Pak Juki
.
.
“non Lisa enggak marah lagi kan,?” tanya pak Yono karena sikap Lisa yang sudah
melunak,p
“emangnya pak Yono maunya aku marah terus,?” Lisa bertanya balik,
“Hehehe.. ya enggak donk non..”
"aku tuh dari tadi bukannya marah, tapi pak Yono tuh ngeselin banget jadi orang,,
masa tiba-tiba udah buka celana aja, mana itunya berdiri,, kan aku jadi takutttt,,,"
"kan emang non Lisa yang bikin punya saya jadi berdiri terus,, hehe.."
"lohh.. kok malah aku yang di salahin,, kan itu punya pak Yono,,"
"iyaa kan karena ngeliat bidadari secantik non Lisa,, pahanya,, susunya,,
senyumannya,, wajahnya,, pokoknya semuanya,, menggoda dan sempurna
banget,," rayu pak Yono,
"udah ihh nge-gombal mulu dari tadi,, emang dasarnya aja pak Yono itu piktor alias
pikirannya kotor,,"
"hehe,, bukannya piktor,, soalnya dari tadi saya ngeliatin body non Lisa yang aduhai,
apalagi teteknya itu gede banget, bikin burung saya tegang terus,, udah gitu tadi
malah diremes-remes, bukannya malah loyo, eeeh malah makin tegang dia,,
hehehehe.." celotehan pak Yono yang makin berani blak-blakan,
"bisa enggak sih pak itunya di lemesin dulu,,?? jelek banget tauu,, hihihi..” ujar Lisa
yang akhirnya tak malu lagi menatap kejantanan milik satpamnya itu,
"yaa enggak bisa lah non,, kan isinya belum di keluarin,, hehehe.."
"yaudah sana keluarin dulu di kamar mandi,,"
"emmm... kalo boleh,, saya keluarin di sini aja ya non,?" pinta pak Yono dengan
memasang tampangnya memelas,
"haahhh,,,,??? disini pak,??? maksudnya,??"
"iya non,, di sini, ngocok sambil liatin non Lisa,, boleh yaa,,??" pak Yono terus
memohon yang akhirnya membuat Lisa jadi tidak tega,
"hadeehhhh.... iya udah tapi jangan lama-lama yaa pak,, udah sore soalnya,,"
"hehehe... makasih ya non,,"
Karena sudah mendapatkan persetujuan dari Lisa, Pak Yono pun memulai kocokan
pada burungnya dengan tangan kanannya, posisinya masih berjongkok sambil
tangan kirinya berpegangan pada paha Lisa, dengan santai pak Yono terus
mengocok-ngocok batang penisnya,.
Lisa yang merasa penasaran kemudian menundukkan kepalanya untuk bisa melihat
lebih jelas kemaluan milik pak Yono yang berada di bawahnya, pak Yono yang
menyadari tingkah Lisa seperti orang sedang mencari-cari sesuatu, membuatnya
jadi senyum-senyum sendiri dan mulai semakin berani untuk melakukan sesuatu
yang lebih lagi, sambil terus mengocok pak Yono bangun berdiri untuk menunjukkan
penisnya yang sedang tegak mengacung ke hadapan Lisa, tapi buru-buru Lisa
langsung memalingkan wajahnya, karena malu,.
"mau pegang enggak non,??” Pak Yono yang sudah semakin berani, kini dengan
kurang ajarnya menawarkan Lisa untuk menyentuh alat kelaminnya itu,.
"ehh.. enggak deh pak…" Lisa masih memalingkan wajahnya,
Karena melihat Lisa yang terus malu-malu, pak Yono langsung menghentikan
kocokannya, dia menarik dagu Lisa yang sedang duduk di sofa, lalu mendongakkan
wajah perempuan cantik itu ke atas agar bisa saling bertatapan dengannya yang
sedang berdiri,
"tolong bantu ya non,, biar cepat keluarnya,," pinta pak Yono,
“emm.. enggak ahh pak..” ucap Lisa pelan, masih dengan perasaan malu Lisa
kembali memalingkan wajahnya, tapi pak Yono malah menarik tangan Lisa untuk
mau menggenggam batang penisnya, tangan Lisa agak kaku ketika di tarik pak
Yono, dalam hatinya Lisa masih ragu-ragu untuk memegang penis laki-laki lain
selain penis milik suaminya,.
