ISTRI YANG BAIK SEASON 2 PART 4

 

Selama perjalanannya pulang, Lisa menikmati sejuknya angin sore yang berhembus


sambil terus berbincang di dalam becak yang dia naiki, putera kecilnya pun tertidur


nyenyak di gendongan, ketika hampir tiba di depan rumahnya, Lisa menyadari


bahwa membawa semua belanjaan sambil menggendong bayi tidaklah mudah, lalu


dengan ramah, ia meminta bantuan kepada Pak Samsul untuk membawakan


kantong belanjaannya ke depan rumah.


“pak.. nanti tolong bawain belanjaan aku ya,?” kata Lisa,


“iya, baik non,,” jawab pak Samsul dengan senang hati menerima permintaan Lisa.


Sesampainya di rumah, setelah turun dari becak dengan bayi yang masih tertidur


dalam gendongannya, Lisa membuka pintu pagar rumahnya dan meminta pak


Samsul untuk memasukkan becaknya ke dalam garasi yang tersedia di rumahnya.


“becaknya di bawa masuk aja pak,” kata Lisa.


“iyaa baik, non..



“nanti belajaannya tolong taro aja di deket pintu ya pak, soalnya aku mau nidurin


anakku dulu di kamar, bapak nunggu bentar gak apa-apa kan,?” pinta Lisa,


“iya siap non, gak apa-apa tenang aja,,” jawab pak samsul,


“makasih ya pak, aku tinggal dulu bentar,” ucap Lisa kemudian masuk ke dalam


rumah, sedangkan pak Samsul mengambil kantong belanjaan Lisa dari becaknya


dengan cermat dan menempatkannya di depan pintu rumah Lisa, dan setelah


semuanya beres kemudian dia duduk di lantai teras sambil menunggu tuan rumah


yang sedang berada di dalam,


Pak samsul adalah tukang becak yang sudah biasa mangkal di dekat pasar,


sosoknya juga ramah dan amat santun kepada siapa pun, dia cukup dikenal dan


disegani oleh beberapa orang di sekitaran pasar yang mengetahui dulunya pak


Samsul adalah salah seorang preman di pasar itu ketika usianya masih muda, tapi di


usianya yang semakin tua akhirnya dan beliau telah sadar untuk mencari rejeki yang


halal, dan memilih mencari pekerjaan secara baik-baik, dia hidup sendiri karena


ditinggal kabur oleh istrinya ketika pak Samsul dulu masuk penjara, jadi tidak heran


jika di punggungnya ada tato kecil bergambar sarang laba-laba,


Hari ini ketika dia beristirahat di dalam becaknya, tiba-tiba ada wanita cantik sedang


