ISTRI YANG BAIK PART 7

 

 Tragedi pulang dari pasar


.


.


“kalo pak juki beneran nurut apa kata aku, nanti aku kasih lubang punya aku ini buat


pak juki, silahkan deh kalo emang burungnya mau di masukin sepuas-puasnya ke


dalam sini, hihihii.." ucap Lisa dengan senyuman dan tatapan yang sangat nakal,


kemudian menutup kembali roknya,


Lisa memajukan badannya sembari membungkuk dengan kedua tangannya


bertumpu pada lutut pak juki, membuat wajahnya jadi sejajar berhadapan langsung


begitu dekat dengan wajah pak juki, pelan-pelan Lisa semakin memajukan wajahnya


semakin dekat ke arah pak juki,.


Pak tua itu langsung saja memajukan bibirnya dan hendak menyosor bibir Lisa, tapi


"tappp.. " Lisa langsung menahan dan membekap mulut pak juki dengan telapak


tangan kirinya,,


"tadi katanya burungnya pengen banget di masukin kaan,? kok masih nakaal sih,, "


Lisa berbisik pelan ke telinga pak Juki, sambil tangan kanannya meraih batang penis


pak tua itu dan mulai membelai-belainya pelan, Lisa memang sengaja ingin terus


menggodanya,.


"Kalo burungnya emang beneran pengen di masukin,, pak Juki enggak boleh cium,,


enggak boleh pegang-pegang juga, ngerti kann,.??" Lisa terus berbisik di telinga pak


Juki sambil sebelah tangannya juga terus membelai-belai penis keriput milik pak tua


itu yang hanya bisa mengangguk karena mulutnya masih di tutup tangan Lisa,.


Masih dengan posisi membungkuk, Lisa melepas bekapan tangannya pada mulut


pak Juki dan mulai mengocok-ngocok penis pak tua itu dengan kedua tangannya


agak lebih cepat, sambil menggigit-gigit pelan daun telinga pak tua itu dan sesekali


menjilat-jilat dengan ujung lidahnya, sehingga membuat pak Juki merasa kegelian


dan tentunya jadi semakin terangsang,.


" Ooohhh non Lisaaa,,..." Pak Juki mulai mendesah merasakan betapa halus dan


nikmatnya kocokan tangan Lisa pada batang kemaluannya, dengan posisi seperti


ini, pak Juki bisa melihat dengan sangat jelas payudara Lisa karena jaraknya yang


sangat dekat, terlihat payudara ibu muda itu yang menggantung ikut bergoyang-


goyang seirama dengan gerakan tangannya yang sedang mengocok-ngocok batang


penis pak Juki,.


"ssshhh... enak enggak kocokan aku pakkh,??" sambil mendesis pelan Lisa terus


membisiki telinga pak juki,


" oohh.. iyaa nonnn,, tangan non Lisa halus,, nikmattt.. eerrrghhh.. ergghhh...


ennaakk... oohhh.."


Mendengar lenguhan pak Juki membuat Lisa tersenyum, dan semakin bersemangat


untuk menambah tempo kocokannya,.


" ooohhh... non Lisaa,, ooohhh... " Pak Juki semakin mendesah kencang tak karuan,


dia tak kuat lagi menahan kedua tangannya yang sudah sangat ingin meremas


payudara montok yang ada di hadapannya.


" burungnya udah siap di masukin apa belum pakk,,?? " bisik Lisa sambil Lidahnya


kembali menjilat telinga pak Juki,.


" iyaa,,, non,,, ooohhh,,, masukkin,, udah enggak tahan saya,.." mendapat godaan


serta rangsangan dari Lisa yang terus menerus, dan di hadapkan dengan daging


kenyal payudara Lisa di depan matanya yang terlihat menggantung sedang


bergoyang-goyang, membuat tangan pak Juki tak tahan dan akhirnya dengan


gemas dia langsung menangkap kedua buah daging payudara Lisa dan


meremasnya dengan kencang,..


" awww... " Lisa menjerit kecil saat tangan pak Juki menangkap dua buah daging


kembarnya, Lisa membiarkan perlakuan pak Juki itu pada buah dadanya, dirinya


malah semakin tersenyum dan tangannya juga semakin cepat mengocok penis milik


pak tua itu,


" Oouuhhh... burungnya mau dimasukkin kemana paakkhh,,, ouuhhhh... sshhh....??"