"ayooo non,, pegang aja.., gapapa kok,," ujar pak Yono sambil terus berusaha
menarik tangan Lisa, hingga akhirnya Lisa pun menuruti kemauan pak tua itu,
“.... “ Lisa hanya terdiam saat telapak tangannya menggenggam barang kemaluan
milik laki-laki lain yang bukan suaminya itu, Lisa masih bingung dengan dirinya
sendiri, tangannya belum dia gerakan, hanya di diamkan terus menggenggam penis
pak Yono,.
"tuuhh enggak apa-apa kan,,? Enggak gigit kan,,? hehehe..." goda pak Yono,
"iisshh.. apaan sih pak,." karena merasa sebal dengan candaan pak Yono, Lisa
langsung meremas batang kemaluan milik satpamnya itu dengan gemas,,
"aww,, aww,,, aww,, aduuhh.. jangan gitu donk non, kan sakit, mending di gerakkin
tangannya biar enak, hehehe..”
“diihhh.. maunya..”
“yaa kan biar saya bisa cepet keluarnya non, hehehe,,,"
“niihh.. puasss..??” ucap Lisa yang akhirnya mau menggerakkan tangannya, dia
belai-belai lembut barang itu sehingga pemiliknya mengaduh keenakan,
"oooohhhhh,,,,lembutnyaaa..." Pak Yono mulai mendesah,.
Sebenarnya jari jemari Lisa sudah sangat mahir dalam memainkan batang penis,
mulutnya juga sangat jago dalam teknik mengoral, bahkan pinggulnya juga sangat
lihai di atas ranjang, tapi semua keahlian itu hanya dia praktekan jika dengan
suaminya, tapi kali ini Lisa merasa berbeda, dirinya merasa kaku dan merasa grogi,
karena seumur hidupnya belum pernah dia melakukan perbuatan seperti ini dengan
laki-laki lain,,.
Gemas dengan tingkah Lisa yang masih malu-malu dan terus saja memalingkan
wajahnya, pak Yono pun memegang tangan Lisa lalu menghentikan gerakan
tangannya yang masih membelai batang penisnya,.
"ehh.. kenapa pak,??" tanya Lisa merasa heran,
"non Lisa mau liat gak,,??"
"ehhhh,,, enggak ahh pak,, kayak gini aja,,, kan ini juga udah aku bantuin kaaan,??"
"gak usah malu-malu gitu donk non,,, ayoo liat aja,, enggak apa-apa,, hehehe.."
Lisa menelan ludahnya, dirinya masih merasa ragu-ragu, sejenak dia berpikir, dan
akhirnya dengan perlahan-lahan dia mencoba menengok ke arah penis pak Yono
yang sedang tegak mengacung di hadapannya, walaupun ukurannya tidak sebesar
milik suaminya tetap saja membuat Lisa tertegun, sebab ini adalah penis laki-laki
dewasa kedua yang ada di hadapannya setelah penis suaminya,.
"nihhh.. punya bapak buat non Lisa…” ucap pak Yono sembari memajukan
pinggulnya, agar penisnya semakin mendekati wajah Lisa,
"iisshh... Apaan sih pak,? Enggak lucu ihh..” jawab Lisa sambil mencubit pelan
pinggang pak Yono,
"hehehee...."
"ishhh,, bentuknya kok gitu pak,? seremm...
”
"lhoo.., kok serem sih non,,??"
“yaaa… abisnya item gini, keriput pula, bulunya juga banyak banget.. berantakan.."
"abisnya udah lama enggak dipakai, makanya enggak terawat non,, hehe.." ujar pak
Yono beralasan,
"hihihiiii...ada-da aja pak Yono,, yaudah abis ini dirawat yaa,, di rapihin,, hihihiiii.."
