Masih sambil memejamkan matanya, Lisa terus menggoda pak Yono dengan aksi
nakalnya yang terus berpura-pura merenggangkan badannya, kali ini sambil
mendongak ke atas, Lisa menarik kedua tangannya ke belakang, tentu saja dengan
pose seperti itu payudaranya semakin terlihat membusung, sepasang payudara
dengan ukuran yang cukup besar itu seolah-olah ingin meloncat keluar karena tank
top dan bra yang di pakai Lisa seperti tidak mampu lagi menahan daging kenyal itu,
Di dalam lamunannya, pak yono melihat Lisa yang saat ini berada di depannya,
sedang menggeliat kan badannya dan tubuhnya seakan meliuk-liuk sangat seksi
seperti sedang memberikannya sebuah pertunjukan yang sangat erotis dan pastinya
juga sangat menggoda,.
Kemudian "aahhhhh...." suara desahan merdu dengan nada yang terdengar sangat
manja keluar dari mulut Lisa, wajahnya yang menghadap ke atas memperlihatkan
leher jenjangnya begitu menggairahkan,
Pak Yono meneguk ludahnya sendiri, matanya terus melotot, tenggorokan nya mulai
terasa kering, keningnya mulai berkeringat, dirinya merasa tersiksa, dan
selangkangannya terasa semakin sakit karna burungnya di dalam sana terhimpit
celana beserta celana dalamnya, gelisah, blingsatan, dan gemeteran,.
Menonton pertunjukan Lisa yang sangat erotis di depannya, baginya melebihi
menonton koleksi video-video porno dari ponselnya, karena merasa sudah tak
sanggup lagi, dalam benaknya pak Yono mencari-cari cara agar bisa segera keluar
dari siksaan ini,.
"adduuhhh,,, non perut saya tiba-tiba muless,. aaduuhh.. kamar mandinya dimana
ya non,,?? saya udah kebelet banget,." Ujar pak Yono mencari alasan agar bisa
cepat-cepat ke kamar mandi,
"ooohhh mules ya pak,..?? Hihihiii.." Lisa malah sengaja menggoda dan meledek
pak Yono,
"iiyaa non.. sumpahh inii udah diujung,. udah pengen keluar,." ujar pak Yono lagi,
dahinya mulai basah oleh keringat,
"aapanyaaa paakhhh... Yang pengen ke,,lu,,arhh,??" Lisa memajukan badannya,
tersenyum menggoda pak Yono,
"iiya non,, perut saya mulesss,, ijin ke kamar mandinya bentarr,,." Ucap pak tua itu
lagi yang sepertinya memang sudah benar-benar tidak tahan lagi,
"benerannnn mules yaa pakkh,,,,???? Yaudaaahhh,, tuh diujung,, lurus aja di deket
dapur,." Lisa semakin memajukan badannya ke arah pak Yono,
"ii,,,iiyaa non,.. Permisiii,..." Pak Yono langsung berdiri dan buru-buru berlari dengan
terbirit-birit melewati Lisa sambil memegangi tonjolan di celananya yang sudah
sangat keras,.
"Hahaha, dasar aki-aki,, ada ada aja, hahaha... " Lisa terus tertawa karena kegelian,
puas rasanya bisa mengerjai satpam kompleksnya itu yang ternyata sangat mesum,,
Di dalam hatinya, Lisa sebenarnya merasa sangat berterima kasih atas kedatangan
dan bantuan pak Yono, tidak hanya bantuan fisiknya yang membuat pekerjaannya
menjadi lebih ringan, tetapi juga kehadirannya yang menyenangkan membuat
dirinya sangat terhibur, karena jarang sekali Lisa bisa bercanda dan tertawa lepas
seperti hari ini,.
Saat pak Yono sibuk di kamar mandi, Lisa melanjutkan pekerjaannya dan mulai
memasukkan satu persatu pakaian yang sudah dia pisahkan ke dalam kardus, tak
lama berselang pak Yono pun keluar dari kamar mandi sambil senyum sumringah,
dia berjalan kembali menghampiri Lisa,.
