REKAN KERJA KU PART 14

 


Namun batang penisku masih tertancap kokoh di dalam liang vaginanya.


Ya, Fatma baru saja memperoleh orgasme yang nikmat luar biasa, suatu puncak orgasme yang selalu dia dambakan selama ini dan tak pernah dia peroleh dari suaminya.


Akhirnya saat ini dia dapatkan, sungguh Fatma merasakan puas yang tak terhingga, dia pun terhempas dengan penuh kepuasan yang tak bisa dilukiskan.




Dengan napas yang terengah- engah dan mata terpejam, Fatma terkulai lemah di atas tubuhku, sambil merasakan desiran-desiran nikmat yang masih menghampirinya.


Dengan gairah yang menggebu- gebu, bibirku menjilati dan menciumi leher jenjangnya, yang kini basah oleh keringat yang berada tepat di depan mulutku.


Tanganku meremas-remas pantat montoknya sembari pantatku kudorongkan ke atas- ke bawah, agar batang penisku kembali mengocok-ngocok




dinding vaginanya, yang sangat basah namun tetap sempit dan berdenyut.


Kenikmatan kembali menjalar di sekujur tubuhku.


Aku terus menggerakkan pantatku, walau pun tidak mendapat respon dari Fatma, karena dia benar-benar merasa lelah karena telah memperoleh orgasme yang luar biasa melelahkan.


Namun walau pun Fatma tidak membalas gerakanku, tetap saja aku mendapatkan kenikmatan




dari liang vaginanya yang sempit dan meremas-remas.


Lambat laun gairah nafsunya kembali datang, Fatma mulai membalas gerakanku, dengan menggoyang-goyang pantatnya, mengakibatkan kenikmatan yang kuterima semakin bertambah, Rasa nikmat pun kembali menghampiri dirinya, sehingga kembali dia memperdengarkan lenguhan nikmatnya yang khas dan merangsang.


“Auw, auw, auw, ouhhhhh..!!” Seirama dengan gerakan pantatnya yang bergoyang erotis.




Namun goyangan erotis itu hanya dalam beberapa menit kemudian, telah berubah menjadi gerakan pinggul yang kejang-kejang tak terkendali.


Rupanya badai orgasme kembali datang menghantamnya, napasnya mulai terasa sesak dan akhirnya, “Aaaaakkkhhss..!!” Tubuhnya kembali melenting kaku, Kontraksi dari dinding vaginanya kembali kurasakan menjepit-jepit, dan meremas- meremas batang penisku, membuat mataku terbeliak- beliak menahan nikmat yang luar biasa.




Beberapa detik kemudian tubuhnya terhempas lemas dan terkulai di atas tubuhku.


Fatma kembali memperoleh puncak kenikmatan orgasme yang sensasional untuk ketigakalinya.


Sementara Fatma terkulai lemah sambil merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya, pantatku masih terus mengaduk- ngaduk vaginanya dari bawah.


Hanya satu menit berselang, gairah Fatma telah pulih kembali dan dia pun membalas goyanganku.




Goyangannya begitu cepat dan menghentak-hentak, hingga hanya dalam beberapa menit berselang kembali Fatma mencapai orgasme.


Wanita memang ditakdirkan mampu mengalami orgasme berulang-ulang, dan biasanya rentang waktu antara orgasme pertama dengan kedua, Ketiga dan selanjutnya dapat berlangsung hanya dalam waktu beberapa menit.


Tidak seperti waktu perolehan orgasme pertama yang bisa memakan waktu antara 10 hingga 15 menit.




Demikian juga dengan Fatma, Dia mampu mendapatkan orgasme berulang-ulang dengan posisi seperti itu, dan hal itu berlangsung entah beberapakali, aku pun tak terlalu memperhatikan.


Yang jelas nampaknya Fatma seperti ingin menumpahkan segala kerinduannya akan kepuasan orgasme, yang tidak pernah dia peroleh dari suaminya.


Pada saat tu, Fatma bermain dengan gairah yang terus berkobar-kobar tanpa mengenal lelah.




Apabila dia merasa tubuhnya sangat lelah, tubuhku digulingkannya hingga aku berada di atasnya.


Giliranku memompanya lebih aktif, Dan dia membalasnya dari bawah sampai dia memperoleh orgasme, Sambil melentingkan tubuhnya dengan kaku dan berteriak melepas nikmat, lalu terkulai lemah selama beberapa saat.


namun hanya sesaat dia terkulai, karena tak lama kemudian dia pun aktif kembali, bergoyang tanpa mengenal lelah untuk




menjemput puncak orgasme selanjutnya.


Aku menggulingkan tubuhku hingga dia kembali berada di atas, hingga kembali dia yang mengatur ritme goyangan. Demikian seterusnya.


Tubuh kami saling bergulingan untuk meraih kenikmatan yang lebih dan lebih bagaikan tak bertepi.


Tubuh kami sudah sedemikian basah oleh keringat yang mengucur deras dari setiap lubang pori-pori.




Bantal dan seprei demikian porak poranda menahan pergulatan aku dan Fatma, yang terus melenguh dan mengerang nikmat.


Pada saat aku berada di atas


tubuhnya


berapakali,


gelombang


menghantamku, Hal ini ditandai dengan gerakan pantatku yang sudah tak terkendali dan kejang.


yang entah ke aku merasakan orgasme akan


Dan Fatma pun merasakan itu,


Dia pun


kembali


terakhir agar bersamaan denganku. 

Posting Komentar

0 Komentar