Apa yang terjadi dengan Icha? Malam itu aku tertidur pukul 12 lebih, karena memikirkan apa yang di katakan Dini sore tadi. Makin lama aku pikirkan makin khawatir aku dibuatnya.
Aku benar-benar khawatir kalo Icha hamil.
Besoknya benar saja, akupun kesiangan. Sampai kantorpun masih saja aku pikirkan.. lebih baik ku WA aja langsung.
WA Aku : "Cha.. lu lagi dimana? gw mau tanya"
WA Icha : "Gw udah di sekolah ni kenapa?"
WA Aku : "Gw telfon yak"
WA Icha : "Tar siang aja pas makan siang.. bentar lagi gw ngajar"
WA Aku : "Ya udah.. jamber?"
WA Icha : "11.45"
WA Aku : "Oke"
Sampai waktupun tiba, aku langsung mencoba menelfonnya..
Telfon Aku : "Halo cha.."
Telfon Icha : "Haloo.. kenapa den?"
Telfon Aku : "Gw mau tanya"
Telfon Icha : "Apaaaa?"
Telfon Aku : "Lu hamil yak?"
Telfon Icha : "Ehhh.. gila lo!" Suaranya agak kencang.
Lalu terdengar suara Icha agak gaduh di telfon.
Telfon Aku : "Cha.."
Telfon Icha : "Siall.. gw jadi di omelin ni gara-gara lo.."
Telfon Aku : "Lo lagi dimana emang?"
Telfon Icha : "Di ruang guru tadi.. sekarang di luar"
Telfon Aku : "Lagian lo ngapain kaget sampe teriak gitu.. haha"
Telfon Icha : "Udah aahh.. resek lo"
Telfon Aku : "Ehh bentar cha.. jawab dulu"
Telfon Icha : "Kagakk.. denger dari mana lo?"
Telfon Aku : "Dini"
Telfon Icha : "Ngaco tu bocah.."
Telfon Aku : "Tapi bener lo gak hamil kan?"
Telfon Icha : "Kagaakkkk.. udah ahh"
Langsung saja Icha menutup telfonnya.
"Alhamdulillah.." Gumamku.
Saat sorepun tiba, sekitar pukul 3 sore telfon ku selalu berdering.. tapi karena aku masih ada kerjaan akupun hanya mengabaikannya. Saat pukul 5 sore kulihat HP, dan ternyata ada beberapa panggilan masuk dari Dini dan beberapa chat WA. Aku yang agak panik.. langsung saja ku telfon Dini tanpa membaca Chat WA darinya.
Telfon Aku : "Halo.. sayang.. kok tumben nelfon"
Telfon Dini : "Kaaaaaaaakkkkkkkk.. kakak ngomong apa ke kak Icha?" Nadanya agak keras.
Telfon Aku : "Ngomong apa?"
Telfon Dini : "Tadi siang kakak ngomnog apa ke kak Icha?"
Telfon Aku : "Gak ngomong apa-apa?"
Telfon Dini : "Tadi aku di omelin kak Icha, katanya aku bilang kalo dia hamil ke kakak.. YANG BILANG KAK ICHA HAMIL SIAPAAAAAAAA???!!!!!"
Telfon Aku : "Kan kamu yang bilang.."
Telfon Dini : "Aku gak bilang gitu yaa!" nadanya agak marah.
Telfon Aku : "Masa' sih, perasaan iya deh"
Telfon Dini : "ENGGAK!!!"
Telfon Dini : "Aku gak mau tau ya.. pokoknya kakak tanggung jawab"
Telfon Aku : "Tanggung jawab apa?"
Telfon Dini : "Ya bilang ke kak Icha kalo aku gak pernah bilang begitu.."
Telfon Aku : "Hmmmm.. iya deh entar"
Telfon Dini : "Sekaraaaaaaaaaaaaaaaang!!!!"
Telfon Aku : "Iya-iya sebentar.."
Akupun langsung menghubungi Icha. Dan kami bertiga terhubung dengan Group Phone Call WA.
Telfon Aku : "Halooo.. cha"
Telfon Icha : "Haloo.. apaan nih.. kok nelfon ber tiga?"
