" auwwww,..... " tiba-tiba Lisa berteriak kaget kerena ada yang meremas pantatnya
dari belakang, pelakunya sambil mengendarai sepeda motor, ternyata orang itu
adalah Bana, pria bertubuh tinggi besar, rambutnya yang botak dan badannya yang
gempal, dia adalah seorang preman, yang tadi kebetulan sedang nongkrong di
pangkalan ojek ketika Lisa lewat ingin ke pasar tadi, sedari tadi dia memang sudah
memperhatikan Lisa, karena melihat kecantikan Lisa, bentuk tubuh lisa yang montok
dan menggoda, apalagi melihat goyangan pantatnya Lisa, membuat Bana jadi
penasaran dengan tingkat kekenyalannya, maka munculah niat iseng Bana untuk
mengikutinya,.
Lisa yang merasa sangat kesal karena merasa dilecehkan, buru-buru merogoh
kantong belanjanya, mengambil sebuah kentang dan melempar sekencang-
kencangnya ke arah si pembegal pantat,.
"aduuhh... sialan nih cewek,," Bana merasakan punggungnya terkena timpukan,.
Bana menghentikan motornya karena tidak terima, awalnya niat iseng Bana hanya
untuk dapat meremas pantat Lisa, dan kemudian langsung pergi, tapi karena
mendapatkan timpukan kentang dari Lisa membuat jiwa premannya bergejolak,
selama ini belum pernah ada preman ditimpuk pake kentang oleh perempuan,.
Bana memarkirkan motornya di tepian jalan, dan dengan memasang tampang
garangnya dia berjalan menghampiri Lisa, sedangkan Lisa malah berkacak
pinggang menunggu dan menatap tajam ke arah Bana, tidak ada rasa takut
sedikitpun dalam diri Lisa,.
"eh,, lu jadi laki jangan kurang ajar ya, pernah sekolah gak lu,." hardik Lisa sambil
tangannya menunjuk-nunjuk ke wajah bana ketika Bana baru saja tiba
menghampirinya,.
"dasar banci lo, gua hajar baru tau rasa loe,." Lisa terus mengumpat makin kesal..
" jangan galak-galak gitu donk cantik " ucap Bana mencolek dagu Lisa,.
" Plakkk... " tanpa ba bi bu Lisa langsung mendaratkan tamparan kerasnya ke wajah
Bana,.
Kemudian Lisa mencoba menamparnya sekali lagi namun bana yang menyadari
kemudian menangkap lengan Lisa dan sigap memitingnya dari belakang, tangan
kanannya memegangi pergelangan Lisa ke belakang dan tangan kirinya membekap
mulut Lisa,.
" awalnya gua ga berniat nyakitin lu, tapi lu yang maksa," Bisik bana ke telinga Lisa
yang berada di dekapannya.
" Mmphhh... mmpphhh.... " hanya itu yang keluar dari mulut Lisa, tangan kirinya
yang masih bebas dia gunakan untuk menyikut-nyikut bana, tetapi Bana dengan
sigap menangkapnya dan memegangi kedua tangan Lisa menggunakan satu
tangannya, dan kembali membekap mulut Lisa, tenaga bana yang cukup kuat
membuat Lisa tidak mampu melawan,.
" mau apa cantik,,? hehe.. "
Karena gerakan tubuh Lisa yang menggeliat-geliat mencoba untuk terus melawan,
membuat pantatnya menggesek-gesek penis Bana, kemudian Bana membawa Lisa
ke belakang sebuah pohon besar,.
Tubuh Lisa yang masih dalam dekapannya, hidung Bana dapat menghirup aroma
wangi rambut dan aroma wangi tubuh Lisa, dan penisnya yang tepat berada di
tengah belahan pantat lisa, gerakan Lisa yang menggeliat mencoba melawan, tentu
saja membuat penis Bana mendapatkan gesekan pantat bahenol Lisa yang saat ini
memakai legging tipis, jelas kekenyalan bongkahan daging pantat Lisa sangat terasa
di kemaluannya, membuat Bana terangsang dan batang penisnya menegang di
dalam celananya,.
Bana yang terangsang mulai menggerakkan pinggulnya, menggesek-gesekan serta
menekan-nekan kemaluannya ke belahan pantat Lisa,.
" mmpphhh.... mpphhh... " hanya itu mampu keluar dari mulut Lisa karena dibekap
oleh Bana,.