"gimana pak,, udah di keluarin semuanya,,??" tanya Lisa,
"udah non,, lega rasanya,, hehehe..." jawab pak tua itu cengengesan,
"kok sebentaran banget pak, katanya muless,,hihihiii,,??" ujar Lisa dengan nadanya
sedikit meledek,
"iya non,, soalnya tadi udah di ujung, tinggal keluarnya aja,, hehehehe.."
"di ujung apa pak,? emangnya apaan sih yang dikeluarin,?" tanya Lisa lagi pura-pura
tidak paham,
"aah.. masa sih non Lisa enggak tau,, yaa namanya juga mules non,, sakit perut,,
hehehee.."
"yakinnn perutnya yang sakit,,?? tapi kok kayaknya tadi yang di pegangin malah
yang di bawah perut,,?? Boong aja sih pak Yono,, Hahahaha.." Lisa pun tak kuasa
menahan tawanya,,
"hehehe... Maap deh non,, jadi malu,, hehe.." pak Yono menunduk sambil
menggaruk-garuk kepalanya karena merasa sangat malu,,
"hahahaha.. yaudah siih pak enggak usah malu gituu,, jelek banget mukanya,,
hahaha..." Lisa kembali terbahak-bahak, karena saking gelinya Lisa tertawa lepas
sambil memegangi perutnya sampai-sampai air matanya keluar,,
"sekali lagi maap ya non,, soalnya gak tahan,," Pak Yono masih menundukkan
kepalanya takut Lisa merasa tersinggung,
"yaudah gapapa,, haduhhh.. haduhhh.. pak Yono ada-ada aja,, haduhhh.." Lisa
mencoba untuk meredakan tawanya,
"hehehe.."
"yaudah nih pak tolong bawain ke keranjang cucian deket kamar mandi, tumpuk aja
disitu,." Lisa menyodorkan kardus berisi pakaian yang telah selesai dia pisahkan
untuk nanti dia cuci, Lisa berusaha mencairkan suasana agar pak Yono tidak merasa
canggung lagi,
"ohh.. iya siap non,"
Sekembalinya pak Yono, Lisa sudah duduk di sofa dengan posisi menyilangkan
kakinya, membuat pahanya semakin terlihat jelas, sambil satu tangannya sedang
memijat-mijat bagian belakang lehernya,.
"kenapa non,? Pusing,??"
"Enggak kok pak,, cuma berasa agak pegel-pegel aja dikit,, soalnya dari kemaren
beres-beres rumah terus,"
"emmm.. kalo boleh,, non Lisa mau saya pijitin,?"
"hihihiii,, emangnya pak Yono bisa mijit,?"
"yaaa klo cuma sedikit-sedikit sih ya bisa aja non,, kan saya bukan tukang pijet,,
hehehe..."
"ooo gitu,, yaudah pak coba dulu sini,,"
Kemudian Lisa menggeser duduknya memberi ruang untuk pak Yono, Lisa
menghadap ke samping sambil dan menundukkan kepalanya, kemudian dia
menyibakkan rambut belakangnya memperlihatkan tengkuknya yang ditumbuhi
rambut-rambut halus, pak Yono lalu ikut duduk di atas sofa di belakang Lisa dengan
posisi menghadap ke arah yang sama kemudian sebelah tangannya mulai memijat
bagian belakang leher Lisa dengan lembut dan perlahan,
"enak juga pijetannya pak,." lama-kelamaan Lisa mulai merasa nyaman dengan
pijatan pak Yono,.
"ahh non Lisa bisa aja, padahal kan saya enggak jago mijit,"
"bentar dulu pak,, stop dulu,, pundaknya sekalian aja, saya ambilin minyaknya dulu,"
"iyaa non,."
"itu kardus sama tumpukan bajunya, digeser-geserin aja dulu pak, mijitnya dibawah
aja, kalo di sofa sempit kayaknya, saya mau ambil baby oil dulu di kamar,,
“ooh iya okee non,,”
Kemudian Lisa naik ke lantai atas menuju kamarnya, sedangkan pak Yono dengan
sigap membereskan barang-barang yang berserakan dan menumpuknya jadi satu
ke dalam kardus, dan langsung dia bawa keluar semuanya, dan ketika Lisa sudah
turun dari kamarnya dia terkejut melihat pak Yono yang sedang menyapu
membersihkan ruang tamunya,.
