ISTRI YANG BAIK SEASON 2 PART 2

 

Sebelum Lisa masuk masuk ke dalam rumahnya, tiba-tiba ibu muda itu


menghentikan langkahnya dan diam sejenak berdiri diambang pintu, lalu sambil


tersenyum dia sedikit menoleh ke arah pak Yono yang masih terbengong


menatapnya, tentu saja pak Yono menyadari sebuah lirikan mata yang begitu


menggoda terlihat dari sudut mata wanita cantik itu sebelum akhirnya berlalu masuk


ke dalam rumah,


Pak yono menjadi gelisah, seluruh urat saraf pada tubuh menjadi tegang, pikirannya


tak tenang, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah Lisa berusaha


mengajaknya masuk dan kembali bermesraan seperti dulu, ataukah wanita cantik itu


hanya sekedar tersenyum karena tau sejak tadi dirinya terus jadi pusat perhatian,


Akhirnya pak Yono menuju halaman belakang dan duduk di bawah sebuah pohon


rindang untuk memenangkan diri, dia menarik nafasnya dalam-dalam, pikirannya


masih kacau dan gelisah, dia tahu saat ini Lisa hanya bersama putra kecilnya di


dalam rumah, pak Yono membayangkan jika saat inilah waktu yang tepat untuk


mencari kesempatan bagi dirinya untuk bisa bermesraan lagi dengan ibu muda yang


cantik nan aduhai itu,


Semakin lama dia berpikir, semakin sempit waktu yang dia punya, pak Yono merasa


jika senyuman Lisa tadi itu berbeda dari biasanya, sebuah senyuman yang memang


benar-benar menggoda dan seperti memang sengaja sedang memberikan


tantangan untuknya agar segera datang dan menghampiri, karena mereka berdua


sudah lama tidak bertemu pak Yono jadi berpikiran jika Lisa juga menginginkannya


dan pasti akan menikmati berduaan dengannya,


Pak Yono lalu berdiri tegap, membulatkan tekadnya, dia kemudian memutuskan


untuk melangkahkan kakinya, pak tua itu masuk ke dalam rumah melalui pintu


belakang, dan saat di dalam rumah dia menjumpai Lisa yang sedang duduk di ruang


tamu,


"Pak Yono, mau kemana,?" sapa Lisa dengan senyumnya,


"ini mau minjem kamar mandinya,?" jawab pak Yono beralasan,


Saat Pak Yono keluar dari kamar mandi, Lisa yang sudah duduk di sofa dengan


ramah memintanya untuk menemaninya di ruang tamu sambil menunggu suaminya


yang sedang pergi keluar bersama Ucup, "pak Yono nunggunya di sini aja, daripada


di luar kan panas,"


"iya non Lisa," jawab pak Yono dengan sumringah,


Mereka berdua pun duduk di ruang tamu, sambil menunggu Alex dan Ucup kembali,


"cling" saat terdengar suara notifikasi, Lisa langsung meraih ponselnya dan


membaca pesan yang masuk “Suamiku nanya mau di beliin apa untuk makan


siang,? aku bilang terserah, terus katanya dia mau ke ATM dulu, jadi kayaknya


masih ada waktu," Lisa memberitahu isi pesannya sembari menatap ke arah pak


Yono dan tersenyum penuh arti,


Mendengar perkataan dari Lisa barusan, pak Yono langsung saja buru-buru


membuka kancing beserta resleting celananya, tentu saja hal itu membuat Lisa


langsung terkejut, "iihh... pak Yono mau ngapain itu,??"


.


*****


.


Home sweet home, rumahku adalah surgaku, mungkin itulah kalimat yang tepat


untuk melukiskan perasaanku saat ini, walaupun jauh di dalam hati kecilku ada


perasaan berat meninggalkan tempat di mana aku tumbuh, dan banyak kenangan


masa kecilku di sana, tempat yang selalu aku rindukan ketika berada di kota.


Liburan yang awalnya aku rencanakan hanya selama satu bulan, namun ada


sesuatu yang membuatku tak percaya sehingga liburan itu menjadi dua bulan lebih


tanpa aku sadari, semua dimulai dari kejadian-kejadian tak terduga yang terjadi


sejak hari pertama aku tiba di kampung.