" kalo lu teriak gua enggak segan-segan bikin lu celaka, paham,?" ancam Bana
sambil terus menggesekkan penisnya ke pantat Lisa,.
Lisa mengangguk pelan tanda setuju, akhirnya Bana melepaskan dekapan tangan
kirinya dari mulut Lisa, dan perlahan tangannya turun ke arah buah dada montok
milik ibu muda itu, kemudian mulai meremas-remasnya pelan,.
Tak puas meremas dada Lisa dari luar kemudian bana menyelusupkan tangannya
ke dalam bra Lisa, ingin merasakan kemulusan daging kenyal buah dada wanita
cantik itu bersentuhan langsung dengan telapak tangannya, kemudian meremas-
remasnya lagi semakin kencang sambil memilin-milin putingnya,.
"Aahhhh....mmmpphhh...." lirih desahan terdengar sangat pelan keluar dari mulut
Lisa,.
Bukannya berteriak Lisa malah mendesah-desah ketika dirinya di lecehkan oleh
orang tak di kenalnya, padahal saat ini mulutnya sudah terbuka bebas, entah karena
merasa terancam atau karena mulai menikmati pelecehan ini,
Bana tak terlalu mendengar desahan Lisa yang begitu pelan, karena dirinya terlalu
fokus ingin menikmati keindahan tubuh Lisa, tangannya terus meremasi payudara
Lisa semakin kencang dan gesekkan penisnya semakin dia percepat, pinggulnya
semakin dia tekan agar tonjolan penisnya semakin menempel di belahan pantat
Lisa,.
"aaahhhh... ssshh.. " Lisa mendesah-desah sambil memejamkan matanya, ternyata
dirinya mulai menikmati perlakuan Bana pada tubuhnya,.
" ttuuu ruuruu tuutuu... tuutuu tuu ruuru tutu,,, "
Di dalam kamar mandi yang sempit di sebuah kontrakan petak, terdengar suara
riang orang yang sedang bersiul, bernyanyi sambil mandi, kontrakannya terletak di
ujung gang, kontrakan berjejer dengan banyak pintu, yang penghuninya dari
macam-macam kalangan, dan dari segala usia, tua ataupun muda, Laki-laki atau
perempuan, berkeluarga ataupun lajang, sendiri ataupun berdua, bekerja atau
menganggur, yang penting bagi pemiliknya adalah tidak membuat kegaduhan dan
yang paling penting adalah para penghuninya membayar tepat pada waktunya,.
Bahkan ada beberapa penghuninya adalah gadis-gadis cantik yang bekerja di dalam
kontrakannya, sepertinya mereka gadis-gadis Open Bimbingan Orang tua,
pemandangan seperti itu sudah sangat biasa bagi para penghuni kontrakan
tersebut,.
Yaa.. Pemuda tersebut adalah Ucup, meskipun tinggal sendirian dengan kondisi
kontrakannya yang sederhana, ucup selalu menjaga kebersihan dan menjadikannya
tempat tinggal yang nyaman, setiap hari dia memiliki kebiasaan bangun sangat awal,
bahkan sebelum matahari terbit, rutinitas paginya di mulai dengan bernyanyi sambil
mandi, karena hanya di dalam kamar mandinya yang sempit itu, dia bisa menjadi
satu-satunya bintang panggung, di mana dia bisa melantunkan lagu-lagu favoritnya,
seperti pagi ini, Ucup memilih lagu Bollywood yang cukup terkenal berjudul, "dil to
pagal hai."..