menggendong bayi yang ingin menumpang untuk diantarkan pulang, pak Samsul


awalnya merasa biasa saja karena dia sudah sangat sering mendapatkan


penumpang berparas cantik, Lisa yang saat itu berpakaian cukup sopan serta


bayinya yang berada di gendongan depan menutupi bulatan buah dadanya yang


besar, membuat pak Samsul tidak terlalu memperhatikan lekuk tubuh wanita cantik


yang berada di depannya kala itu,


Cukup lama pak Samsul duduk di lantai teras depan rumah Lisa menunggu sang


pemilik rumah yang belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar,


Sedangkan Lisa yang masih berada di dalam kamarnya baru saja menidurkan


bayinya di dalam kamar, tak ingin berlama-lama Lisa memutuskan untuk segera


mandi karena tubuhnya terasa gerah dan merasa tidak nyaman akibat seharian


beraktivitas di pasar, padahal masih ada pak Samsul yang sedang menunggunya di


luar rumah,


Setelah beberapa saat, Lisa merasa segar kembali sehabis mandi, lalu dia pun


segera berganti pakaian lalu keluar dari kamarnya untuk menemui Pak Samsul yang


masih setia menunggunya di luar, namun sebelum menemui tukang becak itu Lisa


memutuskan pergi ke dapur terlebih dahulu untuk membuatkannya minuman karena


merasa tidak enak sudah membuat pria tua itu menunggunya cukup lama, dan


sudah pastinya merasa lelah dan haus setelah mengayuh becak dengan jarak yang


lumayan jauh,


Lisa membuatkannya teh hangat dan juga mencari beberapa camilan ringan yang


ada di dapur untuk menemani minuman tersebut, setelah semuanya siap, dengan


senyuman manis di wajahnya, Lisa menata minuman dan camilan itu di atas


nampan lalu membawanya ke teras rumah untuk menjamu tukang becak yang


sedang menunggunya,


Saat keluar rumah Lisa langsung berkata, "Lama ya, Pak nunggunya,? Duuh.. maaf


banget ya pak, soalnya tadi aku mandi dulu, badan aku gerah banget, rasanya gak


nyaman gitu, maaf ya paak..”


Pak Samsul di kejutkan oleh suara Lisa dari belakangnya, dan saat menoleh pria tua


itu langsung terpaku karena saking terpesonanya dia melihat Lisa yang terlihat


sangat cantik dan mempesona dengan daster yang dia pakai, Lisa tersenyum ramah


melihat reaksi Pak Samsul, dia merasa senang dengan perhatian yang di berikan


oleh tukang becak tersebut,


"ehh, gak apa-apa kok non, saya juga udah biasa kok." Jawab pak Samsul yang


masih sedikit terpana,


“silahkan di minum tehnya pak,? sama ini uang ongkos becak tadi,” kata Lisa


sembari menyerahkan beberapa lembar uang kertas,


“iya terima kasih non, jadi ngerepotin,,” jawab pak Samsul.


Selain terlihat semakin cantik, seperti biasa saat berada di rumah, Lisa memakai


daster pendek yang memperlihatkan pahanya yang putih mulus, bagian dadanya


juga sangat terbuka, jelas sekali terlihat pinggiran bra berwarna merah yang


berenda-renda menutupi setengah daging payudaranya yang besar, di lehernya


melingkar kalung emas berliontin berlian kecil yang berada tepat di atas belahan


dada yang mengundang birahi setiap laki-laki yang memandang,


Saat Lisa sedikit berjongkok saat meletakkan nampan, tak sengaja bagian bawah


dasternya terbuka, pak Samsul sempat mencuri pandang ke arah gundukan daging


yang masih tertutup celana dalam yang juga berwarna merah membuatnya seketika


berdecak sembari menelan ludahnya, dan seketika penisnya langsung ereksi, lalu


Lisa duduk kembali di depan pria tua itu untuk menemaninya mengobrol sejenak


sambil menikmati teh hangat dan camilannya,


Sambil duduk pak Samsul berusaha menutupi tonjolan di celananya dengan sebuah


handuk kecil di pundaknya yang biasa dia gunakan untuk mengelap keringat


sembari matanya melihat-lihat sekeliling rumah Lisa yang memiliki halaman yang


cukup luas, namun sesekali matanya tak kuasa menahan untuk memandang ke arah


paha Lisa yang putih mulus, dan juga ke bagian dada Lisa yang terdapat sepasang


bulatan daging kembar yang memiliki ukuran cukup besar, terlihat begitu indah dan


juga sangat menggairahkan,


Lisa tentu saja menyadari kegelisahan yang di rasakan oleh pria tua yang ada di


depannya itu, tapi dia tetap santai dan cuek saja sambil terus menemaninya


mengobrol,


Tak terasa hari semakin sore, minuman untuk pak Samsul pun telah dia habiskan,


akhirnya pak tua itu pun berpamitan karena harus segera kembali ke pasar untuk


mengantar beberapa langganannya yang akan pulang sore nanti, tapi sebelum


pamit pak Samsul meminta ijin untuk meminjam kamar mandi dengan alasan sudah


kebelet kencing karena minum teh satu gelas penuh,


"emm.. kalo boleh saya ijin mau pinjem kamar mandinya sebentar ya non,?" tanya


pak Samsul sembari berdiri..