Ketika aku pertama kali tiba, rumah orang tuaku tampak seperti biasa, hangat dan


ramah, namun di beberapa hari selanjutnya, aku mulai menyadari ada sesuatu yang


tidak biasa terjadi di sana, ternyata banyak hal yang selama ini tidak pernah aku


ketahui dan tidak akan mungkin di ceritakan, sepertinya banyak rahasia tentang


kehidupan ibuku Mara, kakakku Reni, bahkan mungkin adik angkatku si jelek Rendi,


atau mungkin dengan beberapa penduduk desa,


Meskipun awalnya aku amat penasaran, namun akhirnya aku menyadari bahwa,


biarlah apa yang menjadi rahasia tetap menjadi rahasia, karena aku sendiri juga


memiliki begitu banyak rahasia di dalam kehidupanku, hingga akhirnya aku sadar


bahwa aku harus kembali pulang ke rumahku, tempat dimana petualangan baru


menungguku di sana, saat perjalanan pulang , aku duduk di samping suamiku yang


menyetir mobil membawaku kembali pulang ke kota, aku melihat pemandangan


sekitar sambil merenungi segala kejadian yang membuat liburannya begitu panjang


dan penuh kejutan, di balik suasana desa yang tenang, sejuk, dan memberikan


kedamaian, tetapi di dalamnya juga penuh dengan cinta, kasih sayang dan rahasia,


Saat ini,


Sejak hari pertama aku sampai di rumah, pak Yono terus berusaha curi-curi pandang


ke arahku, aku juga tau dia pasti merasa sangat senang dengan kepulanganku


kembali kesini, buktinya saja ketika dia melihat mobil kami dari jauh, dari dalam


mobil aku bisa melihat dia yang langsung buru-buru keluar dari posnya untuk segera


membukakan portal, ekspresi mukanya juga nampak semringah sewaktu mengobrol


dengan suamiku kemarin, walaupun aku menyadari jika tatapan matanya sesekali


mencuri-curi pandang untuk bisa memperhatikan aku yang masih berada di dalam


mobil, aku pun hanya tersenyum manis balas menatapnya sambil mendengarkan


obrolan mereka,


Kemarin, aku juga sempat merasa kaget ketika dia tiba-tiba saja datang ke rumah,


padahal sebelumnya aku sudah mengirimkan pesan lewat chat agar dia jangan ke


rumahku dulu, karena ada suamiku yang masih cuti sampai dengan hari minggu,


tapi akhirnya aku merasa lega setelah mendengar penjelasannya jika ternyata


suamikulah yang meminta dia untuk datang ke sini, awalnya aku pikir jika dia nekat


datang kesini karena sudah tak sabar untuk bisa segera menemui aku, dan ternyata


dugaanku itu salah, yang berarti “akunya aja yang kegeeran, hahaha...”


Tidak ada yang berubah dari sikap dan kelakuannya, lagi-lagi matanya itu selalu saja


jelalatan apabila sudah bertemu denganku, tampang mesumnya itu terus saja


memperhatikan aku dari atas ke bawah, tapi sebenarnya itu memang hal yang wajar,


karena saat itu aku yang belum sempat mandi dan masih memakai baju tidur


sewaktu membukakan pintu gerbang untuknya, baju tidur yang aku pakai juga


modelnya lumayan seksi jadi melongo deh dianya, kangen juga rasanya melihat


tampang lucunya ketika dia sedang mupeng, hihihi..


Sewaktu membuatkannya kopi aku sempat kepikiran untuk sedikit iseng


memberikan godaan untuknya, aku sengaja menunduk agak lama saat berada di


depannya ketika menyuguhkan kopi, kelihatan banget matanya itu langsung melotot


memperhatikan dada aku terus, karena memang model pakaianku yang memiliki


belahan dada cukup lebar, apalagi kebetulan aku juga sedang tidak memakai


dalaman, makin jelas deh dia bisa melihat sepasang payudaraku, karena dianya


terus-terusan melongo, akhirnya aku sengaja tambah iseng untuk meledek, "kalo


mau nyusu nanti yaa pak, soalnya aku juga masih cape baru pulang, hihihi.." makin


melongo deh tuh dia mendengar ucapanku, hihihi..