Suaranya yang riang ceria mengisi kamar mandi, dia sendiri tidak tau apakah
tetangga-tetangganya bisa mendengarnya atau tidak, dia hanya ingin
menyampaikan kebahagiaannya kepada dunia,
Selesai mandi dan rapi berpakaian, Ucup mengeluarkan sepeda motor
kesayangannya dan bersiap-siap untuk pergi membeli sarapan, dia mengendarai
motornya melaju menembus sejuknya angin pagi sembari tersenyum menikmati
setiap tiupan angin yang menerpa wajahnya,
Akan tetapi di tengah perjalanannya pagi itu, tanpa sengaja dia mendapati
pemandangan yang membuat hatinya berdegup kencang, dari kejauhan dia melihat
ada seorang wanita cantik yang merupakan salah satu penghuni perumahan
tempatnya bekerja, sedang di ganggu oleh seorang berandalan di pinggir jalan,
wanita cantik itu tak lain adalah Lisa yang nampaknya sedang berusaha meronta-
ronta dan sedang berusaha untuk melawan bekapan erat sang berandalan yang
memiliki perawakan cukup besar,
Ucup tidak bisa berpaling, dia menjadi geram, emosi dan sangat marah, dia
mengumpulkan segala keberanian dan naluri melindungi dalam dirinya, dia segera
menghentikan motor matic-nya, dia mengambil sebatang kayu yang tergeletak,
dengan langkah pelan dan penuh hati-hati dia mendekati mereka, dengan emosi
yang sudah memuncak menyaksikan wanita yang begitu di hormatinya sedang di
lecehkan, dengan sekuat tenaga dia menghantam kepala berandalan tersebut
dengan sebatang kayu itu,
"bruakkkk,,,” waadaawwww...” Suara kepala yang beradu dengan sebatang kayu,
dan suara jeritan kesakitan dari Bana, seketika tubuh Bana jatuh tersungkur ke
rerumputan, karena belakang kepalanya ada yang memukul dengan sebatang kayu,
begitu juga dengan Lisa yang terlepas dari bekapan Bana juga ikut terjatuh duduk di
rerumputan,
Di hadapannya saat ini, Lisa menyaksikan ada seorang pemuda berperawakan
kurus berkulit hitam datang menyelamatkannya, dan berandalan yang tadi
melecehkannya sedang terjatuh sembari menahan sakit di kepalanya karena
mendapatkan pukulan dari belakang, namun berandalan itu nampaknya masih
cukup kuat dan kembali berdiri sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit, dia
menatap tajam ke arah Ucup dan situasi pun menjadi sangat tegang, meskipun
merasa lawannya jauh lebih unggul tapi Ucup tidak akan mundur, dia siap untuk
melindungi Lisa dengan segala kemampuannya,
Tidak lama kemudian, perkelahian pun pecah, Ucup melawan Bana, dengan tekad
dan keberanian yang luar biasa, meskipun ucup mungkin tidak memiliki fisik yang
besar, berbanding terbalik dengan fisik Bana yang tinggi besar, tapi semangatnya
yang kuat dan keinginan untuk melindungi membuatnya menjadi lawan yang cukup
tangguh,.
Ucup nampak kewalahan mencoba untuk terus menghindari pukulan Bana,
walaupun meleset, kecepatan pukulan bana yang cukup kencang menyebabkan
Ucup langsung terjatuh, dan masih dapat mengenai pelipisnya hingga berdarah,
kemudian Bana menarik kerah kaos Ucup dan mengangkatnya agar berdiri,.
Sambil berdiri sebelah tangan Bana memegangi kerah kaos si pemuda, dan sebelah
tangannya berancang-ancang memberikan pukulannya yang kedua,.
"Bruakkk...
"
" aarrgghhh.... "
Secara tiba-tiba, Bana kembali mendapatkan pukulan keras di belakang kepalanya,
yang seketika membuatnya sempoyongan dan akhirnya terjatuh di rerumputan,
namun kali ini dia tak mampu berdiri lagi, Bana masih tersungkur sambil memegangi
kepalanya yang bocor, sehingga perkelahian itu pun tidak berlangsung lama karena
berandalan tersebut akhirnya jatuh terkena pukulan Lisa dari belakang yang
membantu ucup dalam perkelahian,.
Mendapatkan peluang dan kesempatan untuk kabur, buru-buru Ucup bergegas
mengambil sepeda motornya,.
" ayo buu,, cepet naik,, " dan ngeenggg.... Ucup langsung membawa motornya
melaju dengan sangat kencang mengantarkan Lisa menuju pulang,.
Sepanjang perjalanannya Lisa terus mendekap erat pemuda yang membawanya,
wajahnya menunduk matanya dia pejamkan, seolah-olah bersembunyi dari tiupan
angin dibalik punggung si pemuda yang baru dikenalnya itu.
Tinggal satu belokan lagi sebelum akhirnya mereka bisa sampai di gerbang komplek
perumahan, tiba-tiba Ucup menghentikan laju motornya, membuat Lisa tersadar dan
merasa keheranan,.
" Kenapa mas,?" Lisa bertanya heran,.
Posisinya yang masih duduk di boncengan dan tubuhnya masih memeluk erat si
pemuda,
" Maaf Buu, saya cuma bisa antar sampe sini,, " ucap si pemuda,.