"iya non,, pasti bakalan saya rapihin,, saya siapin buat nanti non Lisa kalo mau
pakai, hehehe,,"
"idiihh,, enak aja,,, siapa juga yang mau sama barang jelek kayak gini,, hihihi.."
jawab Lisa sambil menepuk pinggang Pak Yono,
"hahaha.. ayoo di kocok lagi donk non,, hehehe.."
"iyaa.. iyaa.." Lisa mulai membelai-belai lagi batang milik pak Yono dengan lembut,
mengocok nya pelan dan perlahan,
"ooohhh non Lisaa,,, haluus,,,, banget tangannyaa aahh.. enaaakk,,,," pak Yono
terus mendesah keenakan, Lisa hanya mengangguk dan tersenyum, setiap kali Lisa
mendengar desahan dan ocehan yang keluar dari mulut pak tua itu, ada perasaan
bahagia yang timbul dari dalam diri Lisa, dan seperti ada suatu dorongan aneh yang
membuatnya ingin mencoba melakukan sesuatu yang nakal pada pak tua itu,
Sambil tangannya terus membelai-belai dan memberikan kocokan lembut pada
batang kemaluan milik pak Yono, kemudian Lisa mengarahkan wajahnya ke atas
menatap ke wajah pak tua itu yang sedang berdiri, Lisa memberikan tatapan sayu
dan memasang ekspresi yang sangat menggoda, Lisa membuka mulutnya dan
menyapu gigi-giginya dengan lidahnya, tangan pak Yono membelai-belai dagu dan
pipi Lisa dengan ibu jarinya, Lisa membuka mulutnya dan menggigit-gigit mesra
ujung jari-jari milik pak Yono,.
Perlahan-lahan Lisa yang mulai terbawa suasana, nafsunya pun juga mulai ikut
bangkit, Lisa makin mempercepat kocokannya pada batang penis milik pak Yono
dengan tangan kanannya, Lisa mencoba untuk bertingkah agar terlihat semakin
menggoda di mata lak tua itu, sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa Lisa
tersenyum ke arah pak Yono yang posisinya masih berdiri, dengan tatapan nakalnya
yang sangat menggoda Lisa menggigit bibir bawahnya sambil tangan kirinya
meremas-remas buah dadanya sendiri yang masih tertutup tank topnya, Lisa
bertingkah seolah-olah menawarkan pak Yono untuk ikut meremasnya buah
dadanya,.
"Oooohhhh,,, ooohhhh,,,,, " Melihat kelakuan Lisa membuat pak Yono semakin
meringis, dengan posisinya yang berdiri tangannya mencoba menggapai payudara
Lisa, namun langsung di tepis oleh Lisa, "oohhh.. non Lisaa.." Pak Yono kembali
mendesah,..
"kenapa pakhhh,,,??" tanya Lisa dengan manja,
"ooohhh... non Lisa toketnya montok bangettt,,, ohhh...."
"iyaaaahhhh,, terrrussshhh appaah laaggiihh pakkhh uuhh.." Lisa berbicara sambil
mendesah dan menangguk-angguk pelan menatap nakal ke arah satpam tua itu,
"aarrrghhhhh,, gede bang.. ngett.. nonn,, ooohh... nikmatttt.. oohhh...." pak Yono
semakin mengerang hebat karena kocokan tangan Lisa terasa semakin nikmat pada
penisnya,
Lisa semakin menambah tempo kocokannya pada batang milik satpamnya itu, entah
kenapa perlahan-lahan nafsu birahi Lisa juga ikut semakin naik, Lisa membuka
kakinya lebar-lebar, menunjukkan gundukan daging tebal diantara selangkangannya
kepada pak Yono, tangan kirinya juga semakin kuat meremasi buah dadanya sendiri,
tubuhnya menggeliat-geliat membusungkan dadanya, seakan-akan meminta pak
yono untuk ikut meremasnya, tatapan matanya yang sayu terlihat semakin
menggoda, Lisa membuka mulutnya dan lidahnya menjilat-jilat bibir atasnya,
sungguh pemandangan yang sangat binal dan erotis,
Pak Yono beberapa kali berusaha mencoba menggapai payudara Lisa, namun
tangannya selalu saja ditepis oleh Lisa, semakin pak Yono terlihat gemas pada buah
dadanya maka semakin cepat pula kocokan tangan Lisa pada batang penis milik pak
tua itu,.