"lohh pak,, itu barang-barang gak jadi di pisahin,,??" tanya Lisa karena melihat
barang yang dia berikan ditumpuk jadi satu,
"nanti aja non, biar saya pisahin-pisahinnya di pos aja bareng-bareng yang lain,,"
jawab pak Yono,
"ooh gituuu,, ngapain pake segala disapuin gitu pak,,??"
"banyak debu soalnya,, takut nanti celana non Lisa jadi kotor,,"
"oalahh.. udah nanggung kotor juga ini pak,, tadi celana aku kena debu waktu beres-
beres,,"
"gapapa lah non, biar bersih juga lantainya,"
"yaudah kalo gitu, sekalian aja itu karpetnya di pasang pak,," ucap Lisa masih berdiri
sambil menunjukkan karpet yang di gulung disudut ruangan,,
"okee siap non,," Setelah lantainya bersih kemudian pak Yono memasang karpet di
lantai ruang tamu Lisa,,
Lisa mengambil remote dan menyalakan AC, kemudian duduk bersila di atas karpet
yang empuk, "itu pintunya sekalian di tutup aja pak, takutnya ada tetangga yang
lewat, kan enggak enak kalo diliat, nanti dikiranya kita lagi macem-macem,"
“iya non,” jawab pak Yono sambil menenteng sapu dan meletakkannya di sudut
ruangan, barulah kemudian dia menutup pintu "ceklek," Terdengar suara pintu yang
di kunci, kemudian pak Yono menghampiri Lisa, dan mengambil posisi duduk di
belakangnya,,
"itu pintunya ngapain di kunci segala pak,,? Kan gerbang depan tadi udah aku
kunci,,
"oooh kirain sekalian di kunci, kalo gitu saya buka lagi deh kuncinya,,"
"yaudah biarin pak tanggung, entar aja sekalian,, nih pak minyaknya,," sergah Lisa
menghentikan pak Yono yang baru saja hendak berdiri, sembari Lisa menyerah kan
baby oilnya,.
“yaudah iya non,”
Pak Yono menuangkan minyak ke telapak tangannya dan memulai pijatannya di
leher Lisa, turun ke pundak kemudian naik lagi ke leher dan terus dia lakukan
berulang-ulang secara perlahan-lahan, terkadang jemarinya menyentuh rambut-
rambut halus yang tumbuh di leher Lisa dan kadang-kadang juga sesekali
menyentuh bagian belakang telinga Lisa, yang membuat ibu muda itu menjadi
merinding,,"ssshhhhh,... " Lisa mendesah sambil matanya masih terpejam
menikmati sentuhan lembut pak Yono pada bagian belakang tubuhnya.
"kenapa non,,?"
"engh.. enggak apa-apa pak,, terusin aja,, ternyata enak juga pijetannya,,"
Mendengar desahan Lisa membuat pak Yono jadi berpikiran yang tidak-tidak
sehingga penisnya pun kembali menegang di balik celananya, dari belakang
punggung Lisa, pak Yono bisa melihat pengait BH Lisa tercetak dibalik tank topnya
yang ketat, yang tentu saja hal itu membuat dirinya menjadi tambah penasaran
dengan apa yang terbungkus di bagian depannya, pak Yono lalu merubah posisinya
yang semula duduk kini menjadi berlutut di belakang Lisa agar bisa melihat belahan
payudara Lisa dari atas sambil tangannya terus memijat-mijat pundak Lisa,,.
Pak Yono terlihat begitu penasaran dengan payudara Lisa, dirinya berusaha untuk
dapat melihat puting payudara Lisa dari atas, pak Yono semakin memajukan
badannya agar bisa melihat payudara Lisa lebih jelas dari celah tank top Lisa, dan
tanpa dia sadari tonjolan celananya menyentuh punggung Lisa,.
