Selama perjalanannya pulang, Lisa menikmati sejuknya angin sore yang berhembus
sambil terus berbincang di dalam becak yang dia naiki, putera kecilnya pun tertidur
nyenyak di gendongan, ketika hampir tiba di depan rumahnya, Lisa menyadari
bahwa membawa semua belanjaan sambil menggendong bayi tidaklah mudah, lalu
dengan ramah, ia meminta bantuan kepada Pak Samsul untuk membawakan
kantong belanjaannya ke depan rumah.
“pak.. nanti tolong bawain belanjaan aku ya,?” kata Lisa,
“iya, baik non,,” jawab pak Samsul dengan senang hati menerima permintaan Lisa.
Sesampainya di rumah, setelah turun dari becak dengan bayi yang masih tertidur
dalam gendongannya, Lisa membuka pintu pagar rumahnya dan meminta pak
Samsul untuk memasukkan becaknya ke dalam garasi yang tersedia di rumahnya.
“becaknya di bawa masuk aja pak,” kata Lisa.
“iyaa baik, non..
”
“nanti belajaannya tolong taro aja di deket pintu ya pak, soalnya aku mau nidurin
anakku dulu di kamar, bapak nunggu bentar gak apa-apa kan,?” pinta Lisa,
“iya siap non, gak apa-apa tenang aja,,” jawab pak samsul,
“makasih ya pak, aku tinggal dulu bentar,” ucap Lisa kemudian masuk ke dalam
rumah, sedangkan pak Samsul mengambil kantong belanjaan Lisa dari becaknya
dengan cermat dan menempatkannya di depan pintu rumah Lisa, dan setelah
semuanya beres kemudian dia duduk di lantai teras sambil menunggu tuan rumah
yang sedang berada di dalam,
Pak samsul adalah tukang becak yang sudah biasa mangkal di dekat pasar,
sosoknya juga ramah dan amat santun kepada siapa pun, dia cukup dikenal dan
disegani oleh beberapa orang di sekitaran pasar yang mengetahui dulunya pak
Samsul adalah salah seorang preman di pasar itu ketika usianya masih muda, tapi di
usianya yang semakin tua akhirnya dan beliau telah sadar untuk mencari rejeki yang
halal, dan memilih mencari pekerjaan secara baik-baik, dia hidup sendiri karena
ditinggal kabur oleh istrinya ketika pak Samsul dulu masuk penjara, jadi tidak heran
jika di punggungnya ada tato kecil bergambar sarang laba-laba,
Hari ini ketika dia beristirahat di dalam becaknya, tiba-tiba ada wanita cantik sedang
menggendong bayi yang ingin menumpang untuk diantarkan pulang, pak Samsul
awalnya merasa biasa saja karena dia sudah sangat sering mendapatkan
penumpang berparas cantik, Lisa yang saat itu berpakaian cukup sopan serta
bayinya yang berada di gendongan depan menutupi bulatan buah dadanya yang
besar, membuat pak Samsul tidak terlalu memperhatikan lekuk tubuh wanita cantik
yang berada di depannya kala itu,
Cukup lama pak Samsul duduk di lantai teras depan rumah Lisa menunggu sang
pemilik rumah yang belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar,
Sedangkan Lisa yang masih berada di dalam kamarnya baru saja menidurkan
bayinya di dalam kamar, tak ingin berlama-lama Lisa memutuskan untuk segera
mandi karena tubuhnya terasa gerah dan merasa tidak nyaman akibat seharian
beraktivitas di pasar, padahal masih ada pak Samsul yang sedang menunggunya di
luar rumah,
Setelah beberapa saat, Lisa merasa segar kembali sehabis mandi, lalu dia pun
segera berganti pakaian lalu keluar dari kamarnya untuk menemui Pak Samsul yang
masih setia menunggunya di luar, namun sebelum menemui tukang becak itu Lisa
memutuskan pergi ke dapur terlebih dahulu untuk membuatkannya minuman karena
merasa tidak enak sudah membuat pria tua itu menunggunya cukup lama, dan
sudah pastinya merasa lelah dan haus setelah mengayuh becak dengan jarak yang
lumayan jauh,
Lisa membuatkannya teh hangat dan juga mencari beberapa camilan ringan yang
ada di dapur untuk menemani minuman tersebut, setelah semuanya siap, dengan
senyuman manis di wajahnya, Lisa menata minuman dan camilan itu di atas
nampan lalu membawanya ke teras rumah untuk menjamu tukang becak yang
sedang menunggunya,
Saat keluar rumah Lisa langsung berkata, "Lama ya, Pak nunggunya,? Duuh.. maaf
banget ya pak, soalnya tadi aku mandi dulu, badan aku gerah banget, rasanya gak
nyaman gitu, maaf ya paak..”
