Pak Yono
.
.
Hingga pada akhirnya Ucup pun tiba di pos depan dengan motor matic barunya, dan
yang terjadi pada sepeda motor butut pak Yono saat di kick starter untuk yang ketiga
kalinya, motornya masih tetap belum juga mau menyala,.
"lohh... pak Yono gak jadi ke rumah pak Alex,?" tanya Ucup merasa heran karena
pak Yono masih berada di dekat posnya,
"belum juga jalan saya cup, ini motor enggak mau nyala," jawab pak Yono yang
nafasnya ngos-ngosan juga di keningnya sudah mulai berkeringat,
"yaudah.. kalo gitu pak Yono pake motor saya aja dulu nih, mesinnya masih gress ini
mah, hehe.."
"oke cup,. pinjem dulu bentar yaa,"
"iyaa pak Yon, selowww.."
Teloleng teng tung teng tung....
Drrrttttt.... Drrrttttt.... Drrrttttt....
Teloleng teng tung teng tung....
Drrrttttt.... Drrrttttt.... Drrrttttt....
Teloleng teng tung teng tung....
Drrrttttt.... Drrrttttt.... Drrrttttt....
Baru saja dia hendak menaiki sepeda motor ucup, tiba-tiba terdengar lagi nada
panggilan telepon masuk di HP pak Yono, dan ternyata Alex yang menelepon,.
Y: hallo pak Alex,
A: iya hallo pak Yono, enggak jadi sekarang, kata istri saya besok aja,
Y: besoknya jam berapa ya pak Alex,?
A: agak sorean aja kesininya,
Y: palingan besok saya bisa ke sananya sekitar jam tiga-an,.
A: oh iya gapapa, Terima kasih pak Yono,.
Y: iya sama-sama Pak Alex,.
Kemudian Pak Yono mengantongi ponselnya dan menyusul ucup ke dalam pos yang
sedang menyeduh kopi,.
"kenapa Pak yon,? kok enggak jadi,?" tanya ucup,
"iya cup, besok sore aja katanya,"
"oohhh,... emangnya borongan apaan sih pak,?" tanya Ucup lagi,
"tadi sih kata Pak Alex, saya disuruh buangin kardus,."
"oohhh... kalo kata saya sih, daripada di buang mendingan kita kilo-in aja Pak Yon,
kan lumayan tuh ada duitnya,"
"ya liat besok aja deh cup, nanti saya tanyain dulu sama Pak Alex boleh apa enggak,
lagian kita belum tau juga kan itu kardusnya ada banyak apa sedikit,."
"oohhh,.. ini mau saya bikinin kopi sekalian,?" tanya ucup yang sedang mengaduk
kopi,
"iya boleh cup,."
Kemudian mereka duduk saling mengobrol, menikmati sore dengan kopi hitam dan
rokok kretek,.
.
*****
.
Yusuf atau biasa di panggil Ucup,.
Adalah seorang pemuda yang walaupun parasnya jauh dari kata ganteng tapi dia
adalah anak muda yang sopan,
Tidak lulus smp,.
Terpaksa berhenti sekolah karena faktor ekonomi,.
Perawakannya kurus dan kulitnya agak gelap,.
Sebelumnya, dia bekerja sebagai orang yang mengatur lalu lintas di perempatan
jalan dengan gaji harian sesuai isi kalengnya,.
Ikut bergabung menjadi pasukan security perumahan karena diajak oleh pak Yono,.
Pak Yono,
Pria tua yang umurnya sekitar lima puluh tahunan lebih,.
Kulitnya sawo matang dengan uban yang sudah mulai memenuhi kepalanya,.
Puluhan tahun menjadi security, bisa di bilang dia itu termasuk angkatan pertama,
dari awal komplek perumahan ini baru jadi,.
.
*****
.
Awal kepindahan Alex dan Lisa tidak ada yang istimewa di mata Pak Yono, karena
menurutnya mereka sama seperti penghuni yang lain, keluarga kaya, banyak uang,
rumah yang besar, mobil bagus, suami tampan dan istri yang cantik itu hal yang
sudah biasa dia lihat di lingkungan kompleks perumahan tempat dimana dia
bekerja,.
