Kontrakan saksi bisu,
.
.
Di rumah itu, Ucup dan lisa terlihat sedang berbincang di dalam garasi, ucup yang
sudah bersiap duduk di atas motornya sedangkan lisa berdiri di sampingnya, karena
malam semakin larut dan hujan pun sudah reda ucup berencana ingin pulang,.
Sebelum ucup pulang, Lisa bertanya, "cup, besok kamu sibuk gak,??"
"kebetulan besok saya libur kerja, di rumah juga gak ngapa-ngapain, emangnya
kenapa ya bu,?? "
Lisa menjawab dengan malu-malu, "emm.. gimana kalo besok kita jalan-jalan lagi,?
mungkin kita bisa pergi ke taman atau kemana gituu"
Ucup merasa sangat senang mendengarnya. "emm bolehh.. saya juga seneng
banget bisa ngajak bu lisa jalan-jalan, besok bu lisa mau dijemput jam berapa,??"
"enaknya sih sore-sorean aja cup, biar gak panas, sekalian ngajak dede bayi jalan-
jalan,,"
"emm.. oke dehh kalo gituu besok saya jemput,, kalo gitu saya pamit ya buu,
mumpung ujannya berenti,, "
Lisa tersenyum, "yaudah kalo gituu, hati-hati ya cup, nanti sampe rumah jangan lupa
kabarin aku,,"
"iyaa bu lisa sayaaang... mmmuachh... " ucup mencium pipi lisa kemudian dengan
sepeda motornya, ucup meninggalkan garasi menuju keluar gerbang meninggalkan
rumah lisa, dan Lisa terus melambaikan tangannya melepas kepergian ucup,.
Ucup sebenarnya merasa berat hati untuk berpisah dengan lisa malam ini,
pertemanan yang baru saja mereka jalin kini membuat mereka menjadi semakin
dekat, dan telah tumbuh menjadi persahabatan yang lebih indah, ucup tidak sabar
menantikan hari esok bersama Lisa, dalam perjalanan pulang, dia tersenyum dan
merasa beruntung memiliki seorang teman sekaligus sahabat yang sebaik Lisa
dalam hidupnya,.
Setelah ucup menghilang dari pandangan, lisa lantas mengunci pintu gerbangnya,
kemudian kembali masuk ke dalam rumah untuk beristirahat,.
.
*****
.
Keesokan harinya,
Ucup telah lama mengagumi Lisa, seorang wanita cantik yang tinggal di perumahan
tempat dia bekerja sebagai petugas keamanan, mereka kini telah menjalin
hubungan persahabatan dan telah melewati beberapa momen intim bersama, Ucup
merasa bahwa persahabatan mereka semakin erat,.
Hari ini, ucup sudah berjanji akan menjemput lisa sore ini untuk mengajaknya pergi
jalan-jalan ke taman bersama bayinya, ucup merasa sangat senang bisa mengajak
wanita pujaannya itu berjalan-jalan di taman, bermain bersama bayinya, dan
menikmati sore yang indah, ucup sudah bersiap-siap sepanjang hari ini, dia
membersihkan motornya dan memilih pakaiannya yang bagus, karena baginya ini
merupakan pengalaman pertama dirinya bisa berkencan dengan seorang wanita,
meskipun pada kenyataannya wanita tersebut sudah milik orang lain,
*Sementara itu di kediaman Lisa,
Sambil menunggu ucup yang sudah berjanji akan datang ke rumahnya untuk
menjemput, lisa juga sedang bersiap-siap bersama bayinya untuk pergi jalan-jalan
sore yang menyenangkan, sejak hari pertama kepindahannya di rumah barunya ini,
dia memang belum sempat untuk mengajak bayinya jalan-jalan keluar rumah, jadi ini
adalah momen pertama lisa bersama bayinya dilingkungan baru mereka,
Saat matahari mulai merunduk, sesuai waktu yang mereka sepakati, ucup akhirnya
tiba di rumah Lisa, dia memencet bel dan menunggu di luar pagar, ucup tersenyum
renyah ketika akhirnya melihat Lisa keluar dari pintu rumahnya sembari membawa
tas berisi perlengkapan bayinya, lisa yang sore itu terlihat begitu menawan dengan
gaun berwarna cerah bermotif bunga-bunga, dari luar pagar ucup dapat melihat Lisa
yang tampak begitu ceria melambaikan tangan menyambut kedatangannya dengan
senyumannya yang begitu manis, terlihat bayinya yang lucu berada di dalam
gendongannya, ucup terus memperhatikan langkah Lisa yang terlihat begitu anggun
dan mempesona ketika berjalan menghampirinya,
"Hai.. lama gak nunggunya,?" ucap Lisa menyerahkan tas bayinya,
"emm.. baru aja nyampe.." ucup nampak gugup lalu meletakkan tas Lisa di
gantungan motornya,
"kamu kenapa,? lagi sakit,?"