Sambil berbisik Lisa mulai ikut mendesah akibat remasan tangan pak Juki pada


buah dadanya,.


" masukkinnn nonn,,, masukkin ke itunya non Lisaa,,, aahhh... " Pak Juki semakin


kuat meremas-remas buah dada Lisa,..


" Ouhhh... ssshh... apanya yang mau di masukkin pakhh... aahhhh,," Lisa juga


semakin mendesah-desah, dan tanpa dia sadari vaginanya juga mulai basah karena


sudah sangat terangsang akibat remasan tangan pak juki pada kedua payudaranya,,


"aahhh,, ahhh,, kontol non,, kontol saya non,, masukkinnn,, ke memek non Lisaa,, "


Pak Juki semakin mengerang nikmat sembari mengangkat-ngangkat pinggulnya,


nafsunya yang sudah semakin memuncak sampai keubun-ubun membuat remasan


tangannya pada payudara Lisa juga semakin kuat,,


" Ouhh.. iyaa pakh,, iiyaaaahh... ouuhhhh.. terusss remesshh pakh,, ouhh,, sshhh,,


aahh,," Lisa mendesah-desah di telinga pak Juki, dan semakin menambah tempo


kocokannya tangannya pada batang kejantanan pria tua itu,.


" Oohhh non Lisaaaa,, oohhhh..." Pak Juki semakin kuat mendesah,


Lisa menyadari pak Juki yang semakin kencang mendesah-desah dan batang penis


yang sedang berada dalam genggamannya terasa semakin mengeras, juga mulai


berdenyut-denyut, kemudian Lisa menempelkan bibirnya di telinga pak Juki dan


kembali membisikkan kata-kata manja, "Ssshh paakkhh,, ouuhh,,, punya akuuh...


gatelll pakhh,... "


Mata Pak juki terpejam, wajahnya mengadah ke atas, dan semakin menghentak-


hentakkan pinggulnya, mengejar rasa nikmat dari kocokan dan remasan tangan Lisa


pada penisnya, mendengar suara Lisa yang terus berbisik manja di telinganya


mengeluarkan kata-kata yang begitu nakal menambah sensasi nikmat yang dia


rasakan,


Lisa menggenggam penis Pak juki erat-erat, ujung lubang kencingnya dia mainkan


dengan jari telunjuknya, membuat Pak juki merasakan ngilu bercampur rasa nikmat


yang bersamaan pada penisnya, hal itu membuatnya semakin tidak tahan untuk


segera bisa memasukkan penisnya ke lubang vagina milik ibu muda itu,


Karena sudah tak tahan akhirnya pak juki mencengkram buah dada Lisa dengan


kuat, pinggulnya terangkat ke atas dan menghentak-hentak dengan kuat hingga


akhirnya,..


"aaarrrrrggghhhhh..." crott,, crott,, crott,,,


Lisa terus menggenggam batang penis milik pak Juki yang sedang berkedut-kedut


menyemburkan sperma hingga membuat tangannya basah, lengket dan terasa


hangat, dari sela-sela jarinya yang lentik cairan itu meleleh keluar hingga menetes,


remasan tangan Lisa menambah sensasi rasa nikmat pada pria tua itu ketika


mencapai puncak orgasmenya,.


" hahh... hahh... hahh..." Nafas Pak juki ngos-ngosan, setelah beberapa saat


orgasmenya pun berangsur-angsur mulai mereda, genggaman tangan pak tua itu


pun terlepas dari buah dada Lisa, tubuhnya lunglai tak bertenaga, dirinya tersandar


lemas di atas sofa,.


