ISTRI YANG BAIK PART 6

 

Mulai semakin nakal,


.


.


Lisa merasa tidak enak hati melihat pak juki yang sedang duduk di lantai pinggiran


teras, “eeh... Kok malah duduk di situ sih pak, maaf ya belum ada kursinya, masuk


ke dalem aja yuk, nanti aku bikinin minum,” Ajak Lisa sambil tersenyum manis.


"enggak apa-apa non, di sini juga enak,, adem,," pak Juki merasa sungkan,.


" iishh,.. enggak enak nanti di liat tetangga,, yuk masuk yuk.." ajak Lisa lagi,


"ehh.. iya non,, " pak Juki mengikuti Lisa dari belakang, matanya terus


memperhatikan bulatan pantat Lisa, apalagi bagian bawah gaun tidur yang di pakai


ibu muda itu sangatlah pendek, sehingga menampilkan sepasang paha indah yang


sangat putih dan mulus,.


" Silahkan duduk pak,, bapak mau minum apa,?"


"enggak usah repot-repot non,, palingan saya cuma ngadem sebentar, abis itu


langsung ngangkut kardusnya,,"


"enggak ngerepotin kok pak, santai aja, lagian juga kan masih pagi, emangnya mau


kemana sih pak buru-buru,? ngopi aja dulu yaa, biar aku bikinin,?"


" Hemmm... iya boleh deh non kalo emang beneran enggak ngerepotin,, "


"yaudah tunggu bentar yaa,, aku buatin dulu,,” ucap Lisa kemudian menuju ke dapur


untuk membuatkan kopi, dari arah meja dapur Lisa bisa menangkap pandangan


mata pak Juki yang terus menatap ke arahnya yang sedang menyiapkan kopi,.


Lisa yang memiliki paras yang sangat cantik, seluruh permukaan kulit tubuhnya yang


juga putih dan terawat, serta penampilannya yang sangat seksi, membuat pak Juki


begitu tertarik untuk terus memperhatikannya, Lisa jadi melamun teringat dengan


kejadian kemarin yang dirinya perbuat bersama pak yono, terbayang kejadian itu


membuat Lisa jadi senyum-senyum sendiri dan jadi berpikiran yang tidak-tidak,


namun buru-buru dia buang jauh-jauh pikiran anehnya itu, dan kembali ke ruang


tamu membawakan minuman untuk pak Juki,.


" Lama yaa pak nunggunya,,?"


" ahh,, engga kok non,"


Lisa meletakkan kopi di atas meja dengan posisi menunduk, tentu saja membuat


pak Juki kembali terkejut dan matanya jadi melotot, melihat bulatan buah dada Lisa


yang menggantung, terlihat sangat kenyal dan sangat indah sekali,.


" Maaf ya pak masih berantakan, " ucap Lisa sambil membereskan majalah-majalah


dan membersihkan sisa-sisa camilannya, terlihat payudaranya Lisa yang


menggantung jadi ikut bergoyang-goyang akibat gerakan tangannya,.


" ii,, iya,, non,, enggak apa-apa,, " Kata pak Juki tergagap karena melihat


pemandangan indah di depan matanya,.


" Silahkan pak di minum kopinya, "


"iiyaa.. terima kasih non,, " ucap pak Juki yang duduk di ujung sofa panjang di ruang


tamu Lisa, kemudian Lisa duduk di ujung satunya untuk menemani pak Juki, Lisa


memperhatikan jika mata pak tua itu selalu curi-curi pandang ke arahnya terutama


kebagian paha dan payudaranya,,


" ke sininya enggak nyasar kan tadi pak,? Kok pak juki bisa tau alamat rumah aku,,"


Lisa mulai membuka obrolan mencoba mencairkan suasana,.


" ooh iya,, itu semalam pak yono mampir ke rumah saya, katanya mau jual kardus


bekas, sama sekalian ngasih alamat sini buat ambil kardus-kardusnya," Pak Juki


menjelaskan.


"oo gituu.. tadinya aku kirain bukan hari ini, soalnya pak Yono enggak ngabarin ke


aku sih,," ucap Lisa.


