebuah rumah kecil yang bentuk bangunannya terlihat seperti


gudang yang terletak di pemukiman kumuh, sepasang manusia berbeda jenis


kelamin baru saja selesai bercinta, keduanya sama-sama puas karena terlihat dari


wajah mereka yang tersenyum satu sama lain, tubuh keduanya masih bertelanjang


bulat dan hanya selimut yang menutupi tubuh telanjang mereka,


Sang laki-laki adalah seorang pemuda berusia sekitar dua puluhan tahun


berperawakan sedang dengan rambutnya yang agak panjang dia ikat ke belakang,


sedangkan sang perempuan adalah seorang wanita berparas cantik yang


merupakan kakak kandungnya sendiri, sejak kecil mereka menjadi anak yatim piatu


dan hidup hanya berdua saja setelah ditinggal mati oleh kedua orang tua mereka,


seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, hubungan keduanya semakin hari


menjadi semakin dekat sehingga menjadi sebuah hubungan yang sangat tabu dan


sangatlah intim seperti layaknya pasangan suami istri,


Dari kelihatannya, pemuda itu sepertinya orang yang cukup cerdas dan jenius,


terbukti dari kondisi yang terlihat di dalam tempat tinggalnya saat ini, meskipun dari


luar kelihatannya hanya seperti sebuah rumah sederhana yang terletak di kawasan


kumuh, namun siapa sangka jika di dalamnya penuh dengan perangkat komputer,


dan alat-alat elektronik, robotic, sains, dan lain sebagainya, bahkan bagian dalam


rumah itu lebih mirip seperti laboratorium atau mungkin seperti ruang kerja seorang


profesor, sementara sang kakak yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan


besar di kota itu,


Wanita cantik itu bangkit dari ranjang, tubuh bugilnya nampak begitu putih dan


bersih, bentuk tubuhnya juga begitu indah dan menggoda ditunjang dengan tinggi


dan berat badannya yang sangat proporsional, si pemuda yang telah kembali


memakai kaca matanya terus memperhatikan lenggak lenggok bulatan pantat mulus


kekasihnya yang merupakan kakak kandungnya itu sedang berjalan menuju kulkas,


lalu mengambil sesuatu dari dalamnya, setelah dia menemukan yang ia cari tadi, dia


pun kembali melangkah ke pembaringan.


"nih diminum," seru wanita itu penuh perhatian,


"makasih kak," sahutnya santai,


"he'em.." gadis itu menganggukkan kepalanya, setelah menyerahkan sebotol


minuman dingin, dia lalu mendekat dan menyenderkan tubuhnya di bahu kekasihnya


itu yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri, "gimana rencana kamu,?" tanya


wanita itu kepada adiknya,


"segala persiapannya hampir selesai, dan aku masih menunggu waktu yang tepat


untuk bisa mulai menjalankan satu persatu rencanaku," jawab pemuda itu,


"sebaiknya kamu jangan tergesa-gesa, karena yang kita hadapi bukanlah orang-


orang sembarangan," ucap sang kakak yang merasa khawatir,


"kakak gak perlu khawatir, aku pastiin semuanya akan berjalan sesuai rencana,"


"yaahh.. aku hanya gak mau jika sampai kamu kenapa-napa, karena cuma kamu


satu-satunya yang aku miliki," wanita itu segera memeluk kekasihnya,


“iyaa kak, aku ngerti, ohh.. yaa, ngomong-ngimong hari ini kakak gak kerja,?”


“enggak, hari ini aku sengaja ijin gak masuk, soalnya kangen sama kamu, emm..


kamu akhir-akhir ini kan udah jarang banget main ke apartemen kakak,”


“iyaa maaf, untuk sementara waktu ini, aku harus jarang terlihat,” jawab pemuda itu


pelan,


“iyaa, kakak ngerti kok,” ucap sang kakak tersenyum manis sembari mengusap pipi


adiknya,


.


*****


.