Lisa masih dengan posisinya, membungkuk dengan penis pak juki masih dalam


genggamannya kemudian dia berbisik pelan,, "pak Juki nakal,, tangannya gak bisa


diem, jadinya burung pak Juki enggak boleh di masukkin ke lubang punya aku,,"


Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung melepaskan penis pak juki dari


genggamannya kemudian berdiri dan melangkah pergi meninggalkan pak Juki yang


sedang kelelahan, lemas tak berdaya, ngos-ngosan sendirian di ruang tamunya


begitu saja, sambil berjalan Lisa terus tersenyum bahagia, ada kepuasan tersendiri


yang dia rasakan di dalam dirinya,


Pak Juki hanya terbengong tak mampu berkata-kata, dirinya masih terlalu lemas


untuk menanggapi ataupun mencerna kalimat yang terucap dari mulut Lisa barusan,


karena yang dia tahu saat ini hanyalah kocokan tangan wanita cantik itu terlalu


nikmat baginya yang membuatnya tak akan mungkin bisa bertahan lama,


tatapannya kosong masih meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dia raih,


yang rasanya sungguh luar biasa, dan pastinya ini merupakan sebuah pengalaman


baru yang dia dapatkan dari wanita cantik yang begitu baik hatinya,.


.


*****


.


Menjelang sore,.


Lisa melangkah menuruni anak tangga menuju ke ruang tamu, di lihatnya sudah


tidak ada pak Juki di sana, nampak sofa dan mejanya juga sudah dalam keadaan


bersih dan tertata rapi, Lisa kemudian menuju kamar mandi lantai bawah yang


berdekatan dengan dapurnya untuk mencoba mencari keberadaan pak Juki yang


mungkin saja sedang berada di sana, saat melewati dapur sejenak di lihatnya gelas-


gelas bekas kopi dan minuman tadi siang juga sudah tercuci bersih dan sudah


tertata di meja dapur, namun Lisa masih belum menemukan dimana keberadaan pak


tua itu, kemudian Lisa menuju teras depan rumahnya dan ternyata pak Juki sedang


duduk di lantai di pinggiran teras seperti sedang melamun sembari menikmati


sebatang rokok kreteknya,.


" oalaah.. di cariin ternyata ada disini,." ucap Lisa mengagetkan pak Juki yang


langsung menoleh ke belakang dan buru-buru mematikan rokoknya,.


" iyaa non,, maaf.. tadi saya mau pamitan tapi non Lisa masih di atas,, " ujar pak juki,


" udah mau pulang pak,,?" tanya Lisa,


" iya non, takut kesorean," Kemudian pak juki menghampiri Lisa dan memberikan


beberapa lembar uang kertas,.


" apa ini pak,,?" tanya Lisa keheranan.


Pak Juki tidak langsung menjawab, dia malah tertegun melihat penampilan Lisa dari


dekat, "Hussh,, matanya,, di tanyain jugaa,, " Lisa menegur pak Juki,


"eehh.. iiyaa non,, maap,, hehe... ini semalem pak Yono bilang ke saya, uang


pembelian kardusnya di titip ke non Lisa aja, tadi udah saya timbang totalnya jadi


segini,," ujar pak juki menjelaskan,


" Ooo gitu,.. yaudah uangnya buat bapak aja, nanti uang yang untuk pak Yono biar


aku yang ganti,,"


"jangan non, ini kan saya beli bukannya mau minta," pak Juki kembali menyodorkan


uang pembelian kardusnya,


"hemmm.. yaudah iya, uangnya aku terima, tapi beneran pak Juki masih ada


uang,?" tanya Lisa merasa tidak tega,


"tenang aja non, walaupun enggak banyak tapi masih ada kok, hehehe.."


"syukur deh kalo gitu, yaudah nanti uangnya aku kasih ke pak Yono,"


" Terima kasih banyak non kalo begitu,, emmm.. untuk yang tadi saya minta maaf


yaa non,," ucap pak Juki,


" iyaa,, enggak apa-apa kok pak tenang aja, aku juga seneng kok,, hihihiii.. tapii..


pak Juki harus ingett.. kejadian hari ini rahasia kita berdua aja,, jangan sampe ada


yang tau yaa, awas ajaa,,!!" jawab Lisa mengingatkan,.


"yaa iyalah non, mana berani saya cerita-cerita, "


" Iyaa, saya percaya kok sama pak Juki, " Lisa tersenyum..


" Emmm... Kapan-kapan saya boleh mampir kesini lagi kan non,,?tanya Pak Juki


terlihat malu-malu,


"mau ngapain lagi pak, hayooo..??"


