"Icha mau ngomongin apa?" Batinku.
Ibu Kost : "Masuk dulu yuk.. di obrolin di dalem"
Sesaat kami berempat duduk di meja makan.
Dini : "Ada berita apa kak?"
Icha : "Kasih tau gak yah.."
Dini : "Ihh apaan sih?"
Icha : "Haha.. kakak di cerai mas iyan"
Dini : "Hah? kakak serius?"
Icha : "Iya.."
Ibu Kost : "Tadi mamah dah dapet kabarnya pas kita di mall.. makanya mamah langsung minta pulang"
Dini : "Ohhh.. pantes gak jadi"
Aku : "Gak jadi apa?"
Dini : "Gak ada.. haha"
Dini : "Terus ceritanya gimana kak?"
Icha : "Kan hari kamis kemarin kakak ngajuin ke pengadilan agama.. nah semalem mas iyan WA.. katanya baru nerima suratnya kemaren.."
Icha : "Terus tadi siang kakak telfon mas iyan.. sempet ngobrol panjang sih.. katanya dia sadar juga udah ninggalin kakak lama.. tapi akhirnya mas iyan setuju kita pisah tapi dengan syarat"
Dini : "Syaratnya apa?"
Dini : "Aku gak paham.."
Icha : "Haha.. intinya nanti rumah ini kita jual"
Dini : "Kok di jual?"
Icha : "Iya.. kan dulu kakak belinya berdua sama Iyan"
Dini : "Ohh.. gitu"
Icha : "Iya"
Dini : "Tinggal sekamar sama aku lagi?"
Icha : "Enggak lah.. kakak tidur di kamar deny"
Dini : "Ihh enak aja.. mending kakak yang tidur di kamar ku.. aku yang tidur sama kak deny"
Icha : "Huuu maunya.. hahah.. kan masih ada kamar kak Indah.. nanti kakak tinggal di kamar kak Indah paling"
Ibu Kost : "Ehh.. sidangnya kapan sayang?"
Ibu Kost : "Ohh ya udah.. nanti mamah temenin yah"
Icha : "Oke mah.."
Dini : "Terus kakak pindah kapan?"
Icha : "Paling bulan depan"
Ibu Kost : "Ya udah.. nanti kalo udah mau pindah.. kabarin mamah ya.. biar mamah bantu beres-beres"
Icha : "Iya mahh.."
Waktu sudah jam 5 sore.
Ibu Kost : "Hmmm.. ya udah pulang yuk.. udah sore nih"
Dini : "Ngapain sih mah buru-buru banget.. Mamah mau nyoba mainannya yahhh?"
Ibu Kost : "Enggakkk.. mamah pengen mandi"
Ibu Kost : "Enggak ahhh.. di rumah aja.."
DIni : "Mamah makin nakal ihh.."
Setelah Icha pergi.. kami berduapun duduk bersebelahan di sofa depan TV.
Aku : "Mamahmu udah tau kita jadian?"
Dini : "Udah.. semua juga udah tau" Sambil bersandar di pundak padaku.
Aku : "Ohh.. baguslah kalo gitu"
Dini : "Kak.."
Aku : "Hmm?"
Dini : "Kenapa kakak mau sih.. sama mamah?"
Aku : "Kenapa nanya itu?"
Dini : "Gak tau.. penasaran aja.. mamah kan udah tua"
Aku : "Kakak juga gak tau.."
Dini : "Kok gak tau?"
Aku : "Kakak bingung jawabnya.."
Dini : "Apa karena mamah masih cantik?"
AKu : "Bisa jadi sih.. mamahmu emang cantik kan"
Dini : "Iya sih.. mamah sering ke salon juga"
Aku : "Emang mamah kamu gak cerita?"
AKu : "Ya begitu lah." Aku sambil senyam-senyum membayangkan pertama kali dengan Icha.
Dini : "Begitu gimanaaa?"
Aku : "Kakakmu mancing-mancing pake daster doang pas nemuin kakak di ruang tamu.. ya kakak gak tahan lah.. haha"
Dini : "Kakak nafsuan banget sih.."