Di dalam rumah Lisa,


Saat ini aku sudah terbaring pasrah di atas sofa menunggu apa yang akan dilakukan


ucup selanjutnya pada diriku, sebagai laki-laki normal tentu saja dia pasti sangat


terangsang dengan keadaan tubuhku yang polos, saat dia menghampiri langsung


kuraih kepalanya untuk segera menindihku lalu kukecup bibirnya,


“bu Lisaa…” kukecup lagi bibirnya saat ucup hendak bicara, dan kali ini kubuka


mulutku sambil menjulurkan lidah, ucup yang paham apa kemauanku tanpa banyak


bicara dia langsung melumat lidahku, kami pun berciuman dengan panas dan mesra


selama beberapa saat, entah kenapa aku mau melakukan ini, aku hanya mengikuti


naluriku, tak bisa aku pungkiri juga, walaupun liburanku hanya dua bulanan tapi


rasanya seperti sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan ucup, pak Juki dan


juga pak yono, dan hal itu ternyata membuat diriku begitu merindukan sentuhan


mereka,


“buu.. Saya kangen bu Lisaa…” ucup bicara pelan,


Seolah tidak ingin memberinya kesempatan untuk bicara, ku tarik lagi kepalanya


untuk kembali berciuman dan saling melumat lagi, tangan ucup mulai


menggerayangi tubuhku, dengan gemas diremas-remasnya kedua payudaraku.


“eenghhh.. Cuuphh…” desahku menggeliat,


Ucup melepaskan bibirnya dari ciumanku lalu bibirnya merayap ke bawah, menciumi


leherku, lalu dengan rakus mulutnya langsung mencaplok kedua puting susuku


bergantian, menghisap-hisap dan menggigit-gigitnya, “eengghhh... ucuup...


ouuhh…” membuat tubuhku menggelinjang-gelinjang dan suara desahanku semakin


menjadi-jadi,


Ucup berhenti sejenak lalu berdiri untuk membuka kaosnya, kini dia sudah


bertelanjang bulat sedangkan aku hanya memakai celana dalam tipis, aku melihat


penis ucup yang tadi sudah ejakulasi di kamar mandi, kini sudah kembali ereksi,


tegak mengacung, wajar saja karena usianya masih muda jadi staminanya masih


cukup kuat, aku pun langsung bangkit dan duduk di sofa sedangkan ucup berdiri


dengan mengarahkan penisnya ke wajahku, dengan antusias kuraih dan kutarik


penisnya itu ke arahku, dan langsung mengulumnya tanpa ragu.


"aaahhh.. bu Lisaaa... ahhh..." Yang terdengar di dalam rumahku hanyalah suara


desahan ucup dan suara decak mulutku yang sedang mengulum penisnya,


Entah apa yang ada dalam pikiranku saat ini, bisa-bisanya aku mengoral penis laki-


laki lain yang bukan suamiku di dalam rumahku sendiri, tapi biarlah, karena aku juga


sangat menikmati ini dan hanya mengikuti naluriku, aku lebih memilih berkonsentrasi


pada penis ucup yang sudah begitu lama tidak aku jumpai daripada memperdulikan


suara-suara berisik kami berdua, kini penis Ucup terasa hangat menyumpal mulutku,