"ehh.. anu.. cuma mau main aja kok, pengen ketemu non Lisa lagi, soalnya dari


pertama saya liat non Lisa di taman waktu itu, enggak tau kenapa, saya jadi keinget


terus sama non Lisa, bawaannya pengen ketemu terus,,"


"masa sih pak,? Kok bisa sampe segitunya,?" tanya Lisa tersipu-sipu,


"iyaa.. saya juga enggak tau kenapa bisa kebayang-bayang non Lisa terus,”


Mendengar penjelasan pak Juki barusan, jujur saja di dalam hatinya Lisa merasa


sedikit kegeeran, padahal yang berkata demikian adalah seorang kakek-kakek,


“hihihi.. iyaa boleh kok pak, yang penting bisa atur waktunya aja, enggak enak sama


satpam di depan kalo bapak keseringan mondar-mandir kesini, kabarin aku dulu ya


kalo mau kesini, " Lisa mencoba menerangkan,


"iya non, tapi cara saya ngabarinnya gimana ya, kan saya enggak punya nomornya


non Lisa,?"


"ohh.. iya ya pak, sekarang pak Juki bawa HP gak,? sini aku kasih nomor aku,"


"iyaa ada non bentar," Pak Juki merogoh kantong celananya untuk mengambil


ponsel genggamnya dan menyerahkannya kepada Lisa, "nihh non,"


Lisa mengetik nomornya ponsel pak Juki yang terlihat sudah banyak retak di


pinggiran layarnya, "ini pak nomor aku, pak Juki namain aja sendiri, sekarang udah


tau nama aku kan,? hihihi.." ucap Lisa menyerahkan kembali ponsel pak Juki,


"saya namain gini aja enggak apa-apa kan non,??" tanya pak Juki memperlihatkan


tulisan PACARKU pada nomor kontak Lisa,


"iyaa enggak apa-apa pak, biar mesra yaa,? Hihihi..” jawab Lisa tersenyum dengan


sangat manis,


"hehehe... yaudaah, kalo begitu saya pamit ya non, takutnya nanti kesorean,"


"iyaa,, hati-hati di jalan yaa pak,,"..


.


*****


.


Flashback sesaat setelah kejadian tadi,


Setelah meninggalkan pak Juki yang sedang kelelahan, lemas tak berdaya, ngos-


ngosan sendirian di ruang tamunya begitu saja, sambil berjalan Lisa terus senyum-


senyum sendiri sepertinya dia merasa sangat bahagia, ada kepuasan tersendiri di


dalam hatinya, dia terus berjalan menaiki satu persatu anak tangga hingga menuju


ke kamar tidurnya, Lisa menutup pintunya dan berdiri bersandar di balik pintu


kamarnya, celana dalamnya terasa lembab karena cairan cintanya merembes akibat


perlakuan pak juki,.


Tangannya yang masih basah dan belepotan oleh sperma pak Juki, Lisa mencoba


untuk mengendus jari-jarinya, dia sangat mengenali aroma cairan kental itu dan dia


pun menjadi penasaran bagaimana dengan rasanya, perlahan dia mencoba untuk


menyentuhnya dengan ujung lidahnya, dan ternyata Lisa merasa jika rasanya


memang agak berbeda dengan milik suaminya, Lisa membuka bibirnya dan mulai


memasukkan ujung jari-jarinya ke dalam mulutnya, dia mulai mengulum dan


menjilati jari-jemarinya sendiri hingga bersih,.


Lisa menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, membayangkan kejadian-kejadian


yang telah dia alami bersama pak Juki dan pak Yono membuat vaginanya semakin


becek, sambil berbaring Lisa sedikit menaikkan kedua lututnya dan merenggangkan


kakinya, tangannya perlahan bergerak menyentuh selangkangannya, mencoba


mencari bibir vaginanya yang mungil,.


Lisa mulai mengusap-usap bibir kemaluannya dengan jari-jari tangan kanannya,


"aaahhhh,,,...." Lisa mulai mendesah pelan, tangan kirinya meraih bulatan buah


dadanya yang kenyal, di remas-remasnya pelan, jari-jemarinya memilin-milin dan


menarik puting susunya sendiri,.


Lisa menarik lagi lututnya membuat pahanya semakin terbuka dan mengangkang


lebar, matanya yang indah mulai terpejam, pelan-pelan jari tengahnya dimasukkan


ke dalam liang vaginanya, "emmmhhh...engghhh..." desahan-desahan manja mulai


keluar dari mulutnya,.