"ooh.. boleh aja, silahkan pak.. itu bapak masuk aja gak apa-apa, kamar mandinya


ada di deket dapur," ucap Lisa menunjuk arah kamar mandi, dan pak samsul pun


langsung berjalan ke arah yang di tunjukkan,


Cukup lama Lisa menunggu di luar, tukang becak itu tak kunjung selesai dari kamar


mandi, akhirnya Lisa merapikan sisa-sisa makanan dan minuman tadi lalu dia bawa


dan di letakkannya di meja dapur,


“auwww.. paakk..” jerit Lisa tiba-tiba,


.


*****


.


Di tempat lain, di dalam sebuah ruangan terjadi percakapan serius antara dua orang


pria,


"Maaf tuan, apakah keputusan untuk mengirim tuan muda ke Centropolis bukankah


cukup berisiko,?" Tanya seorang pria paruh baya berumur sekitar lima puluhan, yang


kini sedang berdiri dengan wajah khawatir, pria tersebut merupakan salah satu dari


orang kepercayaan tuan Leon,


Pak Alfred, postur badannya yang tegap dan tinggi besar ditunjang dengan


kemampuan belajar diri yang sangat mahir, menjadikannya salah satu dari orang


yang paling dipercaya oleh keluarga Luther, kesetiaannya terhadap tuan Leon patut


diacungi jempol, sebab dia lebih rela kehilangan nyawanya demi melindungi setiap


dari anggota keluarga tuan Leonel Luther,


Selain sadis Pak Alfred juga terkenal keras dan disiplin dengan pekerjaannya, yang


membuatnya sangat di segani oleh orang-orang di sekitarnya bahkan cenderung


merasa takut untuk mendekatinya apalagi mencoba untuk sekedar berbasa-basi


dengannya, sosoknya yang pendiam dan misterius membuat banyak publik


beranggapan bahwa dia dulunya adalah seorang pembunuh bayaran, ada juga yang


menyangka dia adalah mantan pasukan khusus, walaupun itu semua hanya dugaan-


dugaan yang menjadi bahan perbincangan, namun yang tau pasti siapa sebenarnya


pak Alfred dan bagaimana tentang asal dan masa lalunya hanyalah tuan Leon


seorang,


"Alfred, kau jangan terlalu mengkhawatirkan Alex, keputusan ini terpaksa aku ambil


karena selama ini aku lihat Alex semakin lama semakin lunak, sifat dan


kepribadiannya berubah drastis semenjak mengenal Lisa," ucap tuan Leon sambil


sibuk membolak-balikan berkas yang ada di meja kerjanya,


"tapi apakah tidak terlalu cepat,? bukankah tuan muda belum terlalu banyak


pengalamannya,?" ujar pak Alfred dengan wajah penasarannya


"hmmm.. menurutku Alex sudah mampu dan layak mendapatkan seluruh aset yang


aku miliki, juga termasuk perusahaan ini, apa kau meragukan Alex,?" jawab tuan


Leon menatap tajam ke arah pak Alfred,


"tidak tuan, saya tidak pernah meragukan tuan muda sedikit pun, hanya saja


menurut pendapat pribadi saya sepertinya dia belum siap,"


"hahaha.." Leon terbahak mendengar jawaban Alfred, sambil menatapnya tajam


kemudian Leon berkata lagi, "bukankah kau yang melatihnya sejak putraku masih


kecil, bukankah kau juga ikut mengasuhnya bersamaku, lalu apa yang membuatmu


ragu,?"


Pak Alfred terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut tuan Leon, setelah


beberapa saat akhirnya dia pun menjawab, "tidak ada,"