pinggulnya juga bergerak maju mundur menyodok penisnya ke dalam mulutku, dan


terus terang aku sangat menikmati perbuatannya pada diriku ini, mengalir sensasi


dan perasaan yang begitu aneh dalam diriku sehingga membuatku ingin


memuaskan nafsu yang bangkit dari dalam diriku dan melampiaskannya pada


pemuda kurus ini,


“bu Lisaa… aaaahh…” tubuh ucup menggelinjang hebat, dan dia langsung mundur


menarik penisnya untuk melepaskan diri dari serangan oralku,


Aku membaringkan tubuhku lagi sambil kutarik tubuh ucup untuk kembali


menindihku, lalu kami pun kembali berciuman dan saling melumat lagi, aku yang


juga sudah sangat terangsang akhirnya kubuka pahaku lebih lebar, kuraih penis


ucup yang sejak tadi menegang dan sangat keras, pelan-pelan aku arahkan ke


tengah-tengah selangkanganku, kuteruskan sampai ujung penisnya yang


menyerupai jamur menempel di vaginaku dan membelah bibirnya yang masih


terhalang oleh celana dalam yang sangat tipis, aku bisa melihat ucup menelan


ludahnya karena tidak menyangka dengan tingkahku yang ternyata begitu nakal,


“dorong pelan-pelan cup, di gesekkin…” ucapku menggodanya,


Ucup menggerakkan pinggulnya pelan-pelan, kepala penisnya menyundul-nyundul


belahan vaginaku yang sudah semakin basah, aku terus menggenggam penisnya


supaya tidak lepas dari bibir vaginaku, kurasakan penisnya semakin tegang, dan


goyangan pinggulnya pun semakin kuat, sehingga kepala penisnya terasa mulai


masuk lebih dalam, untung saja masih terhalang oleh celana dalamku, meskipun


demikian lama-kelamaan gesekan penisnya mulai terasa nikmat di vaginaku


“eennghhhhh…” akupun tak kuasa untuk kembali mendesah,


“gesekin teruss.. tapiii.. jangan sampe masuk yaahh...” aku mendesah lalu


melepaskan genggaman tanganku dari penisnya, kuletakkan kedua tanganku


berpegangan di kedua pahaku tanda kepasrahan, aku pun semakin melebarkan


paha dan mendorong pinggulku menyambut gesekan penisnya, aku ingin


merasakan kenikmatan yang lebih dari ini, mataku sayu menatap ucup, jantungku


berdebar keras, deru nafasku semakin memburu, sejenak muncul keraguan dalam


hatiku,


Sebenarnya aku merasa tidak yakin, benar-benar tidak yakin, tapi ada sesuatu


dorongan aneh dalam diriku yang terasa sangat mengganjal dan ingin segera aku


lepaskan, aku pikir jika kuserahkan kendali pada ucup dan membiarkannya


melakukan apapun yang dia ingin perbuat pada diriku, mungkin saja setelah ini aku


akan bisa merasa lega, melihat kepasrahanku ucup malah menghentikan goyangan


pinggulnya dan menatapku penuh heran,


"bu Lisa,..??" ucup terus menatapku, terlihat raut wajahnya penuh dengan


kebimbangan,


Jantungku semakin berdebar kencang, melihat keraguan ucup, lalu dengan tangan


kiri kutarik pelan-pelan bagian tengah celana dalamku ke samping memperlihatkan


bibir vaginaku yang sudah semakin basah kepadanya, lalu dengan tangan kanan


aku menarik penis ucup hingga kepalanya menempel tepat di bibir vaginaku, namun


ucup tetap diam, “ahh.. gila, sungguh sangat gila, apa yang aku lakukan,??


Bukankah tadi aku yang melarangnya untuk tidak memasukiku,” suara batinku


berkecamuk,


Ku tarik lagi penisnya hingga kepalanya sedikit masuk ke dalam liang cintaku yang


sangat basah, ucup nampak menelan ludah, aku sudah pasrah, sangat-sangat


pasrah, dengan sekali dorong penis ucup bisa langsung menerobos lubang kelamin


ku yang sudah sangat basah, licin dan sudah sangat siap untuk dimasuki, namun


ucup masih tetap diam dan kembali aku pandangi wajahnya,


“Kenapa cup,?”


“bu Lisa serius,??”


“iyaa ucup sayang… aku pasrah..” aku kembali menarik penis ucup hingga bagian


kepalanya masuk ke dalam vaginaku,


Aku melepaskan penis ucup dari genggamanku saat kedua tangannya memegangi


pinggulku, sekali dorong lagi pikirku, aku menutup kedua mataku untuk bersiap dan


menantikan hentakan penisnya yang akan memasuki tubuhku, menyerahkan segala


kehormatanku sebagai wanita baik-baik, dan meruntuhkan kesetiaanku sebagai


seorang istri, “aku pasrah..”


“oouuhhh...” aku mendesah..