Pak Samsul di kejutkan oleh suara Lisa dari belakangnya, dan saat menoleh pria tua
itu langsung terpaku karena saking terpesonanya dia melihat Lisa yang terlihat
sangat cantik dan mempesona dengan daster yang dia pakai, Lisa tersenyum ramah
melihat reaksi Pak Samsul, dia merasa senang dengan perhatian yang di berikan
oleh tukang becak tersebut,
"ehh, gak apa-apa kok non, saya juga udah biasa kok." Jawab pak Samsul yang
masih sedikit terpana,
“silahkan di minum tehnya pak,? sama ini uang ongkos becak tadi,” kata Lisa
sembari menyerahkan beberapa lembar uang kertas,
“iya terima kasih non, jadi ngerepotin,,” jawab pak Samsul.
Selain terlihat semakin cantik, seperti biasa saat berada di rumah, Lisa memakai
daster pendek yang memperlihatkan pahanya yang putih mulus, bagian dadanya
juga sangat terbuka, jelas sekali terlihat pinggiran bra berwarna merah yang
berenda-renda menutupi setengah daging payudaranya yang besar, di lehernya
melingkar kalung emas berliontin berlian kecil yang berada tepat di atas belahan
dada yang mengundang birahi setiap laki-laki yang memandang,
Saat Lisa sedikit berjongkok saat meletakkan nampan, tak sengaja bagian bawah
dasternya terbuka, pak Samsul sempat mencuri pandang ke arah gundukan daging
yang masih tertutup celana dalam yang juga berwarna merah membuatnya seketika
berdecak sembari menelan ludahnya, dan seketika penisnya langsung ereksi, lalu
Lisa duduk kembali di depan pria tua itu untuk menemaninya mengobrol sejenak
sambil menikmati teh hangat dan camilannya,
Sambil duduk pak Samsul berusaha menutupi tonjolan di celananya dengan sebuah
handuk kecil di pundaknya yang biasa dia gunakan untuk mengelap keringat
sembari matanya melihat-lihat sekeliling rumah Lisa yang memiliki halaman yang
cukup luas, namun sesekali matanya tak kuasa menahan untuk memandang ke arah
paha Lisa yang putih mulus, dan juga ke bagian dada Lisa yang terdapat sepasang
bulatan daging kembar yang memiliki ukuran cukup besar, terlihat begitu indah dan
juga sangat menggairahkan,
Lisa tentu saja menyadari kegelisahan yang di rasakan oleh pria tua yang ada di
depannya itu, tapi dia tetap santai dan cuek saja sambil terus menemaninya
mengobrol,
Tak terasa hari semakin sore, minuman untuk pak Samsul pun telah dia habiskan,
akhirnya pak tua itu pun berpamitan karena harus segera kembali ke pasar untuk
mengantar beberapa langganannya yang akan pulang sore nanti, tapi sebelum
pamit pak Samsul meminta ijin untuk meminjam kamar mandi dengan alasan sudah
kebelet kencing karena minum teh satu gelas penuh,
"emm.. kalo boleh saya ijin mau pinjem kamar mandinya sebentar ya non,?" tanya
pak Samsul sembari berdiri..
