REKAN KERJA KU PART 8

 


Saat itu dia membuat laporan tahunan yang harus diselesaikan bersama atasan kami, Sehingga dia harus kerja lembur di kantor sampai malam hari, menemani atasan kami yang kebetulan seorang wanita.


Fatma bekerja di sebuah ruangan bersama 4 orang rekan kerja lainnya, Berada di depan ruangan atasan kami, sedangkan aku berbeda ruangan dengannya.


Saat itu semua rekan kerja kami sudah pulang dan kebetulan atasan kami ada urusan lain, sehingga saat itu meninggalkan Fatma sendirian di ruangan itu.




Aku memasuki ruangan kerja Fatma, dan kulihat dia sedang asyik mengerjakan laporan di depan komputer.


“Ohh, Bapak, ada apa Pak..?” Tanyanya setelah tau yang masuk adalah aku.


“Kok belum pulang..? Ibu mana..?” Tanyaku berbasa-basi menanyakan atasan kami.


“Iyah, Nich, pekerjaan masih banyak, ada apa nanya Ibu..?” Dia balik bertanya.




“Ngga ada apa-apa, biasanya kan Fatma menemani Ibu..? Kok Ibunya ngga kelihatan..?”


Jawabku sambi bertanya kembali padanya.


“Beliau ada perlu dulu, mungkin langsung pulang ke rumahnya..” jawabnya lagi.


“Masih banyak pekerjaannya..? Ada yang bisa dibantu..?” Tanyaku menawarkan jasa.


“Banyak Pak, karena harus selesai dua hari lagi.




Oh ya Pak, tolong dong copykan file-file dokumen, hasil Workshop saat itu dong Pak..!”


Katanya agak sedikit bergetar pada saat mengatakan kata ‘hasil, workshop’.


Dan sekilas kulihat wajahnya langsung berubah merah sambil menundukkan kepala, “Bbb..baa, ik, baik..” kataku tak kalah gugupnya.


Aku langsung mengeluarkan laptopku dan menyalakannya, sementara kulihat Fatma kembali melanjutkan pekerjaannya.




Setelah laptopku ‘nyala’, aku langsung membuka foder hasil workshop, kemudian menyisipkan flasdisk ke laptop dan mulai mencopy.


Ingatanku terbayang pada file rekaman video persetubuhanku dengannya, pada saat workshop dulu, dan tanpa pikir panjang file itu kucopykan juga.


Setelah selesai, kucabut flashdisk dan kuserahkan padanya, sementara aku berada di belakangnya yang sedang menghadap komputer, sehingga pandangan kami sama-sama memperhatikan layar monitor.




Dia menerima flashdisk itu dan menyisipkan ke PC di meja kerjanya.


“Di mana disimpannya, Pak..?” Tanyanya.


“Di folder Hasil Work shop..” jawabku.


Dia kemudian membuka folder Hasil Workshop, Tak lama terlihat olehnya file video 3gp dengan nama video1.3gp.


“Ini file video pada saat kegiatan apa, Pak..?”




Tanyanya sambil menunjuk file rekaman tersebut, “Buka aja..!?” Jawabku sambil dada bergemuruh, Menanti reaksi dari Fatma jika melihat hasil rekaman tersebut....


... ... ...


Begitu file tersebut terbuka, “Aihhh..!?”




Jeritnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Terlihat di layar monitor saat aku sedang mencumbunya, dan dia begitu menikmati penuh gairah menyambut cumbuanku, Fatma diam terpaku dengan mulut ternganga, menyaksikan rekaman dirinya yang sedang dirangsang olehku.


Tangannya seolah kaku tidak bisa bergerak, membiarkan media player terus menampilkan, percumbuanku dan dirinya diselingi oleh erangan penuh




rangsangan yang keluar dari mulutnya.


Terlihat olehnya bagaimana dirinya dalam rekaman itu begitu menikmati, rangsangan yang kuberikan diiringi lenguhan rangsangan penuh gairah dari bibirnya.


“Bapak, jahat, mengapa bapak lakukan itu..?” Suaranya bergetar, namun matanya seolah tidak bisa dialihkan dari layar monitor. Aku diam tak menjawab, “Me, mengapa, pak..?” Tanyanya lagi dengan suara yang bergetar, diselingi oleh deru nafas yang semakin




bergemuruh, “Buat kenangan, pribadi, Fat..! Untuk mengingatkanku,,


bahwa Fatma begitu istimewa, di mata saya. Percayalah, Fat. File ini rahasia, Hanya kita yang tau, dan tidak sedikit pun terbersit dalam pikiran saya untuk menyebarkannya.


Saya juga malu kalau tersebar. Kan ada gambar saya di sana juga..” Jelasku menenangkannya.


Dalam gambar, tampak bahwa dia begitu menikmati dan bergairahnya membalas pagutan bibirku, dan bagaimana ekspresi




wajahnya, yang menahan nikmatnya rangsangan gairah yang sedang melandanya saat itu.


Rekaman itu membawa Fatma akan kenangan, betapa saat itulah, dia merasakan, kenikmatan puncak orgasme yang berulang yang tidak pernah dia dapatkan selama ini.


Serrrrrr, perlahan namun pasti gairah Fatma mulai bangkit, dan gairah yang selama ini terpendam dan tak tersalurkan mulai meronta-ronta dengan hebatnya.




Bulu-bulu halus di seluruh tubuhnya merinding, tangannya semakin kaku menahan gelora yang mulai menghasutnya.


Sementara itu, bagian vaginanya mulai basah dan berdenyut- denyut, membayangkan kenikmatan yang luar biasa yang ia rasakan saat itu, “Uhh..” tanpa sadar keluhan penuh rangsangan keluar dari bibirnya yang tipis, dan duduknya mulai gelisah, merasakan vagina yang semakin basah dan berdenyut.


Sebenarnya saat itu pun aku sudah terangsang, gairahku mulai bergelora, Batang penisku




sudah tegang dengan kerasnya mendesak celana kerjaku.


Kedua tanganku secara perlahan-lahan memegang kedua pundaknya dari belakang.


Dapat kurasakan tubuhnya yang semakin merinding begitu tersentuh olehku, Sementara matanya tidak lepas dari layar monitor, dan nafasnya semakin tersengal dipacu oleh nafsu yang semakin menggebu.


Kedua tangannya terangkat memegang kedua tanganku yang sedang memegang pundaknya.




Lalu ia berkata dengan bergetar, ”Sebaiknya kita jangan mengulangi lagi..!” Katanya lirih, Namun nampaknya kata-kata itu seolah meluncur tanpa makna, karena ternyata kedua tangannya justru meremas kedua tanganku.


Dan itu kuanggap merupakan isyarat bagiku untuk bertindak lebih jauh.


Perlahan-lahan kutundukkan kepalaku, dan bibirku mulai mengecup pundaknya, yang terhalang oleh jilbabnya yang lebar, “Euhh..” Fatma mengeluh. Tangannya semakin meremas




jari-jariku, yang berada di pundaknya dan kepalanya terdongak.


Aku terus mengecup pundaknya, sementara perlahan-lahan kedua tanganku, bergerak ke arah buahdadanya yang terhalang oleh baju panjang yang dikenakannya.


Tidak ada penolakan dari dirinya, sehingga aku meremas-remas buahdadanya yang montok dan kenyal.


“Euhhh, euhhh..” Fatma semakin mengerang.

Posting Komentar

0 Komentar