Tok..!! Tok..!! Tok..!! suara pintu di ketuk, dengan reflek mereka menoleh ke arah


pintu dengan muka yang serius seperti biasanya,


"masuk" jawab tuan Leon tegas,


"selamat sore Tuan besar, sore pak Alfred, maaf mengganggu waktunya sebentar,"


ucap seorang wanita berumur tiga puluhan yang tampak cantik tinggi dan seksi,


wanita muda tersebut merupakan sekretaris pribadi tuan Leon, Alfred sedikit mundur


untuk memberikan ruang untuk wanita tersebut bisa mendekat dan menghampiri


meja kerja atasannya,


"maaf tuan, ini berkas-berkas yang tadi Tuan besar minta," lanjutnya lagi, sambil


tersenyum kikuk karena melihat tatapan tajam pak Alfred yang berdiri tegap di


sampingnya,


Wanita itu pun menyerahkan berkas-berkas terkait pengalihan kepemilikan


perusahaan, terlihat tingkahnya yang sedikit genit kepada atasannya yaitu tuan Leon


yang merupakan pemilik perusahaan ini,


"baiklah tuan, jika sudah tidak ada yang di bahas, saya izin pamit karena masih


banyak yang harus saya kerjakan," ujar Alfred yang sudah paham dan ingin


memberikan waktu untuk mereka berdua,


"ya.. ya.. ya.. baiklah, tapi tolong kau segera atur siapa saja yang akan mengawal


Alex besok, dan aku minta kau juga ikut untuk menjaganya," ucap tuan Leon,


"baik tuan, segera saya kerjakan," jawab pak Alfred lalu melangkah pergi


meninggalkan ruangan,


"pak Alfred kok bisa serem gitu ya pak, takut aku.." gumam lirih wanita cantik itu


setelah pak Alfred meninggalkan ruangan dan pintu kembali tertutup rapat,


kemudian dia duduk di pangkuan tuan Leon dengan kedua tangan merangkulnya


mesra,


"kamu gak usah takut, dia itu sebenarnya orangnya baik, kamu udah sering ketemu


juga kan," jawab Tuan Leon sembari memijat-mijat paha mulus sekretaris seksinya


itu, memang jika hanya berdua dengan sekretaris cantiknya itu tuan Leon selalu


bersikap lembut ke padanya,


.


*****


.


Di rumah Lisa,


Sudah beberapa menit aku duduk di lantai teras depan rumahku sendirian karena


sedang menunggu pak Samsul yang katanya mau balik ke pasar, karena kelamaan


menunggu akhirnya aku rapikan saja bekas makanan dan minumannya tadi,


"kok pak Samsul lama ya di dalam,?" gumamku merasa sedikit heran sembari


berjalan membawa nampan ke arah dapur,


Karena merasa khawatir takut terjadi apa-apa dengannya, maka aku pun berniat


mengecek ke kamar mandi, sewaktu aku sampai di depan pintu dan berniat untuk


mengetuk pintu, namun tanpa sengaja kami pun bertabrakan karena pak Samsul


yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi, sehingga membuatku sedikit oleng dan


hampir terjatuh,


“auwww.. paakk..” jeritku tiba-tiba karena merasa kaget dan hampir jatuh, tapi


untung saja pak Samsul dengan sigap buru-buru menahan tubuhku agar tidak jatuh,


dan tanpa sengaja sebelah tangannya berada tepat memegang payudaraku,


"mm.. maaf non.. saya gak sengaja.." ucapnya langsung melepaskan tangannya dari


dadaku,


"iyaa pak, gak apa-apa, akunya aja yang jalan gak liat-liat," ucapku berusaha


bersikap biasa saja, walaupun sebenarnya aku merasa sedikit jengah atas yang


terjadi barusan,


"yudah kalo gitu saya izin pulang dulu ya non.. gak enak bertamu lama-lama,"


ucapnya,


"oh iya pak, mari saya antar,," Sebagai tuan rumah yang baik, aku pun


mengantarkan pak Samsul sampai ke depan pintu gerbang rumah kami, saat dia


mengeluarkan becaknya aku pun sempat bertanya padanya, "pak Samsul, kalo


misalnya kapan-kapan aku minta tolong belanjain di pasar mau gak,? biar aku gak


usah repot-repot ke sana,



"ohh bisa non, bisa banget, langganan saya juga banyak yang kayak gitu kok,


yaudah kalo gitu non Lisa simpen aja nomor HP saya," jawabnya,


"yaah HP aku ada di dalem pak, kalo gitu bapak aja yang nyimpen nomor aku,"


"ooh.. berapa nomor non,?"