Telfon Aku : "Ini.. gw salah, ternyata kemaren Dini gak bilang lo hamil"
Telfon Icha : "Terus siapa yang bilang?"
Telfon Aku : "Ga tau dah.. gw salah denger kali"
Telfon Dini : "Tuh kan bukan aku.."
Telfon Icha : "Hmmmm.. ngigo kali ini si deny"
Telfon AKu : "Haha.."
Telfon Icha : "Ya udah.. kaka minta maap deh, udah marahin kamu tadi"
Telfon Dini : "Gara-gara kak deny nih.."
Telfon AKu : "Haha.. iya deh.. aku minta maap yak."
Telfon Icha : "Hadeehhh.. ya udah deh.. kakak mau mandi dulu.. bye" Langsung saja Icha menutup telfonnya.
Telfon Aku : "Udah ya.. kakak mau beres-beres dulu.. bentar lagi pulang"
Tanpa mengucap kata apa-apa lagi Dini langsung menutup telfonnya.
"Eh.. berarti Icha gak hamil dong.. terus kenapa Dini bilang begitu kemaren? Entahlah" Batinku lagi.
1 minggu sudah berlalu.. hari ini hari sabtu, seperti janji ku minggu lalu, aku akan menemani seno setiap sabtu dan minggu pagi untuk berolahraga di taman.
Aku bangun sekitar jam 5 pagi, setelah bersiap diri aku langsung berjalan menuju rumah seno.
Aku : "Senooo.. seenn.. senoooo" Panggil ku dari depan gerbang rumahnya.
Tak lama kemudian keluarlah Ibu Imah dengan Mukena warna putihnya.
Ibu Imah : "Ehhh.. mass.. ngapain sih manggil-manggil jam segini.. berisik!" Nadanya terdengar kesal.
Aku : "Ehh maaf bu, saya udah ada janji sama seno mau joging bareng"
Ibu Imah : "Ya gak usah teriak-teriak gitu dong.. orang lagi ngaji kan ke ganggu"
Ibu Imah : "Lagian ke rumah orang gak pake salam.. gak sopan kamu!"
Aku : "Maap ibu, saya lupa.. Assalamualaikum.."
Ibu Imah : "Lain kali gak usah teriak-teriak mas.. masih pagi"
Aku : "Maap bu"
Ibu Imah : "Masih pagi udah teriak-teriak aja depan rumah orang" Sambil berjalan masuk kerumah.
Dan tak lama kemudian terlihat seno keluar rumah dengan celana training dan kaos bolanya sambil menenteng 1 botol minum berisi air putih.
Seno : "Mami.. aku jalan dulu yah"
Ibu Imah : "Ohh ya udah.. jangan capek-capek loh ya" Ucap Ibu Imah dari dalam rumah.
Seno : "Iya mi"
Aku : "Widih.. dah siap banget keknya ni"
Seno : "Iya bang.."
Aku : "Gimana kemaren dietnya? aman?"
Sambil berjalan meninggalkan rumah seno.
Seno : "Masih belom sih kayaknya bang.. aku susah kalo ngurangin makan."
Aku : "Kok gitu?"
Seno : "Gak kuat bang.. tapi aku udah gak minum gula lagi seminggu ini bang.."
Aku : "Jadi air putih doang minumnya?"
Seno : "Iya sih"
Aku : "Baguslah itu.. kemajuan namanya.."
Aku : "Tapi mulai minggu depan porsi makanya di kurangin yak.."
Seno : "Hmmm.. iya dah bang.. aku usahain"
Akhirnya setelah sampai taman kamipun mulai lari ringan saja mengelilingi taman. Dan diikuti olahraga ringan seperti situp dan pushup, walaupun hanya olahraga ringan seno tetap berusaha dan semangat mengikuti gerakan ku.
2 jam lebih sudah berlalu, akhirnya aku dan Seno langsung beranjak pulang.. entah kenapa sampai dekat rumah seno aku merasakan ingin buang air kecil.
Aku : "Sen.. abang numpang WC nya bentar boleh gak?"
Seno : "Boleh bang.. masuk aja.. toiletnya di belakang ya bang"
Akupun yang masih berkeringat dengan kaos tipis warna putihku langsung beranjak masuk ke dalam rumah setelah melepas sepatu tanpa menyapa Ibu Imah.