Jarinya yang lentik telah basah oleh cairan cinta yang meleleh dari liang


kewanitaannya, pelan-pelan jarinya bergerak keluar masuk dari lubang


kemaluannya, dan tangan kanannya terus meremasi buah dadanya,.


“aahhhhh….. Aaahhhh….” desah Lisa keenakan. “pak Yono… aahhhh… pak Jukiii…


uuhhmmm..” dalam bayangannya dia sedang bergumul dan bercumbu dengan pria-


pria tua dan membayangkan mereka bersama-sama sedang menyetubuhinya,


membuat Lisa malah semakin membuka lebar-lebar kakinya, dan ingin sesegera


mungkin merasakan puncak kenikmatan,.


Gerakan jemari Lisa di lubang kemaluannya berubah dari gerakan lembut menjadi


gerakan yang cepat dan liar, semakin cepat, dan semakin bertambah cepat..


“Eennghhhh... oouhhhhh...” Lisa semakin mendesah-desah tidak karuan, dia tidak


peduli lagi jika suara desahannya bisa saja membangunkan bayinya yang sedang


tertidur,.


Dan akhirnya…


“eenngghhhhhh.....!!!” Lisa mengerang begitu kuat, pinggulnya tersentak hebat,


ujung jari-jari kakinya menekuk kaku, matanya dia pejamkan rapat-rapat, tubuhnya


mengejang, semburan hangat keluar dari dalam liang senggamanya, cairan


kenikmatan mulai meleleh melalui sela-sela jemarinya yang masih menancap di


liang surganya,.


Nafasnya terengah-engah, tubuhnya basah bermandikan keringat, membayangkan


dirinya disetubuhi pria lain, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri bagi dirinya,.


Setelah selesai dengan masturbasinya Lisa kemudian mandi untuk membersihkan


dan menyegarkan dirinya,


.


*****


.


Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasanya, tidak ada kejadian istimewa di rumah


lisa, pak yono seminggu ini kedapatan giliran shift malam hingga hari sabtu,


sedangkan pak Juki sedang kebingungan untuk mencari-cari alasan yang pas untuk


bisa kembali berkunjung ke rumah wanita cantik itu lagi sebab kardus dan barang-


barang bekas sudah dia angkut semuanya,


Di hari minggu pagi, Lisa melakukan rutinitasnya berlari pagi, seperti biasa dia ingin


menuju ke taman, saat melewati pos satpam dia bertemu pak yono yang sudah


duduk menunggunya lewat,.


" Pagi non Lisaa.... " sapa pak Yono ketika Lisa melewati posnya,.


" Pagi pak yonooo,,, " Lisa balas tersenyum manis menyapanya sambil


melambaikan tangan dan terus berlari,.


Sesampainya di taman, dia juga bertemu dengan pak Juki yang sedang bekerja di


sana, ketika Lisa beristirahat di bangku taman, pak tua itu segera menghampirinya,.


" pak Juki apa kabar,? " Lisa membuka obrolan,.


" kabar saya baik buu, kabar bu Lisa gimana,? " ujar pak juki ikut duduk di dekat


Lisa,


" Yaaa saya juga baik pak, seperti yang bapak Lihat,, hihihihi... "


" iya keliatan sehat,, sama keliatan montok jugaa,,,hehe,,,"


" Hush... ngomongnya,,,, hihihiii,, Oiya pak, sekitar sini ada pasar enggak sih pak,? "


Lisa bertanya karena dirinya ingin membeli beberapa keperluan,.


" Oohh ada non, tapi yang deket dari sini adanya pasar tradisional, kalo pasar


modern jaraknya lumayan jauh kalo dari sini,"


"oo gitu ya pak, trus deketnya itu dimana pak,? soalnya aku mau sekalian ke pasar


sekarang,"


"ituu kan jalan raya tuh non, terus non Lisa lurus aja sampe ketemu pertigaan,


naaah.. itu di seberangnya udah pasar, pokoknya dari pertigaan juga udah keliatan


kok banyak ojek sama becak pada mangkal di depannya, kalo jalan kaki dari sini


enggak sampe sepuluh menit juga non Lisa udah nyampe kok heheee..." pak Juki


menerangkan,.


"kalo pasar modern, dari sini jauh ya pak,??"