"gak apa-apa, cuma deg-degan aja, soalnya bu Lisa keliatan makin cantik aja,"
"ish.. baru juga nyampe, langsung ngegombal aja, hihihi.."
Setelah mengunci pintu gerbangnya, Lisa kemudian naik membonceng motor ucup
dan mereka berangkat menuju taman kota setempat, taman yang penuh dengan
bunga-bunga berwarna-warni dan tempat-tempat bermain yang menyenangkan
untuk anak-anak.
Akhirnya mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju,
Setelah ucup memarkirkan motornya di parkiran, dia dengan senang hati
menawarkan diri untuk membawakan tas perlengkapan bayi, mereka berjalan-jalan
di sepanjang jalan setapak, saling mengobrol dan berbicara tentang banyak hal, bayi
lisa tertawa riang dan bersuara-suara kecil dari gendongannya, seolah sedang ikut
mengobrol, dengan hati-hati Ucup mencoba untuk menggendong bayi lisa, Ucup
bisa merasakan kebahagiaan saat dirinya ternyata bisa menggendong bayi tanpa
membuatnya menangis,
Mungkin bagi orang-orang di sekitar yang memperhatikannya, mereka pasti akan
merasa sangat iri mengira Ucup adalah seorang pria yang sangat beruntung
memiliki seorang istri yang sangat cantik, bayi yang tampan, dan keluarga kecil yang
terlihat sangat bahagia, tapi bisa jadi ada juga yang akan mengira jika Lisa terkena
guna-guna karena memiliki suami seperti Ucup,
Sambil menggendong bayi, Ucup mengikuti lisa dari belakang yang kakinya terus
melangkah pelan menikmati suasana sore di taman, lisa sesekali tertawa kecil
sambil menegur-negur dan mengajak bercanda bayinya yang berada di gendongan
ucup, lisa terlihat sangat bahagia sore itu, setelah berjalan kaki berkeliling mereka
pun memutuskan untuk beristirahat sejenak duduk di bawah pohon rindang sambil
menikmati jajanan yang baru saja mereka beli, dalam hatinya Lisa merasa sangat
bersyukur karena bertemu dengan Ucup, pemuda baik dan ramah yang selalu siap
membantunya,
Ketika langit mulai terlihat mendung ucup mengajak lisa untuk segera pulang,
dengan lembut lisa mengambil bayinya dari gendongan ucup, mereka menuju
parkiran sambil bergandengan tangan, ucup dan Lisa melanjutkan perjalanan pulang
dengan sepeda motornya, di tengah perjalanan langit pun nampaknya terlihat
semakin mendung dan angin mulai bertiup sangat kencang, mereka berdua jadi
khawatir jika sebentar lagi akan turun hujan sedangkan mereka masih setengah
perjalanan untuk bisa sampai di rumah Lisa,
" cup, kayaknya makin mendung yaa,.??" ucap lisa terdengar khawatir,.
" iyaa bu, mudah-mudahan aja kita bisa sampe rumah bu lisa, gak keburu ujan,."
Lisa yang merasa khawatir jika tiba-tiba turun hujan, dia jadi teringat bahwa jarak
rumahnya yang masih sangat jauh, lebih jauh daripada rumah Ucup, dan cuaca
yang terlihat semakin tidak bersahabat membuat hatinya merasa was-was dan
menjadi semakin khawatir,
" emm.. cup kalo rumah kamu gak jauh lagi kan,?? mendingan mampir ke rumah
kamu aja dulu,." ujar Lisa memberikan usul,
" tapii bu,..??" ucup menjawab ragu-ragu.