Tapi pandangannya itu berubah ketika dia menyaksikan untuk pertama kalinya Lisa
keluar rumah dengan pakaian seksinya, yang kala itu Lisa sedang berlari pagi, sejak
saat itu pandangannya terhadap Lisa mulai berubah, ibu muda cantik jelita satu anak
itu pun menjadi wanita yang istimewa di mata pak Yono,.
Pernah pada suatu minggu pagi, kala itu pak Yono kedapatan shift malam, setelah
berjaga dan begadang semalaman suntuk, matanya terasa sudah agak mengantuk,
mungkin menyeduh secangkir kopi bisa menghilangkan sedikit rasa kantuknya,
ketika tangannya sedang mengaduk-aduk kopinya, tak sengaja dia menoleh ke
belakang dan dari di kejauhan terlihat Lisa sedang berlari pagi, wajahnya yang
cantik, rambut yang diikatkan ke belakang, seketika membuat pak Yono langsung
terpesona hingga membuat rasa kantuknya pun hilang seketika,.
Dari kejauhan pak Yono bisa melihat buah dada Lisa yang memantul-mantul saat
sedang berlari membuat matanya sulit untuk berkedip, mulutnya sulit menutup,
celananya pun menjadi sesak, semakin lama Lisa berlari semakin mendekat ke arah
pos satpam, pemandangan indah dari tubuhnya pun terlihat semakin jelas, sehingga
membuat celana pak Yono terasa semakin menjadi sesak, hingga akhirnya Lisa
berlari melintasinya,
Pemandangan indah bagian depan tubuh Lisa berganti dengan bagian belakang
tubuhnya yang tak kalah indah, tapi lama kelamaan Lisa pun berlari semakin
menjauh,.
Setiap kedapatan jadwal jaga di hari minggu pagi, sudah pasti Pak Yono selalu
bersiap berada di luar posnya duduk menunggu untuk bisa melihat Lisa yang
sedang lari pagi, pak Yono memanjakan matanya dengan menyaksikan montoknya
buah dada Lisa yang seakan melompat keluar dari pakaian olahraganya yang ketat
dan sangat seksi di matanya, juga betapa bulat dan padatnya pantat Lisa yang
bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan, indahnya pemandangan pagi itu dia nikmati
bersama dengan secangkir kopi dan sebatang rokok,.
.
*****
.
Kembali ke hari ini, Ucup dan pak Yono sedang berada di dalam pos jaga pintu
utama komplek perumahan, jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul delapan
malam, mereka berdua sedang bersiap-siap untuk pulang sembari menunggu shift
berikutnya yang mungkin sebentar lagi akan datang,
"cup entar pulangnya tolong dorongin motor saya ya,." pinta pak Yono,
"iya siaap... tenang aja Pak yon,."
"tapi enggak langsung pulang, kita mampir ke bengkel dulu ya,."
"emang itu motor apanya yang rusak pak,?" tanya Ucup,
"yaa ituu..."
"itu apanya pak,??"
"yaa itu justru saya juga enggak tau, makanya entar kita bawa ke bengkel, biar di
periksa,"
"haahayy dehh... saya kira mah pak Yono tau, tapi setau saya kalo jam segini mah
biasanya udah pada tutup bengkelnya pak, emang masih ada yang buka.?" tanya
ucup lagi,
"adaa,... bengkel yang di depan gang rumah saya buka ampe malem cup, tapi
palingan juga nanti saya titipin aja dulu di situ, besok siang baru saya ambil,." pak
Yono menerangkan,
"oohh,. yaudah klo gitu mah, nanti abis naro motor di bengkel, pak Yono pulangnya
sekalian saya anterin sampe rumah,."
"makasih ya cup, enggak enak saya jadi ngerepotin,."
"yailaah,.. santai aja kali pak, kayak sama siapa aja pak Yon,."
.
*****
.
Keesokan harinya,
Setelah malam yang melelahkan, Lisa bangun pagi dengan semangat, karena dia
tahu bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga sudah pasti akan ada banyak
pekerjaan yang harus dia lakukan, sudah menjadi kebiasaan Lisa setelah menikah
jika tidur selalu mengenakan gaun tidur yang tipis dan seksi,.