Tapi aku sempat merasa terharu juga ketika kakek mesum itu bercerita kalau dia


sudah sangat kangen ingin segera bisa bertemu denganku dan ternyata setiap hari


dia juga selalu berharap supaya aku segera pulang, terlebih lagi ketika dia bilang jika


dia tidak mau oleh-oleh atau hadiah apapun, aku pun semakin terharu ketika dia


mengatakan jika baginya justru akulah hadiah terindah untuknya, “duuh.. walapun


mesum tapi pinter juga itu aki-aki bikin aku jadi kegeeran dan tambah klepek-klepek


sama dia, hihihi..”


Untuk sedikit menghibur hatinya, aku putuskan untuk memberikannya sebuah


kecupan kecil di pipinya, sebagai hadiah sekaligus ucapan terima kasih karena


ketulusannya menyayangiku dan juga karena sudah begitu perhatian terhadap


keluargaku kecilku ini, setelah itu aku pun segera masuk ke dalam rumah, karena


takut jika tiba-tiba saja suamiku datang dan memergoki kami, bisa panjang nanti


urusannya,


Begitu juga ketika tadi pagi, sambil mengobrol bersama suamiku mata pak Yono


kadang-kadang masih suka memperhatikan aku, tapi untungnya saja dia bisa


menjaga sikapnya ketika ada suamiku di rumah, dan untuk menghindari hal-hal yang


tidak diinginkan akhirnya aku mencari kesibukan di dalam rumah, itu semua aku


lakukan karena jika aku ke luar sudah pasti akan membuat pak Yono dan ucup jadi


tidak fokus kerjanya,


Tapi memang dasar akunya juga sih yang enggak tahan kalau enggak iseng, ketika


suamiku pergi bersama ucup, aku sengaja menggoda pak Yono yang hendak ke


halaman belakang, aku sengaja memberikannya pertunjukan dengan menunduk


agak lama ketika mengambilkan nampan untuknya, sambil berpura-pura menata


minuman dan camilan aku sengaja menggerak-gerakan tanganku supaya


payudaraku yang sedang menggantung jadi ikutan bergoyang-goyang, "puas-puasin


deh pak ngeliatinnya hihihi..," ucapku dalam hati,


Senang sekali rasanya bisa melihat lagi tampang lucunya kalau sudah mupeng berat


seperti itu, setelah puas mengerjai pak Yono akhirnya aku kembali masuk ke dalam


rumah untuk mengecek keadaan putraku tersayang, tapi sebelum masuk aku coba


sedikit melirik sebentar dan ternyata benar saja dia masih diam di situ sambil terus


melongo, aku juga sempat melihat di bagian depan celananya juga sudah menonjol,


“pasti saat ini sudah horny berat nih pak yono, hihihi..”


Di dalam rumah, aku duduk di sofa sambil memangku anakku yang sedang


menyusu, tiba-tiba kulihat pak yono yang masuk dari pintu belakang, wajahnya


seperti sedang gelisah, ketika kutanya dia bilang mau ke kamar mandi, dalam hati


aku langsung menebak jika pak Yono pasti sudah tidak tahan karena godaanku tadi


dan ingin menuntaskannya di kamar mandi, aku yang memang sudah terbiasa akan


hal itu jadi santai saja dan duduk di sofa sambil memperhatikan putraku yang tengah


asyik dengan botol susunya,


Tapi tiba-tiba aku dibuat heran ketika pak Yono keluar dari kamar mandi, yang


membuatku penasaran adalah dia baru saja masuk selang beberapa detik langsung


keluar lagi, "masa iya ngocok secepat itu langsung keluar" aku bertanya-tanya


dalam hati, dari pada penasaran akhirnya aku putuskan untuk bertanya langsung


saja padanya, mumpung masih ada waktu sebelum ucup dan suamiku pulang,


Saat aku dan pak yono sedang duduk berduaan di ruang tamu, "cling.. cling.. cling..”