"udaah gak apa-apa, takutnya nanti malah keujanan, soalnya kan rumah aku masih
jauh banget, kalo kita cuma berdua sih gak apa-apa keujanan kayak kemaren, kalo
sekarang kan kita bawa bayi cup," suara Lisa terdengar sangat khawatir,
"oooh.. yaudah kalo gitu,," ujar ucup akhirnya menyetujui, karena dia juga
mengkhawatirkan bayi lisa, dia tidak ingin jika Lisa dan bayinya nanti benar-benar
kehujanan,
Dengan harap-harap cemas ucup mengendarai motornya dengan hati-hati, dia tidak
berani menambah kecepatan laju motornya karena sedang memboncengi lisa
dengan bayinya, dan benar saja ketika mereka baru memasuki gang rumah ucup,
rintik-rintik gerimis mulai turun,.
"masih jauh gak cup, udah mulai gerimis nih,??" ucap lisa semakin khawatir,
"gak kok bu, bentar lagi sampe, bu lisa tenang aja cuma gerimis kok,, gak bakal ujan
ini mah,," ucup mencoba menenangkan hati lisa,
"gimana bisa tenang,, udah gerimis gini, nanti kalo anak aku keujanan gimana,,?"
ucap lisa malah mengomel,
"iya bu, udah deket kok, itu di ujung,, dikit lagi kita nyampe rumah saya," ucup tetap
mengendarai motornya dengan hati-hati menuju rumahnya yang terletak di ujung
gang, hanya tinggal beberapa menit lagi sebelum mereka akhirnya sampai,
Setibanya di rumah Ucup, lisa langsung turun dari boncengan dan berlari ke teras
kontrakan Ucup takut jika sampai bayinya terkena gerimis, ucup memarkirkan
motornya di depan kontrakan kemudian berlari menyusul lisa, dia segera membuka
kunci pintu rumahnya dan mempersilahkan lisa untuk masuk kedalam,
Saat berdiri di depan rumah ucup, lisa memandang sekeliling area kontrakan yang
cukup luas itu, meskipun bukan kontrakan mewah tapi terlihat cukup banyak
kontrakan petak yang berjejer di sana, lahan parkir yang cukup luas, terlihat banyak
sepeda motor dan mobil-mobil terparkir di sana, suasana di sekitarnya terlihat cukup
ramai, lisa juga melihat ada beberapa gadis-gadis yang menurutnya memiliki paras
yang cukup cantik, dan pakaian mereka pun bisa terbilang cukup seksi,
Lisa lantas masuk ke dalam, tempat tinggal ucup ternyata terdiri satu ruang kamar
untuknya tidur dan satu lagi ruangan dapur yang menyatu dengan kamar mandi, di
dalam ruangan itu juga tidak banyak perabotan, hanya ada sebuah karpet tebal yang
masih tergulung di sudut ruangan, dengan beberapa bantal tersusun di atasnya, dan
di sampingnya ada sebuah meja dengan televisi kecil di atasnya dan di sebelahnya
terdapat lemari pakaian kecil berbahan plastik, lisa memperhatikan seluruh ruangan
kontrakan ucup, di dalamnya barang-barang nampak tersusun rapi dan kondisi
kamar yang cukup bersih, "hemmm.... ternyata cukup rajin anak ini membersihkan
kontrakannya," ucap lisa dalam hatinya,.
Melihat lisa yang masih berdiri di teras rumahnya sedang memperhatikan sekitar,
ucup buru-buru masuk dan menggelar karpetnya agar lisa bisa duduk dan
meletakkan bayinya,.
"emmm... silahkan masuk buu, maaf ya tempatnya sempit,,"
"emm.. rapi banget cup, siapa yang bersihin,?? pacarr kamu,??"
"hadeeh.. ya saya sendiri lah bu yang bersihin, boro-boro pacar buu,. oiya maaf juga
gak ada tempat duduknya, hehehee,.." ujar ucup yang sudah duduk duluan di atas
karpet tebal nya,
"gak apa-apa cup, di sini juga enak kok," jawab lisa kemudian menghempaskan
pantatnya ikut duduk di dekat ucup, Lisa meletakkan bayinya di atas karpet yang
sudah di beri alas selimut bayinya yang sengaja dia bawa,
"Sebentar yaa bu, saya tinggal dulu,."