Seperti pagi ini Lisa bangun tidur terlihat masih dengan gaunnya yang memiliki
belahan dada sangat terbuka dan bahannya yang tembus pandang, samar-samar
menerawang memperlihatkan warna kulitnya yang putih mulus, gaunnya yang
berwarna putih senada dengan celana dalamnya yang juga berwarna putih dihiasi
dengan renda-renda menambah kesan seksinya,.
Pertama-tama, dia pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membasuh
mukanya, kemudian dia membangunkan suaminya untuk mandi, setelah Lisa
menyiapkan pakaian dan perlengkapan untuk suaminya bekerja, tidak lupa dia
memeriksa keadaan putranya yang juga masih tertidur, barulah kemudian dia turun
ke lantai bawah menuju dapur dan mulai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan
suaminya, kemudian mereka pun menikmati sarapan pagi mereka bersama-sama,.
Setelah suaminya berangkat bekerja, Lisa merapikan sisa-sisa sarapan mereka,
selesai mencuci piring Lisa bersiap untuk pergi mandi dan merapikan diri, malas
untuk naik lagi ke kamar tidurnya, Lisa memilih untuk menuju kamar mandinya yang
berada di lantai bawah yang posisinya berdekatan dengan dapur,.
Di dalam kamar mandi, Lisa mulai melepaskan gaunnya dan menggantungnya di
gantungan yang ada di dinding, sejenak dilihatnya dari pantulan cermin dia
memperhatikan dirinya, dia memegang kedua buah dada nya dan di angkat-angkat
dengan kedua tangannya, "hemmm... Ini udah mulai kendur" Lisa bergumam,.
Kemudian Lisa memutar-mutar badannya untuk memperhatikan lekuk tubuhnya,
Lisa menepuk-nepuk daging pantatnya, "kalo yang ini kayaknya masih kenceng"
Lisa kembali bergumam, tersungging senyum di bibirnya menandakan masih ada
sedikit rasa percaya diri dengan bentuk tubuhnya "harus lebih sering olah raga lagi
nih kalo gitu, biar tambah kenceng, hihihi,."
Kemudian Lisa menarik kedua sisi karet celana dalamnya dan melepaskannya, baru
saja Lisa menggantung celana dalamnya, tiba-tiba dari dalam kamarnya terdengar
suara tangisan bayinya, dengan terburu-buru Lisa memakai handuknya dan dengan
tergesa-gesa dia menaiki anak tangga ke lantai atas menuju kamarnya, melihat
bayinya yang sedang menangis, yang terbangun mungkin karena merasa haus,.
"Cuph,,, cuph,,, cuph,,, duuuuhhh kaciaann anak mamaa,," ujar Lisa sembari
mengangkat dan menggendong bayinya, kemudian dibawanya menuju ke
ranjangnya dan dibaringkan untuk di susui, Lisa berbaring dengan posisi
menyamping lalu menyusui bayinya dengan lembut, sambil tangannya membelai-
belai rambut putranya dengan pelan dan penuh kasih sayang,.
Beberapa saat kemudian bayinya sudah kembali tertidur, namun ternyata Lisa pun
mulai ikut mengantuk, terlihat mulutnya beberapa kali menguap, tanpa disadari
akhirnya Lisa pun ikut ketiduran di samping bayinya yang bibirnya masih menempel
di puting payudara Lisa,.
Lisa tertidur dalam keadaan telanjang, tubuhnya hanya dia tutupi selembar handuk
saja, karena tadi dia memang belum sempat untuk mandi dan belum berganti
pakaian, padahal hari ini Lisa berencana untuk melanjutkan membereskan
rumahnya,.
Sedangkan Pak Yono, sudah ada janji dengan Alex, siang ini akan datang untuk
membantu merapikan tumpukan kardus di rumahnya,.
.
*****
.
Lisa terbangun karena merasakan ada yang bergerak-gerak menyentuh dadanya,
ketika Lisa membuka matanya ternyata bayinya sudah bangun, dilihatnya jam di
dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi,.
" eeeh,, anak mama udah bangun,."
" bau apa niihhh,..?"