"ayyooo pakkhh,, hahhhh,, ayoooo.. mau ini kann,?? mau pegang kann,.??" Lisa
terus menggoda pak Yono dengan tatapannya yang nakal dan gerakannya yang
erotis, Lisa juga menggeliatkan tubuhnya serta membusungkan dadanya sambil
terus meremasi payudaranya dengan tangan kirinya, nafsunya yang juga semakin
naik, membuat tangan kanannya menjadi gemas untuk semakin membetot-betot dan
meremas-remas penis pak Yono,.
"aaarrrgghh,,,,, oohhh... Terruuss non.. enakk.. aahhhh.."
"oouuhhhh,,, ini kan yang bapak mauu,,?? iyaaaahhh...??" tangan Lisa terus
menawarkan payudaranya, seolah-olah minta untuk disentuh oleh pak Yono,
Melihat tubuh Lisa yang basah karena berkeringat, dan masih terus-terusan
menggodanya, pak Yono yang posisinya masih berdiri, dan Lisa yang berada di
bawahnya sedang bersandar di sofa dengan kakinya yang mengangkang, membuat
birahi pak Yono semakin menjadi-jadi, seperti orang kesetanan akhirnya pak Yono
menjatuhkan dirinya ke depan menindih tubuh Lisa, dengan ganas dia menciumi dan
menjilat-jilat permukaan kulit leher dan dada Lisa,
Pak Yono yang sejak tadi sudah sangat gemas dengan tingkah nakal Lisa, langsung
saja dia meremas-remas kedua buah dada Lisa dari luar tank topnya dengan kuat,
tubuh Lisa jadi semakin basah oleh keringatnya yang juga bercampur dengan Liur
pak Yono yang terus menciumi dan menjilat-jilat tubuhnya,,
"iyaaahhh,,, oouuhhhh,, terusshhh pakkhh,,,"
Pak Yono semakin kencang meremasi payudara Lisa, kemudian dia membenamkan
wajahnya di tengah-tengah belahan dada Lisa sambil terus menciumi permukaan
kulit dada Lisa, ciuman dan jilatan nya mulai naik dari dada Lisa lalu naik ke leher
kemudian turun lagi ke dada Lisa, dan terus berulang-ulang,.
Posisi tubuh Lisa yang sedang ditindih oleh pak Yono, lehernya yang terus diciumi
dan dijilat-jilat, membuat birahi Lisa semakin meledak-ledak, yang mengakibatkan
tangan kanannya yang masih menggenggam batang pak Yono menjadi semakin
gemas dan semakin kencang mengocoknya, sedangkan tangan kirinya kini memeluk
dan mencengkeram punggung pak Yono, menarik tubuhnya agar semakin
menempel dan terus menindihnya,.
Lisa semakin mengencangkan remasannya dan semakin kuat membetot-betot
batang kejantanan milik pak Yono, seakan-akan ingin mencabutnya dari pangkalnya,
Lisa terus mengocoknya dengan tempo yang semakin cepat, dan bertambah cepat,,
"aaargghh,,, non Lisaa,,, argghhh.... aarrrrgghh..."
"yaaahh pak, terr.... usss pakkhh.... ooouh.."
"aarrrggghhh... non Lissaaaa... aaarrrggghhh.. sayaa gak kuatt aahhh..."
Dengan kepalanya mendongak ke atas sambil mulutnya mendesah panjang,
penisnya semakin dia tekan-tekan makin kencang menempel ke selangkangan Lisa,
akhirnya tubuh pak yono terlihat mengejang hebat dan dalam satu hentakan terakhir
yang kuat,, dan,. Arrrggghhh......... arrrggghhh...
Crottt..... Crottt.... Crottt....