"yaudah sini aku aja yang ngetik," ucapku sambil meraih ponselnya, "nih pak nomor


aku" ucapku lagi lalu mengembalikan ponsel pak Samsul,


"oke non, saya simpen ya, yaudah kalo gitu saya izin pamit, mariii non Lisa,"


ucapnya


"iyaa.. hati-hati di jalan pak," jawabku, lalu pak samsul mengayuh becaknya keluar


gerbang meninggal kan rumahku,


Setelah kepergian tukang becak itu, aku pun kembali masuk ke dalam rumah


langsung menuju ke arah dapur untuk mencuci gelas dan piring, setelah selesai, aku


merasa kebelet untuk buang air kecil, dengan berlari-lari kecil aku pun cepat-cepat


ke kamar mandi,


"Uhhh legaaa..." ucapku setelah mengeluarkan seluruh air kencing yang terasa


mengganjal,


Saat keluar kulihat lumayan banyak tumpukan pakaian kotor yang ada di dalam


keranjang di dekat kamar mandiku ini, "Lebih baik aku nyuci dulu, lagi pula suamiku


akan pulang telat hari ini.." gumamku,


Aku teringat jika pakaian kotorku beserta dalaman yang tadi pagi aku pakai masih


berada di gantungan kamar mandi, tetapi saat aku mengambil pakaian kotor


tersebut sepertinya ada yang janggal dengan pakaian dalamku ini, sebab saat


kuambil terasa basah padahal seingatku tadi saat aku lepas, pakaian dalamku masih


dalam keadaan kering, dan aku perhatikan ada noda putih di celana dalamku,


karena penasaran kucoba merabanya dan ternyata kental dan lengket, “apa jangan-


jangan ini,??” kemudian kucoba untuk mencium baunya, dan aku sangat yakin tidak


salah lagi, “ini adalah sperma,!!!”


Tidak salah lagi pelakunya sudah pasti Pak Samsul, sebab suamiku sedang di


kantor sedangkan pak Yono tadi pagi tidak masuk ke dalam kamar mandi, "duuh..


baru juga kenal dia udah seenaknya ngotorin celana dalamku, pantesan aja tadi pak


Samsul lama banget di dalam kamar mandi.. dasarr.." gumamku sambil kulemparkan


daster beserta pakaian dalamku ke arah keranjang tumpukan pakaian kotor untuk


segera aku cuci,.


.


*****


.


Kejadian sebelumnya di rumah Lisa,


Di dalam kamar mandi di rumah itu, seorang pria tua nampak sangat gelisah, benda


tumpul di selangkangannya yang sedari tadi sudah mengeras membuatnya ingin


segera menuntaskan hasrat yang sudah sangat ingin dia keluarkan,


Tiba-tiba pandangannya tertuju ke arah pakaian kotor yang berada di gantungan di


dalam kamar mandi tersebut, dia meraih sepasang pakaian dalam wanita kemudian


dia mengendus beberapa kali pakaian dalam tersebut dan menghirup aromanya,


"aahhh... wanginya.. bungkusannya aja udah buat aku melayang kayak gini.. apalagi


nanti isinya.. pasti aromanya jauh lebih wangi lagi, hemmm...” ucap pria tua itu


sembari mengeluarkan burungnya dari resleting celananya dan mulai mengocoknya,


"duuhh... susunya itu gueddeee… pasti kenyel-kenyel enak tuh kalo di remes..


uhhhh..." ucapnya lagi sambil mengocok benda yang ada di selangkangannya


dengan tangan kirinya,


Celana dalam Lisa kini sudah dia lilitkan ke benda hitam di selangkangannya itu


sambil terus menciumi behanya, beberapa kali dia meracau tidak jelas


mengekspresikan kenikmatan yang dia dapatkan walaupun hanya membayangkan


tubuh pemilik pakaian dalam itu,


Setelah cukup lama mengocok burungnya sendiri sambil membayangkan Lisa, dan


akhirnya tak dapat dia bendung lagi, semburan-semburan hangat keluar dari ujung


burungnya membasahi pakaian dalam yang sedang dia gunakan untuk


membungkus burungnya itu,


.


