REKAN KERJA KU (TAMAT?



Aaakkkkkksssss..” secara berbarengan kami meraih orgasme, Cret, cret, Cret..!!


Sperma kental terpancar dari penisku membasahi seluruh rongga liang vagina Fatma.


Tubuh kami sama-sama terhempas sangat lemah dan lunglai, k


eringat membasahi seluruh permukaan tubuh kami dengan persendian yang serasa seperti dilolosi.




Aku berusaha menggulingkan tubuhku agar tidak menindihnya dan tidur berdampingan.


Kami pun terbaring kelelahan selama beberapa menit.


-----oOo-----


Setengah jam kemudian, dengan badan yang sangat lemas, Fatma bangkit dari tidurnya, ia berjalan sempoyongan menuju kamar mandi yang ada di dalam




kamarku, kemudian mandi dengan menggunakan shower.


Gemericik air di kamar mandi membangunkanku dan aku pun menyusulnya ke kamar mandi.


Kulihat Fatma sedang membasahi tubuhnya dengan shower.


Uuhhhhh, sungguh mulus dan menggairahkan tubuh ini, beruntung sekali aku bisa menikmatinya.


Aku menghampirinya.




Dia tersentak kaget, ”Ehhh, bapak..!!” Katanya, “Bareng, ah..!” Kataku.


Aku pun masuk tanpa menunggu jawaban darinya, kemudian tubuhku pun diguyur shower, terasa sangat menyegarkan begitu tubuh yang lunglai ini diguyur air dingin dari shower, sehingga perlahan-lahan tenagaku pulih kembali dan terasa segar.


Fatma mengambil sponge sabun kemudian menyabuni tubuhnya yang mulus, dengan gerakan gemulai yang menggairahkan.




Tubuh kami yang berhimpitan di bawah shower membuat gairahku bangkit dengan cepat, ”Aku sabuni ya..?” Kataku sambil meraih sponge dari tangannya, dia tidak protes.


Lalu kusabuni tubuh mulusnya.


Darahku kembali berdesir ketika menyabuni tubuhnya dan perlahan-lahan penisku berdiri tegak.


Perubahan pada batang penisku rupanya diperhatikan oleh Fatma.




“Ihhhh, ini barang memang hebat..!! Ngga ada capenya..!”


Katanya sambil tersenyum manja dan penuh gairah.


Kemudian tangannya meraih batang penisku dan mengocoknya.


Sementara Fatma mengocok batang penisku, tanganku pun sudah tidak lagi menyabuni tubuh mulusnya.


namun lebih banyak meremas buah dadanya yang montok.




Acara mandi bersama telah berubah manjadi percumbuan di kamar mandi, Semakin lama percumbuan itu semakin panas membara dan napas kami sudah memburu, dipacu oleh nafsu yang menggebu-gebu.


Batang penisku semakin keras dan tegang. Kudorong tubuhnya agar menyandar ke dinding kamar mandi.


Kutekuk kakiku dan dia membuka kakinya, kuarahkan batang penisku yang sudah mengacung kaku.




Fatma meraih batang penisku dan mengarahkan agar kepala penisku tepat berada di liang vaginanya, dan setelah kurasa pas, slebbb, aku mulai mendorong pantatku.


Blesepph..!! Batang penisku mulai meyeruak memasuki liang vaginanya yang serasa seret, karena terkena air dingin, namun memberikan sensasi nikmat yang beda.


Aku pun mulai mengayunkan pantatku untuk mengocok- ngocok batang penisku di dalam liang vaginanya.




“Auw, auw, Auw..” erangan nikmat yang khas mulai diperdengarkan oleh Fatma.


Bercinta di bawah pancuran shower, menimbulkan sensasi nikmat tersendiri, dan kami betul-betul menikmati persetubuhan itu, Hingga akhirnya tubuh Fatma melenting kaku dengan kaki terjinjit dan menjerit nikmat.


“Aaaakkkkkhhhh..!!” Rupanya Fatma sudah meraih puncak orgasme di kamar mandi ini.


Kupeluk tubuhnya agar tidak jatuh, dengan mempertahankan




agar batang penisku tidak lepas dari liang vaginanya.


Kuciumi bibir dan lehernya dengan penuh nafsu.


Tapi, Fatma mendorong tubuhku agar aku duduk di closet duduk.


Aku pun duduk dengan batang penis yang masih mengacung tegak.


Lalu Fatma mengangkangiku, sehingga kedua pahanya berada dipinggir kiri dan kanan pinggulku.




Secara perlahan dia menurunkan pantatnya dan Blesssshhhh..!!


Batang penisku kembali menyeruak liang vaginanya, menyusuri dinding liang yang tak henti-hentinya memberikan rasa nikmat yang luar biasa.


Fatma menekan pantatnya hingga seluruh batang penisku amblas tertelas oleh liang vaginanya.


Dia menekan terus hingga batang penisku masuk sedalam- dalamnya.