Lisa menengok ke kiri dan ke kanan memperhatikan sekelilingnya dan dia mengenali
tempat dimana dia sekarang,.
" kenapa,?? maju dikit lagi kan udah masuk perumahan aku, mampir dulu yaa,. "
" emm.. enggak apa-apa bu, lain kali aja, soalnya saya lagi buru-buru.. " ucap si
pemuda beralasan,.
" emmm gituuu,,, Terima kasih yaa,, kalo ga ada kamu tadi,, enggak tau deh apa
jadinya,. "
Kemudian Lisa melepaskan pelukannya kemudian turun dari boncengan, dan
sejenak menatap ke arah wajah si pemuda yang telah menolongnya, Lisa merasa
tidak asing dengannya seperti pernah bertemu tapi entah dimana dia juga lupa, di
lihatnya pelipis si pemuda yang terluka dan masih meneteskan darah,.
" sebentar, kamu berdarah...” Lisa buru-buru mencopot ikat rambutnya yang
berbahan kain, menggunakannya untuk mengelap darah yang masih menetes,.
" udah biarin Buu, saya enggak apa-apa,.. "
" husss... bisa diem gak,,..??" Lisa membentak pelan, dan si pemuda hanya mampu
diam menuruti perintah Lisa,.
"niihh,... Sekarang kamu teken di sini, biar enggak netes lagi darahnya,, " Lisa
mengarahkan tangannya,.
" yaudaah,, kalo emang beneran kamu enggak mau mampir,, aku pulang dulu,, nanti
keburu siang,, suami aku pasti nyariin,, " ucap Lisa sambil tersenyum,.
" emm... Buu,. " Panggil si pemuda Ketika Lisa baru ingin melangkah,.
" iyaaa,,??? "
" ini ikat rambut nya,,? "
"Pakai aja dulu, darah kamu masih netes,, "
" iyaaa,... buu,, " Jawab si pemuda tak berani membantah,
Terlihat kemudian Lisa melangkah menuju rumahnya, sedangkan si pemuda juga
berbalik arah melaju dengan sepeda motornya dan semakin menjauh,
Ucup memastikan Lisa baik-baik saja dan mengantarkannya untuk pulang, walaupun
hanya sampai di dekat tempat tinggalnya,.
Setelah melihat keberanian Ucup, Lisa sangat berterima kasih atas pertolongan
Ucup dan merasa berhutang budi,.
Hanya saja, saat itu mereka lupa untuk saling berkenalan,.
.
*****
.
Ketika Ucup hampir tiba di dekat komplek perumahan, dia kemudian menghentikan
motornya dan menurunkan Lisa, karena dia tau minggu pagi di pos depan giliran pak
Yono yang berjaga, dirinya tidak mau jika pak Yono melihat wajahnya yang babak
belur, karena nantinya malah akan membuat pak Yono khawatir dan bertanya-tanya,
apalagi jika dirinya sedang bersama Lisa sudah pasti Lisa akan menceritakan
kejadiannya, yang nantinya akan membuat masalahnya akan menjadi semakin
panjang,.
Setelah menurunkan Lisa dan saling berpamitan, ucup memutar arahnya menuju ke
warung kopi langganan nya, dia mengendarai motornya dengan santai, sejenak
melupakan rasa sakit pada luka di dahinya karena yang dia rasakan saat ini
hanyalah perasaan bahagia dihatinya, sepanjang perjalanan dia teringat dekapan
Lisa, dekapan yang begitu erat seakan masih terasa menempel ditubuhnya, dan
yang membuat hatinya berbunga-bunga dimana saat Lisa yang begitu perhatian
saat membersihkan lukanya, di dalam saku celananya dia simpan ikat rambut milik
Lisa, ucup melaju dengan motornya sambil bibirnya terus tersenyum lebar,..
Tiba di warung kopi dia disambut oleh senyum manis Dina, pemilik warung yang
sudah lama menjadi teman baiknya, dia duduk di salah satu meja kayu kecil dan
memesan mie rebus rasa kaldu, sambil menunggu pesanannya datang, mereka
sedikit berbincang-bincang sejenak,.
" bang ucup itu kenapa mukanya,. "
" Kenapa neng emangnya,? ganteng ya,? Hehe,? " ucup menimpali..
" iisshh.. bang ucup maaah,, di tanyain beneran jugaa,, itu kenapa berdarah,,?"