" siihh.. eek yaaa,... "
" iihhh.. bau ihhhh,.... "
Sambil tersenyum Lisa terus berbicara sendirian kepada anaknya, sedangkan
bayinya hanya tertawa dan menyahut dengan bahasanya sendiri, seolah mengerti
apa yang di ucapkan oleh sang ibu, kemudian Lisa mengangkat bayinya dan
membawanya ke kamar mandi, untuk membersihkan sekaligus memandikannya,.
"emphhh,.. Yuk mandi yuuuukkk,... " ucap Lisa sambil mengangkat bayinya,
"biar tambah ganteng,, tambah cakep,, tambah wangiiii,." Ucap Lisa tersenyum
bahagia,
.
*****
.
Di sebuah gang di perkampungan di tengah-tengah kota, terlihat Pak Yono sedang
berjalan kaki dari kontrakannya menuju bengkel yang jaraknya lumayan jauh yang
lokasinya berada di pinggir jalan raya, di tengah perjalanan dia bertemu temannya
yang berprofesi sebagai tukang rongsok/ jual beli barang bekas yang sedang
beristirahat di warung kopi di pinggiran gang itu.
Pak Juki namanya, usianya hampir sama dengan pak Yono mungkin sedikit lebih
tua, Sama-sama merantau, sama-sama tinggal mengontrak dan tinggal di
perkampungan yang sama tapi di dalam gang yang berbeda,.
"woyyy.. Pak yon tumben jalan kaki,. Mau kemana,?," pak juki berseru memanggil
pak Yono,
"ehh.. iya nihh pak Juki, mau ke bengkel, mau ambil motor," jawab pak Yono
menghentikan langkahnya,
"Oalahh,... Mampir dulu sini,. temenin saya ngopi dulu,.." panggil pak juki lagi,
"ooh iya iya terima kasih,, mau ambil motor dulu,."
"yaudah kalo begitu, dari bengkel kesini lagi ya, saya tunggu,."
"iyaa pak juki, gimana entar aja, liat motor nya dulu udah beres apa belum,." jawab
pak Yono,
"oohh yowes lahh kalau begitu.."
Kemudian pak Yono melanjutkan perjalanannya menuju bengkel,.
.
*****
.
Di kediaman Lisa,
Masih di dalam kamarnya, setelah acara mandi bersama dengan sangat bayi,
terlihat Lisa sedang bermain dan bercanda dengan bayinya yang sudah
dimandikannya dan tentunya juga sudah rapi, Lisa yang tampak ceria sedang
menegur-negur bayinya sambil mereka terkadang tertawa-tawa bersama, seolah-
olah bayinya mengerti dengan apa yang dia ucapkan,
Dari luar jendela terlihat hari semakin siang dan dia ingat bahwa hari ini Pak Yono
akan datang ke rumahnya untuk membantunya merapikan kardus-kardus yang
tertumpuk di belakang, kemudian Lisa meletakkan bayinya di tempat tidur bayi
bersama dengan mainannya,
Hari ini Lisa memutuskan untuk memakai pakaian yang lebih santai karena hari ini
cuaca cukup panas, dia mengenakan tank top rumahan yang memperlihatkan
belahan dadanya, dan celana pendek sepaha berwarna putih memperlihatkan
bentuk kakinya yang indah dan juga memperlihatkan paha mulusnya yang juga
berwarna putih bersih senada dengan celana pendeknya,
Menurut Lisa, cara berpakaiannya itu dia anggap biasa-biasa saja, tapi tidak bagi
laki-laki yang belum pernah melihatnya, hari ini Lisa memakai pakaian minim
tujuannya agar tidak merasa kegerahan, karena hari ini Lisa ingin melanjutkan
pekerjaannya untuk membersihkan rumah, memilah barang-barang yang sudah
tidak terpakai dan juga menyortir barang-barang bekas sebelum Pak Yono datang,.
Sebelum turun ke lantai bawah, Lisa terlebih dahulu merapikan dan membersihkan
kamarnya beserta tempat tidurnya sebelum memulai untuk melanjutkan
pekerjaannya membereskan rumah, setelah kamarnya terlihat rapi dan sudah
bersih, barulah kemudian Lisa turun ke lantai bawah, menuju kamar utama di lantai
bawah yang mereka gunakan untuk menyimpan barang-barang mereka sementara,
karena mereka belum memiliki gudang jadi dengan terpaksa kamar utama di lantai
bawah yang mereka pakai,
Lisa mengeluarkan beberapa tas besar yang berisi pakaian, kotak-kotak berisi
sepatu, dan mengeluarkan beberapa kardus-kardus yang berisi barang-barang yang
lain, Lisa memilih yang tidak terlalu berat, Lisa membawanya satu persatu menuju
ke ruang tamu, Lisa memulai dengan membuka tas yang berisi pakaian, memilah
mana yang ingin dia sumbang kan dan mana yang masih ingin dia simpan,
.