Ibu Imah : "Ehh mau kemana?"
Seno : "Bang deny mau pinjem toilet mah"
Ibu Imah : "Main nyelonong aja.."
Aku : "Maap Ibu, saya mau pinjem toiletnya"
Ibu Imah : "Jangan main nyelonong gitu dong, gak sopan kamu"
Aku : "Maap bu, tadi saya udah minta ijin sama seno"
Ibu Imah : "Iya tapi kan ada orang disini, main nyelonong gitu aja kamu"
Aku : "Maap bu, saya udah gak tahan."
Ibu Imah : "Ya udah sana buruan"
Ibu Imah : "Anak jaman sekarang, sama orang tua gak ada sopan-sopannya."
Aku yang sudah kebelet langsung masuk rumah Seno.. dan kemudian aku agak terkejut melihat seorang bapak-bapak agak gemuk sedang duduk di kursi roda sambil menonton TV di ruang keluarga. Tubuhnya yang agak miring tak bergerak sedikitpun saat melihatku melewatinya.
Aku : "Permisi pak"
"Mungkin itu papinya seno.. kasian juga yah." Batinku.
Di dalam rumah terlihat begitu sederhana, dengan 2 kamar tidur dan ruang keluarga.. serta dapur kecil yang terhubung dengan ruang keluarga dan bersebelahan dengan kamar mandi. Terdapat juga kasur kecil di ruang tamu yang mungkin di pakai untuk bersantai.
Setelah dari kamar mandi aku pun langsung beranjak keluar rumah. Terdengar Ibu Imah sedang berbincang dengan seno di toko buahnya sambil berdiri.
Ibu Imah : "Nak, tadi kamu ngapain aja di taman?"
Seno : "Jogging aja mi, sambil olahraga ringan"
Ibu Imah : "Gak aneh-aneh kan?"
Seno : "Aneh aneh apa sih mi.. orang cuma olahraga doang kok"
Ibu Imah : "Ya udah" Ibu Imah langsung mengakhiri perbincangan sesaat aku keluar rumah.
Sesaat kemudian akupun langsung berpamitan pulang.
Aku : "Sen.. besok kakak jemput lagi kayak tadi ya"
Seno : "Oke kak"
Aku : "Jangan lupa.. nasinya di kurangin.."
Seno : "Siaapppp"
Aku : "Permisi bu, saya pulang dulu.. Wassalamualaikum.."
Ibu Imah : "Waalaikumsalam.." Nadanya masih jutek.
Sampai Kost ku lihat rumah Ibu Kost agak sepi, aku yang kelelahan langsung saja naik ke atas. Setelah mandi aku hanya bersantai saja di kamar sampai saat makan siang aku mulai turun lagi.
Ku ingat Ibu Kost bilang kalau Icha akan pindah ke sini minggu ini. "Mungkin Icha sudah disini" Batinku.
Saat aku turun untuk makan siang.. rumah juga masih terlihat sepi. Dan saat pulang pun keadaan masih sama. Dan karena penasaran akupun langsung menelfon Dini.
Telfon Aku : "Sayang.. kok rumah sepi.. pada kemana?"
Telfon Dini : "Iya kak.. aku sama mamah lagi di rumah kak Icha. Lagi beres-beres mau pindahan.."
Telfon AKu : "Ohh.. ya udah.. kakak nyusul yah.. biar kakak bantuin"
Telfon Dini : "Jangan kakk.. lagi ada suaminya kak Indah.." Suaranya pelan di telfon.
Telfon Aku : "Ohh.. ya udah deh kakak tunggu di rumah aja."
Telfon Dini : "Jangan.. kakak di kamar aja.. nanti suaminya kak Indah bakal ke rumah mamah juga soalnya"
Telfon AKu : "Ohh.. ya udah.. nanti kalo butuh apa-apa kabarin kakak yah"
Telfon Dini : "OK kak"
Telfon Aku : "Wassalamualaikum"
Telfon Dini : "Waalaikumsalam"
Dan akhirnya akupun menghabiskan hari sabtuku hanya tiduran di kamar.