"ooh.. boleh aja, silahkan pak.. itu bapak masuk aja gak apa-apa, kamar mandinya
ada di deket dapur," ucap Lisa menunjuk arah kamar mandi, dan pak samsul pun
langsung berjalan ke arah yang di tunjukkan,
Cukup lama Lisa menunggu di luar, tukang becak itu tak kunjung selesai dari kamar
mandi, akhirnya Lisa merapikan sisa-sisa makanan dan minuman tadi lalu dia bawa
dan di letakkannya di meja dapur,
“auwww.. paakk..” jerit Lisa tiba-tiba,
.
*****
.
Di tempat lain, di dalam sebuah ruangan terjadi percakapan serius antara dua orang
pria,
"Maaf tuan, apakah keputusan untuk mengirim tuan muda ke Centropolis bukankah
cukup berisiko,?" Tanya seorang pria paruh baya berumur sekitar lima puluhan, yang
kini sedang berdiri dengan wajah khawatir, pria tersebut merupakan salah satu dari
orang kepercayaan tuan Leon,
Pak Alfred, postur badannya yang tegap dan tinggi besar ditunjang dengan
kemampuan belajar diri yang sangat mahir, menjadikannya salah satu dari orang
yang paling dipercaya oleh keluarga Luther, kesetiaannya terhadap tuan Leon patut
diacungi jempol, sebab dia lebih rela kehilangan nyawanya demi melindungi setiap
dari anggota keluarga tuan Leonel Luther,
Selain sadis Pak Alfred juga terkenal keras dan disiplin dengan pekerjaannya, yang
membuatnya sangat di segani oleh orang-orang di sekitarnya bahkan cenderung
merasa takut untuk mendekatinya apalagi mencoba untuk sekedar berbasa-basi
dengannya, sosoknya yang pendiam dan misterius membuat banyak publik
beranggapan bahwa dia dulunya adalah seorang pembunuh bayaran, ada juga yang
menyangka dia adalah mantan pasukan khusus, walaupun itu semua hanya dugaan-
dugaan yang menjadi bahan perbincangan, namun yang tau pasti siapa sebenarnya
pak Alfred dan bagaimana tentang asal dan masa lalunya hanyalah tuan Leon
seorang,
"Alfred, kau jangan terlalu mengkhawatirkan Alex, keputusan ini terpaksa aku ambil
karena selama ini aku lihat Alex semakin lama semakin lunak, sifat dan
kepribadiannya berubah drastis semenjak mengenal Lisa," ucap tuan Leon sambil
sibuk membolak-balikan berkas yang ada di meja kerjanya,
"tapi apakah tidak terlalu cepat,? bukankah tuan muda belum terlalu banyak
pengalamannya,?" ujar pak Alfred dengan wajah penasarannya
"hmmm.. menurutku Alex sudah mampu dan layak mendapatkan seluruh aset yang
aku miliki, juga termasuk perusahaan ini, apa kau meragukan Alex,?" jawab tuan
Leon menatap tajam ke arah pak Alfred,
"tidak tuan, saya tidak pernah meragukan tuan muda sedikit pun, hanya saja
menurut pendapat pribadi saya sepertinya dia belum siap,"
"hahaha.." Leon terbahak mendengar jawaban Alfred, sambil menatapnya tajam
kemudian Leon berkata lagi, "bukankah kau yang melatihnya sejak putraku masih
kecil, bukankah kau juga ikut mengasuhnya bersamaku, lalu apa yang membuatmu
ragu,?"