Menyembur sperma pak Yono di dalam genggaman tangan Lisa, yang membasahi
bagian bawah perut dan telapak tangannya yang masih terus menggenggam batang
itu, tubuh pak Yono ambruk menindih tubuh Lisa, nafas mereka masih ngos-ngosan,
keringat membasahi tubuh keduanya, mereka berdua masih terdiam dalam
pikirannya masing-masing,.
Pak Yono yang merasa kelelahan berangsur-angsur terlelap di atas tubuh Lisa,
sedangkan Lisa yang masih ditindih pak yono, matanya menatap langit-langit
dengan tatapan kosong, tangannya masih menggenggam penis pak Yono yang
mulai lemas, tapi entah kenapa Lisa enggan untuk melepaskannya,.
Air mata Lisa tiba-tiba menetes, bukan air mata kesedihan, bukan juga penyesalan,
bukan karena pak Yono yang tidak bisa membuatnya orgasme, bukan juga karena
telah membiarkan tubuhnya dijamah laki-laki lain,.
Air mata bahagia mengalir di pipinya, Lisa merasakan ada sesuatu yang terbebas
dalam dirinya, seperti ada segel yang terlepas dari tubuhnya, sesuatu yang
membuatnya bahagia, perasaan yang sulit dijelaskan dan juga sangat sulit untuk
bisa dimengerti, bahkan oleh dirinya sendiri,.
Ada perasaan aneh dari dalam diri Lisa,
Sangat aneh,
Lisa seperti menjadi kupu-kupu yang baru keluar dari kepompongnya,.
Setelah beberapa saat Lisa kembali tersadar dari lamunannya,
"Pak,,, pak,, bangun pak,, berat ihhh..." Lisa mengusap-usap punggung pak Yono
berusaha membangunkannya,
Entah sudah berapa lama Lisa terbawa dalam lamunannya, dan entah sudah berapa
lama juga pak Yono tertidur sambil menindih tubuhnya,
"Eeuughhh,,." Pak Yono akhirnya terbangun,.
"Bangun dulu ihhhh..." ucap Lisa menepuk-nepuk punggung pak Yono,
Pak Yono yang masih lemas, bangkit dari tubuh Lisa, lalu berguling dan duduk di
sofa di samping Lisa, pak Yono bersandar di sofa dan matanya kembali terpejam,
Lisa segera bangkit dan beranjak dari sofa kemudian melangkah menuju kamar
mandi untuk membersihkan tubuhnya,.
.
*****
.
Saat sore hari,
“Pak... Pak Yono,,, bangun pak..” ujar Lisa sembari menggoyangkan pundak pak
Yono yang masih tertidur di sofa tanpa memakai celana dengan penisnya yang
sudah kembali ke bentuk semula, mengecil dan berkeriput,
"Hoammm.... Maap buu,, saya ketiduran,, hehe.." pak Yono malah cengengesan,
saat dia membuka matanya terlihat Lisa yang sudah rapi dan sudah berganti
pakaian,
"Yaudah mandi dulu sana pak, bersih-bersih, udah jam berapa tuuh..”
“eehhh.. iya non,” ujar pak Yono, yang kemudian beranjak menuju ke kamar mandi
sambil menenteng celananya,
Tak berselang lama, pak Yono yang sudah selesai mandi dan berpakaian berjalan
menghampiri Lisa yang sudah duduk menunggunya di meja makan,.
"sini pak makan dulu,." panggil Lisa,
"waah non Lisa baik banget,, jadi enggak enak saya,,"
"yaudah sih santai aja, pak Yono pasti laper juga kan,?"
"hehehe.. iyaa non,,"
Akhirnya mereka pun menikmati makan sore bersama, meskipun ada rasa
canggung di antara keduanya namun pak Yono mampu mencairkan suasana
sehingga sejenak mereka bisa melupakan kejadian yang telah mereka perbuat
barusan, Lisa dan pak Yono menjadi lebih akrab satu sama lain, santap sore mereka
terasa menyenangkan sambil di selingi obrolan-obrolan ringan,
Setelah selesai makan, pak Yono berinisiatif membersihkan meja makan dan
mencuci piringnya, dari jauh Lisa yang masih duduk di meja makan hanya
tersenyum mengagumi perilaku pak Yono, di balik tingkahnya yang sangat mesum,
ternyata pak tua itu juga orangnya sangat baik, rajin, dan juga menyenangkan,
setelah semuanya rapi kemudian pak Yono ijin ke halaman belakang untuk
merokok,.