Aku mendesah saat merasakan kepala penis ucup tercabut dari liang vaginaku,


“kenapa cup,?” tanyaku heran sembari membuka mata menatapnya,


“maaf bu,, saya nggak bisa…” ucapnya pelan, lalu duduk di pinggiran sofa,


“Ucup…” gumamku lirih, aku benar-benar tidak menduga, lalu aku pun langsung


bangkit dan ikut duduk di sampingnya, aku masih tidak mengerti dengan apa yang


ada dalam pikirannya, di saat banyak laki-laki yang begitu ingin menjejalkan


penisnya dalam-dalam ke lubang vaginaku, tapi pemuda ini justru malah menarik


kepala penisnya keluar dari vaginaku, melewatkan kesempatan emas yang begitu


diinginkan oleh banyak laki-laki,


“emm… tujuan saya dateng kesini sebenarnya pengen ngomongin sesuatu sama bu


Lisa, tapi kejadiannya malah begini, maafin saya ya bu,.”


“iyaa.. cup, enggak apa-apa, aku juga yang salah,”


Kami berdua duduk terdiam masih sama-sama bertelanjang, bingung untuk saling


berkata-kata,


"emang kamu mau ngomongin apa sama aku,? kok sampe segitunya,?" tanyaku


memecahkan kecanggungan ini,


Ucup masih terdiam sejenak sebelum akhirnya mulai bicara lagi, "bu Lisa masih


inget pernah ngomong apa ke saya sebelum berangkat pulang kampung,??"


"iyaa.. aku masih inget, terus,??"


"iyaa.. itu tadinya saya mau cerita soal itu," jawab ucup sambil tertunduk malu,


"aahhh yang bener?? kamu serius,??" tanyaku antusias, ternyata ucup mampu


membuktikan tantangan dariku waktu itu, entah kenapa aku merasa ikut bahagia


mendengar itu,


"iyaa bener lah bu, masa saya boongin bu Lisa, yaa do'ain aja biar hubungan saya


awet.." jawab ucup,


"Ya ampun ucup, aku beneran gak nyangka looh, seneng banget aku dengernya.."


ucapku sambil memeluk tubuh ucup,


"iyaa makasih bu,"


Saat masih memeluk tubuh ucup akhirnya aku menyadari sesuatu, aku pun


melepaskan pelukanku lalu menatap wajahnya. "oalah.. Pantesan aja tadi gak kamu


dorong, kamu keinget pacar kamu ya cup, hihihi.." ucapku menggodanya,.


"hehehe.. iya.. tadi tuh sebenarnya saya juga udah kepengen banget, tapii...”


“iyaa.. iyaa.. aku juga paham kok, berarti kamu itu lelaki sejati dan lelaki setia, aku


salut sama kamu cup,” kataku memotong pembicaraannya,


“eehh.. iya bu, tadi pagi niat saya cuma mau mampir sebentar ngambil peralatan pak


Yono sama mau cerita soal ini,” kata ucup,


“yaah.. namanya juga khilaf cup, mungkin tadi ada setan lewat, hihihi... ohh iya,


siapa namanya,? Orang mana,?” tanyaku,


“namanya Dina, tinggalnya enggak terlalu jauh dari sini, siang ini saya juga udah


janji mau nganter pacar saya ke pasar, mau belanja buat dagangan warungnya,"


"pacar kamu punya warung cup,?? waah hebat donk bisa mandiri,"


"cuma warung kopi kecil-kecilan kok bu,"


"yaudah kalo gitu, kamu mau pulang sekarang apa gimana,?" tanyaku,


"iyaa pengennya sih pulang sekarang, takutnya keburu siang, nanti dia nungguin


saya," jawabnya polos,


"beneran kamu mau pulang sekarang, tapi punya kamu masih berdiri aja tuh dari


tadi, apa mau aku lemesin dulu,?? hihihi..." sengaja aku menggodanya karena


kasihan juga kalau dia pulang dalam keadaan ereksi terus,


Ucup tak menjawab, seperti biasa dia hanya tersenyum malu-malu sambil


menundukkan wajahnya, langsung saja kuraih penisnya itu lalu ku kocok-kocok


pelan dengan gemas.