" Ooh kalo soal itu, semalem pak yono juga titip pesan,, kata dia sih sebenernya


mau ngabarin ke non Lisa,, tapi lagi enggak ada pulsa apa enggak ada paket data


gitu katanya,, terus dia juga minta maap karena enggak bisa ngabarin,,, " pak Juki


bercerita sambil matanya terus curi-curi pandang ke buah dada Lisa,,


" emm.. gituu.. sebenernya kalo soal itu aku juga enggak masalah sih, tapi kalo


kayak gini kan jadinya aku yang enggak enak sama pak juki,


"


"enggak enak kenapa ya non,? " tanya pak juki merasa heran,


" Ya enggak enak laah,, masa pak Juki dateng akunya belum mandi, maaf ya pak


kalo aku cuma pake pakaian kayak gini, hihihii.. " ucap Lisa sedikit tertawa..


" Iyaa enggak apa-apa non, saya juga seneng liatnya,, ehhh maksud saya walaupun


belum mandi non Lisa tetep keliatan cantik kok, " Pak Juki mulai berani merayu,.


" Hahahaa... bisa aja nih pak juki, udah tua tapi masih pinter ngerayu juga ternyata,,


hahaha.." Lisa tertawa mendengar pujian dari pak Juki.


" beneran kok non,, saya enggak boong,”j


" Iyaa,, iyaa,, percayaaa,, yaudah kalo gitu, aku tinggal ke atas dulu ya pak, mau


mandi dulu, itu kopinya di abisin, santai aja dulu,"


" iyaa non Lisa, saya juga mau beresin itu kardus, nanti keburu siang,, "


" Yaudaah kalo gitu aku tinggal dulu ya pak, " sambil tersenyum Lisa melangkah


menaiki anak tangga menuju kamarnya,.


Selesai mandi Lisa memutuskan untuk memakai pakaian yang cukup minim, hari ini


dia menggunakan rok pendek di atas lutut, kemudian dia sedikit merias dirinya


dengan riasan tipis pada wajahnya, dan menambahkan sedikit sentuhan warna


merah pada bibirnya, dalam hatinya dia berniat ingin sedikit menggoda pak juki, Lisa


benar-benar ingin membuat pak juki terpukau dan terpesona dengan


kecantikannya,.


Lisa melangkah dengan percaya diri kembali ke lantai bawah menuju ruang tamu,


matanya mencari-cari keberadaan Pak Juki yang ternyata sudah tidak ada di sana,


Lisa menuju ke arah depan rumah dan dia mendapati ternyata pak Juki yang sudah


berada di luar sedang sibuk merapikan kardus yang terlihat sudah tersusun rapi di


gerobaknya, Lisa melangkah untuk mendekati Pak Juki dengan senyumannya yang


manis, dengan langkah ringan dan gerakan lembut, Lisa duduk di dekat pak Juki


untuk menemaninya mengobrol,.


" Masih belum selesai pak,?" Lisa bertanya dengan suara lembut,.


Pak Juki yang sedang fokus dengan pekerjaannya menjadi terkejut mendengar


suara Lisa yang sudah duduk di lantai teras dengan posisi kakinya yang sedikit


terbuka, dia tidak tau entah ibu muda itu melakukannya dengan sengaja atau tidak


namun posisinya itu sedikit memperlihatkan celana dalam yang tersembunyi di


antara kedua pahanya,.


" ii,,ii,,iyaa non Lisa,, ini tinggal di iket aja kok,," Pak Juki menjawabnya terbata-bata


karena dirinya benar-benar terpesona, seakan-akan tidak percaya jika saat ini dia


seperti sedang melihat bidadari yang turun dari kayangan dengan penampilan yang


sangat menggairahkan,


Sejenak mereka berdua saling bertatapan, Lisa merasakan ada kepuasan tersendiri


dalam hatinya karena telah berhasil menggoda Pak Juki dan membuatnya benar-


benar terpana dengan penampilannya,.


"enggak cape pak,? istirahat aja dulu,," Lisa terus mengajaknya ngobrol,


" eeh.. enggak kok non,, nanggung tinggal dikit lagi ini,, " jawab pak Juki sambil terus


merapikan tumpukan kardus di gerobaknya, namun tatapan matanya masih terus


berusaha untuk bisa melihat lebih dalam ke arah pangkal paha Lisa,


huwaaaa....huwaaa.... saat Lisa tengah asik mengajak pak juki mengobrol sambil dia


sesekali iseng mengerjai pak tua itu yang sedang menikmati pertunjukan darinya,


namun tiba-tiba terdengar suara tangisan bayinya dari dalam kamar,.