"Yaaa jaraknya jauuuh banget kalo dari sini, welok kanan, welok kili, welok kanan,


luluuuuus, welok lagii, welok, lagii weloookkk,, jauuh deh pokoknya mah,, non Lisa


mau belanja apaan emangnya,? "


" cuma beli keperluan dapur aja kok pak, "


" yaudah gini aja, kalo non lisa mau nanti biar saya anter tapi nunggu saya selesai


kerja dulu, gimana non,?"


" emm... Enggak usah deh pak terima kasih, gak apa-apa kok biar aku sendiri aja,


bapak terusin aja kerjanya," Lisa tersenyum ke arah pak Juki,


"Benaran nih, enggak apa-apa non Lisa ke sana sendiri,?"


"iyaa.. tenang aja, aku udah biasa kok pak kemana-mana sendirian, yaudah kalo gitu


aku tinggal dulu ya pak," ucap Lisa kemudian bangkit dan berjalan menuju ke pasar


meninggalkan pak Juki yang masih duduk beristirahat,.


Karena suana jalan raya yang cukup ramai, para tukang becak dan ojek yang


sedang mangkal di sana banyak yang terus memperhatikannya, namun mereka


hanya mampu menatap dan memperhatikan Lisa, tidak berani untuk menggodanya,.


" husssttt liat tuh, montok bener," "iya cakep banget itu cewek,," "mulus ya pak" "


bujuug itu toket apa toket,, " "Wuiihh itu pantatnya brooo,... gueedeee.." dari


pangkalannya mereka hanya bisa menatap lisa dan mereka saling berbisik-bisik


pelan,.


Di dalam pasar pun tidak ada kejadian yang aneh, karena memang kebanyakan


yang berbelanja dan yang berjualan di sana adalah ibu-ibu, hanya ada beberapa


laki-laki yang berjualan di sana, mereka juga hanya bisa memperhatikan dan


mengagumi Lisa dari jauh,.


Setelah selesai berbelanja, Lisa berjalan pulang menuju arah komplek


perumahannya, hari masih sangat pagi, di tengah perjalanan ketika dia sampai


suatu jalan yang suasananya masih cukup sepi, yang di pinggirannya di penuhi


pohon-pohon besar dan rindang, Lisa memelankan langkahnya, sambil menenteng


kantong belanjaannya Lisa berjalan santai menikmati udara segar dan hembusan


angin suasana pagi hari,.


" auwwww,..... " tiba-tiba Lisa berteriak kerena terkejut,.


Ternyata ada yang meremas pantatnya dari belakang, pelakunya sambil


mengendarai sepeda motor, ternyata orang itu adalah Bana, pria bertubuh tinggi


besar, rambutnya yang botak dan badannya yang gempal, dia adalah seorang


preman, yang tadi kebetulan sedang nongkrong di pangkalan ojek ketika Lisa lewat


ingin ke pasar tadi, sedari tadi dia memang sudah memperhatikan Lisa, karena


melihat kecantikan Lisa, bentuk tubuh lisa yang montok dan menggoda, apalagi


melihat goyangan pantatnya Lisa, membuat Bana jadi penasaran dengan tingkat


kekenyalannya, maka munculah niat iseng Bana untuk mengikutinya,.


Lisa yang merasa sangat kesal karena merasa dilecehkan, buru-buru merogoh


kantong belanjanya, mengambil sebuah kentang dan melempar sekencang-


kencangnya ke arah si pembegal pantat,.


"aduuhh... sialan nih cewek,," Bana merasakan punggungnya terkena timpukan,.


Bana menghentikan motornya karena tidak terima, awalnya niat iseng Bana hanya


untuk dapat meremas pantat Lisa, dan kemudian langsung pergi, tapi karena


mendapatkan timpukan kentang dari Lisa membuat jiwa premannya bergejolak,


selama ini belum pernah ada preman ditimpuk pake kentang oleh perempuan,.


Bana memarkirkan motornya di tepian jalan, dan dengan memasang tampang


garangnya dia berjalan menghampiri Lisa, sedangkan Lisa malah berkacak


pinggang menunggu dan menatap tajam ke arah Bana, tidak ada rasa takut


sedikitpun dalam diri Lisa,.


