REKAN KERJA KU PART 7

 


Tentu saja suaminya sangat bahagia melihat istrinya datang setelah seminggu berpisah.


Dan malamnya setelah anak- anak tidur mereka melakukan hubungan suami istri.


Fatma begitu bergairah, tidak seperti biasanya, dia demikian aktif mencumbu suaminya.


Hal ini membuat suaminya aneh sekaligus bahagia.


Aneh, karena selama ini suaminyalah yang meminta dan merangsangnya, sedangkan Fatma lebih banyak mengambil




posisi sebagai wanita yang menerima, Tapi kali ini sungguh beda, Fatma begitu aktif dan bergairah.


Tentu saja perubahan ini membuat suaminya sangat bahagia, Suaminya berpikir, baru seminggu tidak bertemu saja istrinya sudah demikian


merindukannya,


melayani suaminya


sangat bergairah,


akhirnya suaminya pun tertidur bahagia.


Namun lain yang dialami suaminya, lain pula yang dialami oleh Fatma.


Sehingga dengan hingga




Malam itu Fatma begitu kecewa, Dia begitu bergairah dan berharap untuk meraih puncak bersama suaminya, namun belum sempat dia mencapai puncak, suaminya telah sampai duluan.


Suaminya mengecup bibirnya penuh rasa sayang, sebelum akhirnya tertidur pulas penuh kebahagiaan, meninggalkan dirinya yang masih menggantung belum mencapai puncak.


Fatma pun melamun, Terbayang olehnya peristiwa di hotel, Bagaimana dia bisa mencapai




puncak yang luar biasa secara berulang-ulang.


“Uhhh..” tanpa sadar dia mengeluh. Di bawah alam sadarnya dia berharap, Kapan dia dapat kembali merasakan kepuasan yang demikian sensasional itu..?


Namun buru-buru beristigfhar, setelah


bahwa peristiwa itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.


Tetapi, kekecewaan demi kekecewaan terus dialami Fatma, setiapkali dia melakukan


dia sadar




hubngan suami istri dengan suaminya.


Dan selalu saja dia membandingkan apa yang dialaminya dengan suaminya;


dengan apa yang dialaminya waktu di hotel denganku.


Hal itu membuatnya tanpa sadar sering mengkhayalkan bersetubuh denganku, pada saat dia sedang bersetubuh dengan suaminya, Dan hal itu ternyata cukup membantunya dalam mencapai kepuasan orgasme.




Tentu saja kondisi seperti itu membuatnya tersiksa.


Tersiksa karena telah berkhianat terhadap suaminya dengan membayangkan pria lain, pada saat sedang bermesraan dengan suaminya.


Semakin bertambah hari, godaan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dariku semakin besar, karena dia tidak bisa mendapatkannya dari suaminya.


Dan akhirnya dia menjadi sering merindukanku.




Tentu saja hal ini merupakan siksaan baru baginya.


Itulah sebabnya, satu bulan setelah peristiwa di hotel,


Fatma tidak lagi membenciku.


Bahkan secara


sembunyi, dia memperhatikan dan menatapku dengan tatapan penuh kerinduan.


Dia tidak marah lagi bila kudekati, bahkan dia tersenyum penuh arti bila bertatapan denganku.


terlihat


sembunyi- sering




Hal ini tentu saja membuatku bahagia.


Namun perubahan itu tidak membuat tingkah lakunya berubah.


Tetap saja Fatma menampilkan sosok wanita berjilbab yang anggun dan sholehah.


Hingga pada waktu istirahat siang, di mana rekan-rekan sekantor sedang keluar makan siang, Aku mendekati Fatma yang kebetulan saat itu belum keluar ruangan untuk beristirahat, Kemudian dengan hati-hati aku berkata padanya.




“Bu, maaf saya atas kejadian waktu itu..!”


Aku berharap-harap cemas menunggu reaksinya, Namun akhirnya dia menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan.


“Sudahlah Pak, itu semua karena kecelakaan. Saya juga minta maaf, karena tadinya menganggap itu semua adalah kesalahan bapak, setelah saya pikir, saya pun bersalah karena membiarkan itu terjadi..”


Dan selanjutnya sambil tersenyum manis, dia mohon izin padaku untuk istirahat makan




siang, meninggalkan diriku di ruangan itu.


Sejak saat itu terjadi perubahan drastis atas sikapnya terhadapku, Kini dia menjadi sering tersenyum manis padaku, bisa kungobrol, bahkan kadang- kadang membalas kata-kata canda yang kulontarkan padanya, Tentu saja perubahan ini, menimbulkan pikiran lain pada diriku, Ya, pikiran untuk bisa kembali menikmati tubuhnya, tapi bagaimana caranya..?


Namun kesempatan itu akhirnya datang juga.


Posting Komentar

0 Komentar