"bu Lisa.??" ucapnya bingung sambil menatap wajahku,


"udaah gak usah pura-pura deeh, nikmatin aja yaa," ucapku sambil terus mengocok


penisnya,


"iyaa bu.." jawabnya lalu menyadarkan tubuhnya di sandaran sofa, aku pun


langsung beringsut turun dan bersimpuh diantara kedua pahanya,


"kamu beneran nggak mau masukin punya kamu ke punya aku,?" tanyaku sambil


terus mengocok penisnya yang berada begitu dekat dengan wajahku,


"mm.. mmau sih bu.. tapiii.. saya udah janji, kalo perjaka saya buat dia, soalnya dia


juga janji sama saya bakalan ngasih keperawanannya buat saya.. aahhh..." jawab


ucup sembari mendesah keenakan,


"naah gitu doonk, laki-laki harus bisa pegang janjinya.." mendengar jawabannya


yang begitu polos justru membuatku semakin gemas, aku pun semakin


mempercepat kocokanku pada penisnya,


"iiyaa.. bu Lisaa.. aahhh..." jawabnya sembari mendesah,


"Pacar kamu pasti cantik banget ya cup..?"


"iyaa.. tapi lebih cantik bu Lisa,, gak ada yang bisa ngalahin cantiknya bu Lisa..."


"Hihihi... Dasarrr.. gombal deh kamu, rasain nih, happ.." aku langsung mencaplok


kepala penis ucup dan mengulumnya,


“ouhhhh.. bu Lisa... oowwwhhh..."


Mendengarnya terus mendesah keenakan membuatku jadi semakin tambah


bersemangat untuk terus mengoralnya, ku remas pangkal batangnya sambil


penisnya keluar masuk mulutku seirama dengan gerakkan kepalaku yang naik turun,


Slurrpph! Slurrphh! Slurrphh...!


Suara decak mulutku yang terus beradu dengan penis ucup yang sudah sangat


basah karena liurku yang terus menetes terdengar begitu berisik, ucup kini


memegangi kepalaku dan mulai menggoyangkan pinggulnya, menyodok-nyodok


penisnya agar bisa masuk lebih dalam di mulutku,


"aahhh bu Lisaaa.. oohhhhh...." ucup mengerang,


crott... crott.. crott...


Akhirnya ucup ejakulasi di dalam mulutku, kedua tangannya terus memegangi dan


menahan kepalaku sambil mendorong-dorong pinggulnya, dia dengan sengaja


memang ingin menjejalkan penisnya masuk sedalam mungkin dan menumpahkan


seluruh spermanya ke mulutku,


Aku langsung menarik napas panjang menahan semburan-semburan cairan hangat


yang begitu banyak di dalam mulutku, “mmpphh.." aku hanya bisa menahan ketika


cairan itu memenuhi rongga mulutku karena kepalaku dipegangi dengan kuat oleh


ucup, karena mulutku yang tak mampu menampung seluruh cairan itu sehingga


membuat sebagian meleleh keluar dari sela-sela bibirku mengalir dan menetes


membasahi daguku,


Setelah semburan terakhir mereda barulah dia melepaskan pegangannya dari


kepalaku, karena kewalahan aku pun langsung melepaskan penisnya dari mulutku


dan langsung memuntahkan cairan kental itu ke lantai, "ucuphh... bandel iihhh..


hahhh... hhahh..." dengan nafas ngos-ngosan aku mencubit pahanya,


"hehehe.. makasih ya buu.. enak banget hehe.."


"tauu ahh.. mana keluarnya banyak banget lagi, puehh.. fuhh.." aku masih


melepehkan spermanya yang masih terasa menempel di lidahku, lalu kuraih tissue


untuk mengelap wajah, bibir dan juga daguku,


"udah puas kan,? kamu bersih-bersih dulu sana, celana kamu juga masih di kamar


mandi kan,?"


"iyaa buu.. makasih yaa.. hehehe..”