Lisa kemudian menyusulnya dengan membawakan minuman dingin untuk mereka
berdua, Lisa dan pak yono duduk di lantai teras belakang untuk bersantai,.
"ngomong-ngomong itu kardus kapan mau diangkut pak,?" tanya Lisa,
"belum tau non, soalnya kan lumayan banyak gitu, jadi enggak bisa saya angkut
pake motor semuanya,”
“yaa.. terus gimana dong pak,?”
“non Lisa tenang aja, soalnya kan itu mau saya jual ke temen saya, jadi nanti biar
dia yang angkut pake gerobak, untuk kapannya saya juga enggak berani janji, tapi
saya usahain secepatnya, kalo enggak besok mungkin lusa baru bisa diangkut,"
terang pak Yono,
"ooohhh gitu,. yaudah pak Yono atur aja, yang penting aku mah taunya beres,"
"iyaa siap non,,"
Karena kehabisan bahan obrolan, sejenak mereka saling terdiam beberapa saat
sebelum akhirnya pak Yono kembali berkata kepada Lisa, "emmmm... maaf non,,
soal yang tadi,,"
"udahh pak, soal yang tadi enggak usah di bahas lagi,, anggap aja itu rejekinya pak
Yono, yang penting jangan cerita ke siapa-siapa ya pak, apalagi kalo sampe suami
aku tau, pak yono bisa bayangin kan,??” ucap Lisa menekankan kepada pak Yono
perihal siapa itu Alexander Luther,
"kalo soal itu saya juga ngerti, eemm... tapii..." pak Yono kelihatan ragu,
"tapi kenapa pak,??"
"saya boleh main kesini lagi enggak non,,??" ucap pak Yono pelan sambil
menunduk,
"hihihii... hayooo mau ngapain lagiii,.? Waah jangan-jangan udah ketagihan niih,,
hihihiii"
"ehh,,, anuu.. maksud saya bukan itu non.." pak Yono gelagapan,
"iyaa,, iyaaa,, enggak apa-apa kok,, aku seneng malahan ada yang nemenin,, kan
sekarang kita udah temenan ya kan,? Asalkan pak yono bisa jaga rahasia, sama
jangan minta yang aneh-aneh lagi aja kayak tadi, hihihii.."
"ehhh.. enggak kok non, saya udah bisa kenal deket sama non Lisa, bisa ngobrol
akrab kayak gini, buat saya itu udah lebih dari cukup, saya juga bahagia banget bisa
kenal non Lisa,” ucap pak Yono yang sepertinya memang jujur dari hatinya,
Mendengar hal itu membuat Lisa terharu dan pipinya bersemu merah, namun dia
sembunyikan dengan menundukkan wajahnya, "iyaa pak Yono boleh kok main
kesini lagi, asalkan waktunya tepat aja,. pak Yono bawa HP kan,? mana siniin
HPnya biar aku simpen nomor aku,, jadi nanti kalo pak Yono mau kesini kan bisa
kabarin aku dulu,,"
"ooh iya.. nih non.." pak Yono merogoh sakunya dan menyerahkan ponsel
genggamnya kepada Lisa,
"mau aku namain siapa nih pak di kontaknya,?" tanya Lisa sambil mengetik
nomornya di ponsel pak Yono,
"namain aja ISTRIKU SAYANG gitu non, hehehe.."
"yeee.. jangan donk, coba apa lagi selain itu pak,?"
"emmm... apa ya,? yaudah sini non biar saya ketik sendiri aja,"
"nih pak, emang mau di namain apa sih,?"