Lisa merasakan kalau pijatan pak Yono menjadi tidak beraturan, dan ada tonjolan
yang menempel dan menekan-nekan punggungnya, "hmm.. nakal juga nih pak tua,,"
Lisa berkata dalam hatinya, dengan masih menundukkan kepalanya, Lisa hanya
tersenyum menyadari pak Yono yang sedang berusaha mengintip dadanya dari atas,
dan dia juga sudah tau betul benda apa yang sedang mengganjal di punggungnya,
karena hal itu sekali lagi muncul ide iseng Lisa dengan mengarahkan tangannya ke
belakang secara diam-diam dan,.
"aduuhh... Aduuuuhh,,, sakitt non,, aduuhh maap,, maap,, non,," pak Yono terkaget
karena burungnya tiba-tiba saja di tangkap oleh Lisa, kemudian digenggam dan
diremas dengan sangat kencang membuatnya mengaduh kesakitan,
"hihihiii,,,, rasainnn niihh,,, lagian iseng ajaa dari tadi,, mau mijit apa mau ngapainn
sih pak,,??" Lisa makin mempererat remasannya,
"aawwww,,, aduuhh ampun non,, iya iya ini juga lagi mijit kok,," akhirnya Lisa
melepaskan genggamannya pada penis pak Yono, tanpa merubah posisinya yang
masih terus duduk membelakangi pak Yono,
Pak Yono sungguh tidak menyangka jika ternyata ibu muda itu sangat berani dan
tidak segan-segan memegang dan meremas tonjolan di celananya, sempat terbersit
pikiran yang tidak-tidak tentang Lisa, namun pak Yono membuang jauh-jauh pikiran
buruknya itu dan kembali melanjutkan pijatannya,
Pak Yono yang sudah tidak fokus lagi, kini pijatannya hanya menjadi usapan-usapan
dan elusan-elusan lembut di badan Lisa, sekarang pak tua itu hanya ingin menikmati
kelembutan dan kemulusan kulit Lisa, ",ahhssss,,, hmmmm,, " Beberapa kali
terdengar desahan dari mulut Lisa yang menandakan si cantik itu juga ikut
menikmati elusan dari pak Yono pada tubuhnya, merasa tidak ada penolakan dari
Lisa, pak Yono mencoba peruntungannya dengan membuka pengait BH Lisa
menggunakan jempol dan telunjuk tangannya,.
"iissshhh,,,, kok di lepas sih pakk,??" protes Lisa tanpa merubah posisinya,
"mungkin kesenggol non, jadinya lepas deh.. hehehe.." jawab pak Yono beralasan,
"iihh.. mana ada cuma kesenggol doank bisa langsung lepas, ada aja nih
alesannya,," ucap Lisa namun seolah sedang marah tapi membiarkan ulah
satpamnya itu,
"gapapa non biar enggak ganggu juga,, hehe,,"
"enggak ganggu gimana, kan yang di pijet cuma leher sama pundak aku aja paak,
huhh dasar alesan aja.." ujar Lisa seperti mengomel, tapi bukannya buru-buru
membetulkan beha-nya lagi, Lisa malah membiarkan pengaitnya itu terlepas, karena
dia pikir tali beha di pundaknya masih bisa menahan buah dadanya, dan tank topnya
yang ketat juga masih mampu menahan payudaranya agar tidak menggantung,
"hehehehe..." Pak Yono menjawabnya hanya dengan terkekeh, karena merasa
diberi lampu hijau dari Lisa, pak Yono melanjutkan aksinya untuk terus mengelus-
elus punggung dan meraba leher Lisa,.
Mendapat perlakuan seperti itu dari pak Yono membuat Lisa begitu menikmati,
merasakan elusan dan rabaan tangan pak Yono yang begitu lembut juga membuat
tubuhnya menjadi rileks, sentuhan-sentuhan pada tubuhnya dari laki-laki selain
suaminya menimbulkan perasaan lain di hati Lisa, perasaan yang belum pernah dia
rasakan selama hidupnya, jemari-jemari pak Yono yang kadang menyentuh rambut-
rambut halus di lehernya, dan juga sentuhan pada bagian belakang telinganya,
membuat Lisa menjadi merinding yang menyebabkan bulu kuduknya dan bulu-bulu
halus di sekujur tubuhnya serasa berdiri,.