suara notifikasi terdengar dari ponselku yang tergeletak di atas meja, aku baca


pesan masuk yang ternyata dari suamiku yang menanyakan aku ingin dibelikan apa


untuk makan siang, aku beritahu pak Yono isi pesannya, “Suamiku nanya mau di


beliin makanan apa,? aku bilang terserah, terus katanya dia mau ke ATM dulu,"


Aku yang masih penasaran karena ingin mengobrol sebentar akhirnya aku bilang


lagi ke pak Yono "jadi kayaknya kita masih ada waktu,"


Baru juga aku selesai bicara, pak yono langsung buru-buru membuka celananya,


tentu saja aku sangat kaget, "iihh... pak yono mau ngapain coba,??" ucapku karena


terkejut,


"Laah kan barusan bu Lisa bilang kita masih ada waktu,." jawab pak Yono sambil


menurunkan celana beserta dalamannya, dan mencuatlah batang penisnya yang


hitam dan jelek itu yang sudah berdiri tegak mengacung tepat di depanku,


"hahaha.. maksud aku tuh masih ada waktu buat kita ngobrol pak, itu burungnya


juga kenapa masih tegang aja, bukannya pak Yono dari kamar mandi barusan,?"


sambil menahan tawa aku mencoba untuk bertanya,


"saya ke kamar mandi juga gak ngapa-ngapain non, cuma basahin muka doang,


panass.. gerah..” jawab pak yono,


"hahaha.. pantesan,, aku kira pak yono tuh ngocok barusan, hahaha.."


"gak enak kalo ngocok sendiri, kan sekarang udah ada non Lisa tersayang di sini,


hehe.." ucap pak yono meraih tanganku lalu di arahkannya untuk memegang


penisnya yang sudah tegang itu..


Dapat kurasakan betapa tegangnya penis pak Yono dalam genggamanku, namun


aku belum mau menggerakkan tanganku "jangan sekarang ya pak, kapan-kapan


aja," ucapku pelan, namun tanganku masih terus menggenggam penisnya, aku


memang sengaja ingin menggodanya terlebih dahulu,


"ayoo donk non.. udah gak tahan nih saya, tolong yaa,," pak yono terus memelas,


“hmmm... yaudah iya, bentar aku taro Oliver dulu,” ucapku kemudian meletakkan


putra kecilku di atas karpet dan membiarkannya menyusu dengan nyaman,


“ayooo... non...” pak Yono merengek lagi saat aku baru saja kembali duduk di sofa,


"iya.. iyaa.. tapi jangan pegang-pegang yaa, soalnya aku gak mau baju aku jadi


lecek, nanti repot kalo suamiku pulang,"


"iya non Lisa cantiikk.. hehehe.." ucap pak yono sambil cengengesan,


Aku pun mulai menggerakkan tanganku membelai batang hitam berkeriput itu


dengan pelan, pak yono selaku pemiliknya pun mulai mendesah keenakan, setelah


beberapa saat, aku mulai mempercepat kocokanku "pak yono beneran mau di


keluarin sekarang,? Enggak msu nanti-nanti aja, soalnya kan sebentar lagi suami


aku pulang loh," godaku sambil terus mengocok penisnya,


“uhhh...” Pak yono hanya melenguh menahan nikmat lalu menjawab dengan


anggukan, walaupun merasa takut dan ragu, tapi dia juga sudah merasa sangat


terangsang oleh wanita cantik yang ada di hadapannya, dan nafsu birahinya yang


sudah naik menuntut ingin segera bisa dituntaskan,


"Cling.. cling.. cling.." Kembali terdengar suara notifikasi dari ponselku, aku pun


meraihnya dengan tangan kanan, sambil tangan kiriku terus mengocok penis pak


yono, "kata suamiku udah beres semuanya, sekarang udah lagi jalan mau pulang,


katanya sih sebentar lagi sampe, kalo pak yono gimana,?? sebentar lagi apa masih


lama,??" tanyaku lagi sambil memberikan remasan di sela-sela kocokan tanganku


pada penisnya,


Bukannya malah takut, justru penis pak yono yang sedang aku kocok menggunakan


tangan kiri malah terasa jadi semakin keras, aku letakkan ponselku dan mulai


mengocok penisnya lebih cepat,


"egghhhh... non Lisa... aahh...." pak yono mendesah, dan tangannya bergerak


hendak menyentuh dadaku, tapi aku langsung memukul tangan nakalnya itu,


“gak usah nakal deeh tangannya.. tadi aku bilang apa,? jangan di pegang-pegang


kaan…?”