*****


.


Pukul sembilan malam Alex pulang ke rumahnya,


Lisa menyambutnya dengan hangat dan penuh cinta, Alex yang melihat senyuman


manis istrinya membuat rasa penat dan lelahnya seketika hilang,


"mau langsung mandi atau mau makan dulu pah,?" ucap Lisa sembari membawakan


jas beserta koper kerja suaminya,


"mama udah makan,?" tanya Alex,


"belum, kan nungguin papa pulang biar bisa makan sama-sama,"


"yaudah kalo gitu kita makan dulu aja," jawab Alex,


"iya papa ganti baju aja dulu, nanti makanannya mama siapin,"


Saat makan malam, Alex memberikan kabar tentang rencana pengangkatan dirinya


sebagai direktur utama di perusahaan, "ohh iyaa mah, hasil rapat siang tadi, enggak


lama lagi papa bakalan diangkat jadi direktur," ucap Alex datar, sambil meneruskan


makannya,


"yaa bagus donk, terus terus,??" Lisa begitu antusias mendengar kabar baik


tersebut,


"yaa gak gimana-gimana, udah gitu aja," jawab Alex,


"diih... gak seru ah, masa gitu doank pah, jadi makin keren donk suami aku, hihihi..."


"emm.. kira-kira papa bisa gak ya mah,? papa ngerasa belum siap aja, apalagi papa


kan belum banyak pengalaman di perusahaan,"


"jangan ngomong gitu donk pah, semuanya kan bisa di pelajari, mama yakin papa


pasti bisa, yang mama tau selama ini gak ada yang papa gak bisa ya kan,? jalanin


aja dulu ya pah, semangat," ujar Lisa tersenyum manis menyemangati suaminya,


"iyaa mah, oh iya.. ada satu hal lagi yang harus papa bilang ke mama, untuk


sementara pada di tugasin di Centropolis, soalnya di sana lagi bermasalah," ujar


Alex,


"Hahh, Centropolis pah,?" tanya Lisa seolah paham dengan kondisi kota tersebut,


"iyaa.. kenapa emangnya mah,?"


"yaa gak kenapa-kenapa sih, yang penting papa bisa jaga diri aja di sana, jangan


yang macem-macem, papa tau sendiri kan kota Centropolis kayak apa," ujar Lisa,


"iya sayang, mama tenang aja yaa, lagi pula cuma untuk sementara kok papa jadi


Direktur cabang Centropolis, yaah sekalian buat belajar, seperti yang tadi mama


bilang,”


"iyaa pah, mama selalu mendukung papa dan selalu mendoakan yang terbaik untuk


papa,” ucap Lisa tersenyum manis menatap suaminya,


.


*****


.


Pada suatu hari,


Di antara rutinitasnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Lisa kini memiliki


kesibukan baru yaitu mengurus serta merawat tanaman dan bunga-bunga di


halaman rumahnya, seperti pagi ini, dengan senang hati Lisa menyirami tanaman


dan memberikan perhatian khusus pada setiap bunga yang tumbuh, dia belajar


tentang jenis-jenis tanaman serta cara merawatnya yang dia temui di internet,


Tidak hanya itu, selain menyiram tanamannya dia juga rajin membersihkan


dedaunan kering atau ranting-ranting kecil yang jatuh, menyusun dan menata pot-


pot bunga yang ada di halaman, di tengah kesibukannya tiba-tiba terdengar suara


ada yang memencet bel rumahnya, Lisa langsung berdiri untuk melihat siapa yang


datang,


"permisi bu Lisaa.." sapa Ucup, dari luar pagar dia bisa melihat Lisa sedang berada


di halaman,


"ehh.. kamu cup, masuk aja, pintu pagarnya gak dikunci kok," Jawab Lisa yang


sedang sibuk merawat tanaman di halaman rumahnya ketika dia melihat ternyata


yang datang untuk bertamu adalah Ucup,


"lagi sibuk ya buu,? mau saya bantu,?" tanya Ucup setelah menutup kembali pintu


pagar,


"gak usah cup, ini juga udah hampir selesai kok, kamu duduk aja dulu, santai aja,


ada apa nih kamu tumben mampir,?"