*****
.
Di tempat lain,
Ketika pak Yono tiba di bengkel ternyata motornya yang semalam tidak kunjung
hidup ternyata sudah beres diperbaiki sejak tadi pagi, hanya ada kerusakan kecil
yang dengan mudah dapat di tangani oleh pihak bengkel dalam waktu yang cukup
singkat, begitulah kata bengkelnya, setelah Pak Yono menyelesaikan
administrasinya kemudian dia melihat jam tangannya dan ternyata waktu siang itu
baru menunjukkan pukul setengah dua belas siang,.
" Waduuuh.. kalo ke rumah Pak Alex jam segini kayaknya enggak enak, soalnya
sebentar lagi kan waktunya jam makan siang, nanti dikiranya saya mau numpang
makan,." ucap pak Yono dalam hati, akhirnya Pak tua itu memutuskan untuk kembali
ke warkop menemui kawannya yang bernama Pak Juki, ketika sampai di sana dia
memarkirkan motornya persis di samping gerobak milik Pak Juki,.
"gimana udah beres,? Apanya yang rusak,?" tanya pak juki saat pak Yono duduk di
sampingnya,
"udah tuh,, cuma anuannya kurang anu kata bengkelnya,."
"oooohhh, ternyata itunya," ucap Pak Juki mengangguk padahal dia pun enggak
ngerti,
"ehh.. neng Dina makin cantik aja,, bapak minta kopi item ya,." ucap pak Yono
menyapa penjual warung tersebut yang bernama Dina,
"ahh.. bisa aja nih pak Yono," jawab Dina tersenyum manis, lalu segera membuatkan
kopi,
"emang bener, kalo enggak percaya tanya aja nih pak juki, ya kan pak,?" ujar pak
Yono,
"iyaa betul neng, makanya bapak betah lama-lama di sini, hehehe.." jawab pak juki,
"tau ahh.. nih kopinya pak yon," ucap Dina sambil tersenyum menanggapi guyonan
kedua kakek-kakek genit di depannya,
"heehee.. iyaa, makasih ya neng,,"
"sama-sama pak yon," jawab Dina,
"tumben enggak keliling pak Juki,??" tanya pak Yono,
"cuaca lagi panas banget pak Yon, kebetulan kemarin juga dapet rejeki lebih, kan
sekarang saya setiap hari minggu dapet kerjaan rutin bersihin taman,." jawab pak
juki,
"yaa berarti enak donk pak dapet sampingan,"
"lumayan lah buat beli beras,, hehehe.."
Kemudian mereka melanjutkan acara bincang-bincang ngalor ngidul, pak Yono pun
menceritakan hari ini ada kerjaan membersihkan kardus-kardus di kompleks tempat
dia bekerja dan berencana ingin menjualnya ke pak Juki,
Karena keasikan berbincang sehingga tak terasa waktu berlalu dan jam menunjukan
sudah pukul setengah dua siang, pak Yono pun memutuskan untuk segera
berangkat menuju rumah Lisa,.
"neng Dina, ini jadi berapa,? Kopi itemnya satu, sama tadi gorengannya empat,"
tanya pak Yono pada Dina,
"udah biarin pak, hari ini saya yang bayarin,." ucap pak juki sebelum Dina sempat
menjawab,
"yang bener pak,?? tumben nih, jadi enggak enak saya,." Ujar pak Yono,
"iya gapapa pak yon, lagian juga kan enggak tiap hari, hehehe.."
"Yasudah kalo begitu, terima kasih traktiran nya, maaf banget nih saya tinggal dulu,
soalnya masih ada urusan, hehehe.."
"iyaa, sama-sama Pak, kapan-kapan kan bisa gantian hahahaa..."