Pak Alfred terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut tuan Leon, setelah
beberapa saat akhirnya dia pun menjawab, "tidak ada,"
Tok..!! Tok..!! Tok..!! suara pintu di ketuk, dengan reflek mereka menoleh ke arah
pintu dengan muka yang serius seperti biasanya,
"masuk" jawab tuan Leon tegas,
"selamat sore Tuan besar, sore pak Alfred, maaf mengganggu waktunya sebentar,"
ucap seorang wanita berumur tiga puluhan yang tampak cantik tinggi dan seksi,
wanita muda tersebut merupakan sekretaris pribadi tuan Leon, Alfred sedikit mundur
untuk memberikan ruang untuk wanita tersebut bisa mendekat dan menghampiri
meja kerja atasannya,
"maaf tuan, ini berkas-berkas yang tadi Tuan besar minta," lanjutnya lagi, sambil
tersenyum kikuk karena melihat tatapan tajam pak Alfred yang berdiri tegap di
sampingnya,
Wanita itu pun menyerahkan berkas-berkas terkait pengalihan kepemilikan
perusahaan, terlihat tingkahnya yang sedikit genit kepada atasannya yaitu tuan Leon
yang merupakan pemilik perusahaan ini,
"baiklah tuan, jika sudah tidak ada yang di bahas, saya izin pamit karena masih
banyak yang harus saya kerjakan," ujar Alfred yang sudah paham dan ingin
memberikan waktu untuk mereka berdua,
"ya.. ya.. ya.. baiklah, tapi tolong kau segera atur siapa saja yang akan mengawal
Alex besok, dan aku minta kau juga ikut untuk menjaganya," ucap tuan Leon,
"baik tuan, segera saya kerjakan," jawab pak Alfred lalu melangkah pergi
meninggalkan ruangan,
"pak Alfred kok bisa serem gitu ya pak, takut aku.." gumam lirih wanita cantik itu
setelah pak Alfred meninggalkan ruangan dan pintu kembali tertutup rapat,
kemudian dia duduk di pangkuan tuan Leon dengan kedua tangan merangkulnya
mesra,
"kamu gak usah takut, dia itu sebenarnya orangnya baik, kamu udah sering ketemu
juga kan," jawab Tuan Leon sembari memijat-mijat paha mulus sekretaris seksinya
itu, memang jika hanya berdua dengan sekretaris cantiknya itu tuan Leon selalu
bersikap lembut ke padanya,
.
*****
.
Di rumah Lisa,
Sudah beberapa menit aku duduk di lantai teras depan rumahku sendirian karena
sedang menunggu pak Samsul yang katanya mau balik ke pasar, karena kelamaan
menunggu akhirnya aku rapikan saja bekas makanan dan minumannya tadi,
"kok pak Samsul lama ya di dalam,?" gumamku merasa sedikit heran sembari
berjalan membawa nampan ke arah dapur,
Karena merasa khawatir takut terjadi apa-apa dengannya, maka aku pun berniat
mengecek ke kamar mandi, sewaktu aku sampai di depan pintu dan berniat untuk
mengetuk pintu, namun tanpa sengaja kami pun bertabrakan karena pak Samsul
yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi, sehingga membuatku sedikit oleng dan
hampir terjatuh,
“auwww.. paakk..” jeritku tiba-tiba karena merasa kaget dan hampir jatuh, tapi
untung saja pak Samsul dengan sigap buru-buru menahan tubuhku agar tidak jatuh,
dan tanpa sengaja sebelah tangannya berada tepat memegang payudaraku,
"mm.. maaf non.. saya gak sengaja.." ucapnya langsung melepaskan tangannya dari
dadaku,
"iyaa pak, gak apa-apa, akunya aja yang jalan gak liat-liat," ucapku berusaha
bersikap biasa saja, walaupun sebenarnya aku merasa sedikit jengah atas yang
terjadi barusan,
"yudah kalo gitu saya izin pulang dulu ya non.. gak enak bertamu lama-lama,"
ucapnya,
"oh iya pak, mari saya antar,," Sebagai tuan rumah yang baik, aku pun
mengantarkan pak Samsul sampai ke depan pintu gerbang rumah kami, saat dia
mengeluarkan becaknya aku pun sempat bertanya padanya, "pak Samsul, kalo
misalnya kapan-kapan aku minta tolong belanjain di pasar mau gak,? biar aku gak
usah repot-repot ke sana,
”
"ohh bisa non, bisa banget, langganan saya juga banyak yang kayak gitu kok,
yaudah kalo gitu non Lisa simpen aja nomor HP saya," jawabnya,
"yaah HP aku ada di dalem pak, kalo gitu bapak aja yang nyimpen nomor aku,"
"ooh.. berapa nomor non,?"