" Ooh.. ini tadi nyusruk nabrak pohon rambutan, "
" makanya hati-hati bang, jangan kebanyakan ngelamun,, "
" iyaa neng,, maklum masih pagi, masih ngantuk,, hehe,,, "
" Jangan mikirin cewek mulu makanya,."
"hehehe.. enggak kok.."
Sarapan yang lezat akhirnya tiba di depan Ucup, dia dengan lahap mulai
menyantapnya, rasanya begitu nikmat di lidahnya, setelah selesai makan, dia
membayar pesanannya dan berterima kasih kepada Dina, sebelum akhirnya dia
meninggalkan warung untuk kembali pulang..
.
*****
.
Keesokan harinya,.
Jam di kamarnya menunjukkan pukul depan malam, Lisa duduk di dalam kamar
sedang menyusui bayinya, dia telah siap dengan gaun tidur tipisnya menanti
suaminya pulang, tiba-tiba terdengar ponselnya berdering, ternyata suaminya yang
menelepon, memberi tahu bahwa dia akan pulang kantor larut malam karena harus
ada rapat dengan ayahnya dan juga masih banyak pekerjaan kantor yang harus di
selesaikan,.
Lisa menghela nafas lega karena suaminya meskipun akan pulang larut malam tetap
memberikan kabar kepadanya,.
Setelah beberapa saat disusui, terlihat bayinya sudah tertidur, Lisa memutuskan
untuk menunggu suaminya di ruang tamu, setelah meletakkan bayinya di tempat
tidur, Lisa keluar kamarnya dan turun menuju ke ruang tamunya, duduk di sofa
sambil menunggu dia membuka-buka ponselnya, saat asyik dengan ponselnya, tiba-
tiba ada panggilan masuk di ponselnya dari nomor tak dikenal,.
" Hallo.. selamat malam non Lisa, ini saya Yono,"
" Oo ini nomor pak Yono, aku kirain siapa malem-malem gini nelpon,,"
" iya non, saya kangen soalnya, pengen denger suara non Lisa hehe,,"
" Kangen kok sama istri orang paak,? nanti ketauan suami aku looh,, hihihi,,"
" asalkan istrinya enggak ngomong, yaa gak bakal ketauan lah non,, hehe,, "
" Katanya lagi enggak ada pulsaa,, kok ini bisa nelpon, hihihihi,,, "
" iya ini baru aja beli, hehee,. Oiya non Lisa lagi ngapain,?"
" Lagi duduk aja, nunggu suami pulang,, pak Yono lagi dimana emangnya,,?"
" Kalo saya lagi di pos depan,, ooh sendirian donk, enak nih kalo saya mampir
sebentar, hehe.."
" ish mao ngapain cobaa,, hihihihi.. "
" Yaa mauuu... "
Ting.. Tong.. Ting.. Tong..
"bentarr pak, ada tamu kayaknya, yaudah aku tutup dulu telponnya yaa, nanti kapan-
kapan aku telepon lagi pak," belum sempat pak yono menyelesaikan kalimatnya,
tiba-tiba Lisa langsung memotong pembicaraan pak Yono karena mendengar ada
yang memencet bel rumahnya,.
" yaudah oke deh non,, "
"Tuut.. " sambungan telepon pun terputus,
Ting.. tong... Permisiii,...
Ting.. tong.... Ting.. tong...
Setelah menutup teleponnya, Lisa kemudian membuka pintu rumahnya untuk
melihat siapa yang datang bertamu malam-malam begini, dari tempatnya berdiri Lisa
melihat seorang pria mengenakan seragam security sedang berdiri di depan
gerbang rumahnya, tapi yang jelas orang tersebut bukanlah pak Yono karena baru
saja dia menelpon katanya sedang jaga di pos depan, dan dari postur badannya
juga berbeda dengan pak Yono,.
" iyaa kenapa paak,?" Lisa sedikit berteriak dari pintu rumahnya, karena malas
membuka gerbang, apalagi sekarang dia sudah berpenampilan seksi untuk
suaminya,.
" maaf buu kalau mengganggu,, saya cuma mau kembalikan ikat rambut," ucap pria
itu dari depan gerbang yang juga sedikit berteriak,.