"iyaa baru sempet, ada yang mau saya omongin sama bu Lisa, sekalian mau ambil


perabotan punya pak Yono yang kemaren di tinggal, soalnya nanti siang mau di


pake," jawab ucup kemudian duduk di teras, memperhatikan Lisa yang sedang asyik


dengan kegiatannya.


"ooh.. itu peralatan punya pak Yono masih di dalem garasi kayaknya deh cup,"


"iyaa nanti saya ambil sekalian pulang,"


Lisa sambil tersenyum, menyapa Ucup dan meminta maaf atas keadaannya yang


sedang berantakan dan sedikit kotor terkena cipratan air dan tanah, "kamu kalo mau


minum air dingin atau mau bikin kopi, kamu bikin aja sendiri yaa di dalem, masuk aja


gak apa-apa, udah biasa juga kan,?”


Ucup dengan santai menjawab, "iyaa tenang aja bu, nanti kalo pengen minum saya


bisa bikin sendiri,"


Ucup benar-benar ketiban rezeki pagi itu, saat dirinya sedang duduk di teras sambil


menemani Lisa yang sedang sibuk di halamannya, ucup terus memperhatikan


wanita cantik itu yang sedang asyik dengan bunga-bunganya sambil mengajaknya


mengobrol,


Tanpa sengaja Lisa memberikan sebuah tontonan yang membuat ucup terangsang


berat, saat itu Lisa yang sedang jongkok tepat menghadap ke arahnya yang sedang


duduk di teras, mungkin karena keasyikan mengobrol Lisa tidak menyadari bagian


bawah daster yang dia pakai sedikit terbuka, meskipun jarak mereka tidak terlalu


dekat namun ucup bisa dengan jelas melihat celana dalam Lisa yang berwarna


merah jambu menutupi gundukan daging yang memiliki garis belahan di tengahnya,


Terus memperhatikan benda itu tentu saja membuat ucup jadi sangat terangsang


luar biasa, saking terpananya ucup jadi melamun dan kembali membayangkan saat-


saat dirinya dulu bisa melihat dan menikmati kemaluan Lisa secara langsung yang


saat itu tidak di tutupi celana dalam, hingga tanpa dia sadari jika batang penisnya


yang sedang ereksi membentuk tonjolan pada celana yang dia pakai membentuk


seperti sebuah tenda,


Ucup baru tersadar dari lamunannya sewaktu Lisa beberapa kali memanggilnya,


"cup.. ucup.. kamu kok dari tadi aku ajak ngomong malah ngelamun, lagi mikirin apa


sih,?"


"ehh.. enggak kok bu, gak mikirin apa-apa, mungkin karena belum ngopi aja kali ya,


hehehe.."


"dari tadi juga kan udah aku bilang, bikin aja sendiri sana di dapur,"


"yaudah.. kalo gitu saya izin ke dalam ya bu,"


"iyaa masuk aja, santai aja sih kayak gak pernah masuk aja, yaudah sana kamu


ngopi dulu biar gak kebanyakan ngelamun,"


"hehehe.. iyaa bu,." dengan wajah memerah karena malu, ucup segera bangkit dan


ngacir ke dalam rumah, bukannya menuju dapur untuk membuat kopi ucup malah


masuk ke kamar mandi,


Ucup yang sudah sangat terangsang, langsung membuka celana beserta celana


dalamnya, dia duduk di closet dan mulai mengocok kejantanannya, “aahhhh... bu


Lisaaa... uhhh...” ucup mendesah menikmati kocokan tangannya pada alat


kelaminnya, sembari menutup matanya dia membayangkan tubuh Lisa, saat tengah


asyik mengocok batangnya, seketika ucup di kagetkan dengan pintu kamar mandi


yang tiba-tiba terbuka,


“Ya ampun ucup..!!” seperti sangat kaget hanya itu yang keluar dari mulut Lisa,

Posting Komentar

0 Komentar