"nanti kalo udah selesai,, istirahatnya di dalem aja ya pak, enak adem, kalo di luar


kan panas," ucap Lisa yang kemudian melangkah meninggalkan pak juki dan


kembali masuk ke dalam rumah untuk memastikan keadaan bayinya,.


"iyaa non,,," pak juki segera melanjutkan pekerjaannya agar cepat selesai,


Setelah beberapa saat,


"Aahh... beres juga akhirnya,. " pak Juki telah selesai dengan pekerjaannya


melangkah masuk ke dalam rumah karena ingin cepat-cepat menemui Lisa lagi,


ketika baru saja dia hendak masuk ke ruang tengah tiba-tiba langkahnya terhenti


karena melihat apa yang sedang berada di depannya,.


" Kenapa pak,? gituu amat ngeliatnya,? masuk sini pak.. hihihii,, " tanya Lisa


menyadari pak juki yang sedang berdiri di depan pintu,


"glekk.." pak juki hanya diam tak mampu berkata-kata sambil menelan ludah, dia


sangat terpesona dengan pemandangan indah di ruang tengah rumah itu, karena


saat ini yang sedang di lihatnya adalah seorang ibu muda yang sangat cantik


sedang duduk di sofa, sedang menyusui bayinya,


"ke kamar mandi dulu sana bersih-bersih, kotor kan abis beres-beres,." ucap Lisa


lagi sambil tersenyum,


" ii,, iyaa,, baik non,, " pak Juki melangkah menuruti perintah Lisa ke kamar mandi


untuk membersihkan dirinya dan membasuh mukanya,.


" duduk sini pak,, nih aku udah buatin es teh, pak juki pasti haus kaan,? " ucap Lisa


melihat pak Juki yang sudah selesai dari kamar mandi,.


Pak Juki duduk di pinggiran sofa seperti tadi pagi sambil matanya terus memandangi


ke arah buah dada Lisa, penasaran dengan putingnya yang terhalang kepala


bayinya, dari tempatnya duduk pak tua itu bisa melihat bagian pundak Lisa yang


terbuka dengan permukaan kulitnya yang terlihat begitu halus, putih dan bersih,


serta bagian atas daging payudaranya yang terlihat begitu kencang, kenyal dan


membulat,


" Pak Jukiii.. kenapa sih liatin aku terus,?" tanya Lisa kepada pak Juki yang sedang


asik memperhatikan ke arah dadanya,


" Eh,,,eh,,, enggak kenapa-napa kok non.." pak Juki tergagap.


" Benerannn,?? Tapi kok liatin akunya kayak gitu banget sih,? Matanya itu looh,


kayak ular mau makan kambing aja,? Hihiihii,," Lisa tertawa menggoda,,


"hehehe.. habisnya, ada bidadari secantik non Lisa di depan saya, mana mungkin


engak saya liatin, " pak Juki balas menggoda Lisa,


" ahhh,, bisa aja nih gombalnya,, ituu di minum tehnya pak,, atauuu,... Pak juki


maunya minum sussu, hihihihiii,," Lisa malah semakin menggodanya lagi..


" Glekkkkk,....." mendengar kata "susu" membuat pak juki menelan ludahnya


sendiri,.


"ahh non Lisa becanda aja,, mana berani saya minum susunya non Lisa, hehehee,,"


ucap pak Juki,


"ahahaha,, maksud aku tuuh susu yang ada di dapur pak, kalo bapak mau nanti aku


bikinin, hihihihi,," Lisa masih cekikikan sambil kembali menyusui dan memenangkan


bayinya,


Lisa tertawa terbahak-bahak karena mendengar jawaban polos pak Juki, sehingga


dadanya berguncang-guncang bahkan sampai terlepas dari kuluman bayinya


sehingga sekilas memperlihatkan putingnya yang berwarna merah muda sedikit


kecokelatan, dan tentu saja hal itu menyebabkan bayinya kembali menangis,.


" Pak Juki siih, lagian ngapain sih liatin aku nyusuin ampe segitunya,, itu tuhh


celananya juga kenapa sampe nonjol kayak gitu,, hihihiiii,,?" tanya Lisa


menggodanya lagi.