Karena melihat Lisa yang hanya mengomel tanpa berusaha melarang dengan apa
yang dilakukannya serta tidak ada tanda-tanda penolakan dari Lisa, membuat pak
Yono jadi semakin berani untuk mencoba sesuatu yang lebih lagi, elusan dan rabaan
yang awalnya hanya di seputar pundak dan leher Lisa kini tangan pak tua itu
perlahan-lahan mulai turun mengelus-elus lengan Lisa, dan sesekali jari telunjuk pak
Yono mencolek payudara Lisa dari samping, dengan gerakan yang dibuat seolah-
olah bukan karena di sengaja,
"isshhh apaan sih paakkhhh,,,, rese iihh tangannya,,,," ucap Lisa merajuk setelah
beberapa kali pak Yono mencolek payudaranya, ,
"Kenapa ya non,? kan dari tadi saya cuma mijit aja, " jawab pak Yono pura-pura
tidak paham,
"jangan pura-pura enggak tau deeh, ngapain sih pake colek-colek segala, enggak
usah jahil gitu deh tangannya.." tegur Lisa dengan nada jutek,
"hehee,, mungkin gak sengaja kecolek non,, soalnya ukurannya gede gitu,,
hehehe.."
"alesan aja,, dasarrr..." Meskipun mulutnya mengomel namun Lisa tak kunjung ingin
menyudahi kegiatan pak Yono yang terus meraba dan mengelus tubuhnya, bahkan
terkesan jika Lisa juga memang menikmatinya,
Pak Yono yang sudah semakin terangsang, tentu saja penisnya juga semakin
tegang dibalik celananya, dan tanpa disadari oleh Lisa ternyata pak Yono yang
merasa penisnya terperangkap di dalam sana, secara diam-diam sedang berusaha
membuka celana beserta celana dalamnya lalu dia turunkan hingga ke lutut, supaya
penisnya bisa terbebas, kemudian dengan perlahan-lahan pak Yono mencoba untuk
menurunkan kedua tali tank top dari pundak Lisa,.
"ishhh... Rese iihhh,... Mau ngapain lagi sihh pak,.??" Tegur Lisa ketika pak Yono
menurunkan bagian pundak tank topnya, bukannya melarang tapi Lisa malah
membiarkan kelakuan satpamnya itu,
"hehehe,, biar enggak menghalangi pundaknya non, kalo bisa sih tali yang ini di
lepas juga,, hehee.." ucap pak Yono sambil mencubit-cubit tali beha di pundak Lisa,
"iihh.. enak ajaa, enggak mau ahh.. udah sihh gini ajaa,," ucap Lisa sembari
menahan tank topnya yang sudah turun menggunakan lengannya,
“hehehe.. iya non, segini aja juga udah cukup kok, hehehe..” ucap pak yono
kegirangan, sebab kini dia bisa lebih jelas melihat payudara Lisa walaupun masih
tertutup behanya,
Pak Yono melanjutkan acara memijat Lisa tapi lebih tepatnya pak tua itu hanya
mengelus-elus dan menggerayangi ibu muda itu, elusannya berawal dari pundak lalu
perlahan-lahan maju ke depan dan mulai merayap turun ke bagian daging atas
payudara Lisa, menikmati kehalusan tiap jengkal daging kenyal yang berada di dada
ibu cantik itu,. "hemmm berani juga nih aki-aki,,awas aja, " Gumam Lisa dalam
hatinya,.
Sekali lagi Lisa berniat ingin mengulangi mengerjai pak Yono lagi seperti tadi,
dengan gerakan perlahan-lahan Lisa kembali mengarahkan tangannya ke belakang
tubuhnya, dia mencari tonjolan burung pak Yono, Lisa berniat meremasnya lebih
kencang lagi dari pada yang tadi untuk memberinya pelajaran, supaya pak Yono
kapok,.
Tapi tiba-tiba,
"aiihhhh,,, " Kali ini malah Lisa yang berteriak histeris karena sangat kaget,.
Ketika tangan Lisa ke belakang bermaksud ingin menggapai tonjolan di celana pak
Yono dan berniat untuk meremasnya, seketika malah dirinya yang dibuat sangat
terkejut, shock dan kaget karena ternyata yang dia pegang itu adalah permukaan
kulit kepala penis pak Yono yang sudah tidak dilapisi apa-apa lagi bersentuhan
langsung dengan tangannya,.