"yaudah sini aku aja yang ngetik," ucapku sambil meraih ponselnya, "nih pak nomor
aku" ucapku lagi lalu mengembalikan ponsel pak Samsul,
"oke non, saya simpen ya, yaudah kalo gitu saya izin pamit, mariii non Lisa,"
ucapnya
"iyaa.. hati-hati di jalan pak," jawabku, lalu pak samsul mengayuh becaknya keluar
gerbang meninggal kan rumahku,
Setelah kepergian tukang becak itu, aku pun kembali masuk ke dalam rumah
langsung menuju ke arah dapur untuk mencuci gelas dan piring, setelah selesai, aku
merasa kebelet untuk buang air kecil, dengan berlari-lari kecil aku pun cepat-cepat
ke kamar mandi,
"Uhhh legaaa..." ucapku setelah mengeluarkan seluruh air kencing yang terasa
mengganjal,
Saat keluar kulihat lumayan banyak tumpukan pakaian kotor yang ada di dalam
keranjang di dekat kamar mandiku ini, "Lebih baik aku nyuci dulu, lagi pula suamiku
akan pulang telat hari ini.." gumamku,
Aku teringat jika pakaian kotorku beserta dalaman yang tadi pagi aku pakai masih
berada di gantungan kamar mandi, tetapi saat aku mengambil pakaian kotor
tersebut sepertinya ada yang janggal dengan pakaian dalamku ini, sebab saat
kuambil terasa basah padahal seingatku tadi saat aku lepas, pakaian dalamku masih
dalam keadaan kering, dan aku perhatikan ada noda putih di celana dalamku,
karena penasaran kucoba merabanya dan ternyata kental dan lengket, “apa jangan-
jangan ini,??” kemudian kucoba untuk mencium baunya, dan aku sangat yakin tidak
salah lagi, “ini adalah sperma,!!!”
Tidak salah lagi pelakunya sudah pasti Pak Samsul, sebab suamiku sedang di
kantor sedangkan pak Yono tadi pagi tidak masuk ke dalam kamar mandi, "duuh..
baru juga kenal dia udah seenaknya ngotorin celana dalamku, pantesan aja tadi pak
Samsul lama banget di dalam kamar mandi.. dasarr.." gumamku sambil kulemparkan
daster beserta pakaian dalamku ke arah keranjang tumpukan pakaian kotor untuk
segera aku cuci,.
.
*****
.
Kejadian sebelumnya di rumah Lisa,
Di dalam kamar mandi di rumah itu, seorang pria tua nampak sangat gelisah, benda
tumpul di selangkangannya yang sedari tadi sudah mengeras membuatnya ingin
segera menuntaskan hasrat yang sudah sangat ingin dia keluarkan,
Tiba-tiba pandangannya tertuju ke arah pakaian kotor yang berada di gantungan di
dalam kamar mandi tersebut, dia meraih sepasang pakaian dalam wanita kemudian
dia mengendus beberapa kali pakaian dalam tersebut dan menghirup aromanya,
"aahhh... wanginya.. bungkusannya aja udah buat aku melayang kayak gini.. apalagi
nanti isinya.. pasti aromanya jauh lebih wangi lagi, hemmm...” ucap pria tua itu
sembari mengeluarkan burungnya dari resleting celananya dan mulai mengocoknya,
"duuhh... susunya itu gueddeee… pasti kenyel-kenyel enak tuh kalo di remes..
uhhhh..." ucapnya lagi sambil mengocok benda yang ada di selangkangannya
dengan tangan kirinya,
Celana dalam Lisa kini sudah dia lilitkan ke benda hitam di selangkangannya itu
sambil terus menciumi behanya, beberapa kali dia meracau tidak jelas
mengekspresikan kenikmatan yang dia dapatkan walaupun hanya membayangkan
tubuh pemilik pakaian dalam itu,
Setelah cukup lama mengocok burungnya sendiri sambil membayangkan Lisa, dan
akhirnya tak dapat dia bendung lagi, semburan-semburan hangat keluar dari ujung
burungnya membasahi pakaian dalam yang sedang dia gunakan untuk
membungkus burungnya itu,
.