Lisa seperti mengenali suara pria tersebut dan dalam hatinya membatin " ikat
rambuut,?? emmm.. Jangan-jangan,, "
Belum sempat Lisa menjawab kemudian pria tersebut kembali sedikit berteriak, "
yasudah buu nanti aja kalo begitu,, maaf sudah mengganggu,, " ucap pria tersebut
kemudian membalikkan badannya dan mencoba melangkah pergi,..
" Pakk,, pak,, tunggu pak,, " Lisa buru-buru memanggil pria itu sambil berlari-lari
kecil menuju gerbangnya,.
Mendengar teriakan Lisa pria tersebut berhenti dan menunggu di dekat gerbang,
melihat Lisa yang berlari-lari kecil menuju gerbangnya, membuatnya
menggelengkan kepala sambil tersenyum dan kembali melangkah mendekat,.
Saat mencapai gerbang buru-buru Lisa membuka kunci gemboknya dengan napas
yang sedikit tersengal-sengal, saat pintunya sedikit terbuka dia terkejut melihat yang
berdiri di depan gerbang rumahnya adalah pemuda yang kemarin siang
menolongnya,.
" malam buu,," ucup mencoba bersikap biasa saja, walaupun sebenarnya dia sangat
deg-degan, grogi dan juga terpesona melihat penampilan Lisa malam ini.
" Kamu yang kemaren siang kaan,?" ucap Lisa.
" iyaa buu,, ini saya kembalikan,,?" tangannya memberikan ikat rambut Lisa,.
" ishh.. cuma ikat rambut, ngapain pake di balikin segala,, yaudah masuk dulu yuk,."
Ajak Lisa dengan senyuman manisnya,.
" ehh.. enggak usah buu, enggak enak udah malem, saya juga lagi jaga,, " Ucup
menolak dengan halus,.
Mendengar jawaban ucup ekspresi wajah Lisa langsung berubah galak, " Kalo aku
bilang masuk, yaa masuk,," ujar Lisa sedikit mengomel dan menarik pergelangan
tangan ucup memaksanya masuk, ucup yang tidak berani hanya bisa menuruti dan
berdiri di belakang Lisa yang sedang menutup gerbangnya,.
" Yuk kita ke dalem rumah, aku bikinin minum yaa,," Lisa kembali tersenyum manis
menggandeng lengan ucup,
" tt... ta.. tapi buu,, " ucup belum berani melangkah, karena merasa tidak enak
masuk ke dalam rumah Lisa malam-malam,.
" tapi appaa,??, " Lisa kembali memasang tampang galaknya,.
" iiyaa buu,.. " jawab ucup menunduk pasrah
" Naah gituu doonk,, yuk masuk.. " ujar Lisa tersenyum manis sembari
menggandeng lengan ucup dan mengajaknya melangkah masuk ke dalam rumah,
mereka terlihat sangat mesra berjalan beriringan seperti sepasang kekasih, ucup
dapat merasakan betapa kenyalnya daging payudara Lisa yang menempel ketat di
lengannya,.
"Kamu duduk aja dulu, aku mau buatin kopi," ucap Lisa saat mereka tiba diruang
tengah,.
"iyaa buu,.. "
Lisa melangkah ke dapur untuk membuatkan minuman, tatapan mata ucup terus
memperhatikan pantat Lisa dari belakang, dari arah dapur Lisa tersenyum
memperhatikan tingkah ucup yang terkadang mencoba untuk curi-curi pandang ke
arahnya, ucup terlihat menengok ke kanan ke kiri memperhatikan isi rumah sambil
tangannya dia kempitkan di antara pahanya seperti orang kedinginan,.
" Kamu kenapa sih,, keliatannya enggak nyaman gitu,,??" tanya Lisa sambil berjalan
membawa nampan berisi secangkir kopi,.
" ehh enggak kok buu,, " Jawab Ucup yang masih mengempitkan tangannya dan
sesekali menggoyangkan pahanya,.
" niih diminum kopinya,, " Lisa meletakkan minumannya sembari menunduk, yang
tentu membuat ucup memandangi payudaranya yang menggantung,.
" isshh... matanyaaa.. " Lisa sedikit menegur,.
" iiya.. Maap buu.. " Ucup menundukkan kepalanya karena malu,.
" geser dikit duduknya,, " ucap Lisa sambil berdiri,
" Kan ibu bisa di sana,, " Sembari tangan ucup menunjuk kearah sudut satunya,.
" hmmm... " Lisa menyilangkan tangannya sambil melotot,.