Lisa yang merasa sangat kaget, dirinya langsung terperanjat, dan tubuhnya menjadi
terlonjak ke depan, kemudian dia membalikkan badannya menghadap ke arah pak
Yono, sambil tangannya masih terus menahan tali tank topnya agar tidak benar-
benar turun dan melorot,.
"ehh.. maap,, maap non,," pak Yono sangat ketakutan sambil menutupi penisnya
dengan kedua telapak tangannya,
"pak Yono apa-apaan sih,,?? itu celananya kenapa di buka,,??"
Lisa sungguh sangat terkejut karena baru kali ini dirinya menyentuh kelamin pria
dewasa lain selain milik suaminya, walaupun baru kepalanya saja yang dia pegang,
sudah membuatnya sangat terkejut apalagi jika yang dia pegang itu bijinya yang
keriput, bisa-bisa tambah shock Lisa dibuatnya.
Kemudian Lisa merapikan kembali tali tank topnya sembari bangun dan duduk di
sofa, sedangkan pak Yono masih duduk di bawah sambil menutupi penisnya yang
masih tegang,,
"pak Yono itu celananya ngapain dibuka,? Mau macem-macem pasti ya kan,?” ucap
Lisa memasang wajah jutek,
"ampuun non,, maaf,, mana berani saya macem-macem sama non Lisa.."
"laaah teruss itu buktinya,,,"
"maaf non,, abisnya saya udah enggak tahan,, sakit punya saya keteken celana,
makanya saya buka,, lagian juga saya enggak nyangka bakalan dipegang sama non
Lisa,,"
Lisa mendengar penjelasan pak Yono sambil duduk di atas sofa dengan
menyilangkan kakinya, yang semakin memperlihatkan kaki jenjangnya yang sangat
putih, betisnya yang indah dan juga pahanya yang begitu mulus, hal itu tentu saja
malah semakin membuat penis pak Yono semakin tegang, Lisa juga menyilangkan
tangan di dadanya dan membuang mukanya malas untuk melihat pak Yono, karena
merasa sebal dengan kelakuan satpamnya itu barusan,.
"maapin saya yaa non,, beneran,, sumpah,, saya bukannya mau macem-macem
sama non Lisa,, tapi ini nih burung saya dari tadi tegang banget.. rasanya sakkkiiiit di
dalem celana,," pak Yono berusaha menjelaskan dan mencari alasan,
"alesan ajaa,... sakit kenapa coba,,???" Lisa masih terlihat jengkel, tapi matanya
sesekali melirik ke arah selangkangan pak Yono yang masih di tutupi dengan kedua
tangan, sebenarnya dalam hatinya ada rasa penasaran juga, ingin tau seperti apa
bentuk kemaluan laki-laki lain, apalagi yang sudah berumur seperti pak Yono, “pasti
aneh bentuknya,” pikir Lisa,
"sakit karena terus-terusan keteken di dalem celana non,, soalnya dari tadi berdiri
terus ini non,,"
"yaa kenapa bisaa,?"
"saya kan laki-laki normal non, mana mungkin enggak tegang liat non Lisa yang
cantik, badannya bagus, apalagiii... emmm...” pak Yono tampak ragu untuk
melanjutkan kalimatnya,
"apalagi apaaa,??"