"ehh,, waduuhhh.. maap ya non,, jadi ketauan deh, hehe.." jawab pak Juki masih


takut-takut karena ketahuan sedang terangsang karena memperhatikan Lisa, sambil


kedua tangannya dia gunakan untuk menutupi tonjolan di celananya itu,.


" Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapiii liatnya enggak usah pakai nafsu


juga kali pak,, hihihiii.."


" Emmm,, iya maap deh non,, namanya juga laki-laki, hehe.." Jawab pak juki yang


masih malu,.


" Udaah enggak usah di tutupin segala, sama-sama udah ngerti,.. masa cuma gara-


gara ngeliatin aku aja kok sampe berdiri gitu itunya pak,,?" ujar Lisa yang akhirnya


membiarkan saja pak Juki memperhatikan payudaranya yang sedang menyusui, dan


tentu saja pak Juki senang bukan main mendengar Lisa tidak marah, sehingga dia


bisa bebas untuk terus melihat Lisa menyusui bayinya tanpa perlu takut akan di


tegur lagi,.


Aktifitas menyusui itu tidak berlangsung terlalu lama, karena bayinya sudah tertidur


lagi setelah kenyang minum asi, " udah yaaa paak.. anakku udah tidur nih," kata Lisa


sambil merapikan kembali pakaiannya,.


Wajah pak Juki terlihat cukup kecewa karenanya, tapi Lisa cuek saja dan bangkit


dari duduknya, menuju ke lantai atas untuk kembali menidurkan bayinya ke tempat


tidur bayi yang berada di dalam kamarnya..


Sekembalinya Lisa dari kamarnya, dia kembali menemani pak Juki duduk di sofa


ruang tamunya, "Pak Juki kenapaa,? Kok mukanya kayak cemberut gituu,,?" tanya


Lisa,.


"enggak kenapa-kenapa kok non,, cuma seneng aja tadi liat adik bayi lagi nyusu,,


tapiii sayangnya cuma sebentar,, hehe,," Pak Juki beralasan,.


" Emmm.. Seneng liatin adik bayi nyusu, atau jangan-jangaannn, malah seneng liatin


susu-nya niihh pak,? hihihiii.." kata Lisa bercanda menggodanya..


"ahh non Lisa kok tau aja,, hehehe,," Pak Juki berusaha tidak memandang Lisa


karena grogi, mendengar candaan Lisa membuat tonjolan dibalik celananya semakin


mengeras,.


" Lagiaaan.. emangnya enggak puas dari tadi liatin aku terus,? apa menariknya sih


pak,? udah pada kendur juga kan,,"


"siapa bilang non, justru badannya non Lisa itu bagus banget, masih keliatan


kenceng, sekel, keliatan kenyel-kenyel gituu, belum pernah saya liat ada perempuan


badannya bisa sebagus non Lisa," ucap pak Juki.


" Jangan boong ahh pak,, palingan pak Juki cuma gombal doank,, biar saya enggak


marah,,"


"beneran deh non, suerr, apalagi tadi pentilnya sempet keliatan, warnanya bisa


cerah gitu non,, enggak kayak perempuan lain yang pada item pentilnya kalo udah


punya anak, hehehe,,"


" Waaaah... Ternyata pak Juki diem-diem suka ngeliatin dada perempuan yaaah,,


diihhh.. dasar udah tua jugaa,, udah berapa banyak pak yang udah bapak liat,,?


hahahaha,..." Lisa tertawa menggodanya,.


" Ehh.. aaa.. a.. anuu,, enggak kok non,, " kata pak Juki gelagapan.


" hihihiii iya.. iyaa.. kan pak Juki juga laki-laki normal,, tapi mesumnya enggak


ketulungan haha haha,, " Lisa kembali tertawa sehingga membuat payudaranya


sekali lagi ikut memantul-mantul naik turun karena gerakannya,.


Lisa menyadari pak Juki yang terus memperhatikan payudaranya, terlihat satu


tangannya dimasukkan ke dalam celananya sepertinya pak Juki sedang


membetulkan posisi batangnya,.


" ishh,,,, itu tangannya ngapain pakk,,?"


" Maaf non,,, salah posisi,, udah tegang banget soalnya, burung saya ke tekan


jadinya sakkiiittt,,, " kata pak Juki.