"kamu mau kemana cup,?? "
"Mau ke warung depan bentar,"
Setelah mempersilahkan lisa masuk dan duduk di dalam kontrakannya, ucup keluar
lagi menuju warung yang terletak tidak jauh dari kontrakannya untuk membelikan
lisa minuman dingin, dan beberapa camilan, sedangkan lisa tetap duduk di dalam
sembari memperhatikan bayinya juga terlihat begitu tenang dan nyaman sedang
bermain-main dengan jempol kakinya sendiri, tak lama berselang ucup sudah
kembali dari warung,
"silahkan buu, di minum dulu, maklum saya gak punya kulkas hehe.." ujar ucup
sembari memberikan satu botol teh dingin,
"makasih ya cup, jadi ngerepotin,," ucap lisa
"gak apa-apa bu, biasanya juga kan saya yang ngerepotin kalo lagi main di rumah
bu lisa, hehe.."
Mereka berdua sedang duduk di dalam kontrakan, tertawa dan bercerita, sambil
menikmati minuman dan camilan yang baru saja ucup beli, tiba-tiba terdengar suara
dering notifikasi ponsel Lisa dari dalam tas bayinya, dia segera mengambilnya dan
melihat ada beberapa pesan singkat dari ibunya, lisa membaca pesan tersebut
dengan serius dan kemudian memberi tahu kepada Ucup tentang isinya,
"Pesan dari ibuku, cup,, aku jadi berangkat besok sore," ucap lisa tersenyum,.
Ucup mengernyitkan keningnya. "Besok sore bu,??"
Lisa mengangguk. "Iyaa, aku udah gak sabar pengen ketemu ibu sama adik-adikku
di sana,."
" iyaa.. saya juga ikut seneng," ujar ucup dengan senyuman yang dibuat-buat,
Lisa bisa melihat dari raut wajah ucup yang sebenarnya ada sedikit perasaan sedih,
lisa dapat mengerti dengan perasaan ucup saat ini yang pastinya sedang
membayangkan harus berpisah dengannya walaupun hanya untuk sementara
waktu, apalagi hubungan dan kedekatan mereka baru saja terjalin,
Menyadari hal itu lisa mencoba untuk menghiburnya dengan memegang kedua pipi
ucup dan membelainya lembut, sambil tersenyum manis lisa mencoba memberikan
ucup pengertian, "enggak apa-apa cup, kita kan masih punya waktu berduaan hari
ini, gak usah sedih gitu doonk, kan nanti aku juga pasti balik lagi.." ucap lisa,
"hahahaha.. siapaa jugaa yang sedih bu,, saya juga ikut seneng kok, yang penting
bu lisa hati-hati di jalan yaa,," ucup pura-pura tertawa, padahal hatinya sedang
merasa galau,
Ucup kemudian bangkit berdiri menuju ke jendela untuk menutup tirainya agar tidak
ada orang bisa melihat mereka dari luar, lalu memencet saklar untuk menyalakan
lampu karena hari sudah mulai gelap, ucup kemudian duduk bersandar di daun
pintunya yang sejak tadi dibiarkan terbuka, matanya memandang ke arah luar
kontrakannya, memandang tiap tetesan air hujan yang mulai turun,.
"Kamu ngapain duduk di situ,? tumben gak mau deket-deket, padahal biasanya juga
kan nyosor mulu, hihiihii.."
"Ehh... i-iya buu,, lagi pengen ngeliatin ujan, hehee..."
Hujan yang turun mulai bertambah deras, disertai kilatan-kilatan cahaya petir yang
menyambar, dan angin kencang mulai bertiup membawa butiran-butiran halus air
hujan hingga masuk ke dalam kontrakan,.
"Pintunya ditutup aja cup, lagian ngapain sih kamu disitu terus, nanti malah masuk
angin lohh.." Ujar lisa,
"ehh.. iyaa buu.. "
Setelah menutup pintu, ucup mendekat dan duduk tak jauh dari tempat lisa, dia
tampak bingung karena harus duduk dimana, ucup kelihatan canggung karena
belum pernah sekalipun membawa masuk perempuan ke dalam kontrakannya, tapi
sekarang malah dengan beraninya ucup membawa masuk istri orang,
"udah berapa banyak cewek yang kamu ajak kesini cup,??" ucap lisa membuka
obrolan,
"belum pernah ada satupun, baru bu lisa aja ini yang mau,."