"non Lisa saya namain aja PACAR, udah yaa saya simpen," ucap pak Yono kembali
mengantongi ponselnya,
"kok di namain gitu pak,?" tanya Lisa namun tidak melarang,
"enggak apa-apa kok non, soalnya non Lisa itu spesial di hati saya, dari pertama kali
saya liat non Lisa pindah kesini,"
"iiihhh... bisaa ajaa nih gombalnya.. jadi klepek-klepek deh akuu.. hihihii.."
"yaudah non, udah sore,, kalo gitu saya ijin pamit,, terima kasih banyak untuk hari
ini, non Lisa udah baik banget ke saya,"
"iyaa sama-sama pak, yaudah ayo aku anter ke depan,,"
.
*****
.
Malam harinya saat Lisa sedang menemani suaminya makan malam,
"pak Yono tadi sore jadi kesini mah,?" tanya Alex,
"iya jadi, tadi siang dia ke sininya, kenapa ya pah?"
"tapi kok kardusnya malah ditumpuk di depan gitu, kenapa enggak langsung di
buang,?"
"ooh ituu.. tadi sih dia bilangnya emang sengaja kardusnya itu ditumpuk dulu di
depan, katanya sayang kalo di buang mau di jual katanya, tapi nunggu temennya
yang ngangkut pake gerobak, pak Yono enggak bisa kalo pake motor kalo sebanyak
itu, enggak muat katanya," Lisa menerangkan,
"oooh gitu, kapan katanya mau di angkut,?"
"yaa mama belum tau juga sih pah, katanya dia mau nemuin temennya itu dulu, tapi
tadi sih dia bilang secepatnya, mungkin besok atau lusa gitu,"
"hadeeeh... gimana sih pak Yono, trus uang yang papa titipin buat upah dia beres-
beres udah mama kasih,??" tanya Alex lagi,
"astagaaaa iyaa, mama kelupaan, yaudah nanti deh kalo ketemu mama kasih ke
dia,"
"hadeeeh,, kasian kan mah tenaga orang,"
"hehe,,, maaf yaa,, orang lupa kan enggak inget pah, hihihii,,,"
.
*****
.
Keesokan harinya,.
Seperti biasa Lisa bangun dengan rutinitasnya di pagi hari, setelah suaminya
berangkat pergi bekerja, masih dengan memakai gaun tidurnya yang tipis Lisa
duduk santai di sofa ruang tamu, kakinya selonjoran di atas meja, menikmati
cemilannya sambil membaca beberapa majalah, hari ini dia berniat untuk beristirahat
dan bersantai setelah kemarin lelah seharian membereskan rumahnya bersama pak
Yono,.
Jam dinding menunjukkan baru pukul delapan pagi, Lisa mengecek ponselnya dan
melihat tidak ada panggilan telepon ataupun pesan yang masuk, saat tengah asik
bersantai tiba-tiba terdengar ada yang membunyikan bel rumahnya, entah siapa
yang datang bertamu ke rumahnya sepagi ini,.
Ting tong "Permisiiii,,... "
Ting tong "perrmisiiiii,.... "
"Iyaa sebentaaarrr,...." Lisa sedikit berteriak,.
Lisa cepat-cepat menyimpan cemilannya dan menuju pintu untuk melihat siapa yang
datang, "siaapaaa ituu..?" Ucap Lisa sambil berjalan menuju ke depan, dia merasa
penasaran siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi begini,
“ini sayaa buu, temennya pak Yono, yang mau angkut karduuss.." Jawab lelaki
tersebut dari depan gerbang yang juga sedikit berteriak, dia menggunakan panggilan
'ibu' karena mendengar suara dari dalam rumah adalah suara seorang perempuan,
Dari teras rumahnya, Lisa melihat seorang lelaki tua dengan gerobaknya sedang
berdiri di depan gerbang rumahnya, sepertinya Lisa merasa tidak asing dengan
sosok laki-laki tua tersebut yang sepertinya usianya tidak jauh beda dengan pak
Yono bahkan bisa di bilang sedikit lebih tua, Lisa terus berjalan menuju gerbang
rumahnya untuk membukakan pintu,.