"hahahaa.. iyaa nanti kapan-kapan kita ngopi lagi di sini,.. mari pak Juki, neng
Dina.." ujar pak Yono undur diri,
"marii pak Yono..."
Pak Yono pun langsung bergegas menuju ke rumah Lisa dengan mengendarai
sepeda motor bututnya yang baru pulih sehabis diperbaiki,.
.
*****
.
Terlihat Lisa berada di ruang tamunya sendirian, duduk di lantai sedang memilah-
milah barang-barang yang ingin dia simpan dan juga mengumpulkan barang-barang
yang sudah tidak terpakai, sambil menata ulang dekorasi dan hiasan-hiasan
rumahnya, butiran-butiran keringat mulai muncul di keningnya,.
Ting.... Tong.... "Permisiiiii,...... "
Ting... Tong.....
Lisa : iya sebentaaarrr,....
Lisa menghentikan kegiatannya dan melangkah keluar membuka pintu rumahnya
untuk melihat siapa yang datang, dari teras rumahnya Lisa bisa melihat orang yang
datang dan membunyikan bel adalah pak Yono yang sudah tiba di depan pagar
rumahnya,.
"permisi non, kemaren saya di telepon pak Alex, katanya saya disuruh dateng
kesini," ucap pak Yono dari depan gerbang,
"oohh... ini pak Yono ya,.?" tanya Lisa yang masih berdiri di teras rumah,
"iya betul non, saya Yono, security.."
"oohh.. iyaa.. sebentar yaa paak," kemudian Lisa segera menuju pintu gerbangnya
untuk membukakan kunci,
"mari masuk pak,." ucap Lisa tersenyum ramah sembari membukakan pintu
pagarnya dan mempersilahkan pak Yono untuk masuk,.
Pak Yono yang memang dari awal sudah grogi akan bertemu dengan Lisa, ketika
pintu gerbang itu mulai terbuka dia langsung terpesona melihat penampilan Lisa
yang kala itu mengenakan pakaian cukup seksi di matanya, tank top berwarna putih,
berbahan tipis yang memiliki belahan dada cukup rendah dan terbuka, membuat pak
Yono makin terbengong-bengong dan tatapan matanya tak mau lepas menatap ke
arah dua buah bulatan sepasang daging kenyal di dada Lisa,.
Lisa tentu saja menyadari hal itu, sebenarnya dia ingin tertawa melihat tampang pak
Yono yang menurutnya kelihatan sangat lucu sedang berdiri melongo di depannya,
Lisa pun akhirnya beberapa kali berdehem untuk menyadarkan satpamnya itu,.
"ehmm.. Ehmm,.. pak Yono,. Pak,. Pak,. Mari masuk,. Pak,."
"ee..eh,..iya,, iya,, mari bu,, ehh,, non,, terima kasih.." Pak Yono tergagap-gagap
karena sedikit kaget,
"hihihihi,.. di ajakin ngomong kok malah bengong sih pak,” Lisa tertawa kecil melihat
tingkah pak Yono,
"hehe.. iya maaf non,." ucap pak Yono takut-takut,
"iyaa gapapa, wajar kok pak namanya juga laki-laki, hihihiii.." jawab Lisa yang malah
meledek,
Awalnya pak Yono mengira jika Lisa seperti kebanyakan penghuni di sini, yang
biasanya jutek ataupun galak, akan tetapi ternyata dugaannya salah besar setelah
bertatap langsung dengan ibu muda cantik itu,
"oiya non,. Kemarin kata pak Alex saya di minta angkutin kardus ya,??" tanya pak
Yono,
"ooh iyaa bener pak,.. kardusnya udah aku kumpulin kok di belakang, itu motornya
sekalian di bawa masuk aja dulu pak,."
"oh iya non,." Pak Yono mendorong motornya masuk menuju garasi, kemudian Lisa
menutup kembali pagar rumahnya,.
"ayo pak, biar aku tunjukin tempatnya."
"iya mari non,"
Kemudian Lisa berjalan lewat samping rumahnya menuju halaman belakang untuk
menunjukkan posisi tumpukan kardusnya, pak Yono mengikutinya dari belakang
yang tentu saja mata pak tua itu tidak bisa lepas untuk terus memperhatikan
goyangan pantat Lisa yang bulat dan sangat menggoda,.