" Hihihiii.. tuh kan bener.. pak juki ternyata orangnya emang mesum, hihihi.." ucap


Lisa menggoda.


" habisnya dari tadi pemandangan yang ada di depan saya itu indah terus,, ada


penampakan bidadari seksi,, kalo boleh sih saya mau buka aja celana saya,, makin


sakit soalnya,. Hehehe.."


" Hussh,,, seksi,, seksii,, kaya ngerti aja seksi apaan,, lagian emangnya mau


ngapain sih pak, pake segala pengen di buka gitu celananya,? "


" Ngeganjel banget non,, burung saya jadi sakiit rasanya,, boleh yaa non,, pliiiisss,...


" Pak Juki memohon dengan tampang memelas,.


"emang kenapa kalo celananya enggak usah dibuka pak,? emang rasanya sakit


banget ya pak,? Lagian kok bisa tegang gitu sih pak,? hihihiii,,, " Lisa terus


memberikan pertanyaan yang membuat pak juki semakin tidak tahan,


"iyaa sakitttt banget.." pak juki beralasan agar Lisa memperbolehkannya membuka


celana,


"hadehh.. ada-ada pak juki nih,, Hhhhhhhh..... " Lisa menarik nafas panjang, karena


merasa tidak tega, Lisa kemudian bangkit dari duduknya, menuju ke arah pintu,.


Setelah kemarin melihat batang penis milik pak Yono, di dalam hatinya, Lisa


sebenarnya merasa penasaran juga dengan bentuk batang penis milik pak Juki,.


Pak Juki yang keheranan saat Lisa melewatinya, matanya terus mengikuti tiap


gerak- gerik dan langkah Lisa, "eemm.. mau kemana non,.? "


Sambil tersenyum Lisa terus melangkah tanpa menjawab dan dengan pelan-pelan


menutup pintunya, "cekklek" terdengar suara pintu yang dikunci,.


" kok dikunci non pintunya,,?" tanya pak juki lagi yang masih merasa heran,


Lisa membalikkan badannya, sejenak diam berdiri dan bersandar di belakang pintu


sambil tersenyum manis, tatapan matanya memandang ke arah pak juki yang masih


duduk keheranan,


"tadi kata pak juki kan celananya mau dilepas,,?" ucap Lisa,


"iiyaa.. non.."


"kan gerbangnya tadi enggak aku kunci pak, kan enggak enak juga kalo ada yang


lewat tiba-tiba ngeliat, " Ucap Lisa lagi yang kemudian kembali ke tempat duduknya


semula, duduk menyilangkan kakinya membuat pahanya semakin terekspos, dia


menghadap ke arah pak Juki yang dari tadi terus memperhatikan tingkahnya,.


" Kenapa pak,? Kok kayaknya deg-degan gituu,? " tanya Lisa menggoda.


" hehe, iya non.. gimana enggak deg-degan, kirain saya tadi non Lisa ngunci pintu


mau ngapain gitu, hehehe " Jawab pak Juki cengengesan.


"loohh.. menurut pak Juki, emangnya tadi aku mau ngapain,?" tanya Lisa,


" Yaa kirain saya mah, dari tadi ngomongin susu, non Lisa mau buka baju juga gituu,


mau kasih liat susunya ke saya, hehehe.."


" Huuuu,,, maunya,, enak aja,, enggak deh pak,, dasar pak Juki mesum, hihihiii..


"


"boleh saya lepasin celana saya sekarang gak non,?" Pinta pak Juki yang sudah


tidak tahan.


" mau ngapainpa sih pak emangnya,? hihihi.. iya deeh, iyaa .. buka aja pak, sekalian


aja buka celana dalamnya pak, lepas aja semua biar bebas deh tuh burungnya,, kalo


perlu biar dia terbang sekalian,, hihihiii..." Jawab Lisa cekikikan,.


"hahaha.. non Lisa bisa aja, biarin aja burung saya terbang, palingan juga nanti


nemplok di itunya non Lisa,, hehehe..” ucap pak Juki menimpali candaan Lisa,


" iiih... jadi takut akuu,, kalo sampe beneran burungnya pak Juki sampe nemplok di


punya aku,,, hihihi,,"


"enggak usah takut non,, pengennya sih burung saya gak cuma nemplok, kalo boleh


sih sekalian masuk, trus bersarang di sana,, soalnya udah lama enggak ada


sarangnya,, hehehe,, " celoteh Pak Juki sambil membuka dan meloloskan celana


beserta celana dalamnya sehingga memperlihatkan batang penisnya yang kini


mengacung tegak di hadapan Lisa,.