Karena takut nanti di grepe-grepe lagi, akhirnya aku pun berhenti mengocok


penisnya, lalu aku turun dari sofa kemudian berlutut di antara kedua paha pak yono


yang sedang duduk, aku kembali menggenggam penisnya dan menatap ke arah


wajahnya yang berada di atasku, "enak gak pak dikocokin kayak gini,?" sengaja aku


terus menggodanya sambil mulai mengocok lagi penisnya pelan-pelan,


"ii.. iiyaa non.. enaak.." jawab pak yono terbata-bata,


"kok gugup gitu pak,? tadi katanya minta di keluarin,? nihh kan sekarang udah aku


turutin.. hihihi.."


Sangat nampak dari wajah pak yono yang sedang was-was dan penuh


kekhawatiran, tapi dia hanya bisa terbengong-bengong memperhatikan aku yang


berada di bawahnya dengan santainya terus mengocok penisnya, walaupun


sebenarnya aku juga merasa sangat takut jika tiba-tiba saja suamiku pulang dan


memergoki perbuatanku, tapi membayangkan hal itu justru malah memacu adrenalin


dalam tubuhku yang juga membuat aku jadi ikutan horny, aku pun jadi ingin semakin


menggoda pak yono, dan entah kenapa aku merasa semakin gemas dengan


kejantanan milik pak tua ini,


Aku pun semakin mempercepat kocokan ku dan semakin kuat meremas penis pak


yono, “ini yang selalu pak yono bayangin kan,? pengen aku pegang,? pengen aku


kocokin kayak gini, iya kan,?" sengaja aku berkata seperti wanita nakal sambil terus


meremas penis pak yono,


Pak yono hanya mengangguk melihat tingkah nakalku, karena sudah pasti memang


itu yang ada di dalam pikirannya setiap kali bertemu denganku,


“pak yono pengen aku tempelin bibirku kayak gini,? mmmhhhh...." ucapku lalu


menempelkan kepala penisnya di bibirku, mengoleskan ke seluruh permukaannya


seperti sedang memakai lipstik,


"Teruss bapak maunya, aku ngapain lagi pak,??" tanyaku nakal,


.


*****


.


"oohhh... nonn Lisaa.. enakk.. oohhh..."


Di ruang tengah di dalam rumah Lisa, akhirnya pak Yono bisa kembali merasakan


saat-saat berduaan bersama wanita cantik pujaan hatinya, meskipun waktunya


sempit namun pak Yono tak mau melewatkan kesempatan untuk dapat mengulang


kembali momen indah penuh kemesraan bersama ibu muda itu,


Setelah berpisah cukup lama akhirnya mereka bisa kembali berbagi kehangatan dan


saling melepas rindu yang telah lama terpendam, Lisa dengan senyuman manisnya


menyambut pak Yono dengan tatapannya yang penuh kasih sayang, mereka duduk


bersama di ruang tamu menikmati kebahagiaan dalam kebersamaan mereka,


akhirnya pak Yono dan Lisa merasakan kembali kehangatan hubungan mereka,


Saat ini Lisa sedang bersimpuh di antara kedua paha pak Yono yang sedang duduk


bersandar di atas sofa, menikmati setiap apapun yang sedang dilakukan oleh Lisa di