"naah.. itu pak kardus-kardusnya,." ucap Lisa langsung menoleh ke belakang
menghadap pak Yono ketika mereka berdua tiba di belakang rumah, sambil
tangannya menunjukkan posisi tumpukan kardus,
“eehh.. ohh...” pak Yono langsung terkaget dan segera mengalihkan pandangannya
karena takut tertangkap basah sedang memperhatikan bokong semok Lisa,
“kenapa sih pak, kok kaget gituu..?”
"eehh.. anuu.. non, itu kardusnya ternyata lumayan banyak juga ya non, sayang kalo
di buang,." Jawab pak Juki beralasan,
"yaa terus,??? aku juga buat apa daripada numpuk gitu,."
"emm.. kalau boleh, itu kardus-kardusnya saya jual aja gimana non,?"
"kalo aku sih terserah pak Yono aja gimana baiknya, kalo aku sih yang penting di situ
beres, rapih, sama enggak ada lagi tumpukan kardus,"
"oke siap non pokoknya soal itu mah beres, nanti sampah-sampahnya juga biar
sekalian saya yang bersihin,. hehe.."
"beneran ya pak,? aku gak nyangka pak Yono ternyata orangnya baik banget,
hihihiii.."
"iyaa beneran donk non, hehehe... buat non Lisa apa sih yang enggak, kalo perlu
seisi rumah ini biar saya yang bersihin juga, hehehe,."
"hihihiii,.. Bisa aja deh pak Yono, udah tua juga, nanti kalo pingsan aku juga kan
yang repot, hihihiii,,," ledek Lisa,
"saya mah keliatan nya doank non udah tua, tapi masih kuat kalo urusan makan,
hehehe,.."
"iya deeh iyaaa,, udah ah becanda mulu, kapan kerjanya, oiya pak kalo yang ini
udah selesai nanti tolong ke dalem ya, bantuin aku beresin barang,."
"oohh...okee siap non, nanti saya langsung nyusul ke sana,."
"yaudah kalo gitu aku tinggal masuk dulu ya pak,." ujar Lisa yang kemudian masuk
ke dalam rumah sambil terus tersenyum lebar karena merasa cukup terhibur oleh
candaan-candaan ringan dari pak satpamnya itu, "Lucu juga ternyata pak Yono ini,
hihihiii,," gumam Lisa dalam hati, kesan pertama yang dia rasakan setelah bertemu
dengan pak Yono menurut Lisa ternyata pak Yono adalah orang yang baik, ramah
dan juga menyenangkan,.
Pak Yono memulai pekerjaannya dengan melipat-lipat kardus-kardus agar lebih
ringkas, kemudian diikat dan dirapikan, lalu dia lanjutkan dengan mulai
memindahkannya sedikit demi sedikit ke depan rumah, terlihat beberapa kali pak
Yono bolak balik karena memang jumlah kardus dan kotak-kotaknya lumayan
banyak, kemudian di susun menjadi tumpukan yang lebih rapi, tidak lupa dia
membersihkan debu dan sampah yang tercecer dari sisa-sisa tumpukan tadi dan
kemudian membuangnya ke tempat sampah,.
Selesai dengan tugasnya di teras belakang, kemudian pak Yono bergegas lanjut
untuk membantu Lisa, sebelum masuk dia terlebih dahulu mengetuk pintu rumah
Lisa yang sedari tadi memang sengaja di biarkan terbuka, pak tua itu masih menjaga
sopan santun dan tidak asal nyelonong masuk tanpa meminta ijin tuan rumah
terlebih dahulu,.
"Tok...tok... Tokk... permisi non,."
"iyaa pakk.. siniii.. masuk ajaa,, gapapa.." Lisa sedikit berteriak dari dalam,
Ketika sudah berada di dalam rumah, Pak Yono melihat Lisa sedang duduk di lantai
ruang tamu, masih sibuk merapikan barang-barang yang terlihat masih berantakan,
dengan posisi pak Yono yang berdiri dan posisi Lisa yang sedang duduk, tentu
belahan dada Lisa terlihat semakin jelas dari atas karena model bajunya yang cukup
terbuka, dan paha putih mulusnya juga terlihat semakin jelas karena Lisa memakai
celana yang cukup pendek yang hampir memperlihatkan lipatan daging pantatnya
saat dia sedang duduk,.