"burungnya tegang gitu pak,, nafsu yaa,,?? kok bentuknya lucu gituu ya pak,?


keriput kayak muka bapak, hihihiii,," Ucap Lisa meledek sembari sedikit tertawa,


" keriput gini juga masih kuat dua belas ronde non,. Hehehee,, " Sambil tangannya


mulai mengocok-ngocok penisnya,.


" hihihiii,, iyaa deh percaya,, eehh.. itu tangannya ngapain pak,,? tadi katanya cuma


mau buka celana aja biar burungnya enggak sakit,, " Ujar Lisa pura-pura kaget


melihat pak juki mengelus-elus penisnya,


"ehh.. ini.. nanggung non,, udah di ujung, boleh kan saya ngocok di sini sebentar


sambil liatin non Lisa, boleh ya non,,? " pinta pak Juki sambil matanya terus


menatap tubuh Lisa,.


Sungguh gila memang, ada seorang pria tua minta ditemani onani oleh seorang


wanita muda yang sudah memiliki suami, apalagi kegiatan mesum tersebut di


lakukan di rumah si wanita, tapi Lisa yang memang baik hatinya malah tersenyum


dan menganggukkan kepalanya, "tapi cuma ngocok aja yaa pak,, gak boleh macem-


macem,,"


"iyaa.. tenang aja non, enggak mungkin berani saya macem-macem sama non Lisa,


hehehe.." Tanda persetujuan Lisa langsung disambut pak Juki dengan tawa


cengengesan mesumnya itu, kocokan tangannya juga makin cepat, batang penisnya


yang hitam dan dekil itu tampak makin bertambah keras saja, sambil tangannya


terus mengocok penisnya pak Juki hanya diam memandangi tubuh Lisa terutama


bagian buah dadanya,


" Hayooo... lagi mikirin apa tuuh,? Kayaknya asik banget pak ngocoknya,," goda


Lisa,


" Hehe .. iya nih non,. dari tadi saya liatin non Lisa sambil berkhayal,, hehehe.."


"duuh.. pasti berkhayal yang enggak-enggak nih,? hihihi.. emangnya apa yang di


bayangin sih pak, sampe segitunya mandangin aku,," Lisa menjadi penasaran,


"saya lagi ngebayangin bisa masukin burung saya ke itunya non Lisa, pasti rasanya


enak banget yaa non,,??" karena sejak tadi Lisa tidak pernah marah, pak juki


semakin berani berbicara yang semakin menjurus kepada Lisa,.


"hushh.. Pak Jukiii nih, ngomongnya kok sembarangan banget sih, enak aja mau


masukin burungnya ke itunya istri orang, hihihi..” Lisa pura-pura mengomel dengan


suara yang sangat manja, sambil tersenyum dan tertawa kecil mendengar ucapan


pak Juki,.


"habisnya.. siapa yang bisa tahan dari tadi ngeliatin body non Lisa yang seksi, yang


bohay, sini non itunya saya masukin pake burung saya, udah tegang banget niih..”


ucapan pak Juki makin kurang ajar saja, tangannya terus mengocok penisnya


sendiri sambil terus memandangi tubuh Lisa, membuat Lisa betul-betul merasa


dirinya paling seksi, dalam hatinya Lisa juga merasa sangat bergairah karena terus-


terusan di pandangi begini,.


Lisa tentu saja keberatan dengan permintaan pak Juki tersebut, menurutnya itu


sudah terlalu jauh, Lisa yang juga semakin bergairah jadi melamun dan berpikir yang


tidak-tidak, setelah kemarin melihat penis pak Yono, hari ini dia di perlihatkan lagi


kepada batang kemaluan seorang kakek yang kurang lebih bentuknya hampir sama,


sama-sama hitam, berkeriput dan tidak terawat, ukurannya pun sama-sama tidak


terlalu besar jika dibandingkan dengan ukuran milik suaminya, namun perbedaan


itulah yang membuat Lisa jadi penasaran dan membuatnya jadi membayangkan


bagaimana rasanya jika seandainya penis pria tua itu sampai masuk ke lubang


vaginanya, terbayang akan hal itu membuat jantungnya jadi berdebar-debar


kencang,.


