IBU KOST KESAYANGAN PART 2

 

Dengan satu tangan, kutarik kain pantai yang menghampar dari kanan ke kiri tubuh telanjang Mbak Rini, untuk menutupi pinggulnya yang membulat indah dengan belahan bongkahan pantat yang terlihat sekal padat. Kuletakkan kain pantai itu sepinggangnya dan merapikan. Dengan telapak tangan yang telah dibaluri minyak massage, aku mengeluskan ke sekujur belahan pantatnya yang membulat sekal.


Namun, kedua tanganku tidak sampai ke balik lekukan pinggul karena masih berdiri di samping ranjang. Begitu naik dan berjongkok di antara kedua kaki sang ibu kos, aku bisa memijat dengan lebih leluasa. Diawali dengan memutarkan kedua telapak tangan dari bahu hingga ke punggung agar minyak massage menyebar, kumulai memijat. Tubuhku menjulur di atas tubuh Mbak Rini yang berbaring terkurap. Kupijat otot di bahu dengan bergantian memutar jemari kedua tangan ke kanan dan ke kiri. Hingga perlahan turun ke punggung.


“Ooouuuuuuh, Fransss!”


Sayup kudengar suara lirih desahan Mbak Rini. Kulirik sekilas wajah sang ibu kos, ia memiringkan kepala dengan mata terpejam. Wajah yang cantik itu terlihat menggemaskan dengan bibir yang dikerucutkan. Seakan sedang meniup napas dengan perlahan.


Kulihat bulatan buah dada Mbak Rini yang terhimpit karena tidur tengkurap, menyembul ke samping. Ketika tangan yang berlumur minyak menyentuh kulit sepanjang punggung sang ibu kos yang mulus hingga ke balik ketiak, aku merasakan getaran bagai tersengat listrik yang menjalar ke sekujur tubuh. Kulit sang ibu kos yang putih bersih itu mengantarkan aliran birahi ke diriku. Kontan otot batang kejantanan pun berdenyut mengeras.


Sekuatnya aku mengendalikan gairah yang semakin berkecamuk di dalam dada. Jemari pun terus berputar bergantian memijat otot punggung Mbak Rini ke kanan dan ke kiri. Desahan yang lirih itu terus terdengar. Otot batang kejantanan yang kini telah mengeras sempurna, membuat celana terasa menyempit.


“Ooooooohhh, Fraaaaaaanss!”


Ketika jemari kedua tanganku yang memijat otot di bawah ketiak, menyentuh pinggiran bulatan buah dadanya, Mbak Rini mendesah lebih panjang. Suaranya pun terdengar parau. Kulirik, dengan mata terpejam bibir perempuan paruh baya yang cantik itu kembali mengerucut. Kuulurkan kedua tangan dengan memutar-mutarkan jemari bergantian ke kanan dan ke kiri di bagian bawah ketiak. Kusengajakan menyentuh daging buah dada yang membulat terhimpit itu.


Aku terus memijat hingga turun ke pinggul. Jemari kedua telapak tangan pun terus bergantian memutar ke kanan dan ke kiri. Kugunakan ujung jemari untuk mendongkel otot yang ada di bawah kulit agar naik dan terpijat. Dengan sedikit menekan pijatan, aku meremas bulatan pinggul Mbak Rini. Namun tetap, jemari berputar bergantian ke kanan dan ke kiri.


“Oooooh, Fraaanssss! Enak bangeeet!”


Aku melirik ke wajah sang ibu kos. Ada rasa senang saat mendengar kata-kata yang berbau sensual itu. Tidak terbayangkan, betapa kerasnya kini otot kejantanan di balik celanaku. Meski usia Mbak Rini sudah 40-an tahun tapi kuakui tubuhnya masih sekal dan indah. Bulatan pinggulnya sangat merangsang.


“Suka, Mbak? Enak?” tanyaku kemudian.


“Enak bangeeet!”


Kulihat Mbak Rini tidak membuka mata saat menjawab. Ia terus berbaring dengan kepala miring. Bibirnya yang merah pun kembali dikerucutkan. Membuatku semakin terangsang. Ingin rasanya kulepas celana agar dapat memijat dengan telanjang bulat saja. Tentu saja batang kejantanan yang telah mengeras ini pun akan kuhimpit-himpitkan di bulatan pantat yang sekal itu.


📷📷📷


“Aku buka semua kainnya ya, Mbak?” bisikku.


Sejenak aku berhenti memijat dan menanyakan kesediaan Mbak Rini. Kepala sang ibu kos cantik itu pun terangkat sedikit. Matanya membuka.


“Iya, Frans. Buka aja biar pijatan kamu gak kehalang kain.”


Mbak Rini hanya sekilas membuka mata. Sambil kembali memejamkan mata, ia setengah berbisik. Bibir perempuan paruh baya yang cantik itu menyunggingkan senyum. Kain pantai yang tadi dipakai menutupi tubuh telanjang sang ibu kos, kutarik dan lipat. Kuletakkan di tepi ranjang. Lalu sprei kurapikan dan bantal-bantal kususun. Semua agar ranjang terlihat lapang.





Posting Komentar

0 Komentar