Keesokan harinya, masih sama.. ku jemput seno sekitar pukul 5.30 pagi.
Aku : "Assalamualakum.. Seno.." Suaraku lirih dari gerbang.
Ibu Imah : "Waalaikumsalam" Terlihat Ibu Imah kembali dengan mukena nya keluar dari rumah dengan nada juteknya.
Ibu Imah : "Ehh mas, saya mau tanya.. ngapain sih kamu ngajak-ngajak seno olah raga segala?" Nadanya agak galak.
Aku : "Maap bu sebelumnya.. seno minggu kemarin sempet cerita sih.. katanya pengen kurusan.. makanya saya coba bantu aja"
Ibu Imah : "Seno bisa kok sendiri.. gak perlu bantuan orang lain"
Aku : "Iya sih bu, saya cuma pengen nyemangatin aja kok"
Aku : "Kata seno dia pengen kurus biar gampang nyari kerja, karena abis lulus SMA dia gak mau kuliah.. mau bantuin maminya aja, makanya dia olahraga biar kurusan"
Ibu Imah : "Seno bilang gitu?"
Aku : "Iya bu.. makanya saya coba bantu aja"
Ibu Imah : "Yang bener kamu?"
Aku : "Iya bu.. bener, tanya seno aja ibu kalo gak percaya"
Ibu Imah : "Awas kamu ya kalo ngajak anak saya aneh-aneh" Entah kenapa Ibu Imah masih terus curiga padaku.
Aku : "Enggak bu"
Ibu Imah : "Ya udah.. bentar saya panggil seno nya" Sambil berjalan masuk ke rumah masih dengan suara judesnya.
"Posesif banget ama anak sendiri" Batinku.
Tak lama kemudian terlihat Seno keluar dari rumah dengan sepatu olahraga dan botol mineralnya lagi.
Seno : "Mami.. aku keluar dulu yah"
Tak terdengar suara Ibu Imah.
Setelah 2 jam-an kami berolah raga di taman kamipun langsung pulang. Setelah sampai rumah Seno tak kulihat Ibu Imah di Toko. "Mungkin sedang di dalam" Gumamku.
Aku : "Abang langsung pulang ya sen.."
Seno : "Oke bang.."
AKu melewati rute yang biasanya, rute yang melewati rumah Icha.. Saat aku sampai rumah Icha ku intip dari gerbang.. tak terlihat seorangpun di dalam. Hanya beberapa kardus.. yang bertumpuk di depan pintu. Aku yang masih kelelahan langsung saja berjalan pulang ke rumah.. Sampai rumah juga terlihat begitu sepi. "Pada kemana? padahal udah hampir jam 9" Batinku. Aku yang masih kelelahanpun langsung saja naik ke atas.
Saat siang hari saat aku akan mencari makan siang, kulihat pintu rumah ibu kost terbuka. Terdengar juga suara orang yang agak ramai di dalam. "Rame banget" Gumamku. Saat kembali dari warteg pun masih sama.. suara yang masih ramai di rumah Ibu Kost. Aku yang penasaran langsung ku WA Dini.
Wa Aku : "Rame banget di bawah.. ada acara apaan?"
Wa Dini : "Anaknya kak Indah ulang tahun"
Wa Aku : "Ohh.. kamu ngasih kado?"
Wa Dini : "Enggak"
Wa AKu : "Jadi tante kok pelit"
Wa Dini : "Aku lupaaaaa.."
Wa Aku : "Haha.. ya udah deh.. kakak mau tidur aja"
Wa Dini : "Ya udah.. huuu"
1 Minggu sudah berlalu lagi..
Sabtu pagi seperti biasa aku terbangun sekitar pukul jam 5 pagi, karena memang aku ada janji dengan seno.. setelah berbenah akupun langung berjalan menuju rumahnya.
Aku : "Assalamualakum Senoo.."
Tak lama Ibu Imah keluar lagi dengan mukena putihnya.
Ibu Imah : "Waalaikumsalam.. bentar mas"
Aku : "Ohh iya ibu.."