“kenapa non Lisa,,? kok ngelamun gituu, hehe..” tanya Pak Juki melihat keadaan


Lisa yang sedang melamun,


"ehh.. enggak kok pak, siapa juga yang ngelamun,, hihihii.." Lisa membalasnya


dengan tersenyum manis,.


“non Lisaa, saya boleh masukin burung saya ke sarangnya non Lisa gak,,?


“jangan ahh paak,, takutnya nanti burung pak Juki malah betah, jadinya enggak mau


terbang lagi deeh.. hihihii,,” Lisa malah balik menggoda menimpali ocehan pak juki,.


"boleh yaa non,, sekaliii aja,," pak Juki terus membujuk Lisa dengan tampangnya


yang semakin memelas,.


Mendengarnya membuat Lisa jadi merinding membayangkan jika dirinya benar-


benar disetubuhi oleh pria-pria tua seperti pak Juki ataupun pak Yono, sebenarnya di


hati Lisa memang ada rasa penasaran juga, akan tetapi Lisa menyadari bahwa


lubang kenikmatannya hanya untuk suaminya seorang,.


Melihat pak Juki yang terus merengek dan memasang tampangnya terus-terusan


memelas, akhirnya membuat Lisa merasa tidak tega juga, dan memutuskan untuk


memberikan sedikit bantuan kepada pak tua itu,.


" pak Juki beneran mau burungnya masuk ke sarang punya aku,,? " tanya Lisa


dengan nada yang sangat menggoda,.


" beneran non,,?? iya saya mau non.. mauuu banget,? " Pak Juki tak percaya apa


yang didengarnya, lalu dia pun menghentikan kocokan pada batang penisnya,.


" Tapiiii..... " Lisa menggodanya..


" Tt,, tap,,, tapiii apa non,,? " Pak Juki penasaran,


" Sarangnya Lisa tuh sukanya sama burung yang kerr,,rasss,, dan yang bisa tahan


laammm,,,mmaaa,, hihihii.." Lisa terus menggoda pak Juki dengan celotehan


manjanya,.


" Hehehe.. non Lisa tenang aja, udah pasti burung saya tahan lama non,, " Pak Juki


tampak percaya diri..


" Benerannn,,??? Pak juki gak bohong kann,???," tanya lisa,


" Beneran doonk, boleh di cobain,, " Tantang pak Juki,


Mendengar pak Juki yang sudah sangat percaya diri,, kemudian Lisa bangkit dari


duduknya,, dengan langkah yang sangat perlahan-lahan Lisa berjalan mengelilingi


meja, Lisa berlenggak lenggok manja dan dengan gerakan yang erotis dia berhenti


di depan pak Juki dengan posisi tangannya bertolak pinggang,.


Mendapati Lisa berdiri di hadapannya membuat nya kegirangan, posisi wajah pak


juki sejajar dengan perut Lisa yang rata, terlihat liurnya menetes seakan akan tak


percaya dengan apa yang ada di hadapannya, dengan sigap buru-buru kedua


tangan pak juki hinggap di paha Lisa,.


" Plakkk,,, " Lisa langsung memukul tangan pak Juki,.


" Gak boleh pegang-pegang,, bapak mau inii kaan,?" Perlahan-lahan Lisa


mengangkat rok mininya menunjukan bagian tubuh paling berharga miliknya yang


masih tertutup celana dalam, yang tentu saja membuat mata pak Juki melotot,


terlihat jakunnya turun naik berkali-kali mencoba menelan ludahnya sendiri,.


" Kalo emang beneran pak juki mau ini,, bapak harus nurut apa kata aku,,


gimana,??"


" bb,, baik... non,, iya saya nurut apa kata non Lisa,"


"naah gitu doonk, kalo bapak nurut nanti aku kasih lubang punya aku buat pak juki,


silahkan deh kalo mau di masukin sepuas-puasnya, hihihii.." Lisa menutup kembali


roknya, dan kemudian dia membungkuk dengan kedua tangannya bertumpu pada


lutut pak juki, membuat wajahnya jadi sejajar dengan wajah pak juki, pelan-pelan


Lisa memajukan wajahnya ke arah pak juki,.

Posting Komentar

0 Komentar