Aku : "Kak Icha tuh yang mulai duluan.. kakak mah diem aja tadinya"
Dini : "Nakal.. huu" Sambil mencubit hidung ku.
Aku : "Aduuhh.. sakit" Ku balas juga mencubit hidungnya
Dini : "Haha.."
Kami hanya duduk-duduk sambil bergurai depan TV..
Dini : "Kak jalan yuk.."
Aku : "Ngapain?"
Dini : "Jajan apa kek.. sambil duduk-duduk gitu.. bosen nih"
Dini : "Kak Ichaaaa... kita keluar dulu yaahh" Dini berteriak.
Icha : "Kemana?"
Dini : "Ke taman kak.."
Icha : "Nanti ke sini lagi gak?"
Dini : "Enggak kak.. nanti langsung pulang kayaknya"
Icha : "Ya udah.. pintu gerbang jangan lupa di tutup yah"
Kamipun beranjak dari rumah Icha menuju Taman dengan Dini yang mengenakan kaos dan tas kecilnya, sedangkan aku menenteng plastik hitam belanjan Dini tadi.
Sampai sana, terlihat hanya segelintir pedagang sedang berjualan. Yang Ku kira akan ramai tapi ternyata tidak juga.. mungkin hanya taman komplek makanya sepi.
Dini : "Mauuu.."
Setelah jajan kamipun duduk di kursi pojok taman berdua yang hanya di sinari lampu taman yang agak redup.
Aku : "Ehh.. tadi cerita kamu belom selesai"
Dini : "Yang mana?"
Aku : "Yang tadi.."
Dini : "Males ah kak.. capek cerita muluk"
Aku : "Yee.. ya udah"
Dini : "Ngambek ya?"
Aku : "Ngapain ngambek.."
Dini : "Aman kak.."
Aku : "Yakin?"
Dini : "Iyaa.. kenapa sih?"
Aku : "Kakak takut sekolahmu berantakan gara-gara mamahmu"
Dini : "Emang mamah ngapain?"
Aku : "Kakak sebenernya gak suka kalo kamu ngikutin mamahmu begitu.."
Dini : "Begitu gimana?"
AKu : "Ya makin rusak begitu.."
Dini : "Iya sih.. Aku juga sebenernya agak takut kak liat mamah yang sekarang"
Aku : "Makanya.. kalo kamu di ajak aneh-aneh jangan mau yah.. Kamu kan udah gede.. kamu harus tau kalo itu bukan hal yang harus di tiru"
Dini : "Iya kak.."
Aku : "Mulai sekarang kamu janji dulu sama kakak.. kamu gak akan ngikutin mamahmu yang aneh-aneh"
Dini : "Iya aku janji"
Kami berdua hanya duduk-dudduk sambil menatap orang lalu lalang. Entah kenapa aku rasa aku makin dekat dengan Dini setelah kejadian minggu lalu.
Aku : "Kakak mau tanya dong sama kamu?"
Dini : "Apa kak?"
AKu : "Perasaan kamu gimana sih sayang.. setelah kamu udah gak perawan lagi?"
Dini : "Tadinya sih masih sedihi.. tapi sekarang mah udah biasa aja"
AKu : "Biasa gimana?"
Dini : "Ya aku iklasin aja.."
Aku : "Kamu sayang kan sama kakak?"
Dini : "Sayang.. makanya aku iklas kak"
Aku yang sambil menatap mata Dini, ku dekatkan bibirku ke wajahnya dan sambil tersenyum langsung ku cium bibir Dini dengan lipstik merahnya.. sambil memejamkan mata Dini pun membalas ciumanku. Ku pegang lembut pahanya yang hanya tertutup rok mini. Kamipun berciuman seperti seorang kekasih sesungguhnya.. tanpa ada batasan lagi. Setelah beberapa detik ku lepaskan bibirku.
Dini : "Aku juga sayang sama kakak.."
Aku : "Pulang aja yuk"
Aku : "Tar kalo ujan lagi basah semua malah. belanjaan mu ini juga ikut basah nanti"
Dan kami pun langsung berjalan pulang dengan keadaan yang agak basah.
0 Komentar