Ada satu hal yang mungkin aku mengerti dari Ibu Imah, sosok yang bertanggung jawab atas masa depan keluarganya. Ada dimana aku memahami bahwa Ibu Imah begitu protektif terhadap anaknya.. mungkin karena Seno anak satu-satunya dan juga seno merupakan harapan besar untuk keluarganya. Itu mengapa terkadang seno begitu di manja dan di jaga olehnya.
Begitu juga saat seno bermain denganku. Ibu Imah yang masih curiga dengan ku tak mau anaknya berbuat sesuatu yang tak sewajarnya.
Makin lama akupun mulai memaklumi sikap Ibu Imah padaku.
Seno : "Bang.."
Aku : "Oyy.. wih semangat banget keknya"
Seno : "Iya ni bang.. beratku turun nih"
Aku : "Serius sen?"
Seno : "Iyak.. turun 2 kilo loh bang 2 minggu ini.."
Aku : "Wihh keren"
Seno : "Haha.. berkat abang deny nih.. makasih ya bang"
Aku : "Enggak lah.. berkat usaha kamu itu.. haha"
Seno : "Haha.. kemaren udah ngurangin nasi sih bang.. sama aku sering situp pushup kalo mau tidur sama abis bangun tidur"
AKu : "Kereeeeeeeennn.. gitu dong.. mantab"
Seno : "Haha.."
AKu : "Ya udah yok"
Sesaat kami akan pergi ku lihat Ibu Imah mengintip kami yang masih berbincang di gerbang rumahnya. "Mungkin Ibu Imah masih curiga padaku" Batinku. Dan Kami pun langsung berjalan meninggalkan rumah Ibu Imah.
Aku : "Sen, papimu tu dulu kerja apa sih?"
Seno : "Ohh papi, dulu orang kantoran biasa aja seteauku"
Aku : "Kalo mami kamu?"
Seno : "Mami dulu punya cathering di rumah, tapi rumah yang lama"
Aku : "Ohh.. sekarang udah gak lagi?"
Seno : "Udah enggak, modalnya udah abis kata mami.. kam mami sempet ketipu juga"
Aku : "Kok bisa?"
Seno : "Gak tau, katanya di tipu temennya gitu pas jualan cathering"
Aku : "Ohh.. kasian juga yah mami kamu"
Seno : "Iya bang"
Aku : "Emang jualan buah cukup ya buat sehari-hari?"
Seno : "Buat sehari-hari sih cukup bang.. cuma aku kurang tau juga"
Aku : "Ohh gitu.."
Seno : "Kenapa sih bang?"
Aku : "Enggak.. btw rumah kamu ngontrak apa rumah sendiri?"
Seno : "Kayaknya sih ngontrak ya bang, Setau aku dulu mami sempet minjem duit ke saudaranya papi.. kayaknya buat bayar kontrakan"
Aku : "Ohh.."
Aku : "Ya udah, kamu semangat ya sen, biar bisa bantu mami kamu kelak"
Seno : "Iya bang.."
Aku : "Btw kalo kamu atau keluargamu butuh bantuan apapun bilang ke abang yak.. siapa tau abang bisa bantu"
"Entah kenapa aku malah menawarkan diri lebih jauh ke seno" Batinku.
Aku : "Iya bang, makasih"
Setelah kami berada di taman hampir 3 jam, kamipun langsung beranjak pulang.. sampai malam tiba aku berencana dengan Dini untuk keluar jalan-jalan.
Waktu sudah pukul jam 6 sore, akupun bersiap diri sebelum berangkat. Sampai bawah aku langsung mengetuk pintu.. dan tak lama Dinipun langsung membukakan pintu. Terlihat Dini dingan jilbab panjang yang menggantung di leher dengan kaos lengan panjang warna hitam, celana jeans dan sepatu putihnya.
Aku : "Yok.."
Dini : "Hayok.. kita kemana?"
Aku : "Taman?"
Dini : "Ihhh.. udah cantik gini masak cuma ke taman!"
Aku : "Mau kemana?"
Dini : "Terserah.."
Aku : "Hadehh.. mulai deh"
Dini : "Ke mall aja"
Aku : "Jangaannn.. jauh"
Dini : "Terus kemana?"