" masa sih cup,?? Padahal tadi aku liat di luar banyak cewek-cewek cantik, emang
gak ada yang kamu pacarin atau kamu ajak kesini gitu,?? biasanya pergaulan anak
muda sekarang kan yaa gituuu deehh,.. hihihiii,,"
"gak berani saya bu,, lagian juga mana ada yang mau sama saya,, hehehe,, "
"ish.. jangan ngomong gituu.. jadi cowok tuh gak boleh minder, harus pede, tapi
pacar mah punya kan cup,?"
"hadeeh,, saya deketin cewek aja takut,, boro-boro bisa punya pacar, hehehe.."
"hihiihii,, payah kamu ahh,, berarti masih jomblo donk,,?? hihiihii..."
"iya.. masih jomblo saya, belum laku iniih,. Hehehe..."
Saat asyik berbincang dan ketika obrolan mereka semakin seru, tiba-tiba terdengar
suara petir menggelegar di langit, menyebabkan bayi Lisa kaget dan mulai menangis
dengan suara yang cukup keras, lisa segera mengangkat dan menimang-nimang
bayinya agar lebih tenang, Lisa kemudian memberikan bayinya sebotol susu,
terpancar aura keibuan lisa yang terlihat sungguh sangat mempesona ketika sedang
tersenyum sambil menatap lembut ke arah bayinya yang sedang menyusu,
" kamu ngeliatinnya gitu amat cup,?" tanya lisa
" emm.. bu lisa cantik,, "
" eh.. Terima kasihh, kamu muji-muji aku jangan-jangan ada maunya nih ya,,
hihihiii,."
" gak kok bu, cuma seneng aja liatin bu lisa, hehe.."
" oooh kirain,, terima kasih kasih deh kalo gitu,, seneng banget aku dipuji-puji terus..
hihihiii,."
"emm.. itu.. saya kirain dede bayi, nyusu nya langsung gitu buu,."
"emang udah biasa kok dia nyusu pake botol, kamu aja yang gak pernah liat, emang
kenapa cup,?"
"gak apa-apa kok nanya aja, soalnya kan kemarin kita baru aja beli susu,."
" oohh yang ituu... iyaa kalo sekarang yang di botol isinya udah bukan ASI lagi, udah
ganti susu formula yang kemarin kita beli itu cup,."
" ooohhh... tapi bukannya lebih bagus ASI buu,?"
"emang siiih... tapiii... sekarang udah ada bayi gede yang nakal yang sukanya nyusu
langsung, makanya biarin deh dede bayi yang ngalah, hihihiii,."
"oohh gituu,.. " ujar ucup tertunduk malu karena merasa tersindir dan sedikit merasa
bersalah juga tentunya,
"gak usah malu gitu siih,.. lagian juga kan emang umurnya udah mau setahun, udah
mulai tumbuh gigi juga, makanya mau belajar disapih," ucap lisa menjelaskan,
Karena sebenarnya bukan hanya ucup yang sekarang bisa menikmati ASInya lisa
secara langsung dari sumbernya, tapi tentu saja hal itu tidak mungkin lisa akan
menceritakannya ke ucup, bisa gawat kalo mereka semua pada tau, bisa-bisa nanti
malah pada rebutan minta nyusu langsung, lisa jadi senyum-senyum sendiri
membayangkan jika susunya benar-benar akan jadi bahan rebutan,.
"kenapa bu, kok senyum-senyum gitu,??" ujar ucup membuyarkan lamunan lisa,
"ehh.. engga kok, ini udah mulai ngantuk dia kayaknya,." ucap lisa sembari
meletakkan bayinya untuk tiduran di atas karpet, yang sebelumnya sudah diberi alas
tidur bayinya yang lembut,
Di luar hujan masih turun dengan derasnya, walaupun masih sore namun langit
terlihat sedemikian gelapnya akibatnya awan hitam yang membawa air hujan,
"emmm... cup, aku boleh mandi di sini gak,?? badan aku rasanya gak enak banget,
tadi kan gerah banget waktu jalan-jalan di taman,."