"eh,, lu jadi laki jangan kurang ajar ya, pernah sekolah gak lu,." hardik Lisa sambil


tangannya menunjuk-nunjuk ke wajah bana ketika Bana baru saja tiba


menghampirinya,.


"dasar banci lo, gua hajar baru tau rasa loe,." Lisa terus mengumpat makin kesal..


" jangan galak-galak gitu donk cantik " ucap Bana mencolek dagu Lisa,.


" Plakkk... " tanpa ba bi bu Lisa langsung mendaratkan tamparan kerasnya ke wajah


Bana,.


Kemudian Lisa mencoba menamparnya sekali lagi namun bana yang menyadari


kemudian menangkap lengan Lisa dan sigap memitingnya dari belakang, tangan


kanannya memegangi pergelangan Lisa ke belakang dan tangan kirinya membekap


mulut Lisa,.


" awalnya gua ga berniat nyakitin lu, tapi lu yang maksa," Bisik bana ke telinga Lisa


yang berada di dekapannya.


" Mmphhh... mmpphhh.... " hanya itu yang keluar dari mulut Lisa, tangan kirinya


yang masih bebas dia gunakan untuk menyikut-nyikut bana, tetapi Bana dengan


sigap menangkapnya dan memegangi kedua tangan Lisa menggunakan satu


tangannya, dan kembali membekap mulut Lisa, tenaga bana yang cukup kuat


membuat Lisa tidak mampu melawan,.


" mau apa cantik,,? hehe.. "


Karena gerakan tubuh Lisa yang menggeliat-geliat mencoba untuk terus melawan,


membuat pantatnya menggesek-gesek penis Bana, kemudian Bana membawa Lisa


ke belakang sebuah pohon besar,.


Tubuh Lisa yang masih dalam dekapannya, hidung Bana dapat menghirup aroma


wangi rambut dan aroma wangi tubuh Lisa, dan penisnya yang tepat berada di


tengah belahan pantat lisa, gerakan Lisa yang menggeliat mencoba melawan, tentu


saja membuat penis Bana mendapatkan gesekan pantat bahenol Lisa yang saat ini


memakai legging tipis, jelas kekenyalan bongkahan daging pantat Lisa sangat terasa


di kemaluannya, membuat Bana terangsang dan batang penisnya menegang di


dalam celananya,.


Bana yang terangsang mulai menggerakkan pinggulnya, menggesek-gesekan serta


menekan-nekan kemaluannya ke belahan pantat Lisa,.


" mmpphhh.... mpphhh... " hanya itu mampu keluar dari mulut Lisa karena dibekap


oleh Bana,.


" kalo lu teriak gua enggak segan-segan bikin lu celaka, paham,?" ancam Bana


sambil terus menggesekkan penisnya ke pantat Lisa,.


Lisa mengangguk pelan tanda setuju, akhirnya Bana melepaskan dekapan tangan


kirinya dari mulut Lisa, dan perlahan tangannya turun ke arah buah dada montok


milik ibu muda itu, kemudian mulai meremas-remasnya pelan,.


Tak puas meremas dada Lisa dari luar kemudian bana menelusup kan tangannya ke


dalam bra Lisa, ingin merasakan kemulusan daging kenyal buah dada wanita cantik


itu bersentuhan langsung dengan telapak tangannya, kemudian meremas-remasnya


lagi semakin kencang sambil memilin-milin putingnya,.


"Aahhhh....mmmpphhh...." lirih desahan terdengar sangat pelan keluar dari mulut


Lisa,.


Bukannya berteriak Lisa malah mendesah-desah ketika dirinya di lecehkan oleh


orang tak di kenalnya, padahal saat ini mulutnya sudah terbuka bebas, entah karena


merasa terancam atau karena mulai menikmati pelecehan ini,


Bana tak terlalu mendengar desahan Lisa yang begitu pelan, karena dirinya terlalu


fokus ingin menikmati keindahan tubuh Lisa, tangannya terus meremasi payudara


Lisa semakin kencang dan gesekkan penisnya semakin dia percepat, pinggulnya


semakin dia tekan agar tonjolan penisnya semakin menempel di belahan pantat


Lisa,.


"aaahhhh... ssshh.. " Lisa mendesah-desah sambil memejamkan matanya, ternyata


dirinya mulai menikmati perlakuan Bana pada tubuhnya,..


Posting Komentar

0 Komentar