*****
.
Pukul sembilan malam Alex pulang ke rumahnya,
Lisa menyambutnya dengan hangat dan penuh cinta, Alex yang melihat senyuman
manis istrinya membuat rasa penat dan lelahnya seketika hilang,
"mau langsung mandi atau mau makan dulu pah,?" ucap Lisa sembari membawakan
jas beserta koper kerja suaminya,
"mama udah makan,?" tanya Alex,
"belum, kan nungguin papa pulang biar bisa makan sama-sama,"
"yaudah kalo gitu kita makan dulu aja," jawab Alex,
"iya papa ganti baju aja dulu, nanti makanannya mama siapin,"
Saat makan malam, Alex memberikan kabar tentang rencana pengangkatan dirinya
sebagai direktur utama di perusahaan, "ohh iyaa mah, hasil rapat siang tadi, enggak
lama lagi papa bakalan diangkat jadi direktur," ucap Alex datar, sambil meneruskan
makannya,
"yaa bagus donk, terus terus,??" Lisa begitu antusias mendengar kabar baik
tersebut,
"yaa gak gimana-gimana, udah gitu aja," jawab Alex,
"diih... gak seru ah, masa gitu doank pah, jadi makin keren donk suami aku, hihihi..."
"emm.. kira-kira papa bisa gak ya mah,? papa ngerasa belum siap aja, apalagi papa
kan belum banyak pengalaman di perusahaan,"
"jangan ngomong gitu donk pah, semuanya kan bisa di pelajari, mama yakin papa
pasti bisa, yang mama tau selama ini gak ada yang papa gak bisa ya kan,? jalanin
aja dulu ya pah, semangat," ujar Lisa tersenyum manis menyemangati suaminya,
"iyaa mah, oh iya.. ada satu hal lagi yang harus papa bilang ke mama, untuk
sementara pada di tugasin di Centropolis, soalnya di sana lagi bermasalah," ujar
Alex,
"Hahh, Centropolis pah,?" tanya Lisa seolah paham dengan kondisi kota tersebut,
"iyaa.. kenapa emangnya mah,?"
"yaa gak kenapa-kenapa sih, yang penting papa bisa jaga diri aja di sana, jangan
yang macem-macem, papa tau sendiri kan kota Centropolis kayak apa," ujar Lisa,
"iya sayang, mama tenang aja yaa, lagi pula cuma untuk sementara kok papa jadi
Direktur cabang Centropolis, yaah sekalian buat belajar, seperti yang tadi mama
bilang,”
"iyaa pah, mama selalu mendukung papa dan selalu mendoakan yang terbaik untuk
papa,” ucap Lisa tersenyum manis menatap suaminya,
.
*****
.
Pada suatu hari,
Di antara rutinitasnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Lisa kini memiliki
kesibukan baru yaitu mengurus serta merawat tanaman dan bunga-bunga di
halaman rumahnya, seperti pagi ini, dengan senang hati Lisa menyirami tanaman
dan memberikan perhatian khusus pada setiap bunga yang tumbuh, dia belajar
tentang jenis-jenis tanaman serta cara merawatnya yang dia temui di internet,
Tidak hanya itu, selain menyiram tanamannya dia juga rajin membersihkan
dedaunan kering atau ranting-ranting kecil yang jatuh, menyusun dan menata pot-
pot bunga yang ada di halaman, di tengah kesibukannya tiba-tiba terdengar suara
ada yang memencet bel rumahnya, Lisa langsung berdiri untuk melihat siapa yang
datang,
"permisi bu Lisaa.." sapa Ucup, dari luar pagar dia bisa melihat Lisa sedang berada
di halaman,
"ehh.. kamu cup, masuk aja, pintu pagarnya gak dikunci kok," Jawab Lisa yang
sedang sibuk merawat tanaman di halaman rumahnya ketika dia melihat ternyata
yang datang untuk bertamu adalah Ucup,
"lagi sibuk ya buu,? mau saya bantu,?" tanya Ucup setelah menutup kembali pintu
pagar,
"gak usah cup, ini juga udah hampir selesai kok, kamu duduk aja dulu, santai aja,
ada apa nih kamu tumben mampir,?"