"emm.. kalo saya sih boleh-boleh aja, tapi di sini kan kamar mandinya kecil, gak
kayak yang di rumah bu lisa,, gimana,??."
"gak apa-apa kok kamu tenang aja, aku juga udah biasa dulu waktu masih kuliah
kan aku ngekost, tempatnya juga gak luas, yaa mirip-mirip kayak kontrakan kamu ini
lah,," ucap lisa sambil pandangan matanya menyapu keseluruhan ruangan,
"yaudah kalo bu lisa mau, dan beneran gak apa-apa,, tapi tunggu bentar ya,,?" ujar
ucup kemudian berdiri membuka pintu hendak ke luar rumah.
"kamu mau kemana cup,?"
"udaah, bu lisa tunggu aja di sini sebentar yaa,."
Ucup keluar kontrakannya, kemudian dia berlari dengan sangat cepat menembus
derasnya hujan yang turun, kilatan-kilatan cahaya petir di langit membuatnya terlihat
seperti The flash, kakinya melompat-lompat menghindari genangan air atau yang
biasa di sebut sebagai becekan, ucup terlihat sangat lincah seperti ninja warrior, dan
hanya dalam hitungan menit dia sudah kembali lagi ke kontrakannya, terlihat di
bagian punggung dan pundak bajunya yang basah akibat terkena air hujan,
"dari mana sih kamu ujan-ujanan gitu,? masuk angin baru tau rasa,."
"beli ini buat bu lisa, di warung adanya cuma ini, mungkin beda sama yang biasa bu
lisa pake," ucup menyerahkan tentengan kantong plastik kecil berisi perlengkapan
mandi yang baru saja dibelinya di warung,.
"iihh.. perhatian banget deh kamuu, hihihiii," Lisa melihat isinya terdapat sikat gigi,
odol, dan lain-lain,
Ucup membuka lemari pakaiannya dan mencarikan handuknya yang masih baru
untuk lisa, "nih bu handuknya,."
"kamu tuh yaa, lagian kenapa sih aku pake yang udah ada aja, pake repot-repot
segala,"
"yaa gak enak lah, masa bu lisa saya kasih yang bekas saya pake, yaudah ini
katanya bu lisa mau mandi,."
"eehh.. yaudah itu pintunya dikunci dulu, angin pada masuk, kasian dede bayi lagi
tidur,." ucap lisa meraih handuk ditangan ucup kemudian melangkah masuk ke
kamar mandi,
Setelah menutup dan mengunci pintu, ucup lalu membuka bajunya yang sedikit
basah dan melemparkannya ke dalam ember cucian yang terletak di depan pintu
kamar mandi, sambil bertelanjang dada, kemudian dia duduk di dekat bayinya lisa,
sejenak dia pandangi si kecil yang sedang tertidur terlihat wajahnya yang imut dan
lucu, sangat mendamaikan hati yang memandangnya, tiba-tiba terdengar suara
pintu kamar mandi yang dibuka lagi, ucup menoleh ke belakang dan mendapati lisa
sedang berdiri hanya mengenakan handuk,
“glekk..” Seketika ucup menelan ludahnya melihat lisa yang keluar dari kamar mandi
dengan tubuhnya yang hanya terbalut handuk sedang berdiri di sana, namun ucup
berusaha bersikap biasa-biasa saja, "emm.. gak jadi mandinya bu,?"
"emm.. kamu mau mandi juga gak cup, kan barusan kamu kehujanan,,?” ucap Lisa
malu-malu,
“I-iya… abis ini saya mandi, gantian nunggu bu Lisa selesai.” ucup menjawab
dengan tergagap.
“emm.. kamu mau mandi bareng aku gak,?” ajak Lisa malu-malu,
Lisa tak menyangka dirinya akan seberani itu, seharusnya dia mengucapkan kata-
kata itu hanya kepada suaminya, dia tidak semestinya menawarkan hal itu kepada
laki-laki lain, tapi justru bagi ucup, suara kata-kata yang keluar dari mulut Lisa itu
adalah sebuah tawaran paling berharga yang tidak bisa dia percaya, dan tidak
pernah sekali pun dia bayangkan sebelumnya, sebagai laki-laki normal tentu saja
tidak mungkin tawaran itu akan mampu dia tolak,
"emm.. mau bu, saya mauu,.."