“iyaaa...” aku tersenyum gemas, melihatnya berjalan ke arah kamar mandi, aku lalu


bangkit dan menghempaskan badanku di sofa, mencoba untuk menormalkan


nafasku yang masih sedikit terengah,


Setelah beberapa saat ucup yang sudah rapi berpakaian kembali menghampiriku


yang masih duduk bertelanjang di ruang tengah,


"bu Lisa gak bersih-bersih,?" ucapnya sembari membawakan aku segelas air dingin


lalu meletakkannya di atas meja, walaupun sudah punya pacar namun ternyata tidak


mengurangi perhatiannya terhadapku,


"bentar dulu cup, aku masih capek, kamu udah mau pulang,?" tanyaku sambil


senderan di sofa,


"iyaa.. tapi bu Lisa masih kayak gini, airnya di minum dulu bu," ucapnya sambil


memperhatikan aku yang masih beristirahat,


"iya nanti aku minum, yaudah gak apa-apa, kamu pulang aja, bentar lagi juga aku


mau bersih-bersih kok,"


"beneran gak apa-apa bu,?" tanyanya lagi,


"iya sayang, kamu tenang aja,"


"emm... sebenernya dari dulu ada yang mau saya tanyain ke bu Lisa," ucapnya


ragu-ragu,


"mau tanya soal apa,?"


"emm.. soal hadiah yang dulu bu Lisa kasih, soalnya waktu itu saya bertiga buka


kadonya kan bareng-bareng di pos,"


"hadeeehh.. aku kira kalian bukanya di rumah masing-masing," jawabku sambil


menepok jidat,


"jadi,??" ucup bertanya lagi sepertinya sangat penasaran,


"yaudah kamu gak usah mikir yang macem-macem, intinya kalian bertiga udah


dapet hal yang sama dari aku, karena aku yakin kalian semua bisa jaga rahasia, dan


aku juga gak menyesal kok ngelakuin itu semua,," jawabku lagi,


"tapi bu Lisa enggak di apa-apain kan sama mereka,? enggak di paksa-paksa kan,?"


tanya Ucup begitu polosnya yang justru membuat aku tertawa,


“hahaha.. kamu ini ada-ada aja, mereka mana berani, haduuhh.. yaudah sekarang


kamu liat udah jam berapa tuhh.. emangnya kamu enggak jadi pulang,? atauuuu...


kamu mau disini sampe sore berduaan sama aku,” ucapku sengaja menggodanya,


“ehhh.. iyaa.. ini saya mau pulang kok bu...”


“hahaha.. iya.. iyaa.. nanti keburu siang, kasihan kalo pacar kamu nungguin,"


"yaudah kalo gitu.. saya pulang ya bu.." Pamitnya,


"Iya cup... salam ya buat pacar kamu.." ucapku masih duduk di sofa,


"iyaa siap bu.." jawabnya kemudian,


"Oh iya cup hampir lupa, kira-kira kamu bisa tolong cariin orang yang bisa buat


ngasuh bayi gak,?" ucapku ketika dia hendak berdiri,


"emm.. buat siapa bu,?" tanyanya,


"ya buat aku lah, buat jagain Oliver tapi gak tiap hari cuma sewaktu-waktu aja kalo


misalnya aku lagi ada keperluan di luar,"


"coba nanti saya tanya pacar saya, siapa tau dia mau,?" jawabnya,


"Laah.. nanti warungnya siapa yang jaga,?"


"gampang itu mah bisa diatur, nanti bisa saya yang jaga warung, atau gak tutup


sebentar,"


"yaudah coba nanti kamu tanyain, kalo beneran dia bisa langsung kabarin aku ya


cup,"


"iya siap bu, ada lagi yang mao di tanyain gak bu,?"


"gak ada cup, yaudah kalo kamu kalo mao pulang, hati-hati di jalan, itu peralatan pak


Yono jangan lupa di bawa, sama pintu pagarnya nanti tolong di tutup lagi ya cup.."


"Oke, siap bu.." jawabnya lalu mengecup keningku sebelum akhirnya dia beranjak


keluar rumahku,


"hadeeh... ternyata mereka udah saling tau, yaudah deh mau gimana lagi, hihihi,,"


gumamku dalam hati,,

Posting Komentar

0 Komentar