"iyaa baru sempet, ada yang mau saya omongin sama bu Lisa, sekalian mau ambil
perabotan punya pak Yono yang kemaren di tinggal, soalnya nanti siang mau di
pake," jawab ucup kemudian duduk di teras, memperhatikan Lisa yang sedang asyik
dengan kegiatannya.
"ooh.. itu peralatan punya pak Yono masih di dalem garasi kayaknya deh cup,"
"iyaa nanti saya ambil sekalian pulang,"
Lisa sambil tersenyum, menyapa Ucup dan meminta maaf atas keadaannya yang
sedang berantakan dan sedikit kotor terkena cipratan air dan tanah, "kamu kalo mau
minum air dingin atau mau bikin kopi, kamu bikin aja sendiri yaa di dalem, masuk aja
gak apa-apa, udah biasa juga kan,?”
Ucup dengan santai menjawab, "iyaa tenang aja bu, nanti kalo pengen minum saya
bisa bikin sendiri,"
Ucup benar-benar ketiban rezeki pagi itu, saat dirinya sedang duduk di teras sambil
menemani Lisa yang sedang sibuk di halamannya, ucup terus memperhatikan
wanita cantik itu yang sedang asyik dengan bunga-bunganya sambil mengajaknya
mengobrol,
Tanpa sengaja Lisa memberikan sebuah tontonan yang membuat ucup terangsang
berat, saat itu Lisa yang sedang jongkok tepat menghadap ke arahnya yang sedang
duduk di teras, mungkin karena keasyikan mengobrol Lisa tidak menyadari bagian
bawah daster yang dia pakai sedikit terbuka, meskipun jarak mereka tidak terlalu
dekat namun ucup bisa dengan jelas melihat celana dalam Lisa yang berwarna
merah jambu menutupi gundukan daging yang memiliki garis belahan di tengahnya,
Terus memperhatikan benda itu tentu saja membuat ucup jadi sangat terangsang
luar biasa, saking terpananya ucup jadi melamun dan kembali membayangkan saat-
saat dirinya dulu bisa melihat dan menikmati kemaluan Lisa secara langsung yang
saat itu tidak di tutupi celana dalam, hingga tanpa dia sadari jika batang penisnya
yang sedang ereksi membentuk tonjolan pada celana yang dia pakai membentuk
seperti sebuah tenda,
Ucup baru tersadar dari lamunannya sewaktu Lisa beberapa kali memanggilnya,
"cup.. ucup.. kamu kok dari tadi aku ajak ngomong malah ngelamun, lagi mikirin apa
sih,?"
"ehh.. enggak kok bu, gak mikirin apa-apa, mungkin karena belum ngopi aja kali ya,
hehehe.."
"dari tadi juga kan udah aku bilang, bikin aja sendiri sana di dapur,"
"yaudah.. kalo gitu saya izin ke dalam ya bu,"
"iyaa masuk aja, santai aja sih kayak gak pernah masuk aja, yaudah sana kamu
ngopi dulu biar gak kebanyakan ngelamun,"
"hehehe.. iyaa bu,." dengan wajah memerah karena malu, ucup segera bangkit dan
ngacir ke dalam rumah, bukannya menuju dapur untuk membuat kopi ucup malah
masuk ke kamar mandi,
Ucup yang sudah sangat terangsang, langsung membuka celana beserta celana
dalamnya, dia duduk di closet dan mulai mengocok kejantanannya, “aahhhh... bu
Lisaaa... uhhh...” ucup mendesah menikmati kocokan tangannya pada alat
kelaminnya, sembari menutup matanya dia membayangkan tubuh Lisa, saat tengah
asyik mengocok batangnya, seketika ucup di kagetkan dengan pintu kamar mandi
yang tiba-tiba terbuka,
“Ya ampun ucup..!!” seperti sangat kaget hanya itu yang keluar dari mulut Lisa,
0 Komentar