"jangan bengong aja pak, nanti kesurupan loh,, hihihiii,," goda Lisa,
"eehh iya non, maaf,,"
"yaudah sini bantuin aku beres-beres,,"
Lisa menyambutnya dengan senyuman, kemudian pak Yono duduk berseberangan
dengan Lisa yang di batasi oleh tas-tas dan tumpukan barang-barang di tengah
mereka,.
Melihat pemandangan Lisa yang duduk di depannya yang terlihat begitu seksi di
matanya, membuat celana pak Yono menjadi sesak dan membentuk tonjolan di
selangkangannya, takut terlihat oleh Lisa, buru-buru pak Yono menutupnya dengan
tumpukan pakaian bekas yang ada di dekatnya,.
"ini baju masih pada bagus-bagus mau di apain non,?"
"tumpukan yang deket pak Yono itu pakaian-pakaian yang udah enggak di pakai lagi,
naah kalo yang masih di pakai udah aku pisahin di tumpukan yang ini,."
"mau dibuang non,.?" tanya pak Yono heran,
"ya enggak dooonk,.. Makanya pak Yono aku minta dateng kesini supaya bisa
bantuin, yang ini aku mau rapihin, Naah yang tumpukan itu nanti pak Yono masukin
ke kardus itu, nanti boleh bapak bawa pulang,." ujar Lisa menerangkan,
"kalo kata saya sih masih bagus-bagus semua non, beneran ini boleh di bawa,?"
tanya pak Yono lagi,
"iya beneran paak,.. makanya kan sayang kalo di buang,. atau bapak pilihin aja dulu
yang mau dibawa pulang, nanti sisanya kan bisa bapak bagi-bagi deh ke temen-
temen atau tetangga."
“oohh.. iya deh non, asiik punya baju baru, hehehe..” ucap pak Yono langsung
memilih-milih pakaian yang sekiranya pas dengan ukuran badannya, dan tentu saja
sambil matanya itu terus curi-curi pandang ke belahan dada dan ke arah paha Lisa
membuat celananya jadi terasa semakin sesak,
Lisa yang menyadari tatapan pak Yono kemudian melemparkan kaos bekas ke
wajah pak Yono sambil berkata " matanya,." yang tentu saja membuat pak Yono
kaget dan sedikit malu karena ketahuan sedang curi-curi pandang,
"ma,,maap non.. Hehehe," sambil menggaruk kepalanya,
"lagian dari tadi ngeliatin apaan sih pak sampe segitunya,? Hihihiii.."
"enggak kok non,. gak ngeliatin apa-apa, hehee.."
Tentu saja sebenarnya Lisa juga tahu apa yang sedari tadi di perhatikan oleh Yono,
dan karena merasa terus terusan di perhatikan seperti itu, akhirnya muncul ide iseng
di pikiran Lisa untuk sedikit memberikan pelajaran kepada pak tua yang sedang
berada di depannya saat ini,
" Aaaahhhh,,, selesai juga,, akhirnyaaahhh,...." Lisa memulai aksinya dengan
berpura-pura merenggangkan badannya, lalu mengangkat kedua tangannya ke atas
memperlihatkan ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu, lalu mengeretakan jari-
jarinya "kretek,,kretekk,,"
" Eemmmhhhh,,,,,," Dengan mata terpejam, Lisa menggeliat kan badannya dengan
gerakannya yang dibuat perlahan-lahan seperti orang yang baru bangun tidur, tentu
saja gerakan seperti itu membuat buah dadanya terlihat jadi semakin membulat,
kencang membusung, menyaksikan hal itu membuat pak Yono seketika jadi
melongo dan beberapa kali menelan ludahnya, dalam lamunannya dia melihat Lisa
yang berada di depannya seperti sedang memberikannya pertunjukan yang sangat
erotis dan sangat menggoda,.
Kemudian "aahhhhh..... " suara desahan keluar dari mulut Lisa dengan nada yang
terdengar sangat manja menggelitik telinga pak Yono,
“glekk.. “ pak Yono menelan ludahnya sendiri, pak tua itu semakin belingsatan
menyaksikan adegan yang ada di depannya,
0 Komentar