Saat pintu gerbang itu terbuka perlahan, akhirnya Lisa bisa melihat lebih jelas wajah
pria tua yang sedang berdiri menunggunya dan dia langsung merasa seperti pernah
bertemu dengan lelaki tua itu sebelumnya,
Melihat pemilik rumah sedang membukakan pintu untuknya, dengan ramah pria tua
itu berkata "permisii buu,,saya yang mau angk...." tiba-tiba kalimatnya langsung
terhenti saat melihat sosok wanita cantik pemilik rumah,
Lisa menyambutnya dengan tersenyum ramah karena mengenali lelaki tersebut,
ternyata dia adalah tukang sapu yang bekerja membersihkan taman, yang belum
lama ini dia jumpai ketika sedang lari pagi di hari minggu kemarin,.
"iini.. si non.. yang kemarin kita ketemu di taman kan,??" Seakan tidak percaya
bahwa takdir mempertemukannya kembali dengan bidadari yang selalu mengisi
pikiran dan khayalannya sejak pertama kali melihatnya,
"Iyaa,, bapak yang waktu itu bersihin taman ituu kaan,,?" Lisa tersenyum manis,
mencoba meyakinkan,.
"iiya betul non, nama saya juki, waktu itu saya juga lupa nanya nama non siapa,,? "
"ooh iyaa,. nama aku Lisa pak,, iya ya kemarin kita belum sempat kenalan ya pak,
hihihi.. oh iya mari pak, silakan masuk,” ucap Lisa sembari membukakan pintu
gerbang rumahnya lebih lebar dan memberikan izin kepada laki-laki tersebut untuk
masuk, namun ketika pintu pagarnya terbuka lebar, tatapan mata pak juki langsung
terpana memperhatikan tiap jengkal tubuh Lisa dari ujung kaki hingga ke ujung
kepala, seakan-akan dia tidak percaya dengan apa yang sedang di lihatnya saat ini,
penampilan Lisa pagi itu mampu membuatnya sangat takjub sekaligus terkejut,
"Hihihiiii... ngeliatin apa sih pak,? Kok kayak gitu banget ngeliatinnya,, "
Pak juki tak mampu berkata-kata karena dirinya sangat terpesona melihat Lisa yang
membukakan pintu gerbangnya dengan masih mengenakan gaun tidurnya yang
transparan dan sangat menggoda, apalagi bagian atas payudara Lisa terlihat jelas
dan sangat menonjol karena model pakaiannya yang sangat terbuka,
Lisa hanya bisa tersenyum menyadari dirinya terus di perhatikan pak juki tanpa
berkedip, dan karena pengalamannya dengan pak Yono kemarin, membuat Lisa
menjadi semakin mengerti bagaimana cara menarik perhatian dan memperlakukan
para laki-laki lain selain suaminya, dia pun sudah merasa tidak canggung ataupun
malu-malu lagi saat ada laki-laki yang memperhatikannya seperti itu,
"sini pak masuk aja dulu,. jangan ngelamun disitu,, hihihii.."
"ehh.. iyaa non.."
" Itu gerobaknya sekalian aja di bawa masuk,. " Lisa membukakan pintu gerbangnya
lebih lebar lagi agar gerobak si bapak bisa masuk,.
"oohh iyaa non.. " sambil menarik gerobaknya, pak juki memasuki gerbang rumah
Lisa, tapi ketika dia melawati Lisa yang sedang berdiri memegangi pintu
gerbangnya, mata pak juki sedikit melirik mencoba untuk bisa mengintip ke arah
belahan dada Lisa, kemudian dia menaruh gerobaknya di dekat tumpukan kardus di
halaman depan,.
Lisa yang menyadari pak Juki yang mencoba mengintip ke belahan payudaranya,
bukannya menutupi dadanya, dia justru malah tersenyum dan membiarkannya, dan
di dalam hatinya dia malah merasa jika dirinya sangatlah seksi,
Setelah menutup pintu gerbang, Lisa mendapati pak juki yang sedang duduk dilantai
pinggiran teras, “eeh... Kok malah duduk di situ pak, maaf ya belum ada kursinya,
masuk ke dalem aja yuk, nanti aku bikinin minum,," Ajak Lisa sambil tersenyum
manis.
0 Komentar