bawah sana, ibu satu anak itu dengan segenap hatinya memberikan pelayanan


sebaik mungkin untuk memanjakan penis pak tua itu yang sedang melampiaskan


nafsu birahi kepadanya,


“ini yang selalu pak yono bayangin kan,? pengen aku pegang,? pengen aku kocokin


kayak gini, iya kan,?" ucap Lisa bertingkah seperti wanita nakal sambil terus


mengocok dan meremas penis pak yono,


Bukannya menjawab, pak Yono hanya bisa terus mendesah keenakan, menyaksikan


hal itu akhirnya dengan gemas Lisa langsung mencaplok dan melahap kemaluan


pak tua itu,


“oouuggghhhhn....” pak Yono mencengkeram lututnya sendiri karena merasakan


teramat ngilu sekaligus nikmat pada kemaluannya, matanya merem melek


menikmati saat kejantanannya berada di dalam mulut Lisa yang terasa begitu


hangat dan basah,


Pak Yono menatap ke bawah, dia melihat pemandangan paling menakjubkan yang


selalu dia tunggu-tunggu, saat ini kepala penisnya sedang dijepit bibir merah seksi


milik Lisa, saat Lisa melepaskan bibirnya, warna merah bekas lipstik tertinggal di


sana, Lisa menjulurkan lidahnya lalu menjilat lubang di ujung kepala penis milik pak


Yono,


"Mmmh… enak nggak pak,?” Lisa bertanya sambil menatap pak Yono,


“uhhhh... he'eh non... uuhhhh....”


“hihihi...” Lisa kembali menjilati seluruh permukaan batang penis pak Yono sehingga


terlihat semakin basah oleh air liurnya, lalu Lisa memasukkannya lagi penis itu ke


dalam mulut, kali ini sampai setengah batangnya, tangannya menggenggam pangkal


batang itu dan mulutnya mulai mengulum dan menghisap-hisap memberikan


kenikmatan.


Di jari Lisa yang sedang menggenggam pangkal batang milik pak Yono, terlihat


cincin kawin yang tampak berkilat menyilaukan mata, membuat pak Yono jadi


berpikiran yang macam-macam, saat ini di depan celananya yang terbuka, ada


seorang wanita cantik yang berstatus istri orang sedang mengulum kemaluannya,


terbersit rasa takut dalam diri pak Yono apabila ada orang yang memergoki


perbuatannya itu, tapi disisi lain dia juga merasa jika kuluman mulut Lisa terasa


semakin nikmat yang membuatnya tidak ingin melepaskannya begitu saja,


Birahi pak Yono semakin naik dan sebentar lagi akan segera meluap, dia tidak lagi


memikirkan apapun karena yang dia tahu jika sedikit lagi dia akan segera muncrat di


dalam kehangatan mulut ibu muda itu,


“aaghhh… non Lisaa… ooohhh…!” pak Yono pun semakin mendesah tak karuan,


“kenapa pak,??” Lisa tiba-tiba melepaskan kulumannya dan langsung mengocok


sambil meremas penis pak Yono yang sudah mau menembak itu,


“aaghh... gak tahan saya non.. ooohhh...” pak Yono terus meracau karena sudah


lepas kendali,


Lisa memasukkan lagi penis itu ke dalam mulutnya, lalu kembali menggerakkan


kepalanya naik turun dengan cepat yang tentu saja membuat pak Yono semakin


tidak tahan membendung gelombang orgasmenya,


Brmmm.. Brmmm.. Brmmm...


Terdengar suara mobil yang datang,! ya itu mereka,! Pak Alex dan Ucup, mereka


sudah pulang,! Pak Yono pun kaget dan pikirannya juga semakin gelisah, dan dia


harus melakukan sesuatu, namun di bawah sana Lisa masih terus saja tak mau


berhenti dan semakin bersemangat mengulum penisnya dan rasanya begitu nikmat


dan semakin nikmat, tanggung, sebentar lagi,


“aagghhhh... non Lisaa.. ouuughhh.. non...” Mendadak gelora kenikmatan melanda,


“crott... crottt... crottt...” kedua tangan pak Yono memegangi kepala Lisa sembari


merasakan nikmatnya menyemprotkan seluruh isi kemaluannya di dalam mulut Lisa,


Seluruh tubuh pak Yono sampai melengkung dan mengejang ketika semburan demi


semburan memancar deras, Lisa menampung seluruhnya di dalam mulut dan


sebagian ada yang meluber keluar,


“mama,?”


.


*****


.