Tentu saja Ucup sungguh terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja dia
dengar, matanya terus menatap ke arah Lisa yang kembali melangkah masuk dan
menutup pintu kamar mandinya, hanya ada satu pilihan bagi ucup, yaitu dia harus
segera menyusul Lisa masuk ke dalam kamar mandi sebelum wanita cantik itu
berubah pikiran, ketika membuka pintu kamar mandi ucup mendapati Lisa sedang
berdiri bersandar di dinding sedang menunggunya,.
"kirain gak jadi nyusul,, baru aja aku mau kunci pintunya, hihihiii,." Ucap Lisa
menggoda ketika ucup baru saja masuk ke dalam kamar mandi,
"yaa gak mungkin banget lah bu saya gak nyusul,, hehee.."
"emm.. Kamu katanya mau ikut mandi kok celananya masih di pake sih cup,.??"
"emm... bu Lisa sendiri, itu kenapa masih pake handuk," ucup balik bertanya,
"iihhh,, aku kirain ucup masih polos, ternyata udah mulai pinter jawab yaa sekarang,
udah mulai nakal nih kayaknya, hihihiii.."
"kan bu Lisa yang ngajarin,, hehee,. "
Dengan tersenyum menggoda Lisa maju mendekati ucup, dan dengan gerakan
pelan lisa juga membuka lilitan handuknya yang masih melilit menutupi tubuh
indahnya, mata ucup seketika melotot dan menatap tak percaya mengikuti gerakan
tubuh Lisa, manakala handuk Lisa sudah terbuka, terpampang lah payudaranya
yang besar dan kencang bergerak naik turun seirama dengan langkah kaki bidadari
cantik itu melangkah, tak habis-habis kekagumannya pada tubuh indah ibu muda
satu anak itu,
Kedua tangan ucup memegangi pinggang Lisa, pandangan matanya menatap nanar
ke arah buah dada Lisa lalu terus turun mengarah ke bawah lalu tatapannya tak
lepas dari gundukan mungil yang berada di tengah-tengah selangkangan Lisa yang
ternyata masih memakai celana dalamnya, bulu-bulu halus di atas kemaluan Lisa
hanya bisa terlihat samar-samar oleh ucup karena masih terhalang oleh kain tipis
yang menutupinya, ucup yang kini posisi berdirinya sangat dekat dengan Lisa,
langsung meneguk ludah karena menahan nafsu,
"ituu kok gak dibuka sekalian bu,,?" ucup memandang ke arah celana dalam Lisa,
"hihihiii,, emang sengaja,, masih takut akunya,, hihihiii.."
Lisa memegang pundak ucup, sambil berjinjit dia memajukan badannya, dada
mereka saling menempel, Lisa memposisikan wajahnya di samping telinga ucup dan
bibirnya berbisik dengan suara yang begitu pelan, “celana kamu,, aku buka ya
cup,.??"
“glekk..” Ucup kembali menelan ludahnya, tubuhnya jadi merinding ketika
mendengar bisikan bibir lisa yang begitu dekat dengan telinganya, ucup hanya
mengangguk pasrah, mau di apakan juga dia mau, terserah, asalkan oleh Lisa,
Dengan gerakan gemulai, Lisa berlutut di depan ucup, di bawah sana ucup bisa
melihat lisa dengan senyum yang begitu menggoda sedang memandang ke atas ke
arah wajahnya, ucup sungguh tak pernah menyangka jika saat ini ada wanita
secantik Lisa dengan tubuh telanjang sedang berlutut tepat berada di depan
kejantanannya yang sedang berdiri menantang,
Lisa membuka kancing celana ucup dan menarik turun resletingnya yang sudah
terdapat tonjolan di dalamnya, lisa melucuti celana ucup beserta celana dalamnya,
terlepas bebaslah sudah burung yang sejak tadi terkurung itu kini bisa berdiri
dengan sangat bebas, dan untung saja tidak sampai terbang,
Lisa mandang ke atas, menatap wajah Ucup dengan tatapan dan senyuman yang
begitu menggoda lalu berkata, “aku gigit ya cup,?”
0 Komentar