REKAN KERJA KU PART 6

 


Kedua tanganku terjulur untuk meremas-remas buah dada yang montok dan indah, “Euhh, Euhhh..”


Kembali tubuhnya menggeliat merasakan gairah yang kembali menghampirinya.


Sambil kedua tanganku mempermainkan buahdadanya yang montok, pantatku kembali berayun agar penisku kembali mengaduk-ngaduk liang vagina Fatma, yang tak henti-hentinya memberikan sensasi nikmat yang sukar untuk dikatakan, Hentakan pantatku semakin lama semakin




keras, membuat buah dadanya terguncang-guncang indah.


Erangan nikmat yang khas kembali dia perdengarkan, Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, seperti dibanting oleh rasa nikmat yang kembali menyergapnya, Pinggul Fatma mulai kembali membalas setiap hentakan pantatku, bahkan semakin lama semakin lincah, disertai dengan lenguhan dan jeritan nikmat yang khas, Kedua tanganku memegangi kedua lututnya hingga pahanya semakin terbuka lebar, membuat gerakan pinggulku




semakin bebas dalam mengaduk dan mengocok vaginanya.


“Auw, Auw, Auw, Aahhh, ahhhh..”


Erangan nikmat semakin meningkatkan gairahku, Dan penisku semakin bengkak, Ternyata dengan posisi seperti itu, membuat jepitan vagina semakin kuat dan membuatku semakin nikmat.


Tanpa dapat kukendalikan, gerakanku semakin liar tak terkendali, seiring dengan rasa nikmat yang semakin menguasai




diriku, Fatma pun mengalami hal yang sama, pen


sku yang semakin membengkak dengan gerakan-gerakan liar yang tak terkendali, membuat orgasme kembali dengan cepat menghampirinya, Dan dia pun kembali menjerit-jerit nikmat menjemput orgasme yang segera tiba, “Auw, Auw, Auw, Aahhh, ahhhh..!!”


Di lain pihak, aku pun merasa bahwa orgasme akan menghampiriku, Tanpa dapat kukendalikan, gerakan sudah berubah, menjadi hentakan- hentakan yang keras dan kaku.




Hingga akhirnya orgasme itu datang secara bersamaan, dan kami pun menjerit secara bersamaan bagaikan orang yang tercekik.


“AAkkkkkkhhssss..!!” Pinggul kami saling menekan dengan keras dan kaku, sehingga seluruh batang penisku amblas sedalam- dalamnya di liang vaginanya.


Hingga akhirnya beberapa saat kemudian, Creetttt, creeettttt, cretttt..!


Sperma kental terpancar dari penisku kembali menyirami liang vagina Fatma, yang saat itu juga




berdenyut dan meremas dengan hebatnya, Tubuhku pun ambruk ke pinggir tubuh Fatma yang terkulai lemas, namun pantatku masih di atas selangkangan Fatma, sehingga penisku masih menancap di dalam liang vaginanya.


Kami benar-benar kelelahan, sehingga aku pun tertidur dalam posisi seperti itu,






Malam itu benar-benar kumanfaatkan untuk menikmati tubuh Fatma sepuas-puasnya, Entah berapakali malam itu kami bersetubuh, Yang kutau, adalah kami selalu mengulangi berkali-kali, Hingga hampir subuh, Dan kemudian tertidur dengan pulasnya karena semua tenaga telah terkuras habis , Pagi-paginya sekitar jam 6 pagi aku mendengar Fatma menjerit, ”Apa yang telah terjadi..!? Kenapa bisa terjadi begini..!?”


Lalu dia menangis tersedu-sedu sambil tiada henti mengucap




istighfar, Sambil tak mengerti mengapa kejadian semalam bisa terjadi.


Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis.


“Sebaiknya bapak secepatnya meninggalkan tempat ini..!” Katanya dengan marah.


Aku pun


memunguti


tercecer


kemudian mengenakannya, Lalu aku keluar dari kamarnya sambil membawa laptop dan kembali ke kamarku.


di


luar


keluar pakaianku


kamar yang kamar,




Sedangkan Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi.


Sejak saat itu, selama sisa masa workshop, Fatma benar-benar marah besar padaku.


Dia memandangku dengan tatapan marah dan benci.


Aku jadi salah tingkah padanya dan tak berani mendekatinya.


Dan sampai hari terakhir workshop Fatma benar-benar tidak mau didekati olehku.




Setelah aku keluar dari kamar hotelnya, Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi.


Dia tak habis mengerti mengapa gairahnya begitu tinggi malam tadi, dan tak mampu dia kendalikan, sehingga dengan mudahnya berselingkuh denganku.


Jika ingat akan kejadian semalam, kembali dia menangis menyesali atas dosa besar yang dilakukannya.


Dia merasa sangat bersalah karena telah mengkhianati suaminya, apalagi pada saat dia




mengingat kembali, betapa dia sangat menikmati, dan puas yang tak terhingga pada saat bersetubuh denganku, Ya, dalam hatinya yang paling dalam, secara jujur Dia mengakui:


bahwa malam tadi adalah pengalaman yang baru pertamakali dialami seumur hidupnya, dapat merasakan kenikmatan orgasme yang berulang-ulang dalam satu malam.


Dia sampai tidak ingat, entah berapa puluhkali dia mencapai puncak orgasme.




Akibatnya dia merasakan tulangnya bagaikan dilolosi, Sehingga tubuhnya terasa sangat lemah dan lunglai, habis semua tenaga terkuras oleh pertarungan semalam yang begitu sensasional.


Dan hal itu belum pernah dia alami selama berumah tangga dengan suaminya.


Suaminya paling 'top' hanya mampu mengantarnya menjemput satukali orgasme, bersamaan dengan suaminya, setelah itu tertidur sampai subuh dan itu pun jarang sekali terjadi.




Yang paling sering adalah dia belum sempat menjemput puncak kenikmatan, suaminya sudah ejakulasi terlebih dahulu, meninggalkan dia yang masih gelisah karena belum mencapai puncak.


Sedangkan peristiwa tadi malam benar-benar istimewa, karena dia mampu mencapai kenikmatan puncak yang melelahkan hingga berkali-kali.


Ingat akan hal itu kembali dia menyesali diri, Kenapa dia mendapatkan kenikmatan bersetubuh yang luar biasa harus




dari orang lain, dan bukan dari suaminya sendiri..!?


Kembali dia menangis, Dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, Dan bertobat atas dosa besar yang dilakukannya.


Dan dia akan menjauhi diriku agar tidak tergoda untuk yang keduakalinya.


Itulah sebabnya selama sisa waktu workshop, dia selalu menjauh dariku.








Hari terakhir workshop, Fatma begitu gembira karena akan meninggalkan tempat, yang telah memberinya ‘kenangan buruk’ ini.


Dia begitu merindukan suaminya, sebagai pelampiasan atas kesalahan yang sangat disesalinya, sehingga begitu tiba di rumah, dia memeluk suaminya penuh kerinduan.


Posting Komentar

0 Komentar