" iyaa buu,, " ucup menundukkan kepalanya dan menggeser duduknya,,
" Naaah gitu donk,. " Lisa kemudian duduk di samping ucup dengan jaraknya yang
sangat dekat,.
" maaf yaa tadi enggak langsung bukain pintu, kirain siapa yang dateng,. Hihihii, "
Lisa tersenyum manis di samping ucup,.
" iyaa enggak apa-apa kok buu,," Ucup hanya menjawab singkat karena terlalu grogi
untuk berkata-kata,
Ucup yang datang berkunjung memang dengan niat yang baik, dia bertujuan ingin
mengembalikan ikat rambut, dan untuk memastikan Lisa baik-baik saja setelah
insiden kemarin, tapi malam ini ucup tentu saja menjadi sangat terkejut karena
melihat Lisa dengan gaun tidurnya, ucup juga merasa canggung melihat penampilan
Lisa yang sangat seksi dan menggoda dimatanya,
"Maaf yaa bajunya kayak gini, soalnya tadi aku lagi nunggu suami pulang, sana
udah siap-siap mau tidur juga,"
" iyaa buu,,, emm.. keliatan cantik,, " jawab ucup malu-malu,
" hihihi.. bisa aja nih gombalnya... Ciee... Cieee,, " ledek Lisa sembari pundaknya
menyenggol-nyenggol pundak ucup..
" ehhh.. enggak buu,," Ucup menundukkan kepalanya takut dikira sedang merayu
sang pemilik rumah,
" Ooh jadi nama kamu ucup, kok kemarin enggak bilang kalo kamu kerja di sini,??
pantesan kemaren aku tuh kayak pernah liat kamu, tapi di manaaaa gitu,,,.." Lisa
bisa tau namanya ucup karena membaca name tag di seragam satpamnya
bertuliskan UCUP.
Ketika membacanya Lisa yang duduk di samping ucup sedikit menundukkan
kepalanya membuat payudaranya semakin menempel menekan lengan ucup, tentu
saja membuat burung ucup langsung berdiri secara otomatis tanpa bisa di kontrol,.
" emmm.. ibu enggak kenapa-kenapa kan kemaren,?" Ucup berkata penuh perhatian
yang membuat Lisa tersenyum,
" aku baik-baik aja kok,, oiya sampe lupa kemarin belum bilang terima kasih,,
enggak tau deh apa jadinya kalo kamu gak dateng nolongin aku, trus luka kamu
gimana,,??" Lisa bertanya semakin merapatkan tubuhnya mencoba melihat kening
ucup,
" Saya juga gapapa kok Buu, udah sembuh juga kok lukanya," Ucup menjawab
sambil terus menundukkan kepalanya tidak berani melihat Lisa,
" Mana coba sini aku liat lukanya,, " kedua telapak tangan Lisa memegangi pipi ucup
mengarahkannya agar menengok ke arahnya,.
" Udah gapapa kok buu,, " ucup mencoba menolak.
" Udaah diem,, sini aku liat dulu,, " Lisa sedikit memaksa,
Kini ucup dan Lisa saling berhadapan, ucup yang masih sedikit menunduk dapat
dengan jelas melihat buah dada Lisa yang jaraknya hanya beberapa centi saja dari
matanya, sedangkan Lisa memperhatikan luka di pelipis ucup yang sudah
mengering,.
Dengan jarak yang sangat dekat ucup dapat melihat dengan jelas di depannya
betapa putih dan mulusnya permukaan kulit sepasang daging kenyal payudara Lisa,
urat-urat halus di sekelilingnya juga nampak begitu jelas terlihat karena kulit dada
Lisa yang sangat putih bersih, Lisa juga dapat merasakan hangatnya tiap hembusan
nafas ucup menerpa kulit buah dadanya,.
Kemudian ucup perlahan-lahan mengangkat wajahnya, memperhatikan tiap jengkal
kemulusan kulit dada Lisa, “glekk..” Ucup menelan ludahnya ketika tatapan matanya
perlahan semakin naik dari memandangi belahan di antara dua buah daging bulat
payudara Lisa yang nampak besar, kencang dan sangat indah, lalu tatapannya naik
lagi ke arah leher Lisa yang jenjang, lalu dagunya, kemudian bibir tipisnya yang
berwarna merah terlihat sedikit basah, lalu hidungnya yang mancung, dan
pandangan ucup berhenti saat dia memandang kedua bola mata indah milik Lisa,.
0 Komentar