"hemmm,,,, maaf ya non, apalagi pakaian non Lisa yang seksi gituu,, kelihatan
belahan dadanya yang sekel banget, ukurannya juga gede gitu, mana mungkin saya
enggak tegang non,," pak Yono menundukkan kepalanya takut jika Lisa akan
memarahinya,
Mendengar alasan pak Yono membuat Lisa perlahan-lahan hatinya mulai luluh dan
kasihan juga karena "burung pak tua itu sakiittt katanya." berkali-kali mendapat
pujian dari satpamnya, membuat Lisa merasa dirinya semakin percaya diri dan
merasa masih menarik, muncul ada perasaan aneh di dalam dirinya, apalagi pak
Yono bilang dadanya masih "sekel banget" padahal sebelumnya Lisa merasa jika
dadanya itu sudah agak sedikit kendur,
“alesan aja,, boong banget..” ucap Lisa, tapi nada bicaranya sudah tidak jutek
seperti tadi, sepertinya Lisa sudah mulai luluh,
Pak Yono menyadari kalau beberapa kali terlihat Lisa mencoba melirik-lirik ke arah
selangkangannya, membuat pak tua itu memberanikan dirinya untuk mencoba
merayu Lisa lagi, "beneran non, saya enggak boong, semua laki-laki juga pasti
bakalan tegang banget kalo bisa sedeket ini sama non Lisa,, cantik,, baik,, mulus,,
seksi,, apalagi belahan dadanya itu, menggodaaa banget,, jadi pengen-pegang,,
hehee.."
"iissshh... sembarangan aja pengen pegang-pegang,, enggak usah ngerayu deh
pak,, enggak mempan,," ucap Lisa pura-pura jutek lagi, walaupun dalam hatinya dia
sangat senang di puji-puji seperti itu,
"ini mah bukannya ngerayu non, tapi emang beneran,, suerrr dehh,, jangan marah
ya non,," pak Yono memelas, yang akhirnya membuat Lisa tak tega juga,,
"enggak,, dari tadi juga aku enggak marah kok,," jawab Lisa dengan nada sebalnya
yang malah membuat wajah cantiknya terlihat sangat menggemaskan,
Lisa masih duduk dengan menyilangkan tangannya dan kembali membuang
mukanya menghadap ke arah dapur, gemas dengan tingkah Lisa akhirnya pak Yono
memberanikan diri untuk perlahan-lahan sedikit melangkah maju menggunakan
kedua lututnya, dia mencoba menghampiri Lisa yang sedang duduk di atas sofa, pak
Yono yang posisinya masih di lantai mencoba untuk memegang paha Lisa, dan
mencoba untuk merayunya,.
"awas ihh,, ngapain sih pegang-pegang segala,," Lisa merajuk manja seperti
seorang gadis yang sedang ngambek, yang ogah di colek oleh pacarnya,
Saat pak Yono memegang pahanya, Lisa langsung menggoyangkan kakinya
sehingga membuat pak tua itu terdorong dan jatuh terduduk karena celananya
masih tersangkut di mata kakinya, “aduuuhh...” pak yono terduduk dan tidak sengaja
kedua kakinya jadi mengangkang, dengan batang penisnya yang masih berdiri
tegak, dia menahan tubuhnya dengan kedua tangannya ke belakang membuat
penisnya makin terlihat mengacung, seperti menunjuk-nunjuk ke arah Lisa,,
"iihhh... itu tuuh burungnya,,, tutupin iihhh,," Lisa kembali histeris sambil menutup
mukanya dengan kedua tangan, Lisa tak mau menatap penis pak Yono, omelan
yang seharusnya membuat pak yono takut tapi justru malah terdengar sangat manja,
Pak Yono yang tak mau menyerah, kemudian sambil berlutut dia maju lagi
menghampiri Lisa, pelan-pelan dia mencoba menarik tangan Lisa yang sedang
menutup muka, lalu menggenggamnya erat sambil matanya menatap ke arah wajah
Lisa, dan berkata pelan di hadapan wanita cantik itu,, "maapin saya ya non,, jangan
marah yaa,, nanti ilang lohh cantik nyaa,,"
Seketika pipi Lisa menjadi merah padam, dia tidak menyangka satpam kompleksnya
meskipun usianya sudah uzur tapi ternyata masih bisa romantis juga, di dalam
hatinya Lisa juga sebenarnya merasa bersalah karena awalnya memang dia yang
sengaja menggoda dan memancing-mancing nafi pak Yono, tapi dirinya tak
menyangka jika kejadiannya akan seperti ini,,
"gombal mulu nihh dari tadi,, lagian itu burungnya bukan di tutupin,, kayak bagus
aja.."
"naahh gitu donk senyum, kan jadi makin cantik,, hehehe..."
“huuuhhh... gom... bal...”
“non Lisa enggak marah lagi kan,?”
0 Komentar