“mama,? Mama ngapain di situ,?” suara suamiku mengagetkanku,


“Ooh, ini tadi mama bikin susu buat Oliver pada tumpah, berantakan,” jelasku pada


suamiku yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah saat aku mengelap lantai di bawah


sofa membersihkan sisa-sisa sperma pak Yono yang tadi berceceran,


“Oh, nih pesenan mama, mau di makan sekarang.?” tanya suamiku


"nanti aja deh pah, mama belum laper soalnya, taro di meja makan aja dulu pah,"


jawabku,


"oh oke deh kalo gitu, papa ke belakang lagi yaa nemenin pak Yono sama Ucup


makan siang,"


"iya pah,."


Suamiku pun menyusul pak yono dan ucup untuk bergabung makan siang bersama


dengan mereka di teras belakang, sebenarnya aku masih merasa gugup dan sedikit


takut, bayang-bayang saat penis pria lain keluar masuk di mulutku masih begitu


terasa dan teringat di dalam kepalaku, apakah ini yang dinamakan selingkuh,?


perasaan takut ketahuan tapi aku juga menikmatinya, mungkin karena selama ini


aku selalu bermain aman jadi tak pernah merasakannya, kali ini aku baru


menyadarinya arti kata tersebut.


“huhhhh....” Dan tadi itu hampir saja,.


.


*****


.


“aagghhhh... non Lisaa.. ouuughhh.. non...” Mendadak gelora kenikmatan melanda,


pak Yono memegangi kepala Lisa sembari merasakan nikmatnya menyemprotkan


seluruh isi kemaluannya di dalam mulut Lisa, semburan sperma pak Yono sepertinya


terlalu banyak di dalam mulut Lisa yang tak mampu menampung seluruhnya,


sehingga sebagiannya mengalir keluar,


Akhirnya semburan-semburan itu reda dan Lisa langsung melepaskan penis pak


Yono dari mulutnya, dan langsung meraih tissue di atas meja dan lalu memuntahkan


sperma pak Yono yang tertampung di mulutnya, dia pun mengelap cairan sperma


yang menetes di lantai, juga menutup kepala penis pak Yono dengan tissue dan


menyuruhnya untuk segera kembali ke halaman belakang,


"buruan pak,, cepetan pake lagi celananya.” perintah Lisa, selagi dia sibuk


mengambil tisu dan menyeka wajah, dan telapak tangannya termasuk cincin


kawinnya,


“Kalo udah, cepetan keluar pak,” tegas Lisa lagi,


Pak Yono pun buru-buru keluar dan berlari tunggang langgang menuju halaman


belakang sembari berusaha memakai celananya, sedangkan Lisa cepat-cepat


membuang tumpukan tissue yang penuh dengan sperma pak Yono ke tempat


sampah, Lisa pun bergegas kembali ke ruang tamunya untuk memeriksa jangan


sampai ada sisa noda sperma, Lisa meraih tissue lagi untuk kembali mengelap


lantainya yang masih terasa lengket terkena tetesan sperma pak Yono,


"Crkek.." pintu rumah terbuka,


“mama,? mama ngapain,?”


“Ooh, ini tadi mama bikin susu buat Oliver pada tumpah, berantakan” jelasku pada


suamiku yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah saat aku mengelap lantai, jujur saja


di dalam hatiku masih ada perasaan panik hampir ketahuan,


Aku pun langsung menundukkan badanku yang masih sedikit tegang dan


berkeringat, sambil terus mengelap dan membersihkan sisa-sisa cairan sperma pak


Yono yang menetes di lantai, untung saja posisiku membelakangi pintu, jadi aku


yakin suamiku tak akan mencurigai ku,


Ahh gila,, sedetik saja tadi kami telat, aku tak bisa membayangkan apa yang akan


terjadi denganku, ini benar-benar pengalaman yang nekat yang belum pernah aku


lakukan, mungkin banyak yang mengatakan jika aku adalah wanita yang terhormat,


berkelas, cantik, dan tentunya luar biasa, tapi ternyata dibalik keanggunan diriku,


tersimpan suatu hal yang liar...


“Huhhhh… tapi sejujurnya, saat nafsu dan rasa takut ketahuan bercampur jadi satu,


justru hal itu membuat aku puas, sangat puas, namun kepuasan yang sangat aneh,


yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata..”



Posting Komentar

0 Komentar