Dan mendiamkannya sesaat.




Kemudian secara perlahan, Fatma mengerakkan pantatnya ke atas-ke bawah, hingga batang penisku mengocok-ngocok dinding liang vaginanya, Kedua tanganku membantu gerakan tubuhnya dengan mengangkat pinggangnya ke atas ke bawah.


Erangan nikmat kembali diperdengarkan Fatma.


“Auw, auw , auw..” dengan nafas yang terengah-engah oleh nafsu yang menguasai dirinya.


Semakin lama gerakan pantat Fatma berubah menjadi lonjakan-lonjakan yang cepat




tak terkendali, Hingga akhirnya kedua tangannya mencengkram bahuku dan menjerit sambil melentingkan tubuhnya.


“Aakkkkkkh..!!” Rupanya Fatma telah memperoleh orgasmenya kembali.


Fatma menghempaskan tubuhnya dengan memeluk erat tubuhku.


Tubuh itu benar-benar mulus luar biasa, basah dan mengkilat serta licin oleh sabun.


Tak lama kemudian tubuh itu kembali bergerak-gerak, agar




batang penisku, yang masih tertancap kokoh di liang vaginanya kembali mengaduk- aduk liang vaginanya.


Beberapa saat berselang, hanya beberapa menit saja, kembali tubuhnya kejang-kejang dan menjerit nikmat meraih orgasme tuk kesekiankalinya,


Pekiknya menit kembali mengocok-ngocok vaginanya, dan aku merasa badai gelombang orgasme akan menghantamku, Maka aku lalu berdiri tegak sambil mengangkat


“Akkkkkssssss..!!”


nikmat, kemudian, bergoyang


Beberapa Fatma




tubuhnya, berjalan menghampiri dinding kamar mandi, kusandarkan tubuhnya ke dinding dan kulepaskan kakinya agar berdiri berjinjit.


Kemudian dengan gerakan pantat yang cepat, keras dan kaku, aku mulai mengocok batang penisku di dalam liang vagina Fatma, Kenikmatan yang kudapat dalam posisi seperti ini sungguh luar biasa, Apalagi posisi berdiri seperti merupakan posisi favoritku, karena aku bisa mendapatkan sensasi kenikmatan orgasme yang luar biasa nikmat.




Fatma sepertinya paham, bahwa aku akan mencapai orgasme, Maka dia pun membalas gerakanku dengan tak kalah serunya, hingga akhirnya secara bersamaan kami pun menjerit meraih orgasme.


“Aaaakkkkkhsss..!!” Cret, cret, cret..!!


Spermaku pun terpancar dengan deras ke seluruh rongga liang vaginanya.


Beberapa saat tubuh kami diam terpaku sambil saling berpelukan, sementara shower




terus mengguyur tubuh kami berdua.


Guyuran air shower dengan cepat memulihkan kesegaran kami, Kami pun melanjutkan mandi sampai selesai disertai dengan cumbuan-cumbuan mesra.


Kami kemudian berpakaian, dan betapa kagetnya Fatma, karena ternyata waktu telah menunjukkan jam tujuh malam.


Tapi di benaknya langsung tercipta alasan, yang bisa diterima oleh suaminya tentang




keterlambatannya pulang ke rumah.


Tak lama kemudian Fatma pun pamitan dan menolak diantar olehku, ‘untuk menghindari curiga orang lain’ katanya.


-----oOo-----


Peristiwa yang ketiga persetubuhanku dengan Fatma, benar-benar telah mengikat akal sehat Fatma.




Dia tak mampu lagi lepas dari pesona seksual yang didapatnya dariku dan dia benar-benar nekad, Sehingga kerap selalu


mencuri-curi


kesempatan,


melepaskan


kepuasan birahi denganku, Baik itu di tempat kostku., atau pun hotel di luar kota.


waktu dan untuk bisa semua hasrat


dengan membuat alasan ‘ada tugas dari kantor’ pada suaminya.


Pernah dia mencoba untuk tidak bercinta denganku selama hampir dua bulan, tapi akhirnya pertahanannya bobol juga,




Karena, kubutuhannya akan kepuasan seksual tidak juga dapat diperoleh dari suaminya, hingga akhirnya kembali dia membuat janji denganku, untuk mengayuh nikmat meraih orgasme di hotel di luar kota.


Dan jika sudah demikian, Fatma pasti 'bermain' bagaikan kuda binal, yang melonjak-lonjak sangat liar tanpa mengenal lelah selama beberapa jam.


Dia akan bergoyang dengan sangat lincah dan erotis, untuk menjemput orgasmenya secara berulang-ulang, hingga akhirnya terhenti, setelah tubuh kami tak




bertenaga lagi karena suluruh persendian seolah-olah dilolosi.


Kami tidak tau, kapan hubungan terlarang alias perselingkuhan ini akan berakhir.


 TAMAT. 


Posting Komentar

0 Komentar