Aku : "Kita ke taman ***** aja, kan rame tuh kalo malem minggu"
Dini : "Yang di jalan ****"
Aku : "Iyah"
Dini : "Ya udah yok"
Aku : "Tapi nanti jajannya jangan banyak-banyak yah"
Dini : "Lagi gak punya duit yaaa? haha"
Aku : "Kakak belom gajian niiii"
Dini : "Ya udah, aku sih gapapa.. yang penting sama kakak"
Akupun tersenyum lebar mendengarnya.
Aku : "Ehh mama kamu sama Icha dimana?"
Dini : "Mamah Ada tuh, lagi nonton TV.. kalo kak Icha tadi jalan sama temen nya"
Aku : "Jalan?"
Dini : "Iya.. tau tuh, mentang-mentang udah janda.. udah ngerasa bebas lagi kayaknya"
Entah kenapa ada rasa cemburu aku mendengarnya.
Aku : "Jalan kemana?"
Dini : "Gak tau"
Aku : "Temennya cewek apa cowok?" Tegasku.
Dini : "Gak tau.. tadi di jemput sama mobil"
Aku : "Ohh.." Begitu penasarannya aku, sampai aku terdiam sesaat.
Dini : "Kakk.. udah pesen G*car nya belom?"
Aku : "Ehh iya lupa"
Dini : "Makanya kakak beli mobil.. biar gak repot"
Aku : "Duit dari manaaaaa? Gaji kakak aja cuma bisa buat jajanin kamu di pinggir jalan!" Suara ku agak kesal.
Dini : "Haha.. iya deh, aku juga gak butuh di jemput mobil kok.. yang penting sama kakak.. walaupun kita jalan kaki selamanya"
Aku : "Mulaiii.."
Dini : "Haha"
Setelah sampai di jalan ****, kami pun hanya berjalan-jalan mengitari taman yang terlihat begitu banyak orang dan pedagang disana. Setelah membeli beberapa cemilan kami hanya duduk sambil menikmati orang lalu lalang di sekitar.
Aku : "Kak Icha kalo lagi di rumah ngapain aja?"
Dini : "Di kamar doang dia mah"
Aku : "Masa' gak ngobrol sama kamu?"
Dini : "Jarang"
Aku : "Abis pulang sekolah emang gak ngapa-ngapain?"
Dini : "Enggak, paling kalo lagi sama-sama sekolah online ya baru ngobrol"
Aku : "Gitu doang?"
Dini : "Ya iya.. emang mau ngapain?"
Aku : "Terus, ngobrol apaan biasanya?"
Dini : "Gak ada kakk.. biasa aja, emang dari dulu gitu kok"
Aku : "Ohhh.."
Dini : "Ngapain sih nanya-nanya kak Icha?"
Aku : "Gapapa.. tadi kak Icha keluar pake jilbab gak?"
Dini : "Pake lahh.. mana berani dia keluar gak pake jilbab"
Aku : "Tadi di jemput pake mobil apa?"
Dini : "Ihhh.. kok malah ngomongin kak Icha sih"
Aku : "Haha.. kakak penasaran aja, ya udah.. kamu mau makan apa?"
Dini : "Terserah.."
Aku : "Nahh mulai lagi nih"
Dini : "Terserah kakak aja.."
Aku : "Nasi Goreng?"
Dini : "Gak ah.."
Aku : "Bakso ya?"
Dini : "Pengen nasi"
Aku : "Ya udah ayok.."
Dini : "Makan apa?"
Aku : "Pecel lele.." Sambil ku tarik tangannya.
Dini : "Hmmm.." Mukanya masih kesal.
Setelah berjalan-jalan kurang lebih 3 jam kami pun pulang. Sampi rumah sekitar pukul 9.30 malam.. sesaat kami membuka gerbang..
Icha : "Darimana?" Icha yang sedang duduk di teras bawah seperti sedang menunggu kami.
Dini : "Jalan lahh"
Icha : "Kemana?"
Dini : "Ada dehhh"
Icha : "Ishh.."
Tanpa mengucapkan sepatah katapun aku langsung naik ke atas.
Icha : "Den.." Memanggilku yang sudah di tangga.
Aku : "Ha?"
Icha : "Kok langsung naik?"
Aku : "Capek gw cha.." Sambil terus berjalan mengabaikan Icha
0 Komentar